Sinopsis Crush Episode 18

Gara-gara MP3 hilang, para pegawai hotel dikerahkan untuk mencari benda itu di seluruh ruangan... Hingga akhirnya mereka berhasil menemukan benda itu terselip di bawah ranjang. Nian Qin pun akhirnya bisa lega.

 

Setelah membaca berita kerja sama antara perusahaannya Nian Qin dengan perusahaan Toro, Wu Yan jadi percaya dan yakin kalau tujuan Nian Qin datang ke kota ini murni untuk bisnis dan bukan untuk mencarinya.

Tapi Cheng Yin tetap berusaha menasehatinya untuk bertemu dan bicara dengan Nian Qian untuk memastikan dengan jelas tentang bagaimana perasaan mereka terhadap satu sama lain sekarang. Siapa tahu cinta lama mereka akan bersemi kembali.

Tapi Wu Yan keukeuh menolak, meyakini kalau Nian Qin benar-benar sudah tidak punya perasaan apa pun padanya sekarang. Lagipula sekarang Nian Qin statusnya sudah beda, dia orang elite. Kalau dia mencari pasangan, pasti dia akan mencari pasangan yang sederajat.

Nian Qin hari ini mengunjungi kantor Toro dan yang tidak dia ketahui, salah satu pegawai di sana adalah Wei Hao, dia tentu saja tidak mengenali wajah Wei Hao. 

Xu Qian mengajak Wu Yan ketemuan di cafe dekat kantor Toro dan memberitahu Wu Yan bahwa dia mau melakukan operasi refraktif. Selama ini dia harus selalu pakai kacamata dan lensa kontak, dan itu sama sekali tidak nyaman. 

"Tidak ada yang lebih baik daripada menggunakan penglihatanmu sendiri." Ujar Xu Qian. Ucapannya itu kontan membuat Wu Yan termenung memikirkan Nian Qin yang tidak bisa melihat selama bertahun-tahun.

Nian Qin hendak pulang saat tiba-tiba dia melihat Wu Yan di trotoar. Dia langsung menyuruh supirnya menepi, tapi dia turun dan hanya melihat Wu Yan dari kejauhan. Wu Yan tidak melihatnya karena dia sedang memejamkan mata.

Namun tiba-tiba Wu Yan menatap ke arahnya, Nian Qin refleks memalingkan muka padahal Wu Yan bahkan tidak melihatnya. Pfft! Wu Yan cuma sedang memanggil taksi yang lewat.


Maka Nian Qin pun menyuruh supir untuk membuntuti Wu Yan. Langit sudah gelap saat dia melihat Wu Yan turun di suatu tempat yang sangat minim penerangan. Padahal Wu Yan takut gelap, jadilah dia harus mengayunkan senter HP-nya ke sana kemari untuk memastikan keamanannya tanpa sedikit pun menyadari Nian Qin yang membuntutinya di belakang. 

Nian Qin awalnya bingung Wu Yan mau pergi ke mana di tempat segelap ini. Tapi kemudian dia melihat Wu Yan lari masuk ke sebuah apartemen, dia langsung sadar kalau Wu Yan tinggal di sini.

 

Untuk tesisnya, Wu Yan meneliti tentang autisme pada seorang anak autis bernama Xiao Jie, sekalian membantu orang tua anak itu untuk mengobati anak itu. Dia hendak membawa Xiao Jie keluar saat tiba-tiba Wu Yu muncul lagi di hadapannya, kebetulan dia lewat di sana. Terlepas dari pertemuan pertama mereka yang gagal, tapi sepertinya dia benar-benar naksir Wu Yan.

Tapi dari pertemuan itu, Wu Yan mengetahui dari Wu Yu bahwa jam tangannya Nian Qin yang dipakainya ini ternyata adalah jam tangan super mewah yang aslinya saja tidak bisa didapatkan di dalam negeri. Canggung, Wu Yan berbohong kalau yang dia pakai ini yang versi KW. (Pfft! Berarti yang dipakai Nian Qin tuh yang KW)

Di Toro, Wei Hao akhirnya menunjukkan dirinya pada Nian Qin dan memberinya bahwa selama 3 tahun ini, hidup Wu Yan tidak berjalan dengan baik. Nian Qin tidak menjawabnya, namun sebenarnya dia tahu, malah dia tahu semuanya.

