Sinopsis Lucky's First Love Episode 11 - 3

Sinopsis Lucky's First Love Episode 11 - 3

Keesokan harinya Xia Ke sedang tanding kendo dan sukses mengalahkan lawannya. Tiba-tiba Yao Qing muncul dan langsung melawannya dengan ganas. Dia dengar kalau Xia Ke belakangan ini mood-nya lagi buruk sampai menakuti semua orang di perusahaannya. Apa yang terjadi?


Tapi Xia Ke menolak mengatakan apapun dan berbohong tidak ada apa-apa. Yao Qing pun tak bisa memaksanya, jadi terima saja jawaban Xia Ke itu dan mengalihkan topik ke masalah kerja sama kedua perusahaan dan menanyakan pendapat Xia Ke tentang kontrak kerja sama yang sudah dia kirimkan.

Menurut Xia Ke ada sedikit masalah di bagian pendanaan. Nanti departemen keuangannya akan mengirimkan copy dokumennya. Dan tepat saat itu juga, Xing Yun muncul dengan membawa dokumen yang dimaksudnya.

Hah? Jadi Xing Yun orang dari departemen keuangan yang Xia Ke maksud? Xing Yun multi talenta sekali yah. Dia bisa jadi animator, perencana, asisten presdir dan sekarang akuntan juga.

"Bukan begitu, Nona Yao. Anda salah paham. Saya cuma kurir." Ujar Xing Yun. Diam-diam dia membatin sinis. Yah, apa boleh buat. Hanya dia satu-satunya di perusahaan yang berani mengantarkan dokumen ini ke Xia Ke.

Yao Qing terus saja menatapnya lalu tiba-tiba saja dia mengajak Xing Yun untuk mencoba kendo mumpung di ada di sini. Xing Yun langsung ngeri, nggak deh, dia tidak pintar dalam olahraga.


Tapi Yao Qing ngotot dengan alasan Xing Yun kebanyakan bekerja di balik meja, jadi dia harus rajin olahraga. Pelatih mereka sangat bagus loh. Dia dan Xia Ke baisanya dilatih olehnya. Xia Ke langsung setuju dan meminta pak pelatih untuk mengajari Xing Yun beberapa gerakan.

Tapi Xing Yun benar-benar payah dan kesulitan melakukan ajaran pak pelatih. Maka Xia Ke langsung saja mengambil alih tugas pak pelatih. Tapi dia melatih Xing Yun cara memegang pedang kayunya dengan benar seperti sedang memeluk pacar yang jelas saja membuat Xing Yun gugup dan Yao Qing cemburu.


Usai latihan kendo, Xia Ke berkata kalau dia mau balik ke kantor. Xing Yun bingung mendengarnya. Kalau memang begitu, terus buat apa Xia Ke menyuruhnya datang membawa dokumen kemari?

Xia Ke santai menyangkal, kapan dia menyuruh Xing Yun membawanya? Sekarang memang saatnya dia balik ke kantor untuk mengecek situasi dan mencari alasan kenapa hanya Xing Yun seorang yang punya waktu luang untuk datang kemari.

Xing Yun tersinggung, belakangan ini dia sibuk banget jadi pesuruh ke mana-mana, jadi mana mungkin dia ada waktu luang. Saat itulah Xia Ke baru menyadari Xing Yun sedang memijat-mijat tangannya. Ada apa dengan tangannya?

"Mungkin terkilir sedikit saat jatuh waktu latihan tadi." Ujar Xing Yun. Mendengar itu, Xia Ke menyuruhnya menunggu di mobil, sementara dia sendiri pergi entah ke mana.


Xia Ke kembali tak lama kemudian dengan membawa segelas es krim. Maksudnya biar Xing Yun mengompres lukanya pakai es krim itu, eh tapi sama Xing Yun malah langsung dimakan. Wkwkwk! Dia beli es krim soalnya di sekitar sini tidak ada apotek.

"Anda ingin saya menggunakan es krim semahal ini buat kompres? Sayang sekali. Mending dimakan."