Hari ini Wu Yan menggantikan seorang rekannya untuk melakukan siaran siang. Pada saat yang bersamaan, kebetulan Nian Qin sedang dalam perjalanan dan supirnya menyalakan radio, tepat di siarannya Wu Yan saat Wu Yan membacakan surat pendengar yang bercerita tentang kisah cintanya.

Mengomentari kisah cinta pendengar itu, Wu Yan pun berkata. "Jangan pernah merasa kau tidak pantas mendapatkan cinta. Katakan saja dengan lantang, mengutip moto pribadiku, 'aku mungkin jelek, tapi bagaimana jika pihak satunya buta'?"

Mendengar itu, Nian Qin langsung menyuruh supirnya untuk membawanya ke KFC terdekat, hanya untuk mengenang saat dia pertama kali ke KFC bersama Wu Yan dulu.


Melihat Wu Yan galau menatap jam tangan super mahal itu, Cheng Yin menyemangatinya untuk pergi menemui Nian Qin saja dengan alasan mau mengembalikan jam tangan itu.

Cheng Yin mengingatkan Wu Yan untuk tidak egois memandang masalahnya sendiri. Nian Qin juga memiliki kesulitannya sendiri. Saat Ayahnya Wu Yan meninggal dunia, Ayahnya Nian Qin juga hampir mati. Di balik sikap sombongnya, Nian Qin sebenarnya orang yang selalu merasa insecure.


Sama seperti Cheng Yin, Xu Qian juga memaksa Wu Yan untuk pergi menemui Nian Qin untuk membicarakan masalah di antara mereka, bicarakan perasaan mereka pada satu sama lain. Atau jika benar-benar sudah tidak ada perasaan lagi di antara mereka, maka berikan pengakhiran yang benar terhadap hubungan mereka. 


Berkat bujukan teman-temannya itulah, Wu Yan akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan kartu namanya Nian Qin dan menghubungi nomornya. Namun yang mengangkatnya malah sekretarisnya karena Nian Qin sedang rapat sekarang.

Tapi tidak masalah jika Wu Yan mau datang menemui bosnya sekarang, hanya saja dia harus menunggu rapat selesai. Oke! Wu Yan pun bergegas pergi ke hotel tempat Nian Qin menginap. Rapatnya masih belum selesai saat itu, jadi Sekretaris Qin mengantarkannya untuk menunggu di sofa.

Tapi rapatnya lama sekali, Wu Yan lama-lama bosan menunggu. Nian Qin akhirnya selesai rapat tak lama kemudian. Begitu Sekretaris Qin memberitahunya tentang kedatangan Wu Yan, dia langsung menyuruh Sekretaris Qin untuk pergi duluan menggantikannya membawa para rekan mereka makan malam di restoran.

Tapi Wu Yan malah sudah tertidur di sofa saking bosannya menunggu. Nian Qin terpesona menatap wajah damai Wu Yan dalam tidurnya. Dia mencoba membisikkan nama Wu Yan, tapi Wu Yan benar-benar tertidur lelap.


Maka sepelan mungkin dia membopong Wu Yan, dan saat itulah Wu Yan tiba-tiba menggumamkan nama Nian Qin dalam tidurnya, membuat Nian Qin tersenyum tipis teringat dulu saat dia pertama kali membopong Wu Yan saat Wu Yan sakit.


Nian Qin pun membaringkan Wu Yan di ranjangnya lalu menggunakan ujung jarinya untuk menelusuri wajah Wu Yan yang kontan membuatnya teringat tentang bagaimana dulu Wu Yan mengajarinya untuk meraba wajahnya.

Saat jarinya sampai ke bibir Wu Yan, tiba-tiba dia ingin menciumnya, tapi ragu. Tapi sedetik kemudian dia mantap sedikit menengadahkan wajah Wu Yan lalu mencuri ciuman darinya. 

Nian Qin senang. "Jadi begini rasanya mencuri ciuman. Tidak heran kau sangat suka melakukannya."

Nian Qin tergoda untuk menciumnya lagi, namun tiba-tiba Wu Yan bergerak dalam tidurnya dan itu kontan membuat Nian Qin sadar, dia sontak kesal dengan dirinya sendiri dan bergegas ke toilet untuk menenangkan diri. Dia mencopot jam tangannya lalu mencuci mukanya sebelum kemudian pergi meninggalkan Wu Yan untuk menemani para anak buahnya makan malam.


Saat Wu Yan terbangun tak lama kemudian, sudah tidak ada siapa-siapa di sana. Dia langsung mencari-cari keberadaan Nian Qin, tapi cuma menemukan jam tangannya Nian Qin di wastafel. Mengira itu miliknya, Wu Yan langsung saja mengambilnya dan memutuskan pergi dari sana.

Nian Qin baru kembali saat hari sudah petang dengan membawakan makan malam untuk Wu Yan, tapi malah mendapati Wu Yan sudah menghilang. Saat itulah Nian Qin baru sadar kalau dia tidak memakai jam tangannya.


Dia langsung mencari ke wastafel tempat terakhir dia menaruh jam itu, tapi tidak ada. Sekretaris Qin sampai harus kerepotan mencari benda itu dan menemukannya terjatuh di bawah sofa tempat Wu Yan tidur tadi. 

Dan Nian Qin langsung sadar kalau jam yang ini bukan yang selama 3 tahun ini dia pakai. Itu jam tangannya yang asli yang selama ini dipegang sama Wu Yan. Nian Qin sontak frustasi menyadari apa tujuan kedatangan Wu Yan tadi. Wu Yan mau mengembalikan jam tangannya dan memutus segala hubungannya.

Wu Yan baru selesai makan mie instan saat dia baru menyadari kalau dia sudah salah ambil jam tangan. Nian Qin menelepon saat itu, Wu Yan asal saja mengangkatnya dan sontak canggung begitu mendengar suara Nian Qin.

Nian Qin menyapanya dengan pura-pura tak tahu kalau Wu Yan tadi datang, mengklaim bahwa dia barusan mendengar dari sekretarisnya (Pfft! Padahal udah curi-curi ciuman). Dia langsung to the point menanyakan apa tujuan kedatangan Wu Yan.

Wu Yan bingung harus jawab apa, tapi Nian Qin terus mendesaknya untuk menjawab. Akhirnya Wu Yan asal saja menyembur. "Kapan kau akan mengundangku ke pernikahanmu?" (Wkwkwk! Wu Yan sontak menyesali apa yang barusan keluar dari mulutnya itu)

Nian Qin kesal. "Kau sudah tidak sabar menungguku untuk menikahi orang lain?"

"Tidak, tidak, tidak! Bagaimana bisa aku berharap kau menikah dengan orang lain?" Refleks Wu Yan. (Pfft! Wu Yan lagi-lagi, langsung menyesali ucapannya sendiri)

Nian Qin langsung sumringah mendengarnya. "Oooooh... apa kau sudah makan?"

"Sudah... eh belum."

"Jadi kau sudah makan atau belum?"

"Sudah makan tapi... belum kenyang." (Pfft! Nggak jelas)

Nian Qin makin senang mendengarnya dan langsung mengajaknya makan malam bersama. Oke! Wu Yan langsung setuju tanpa ragu.


Nian Qin mengajaknya ke restoran hotpot. Tapi mereka malah cuma duduk diam dengan canggung. Wu Yan duluan yang akhirnya berinisiatif memecahkan kecanggungan di antara mereka dengan menanyakan apakah Nian Qin tidak nyaman di tempat seramai ini. Nian Qin menyangkal, dia sudah terbiasa berkat pelatihan dari Wu Yan dulu.

Mereka jadi canggung lagi setelah itu, Wu Yan mau makan tapi terganggu sama rambutnya yang terurai. Dia mengaku terburu-buru keluar tadi sehingga dia lupa membawa ikat rambut. Nian Qin sontak senang mendengarnya keluar terburu-buru... yang itu artinya Wu Yan sudah tidak sabaran untuk bertemu dengannya.

Tapi Nian Qin tidak ikutan makan (sudah makan soalnya) dengan alasan kalau dia tidak pernah dilatih makan pedas sama Wu Yan. Tak sengaja tangan mereka bersentuhan saat Nian Qin membantunya mengambilkan tisu, Wu Yan jadi tambah canggung.


Tapi akhirnya dia memutuskan untuk berhenti berbasa-basi dan to the point meminta maaf atas kata-kata menyakitkan yang pernah dia ucapkan pada Nian Qin saat mereka putus dulu. Dan Nian Qin langsung memaafkannya. Semudah itu dia memaafkan Wu Yan sampai Wu Yan bingung sendiri dibuatnya.

Bersambung ke episode 19

Post a Comment

0 Comments