Tapi Xia Ke malah menatapnya dengan tajam. Xing Yun meyakinkan kalau dia sedang mengompres tangannya kok. Tuh lihat, dia memegang gelas es krim ini dengan erat. Jadi ngompres sekalian makan es krim gitu.

Xia Ke akhirnya ikut makan juga sambil bertanya-tanya keheranan, apakah wanita biasanya suka mengabaikan nasehat?

"Apakah yang anda maksud tentang Shen Qing?"

"Sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan apapun darimu."

Bukan begitu, Xing Yun menjelaskan kalau dia menduga seperti itu karena satu-satunya wanita yang dekat sama Xia Ke selain dia kan cuma Shen Qing. Kalau ada sesuatu yang mau Xia Ke katakan, katakan saja. Semua orang bisa melihat Xia Ke sedang tidak bahagia belakangan ini. Perusahaan terasa seperti ditutupi awan hitam.


Xia Ke lalu pergi menjemput Xiao Xi dari sekolahnya dan mengajaknya makan di restoran lalu menanyainya tentang keadaan ibunya belakangan ini. Xiao Xi dengan bijak menasehati Xia Ke untuk tidak bertengkar lagi dengan ibunya, mereka kan biasanya teman baik. Lihatlah ayah dan ibunya yang sekarang sudah berbaikan.

"Apa kau menyukai ayahmu?"

Xiao Xi mengaku bahwa awalnya dia tidak suka. Tapi suatu hari, ayahnya pernah datang ke sekolahnya dan sejak saat itu, teman-temannya tak ada yan menertawainya lagi. Makanya Xiao Xi membiarkan dia menjadi ayahnya sekarang.


Ling Shan membantu para pegawainya Shen Qing di toko bakery, dan itu kontan membuat mereka jadi semakin kagum dan menghormatinya layaknya bos, apalagi dia ayahnya Xiao Xi. Ling Shan senang.

Tapi kemudian, dia melihat Xiao Xi diantarkan pulang oleh Xia Ke dan mendengar Xia Ke menitip pesan ke Xiao Xi bahwa besok dia akan menunggu Shen Qing di restoran favoritnya.

"Kenapa kau tidak memberitahunya sendiri?" Tanya Xiao Xi.

"Karena dia memblokirku, jadi aku tidak bisa menghubunginya."

"Aku mengerti. Waktu Tian Tian dan Xiao Wen di kelasku lagi tengkar, mereka juga tidak saling bicara pada satu sama lain dan menyuruhku untuk mengirim pesan untuk mereka."


Ling Shan tak senang mendengar itu. Maka begitu Xiao Xi masuk toko, dia sengaja menghalangi rencana itu dengan mengajak Xiao Xi untuk bermaian ke taman hiburan bersama Shen Qing besok. Biarkan pertemuan Xia Ke dan Shen Qing tertunda sehari. Jelas taman hiburan lebih menarik bagi Xiao Xi, maka dia setuju-setuju saja.


Keesokan harinya, mereka bertiga bermain-main bersama di taman hiburan dengan gembira dan Shen Qing sama sekali tidak diberitahu tentang pesannya Xia Ke.

Tapi tak pelak melihat Ling Shan dan Xiao Xi bermain bersama, membuat Shen Qing jadi teringat kenangan serupa mereka dengan Chu Nan dulu. Kenangan yang lebih indah dan lebih membahagiakan daripada sekarang.


Tanpa Shen Qinag ketahui, Xia Ke tengah menunggunya seorang diri di restoran itu, mengharapkan Shen Qing yang tak kunjung datang.


Baru setelah mereka pulang, Xiao Xi dengan polosnya memberitahu Shen Qing bahwa dia dan Xia Ke bisa berbaikan besok. Shen Qing jelas tidak mengerti apa maksudnya.

"Seharusnya kalian berbaikan hari ini, tapi kita pergi ke taman hiburan."

Shen Qing jadi galau antara ingin menelepon Xia Ke tapi pada akhirnya dia ragu dan mengurungkan niatnya.


Gara-gara itu, emosi Xia Ke jadi meledak-ledak lagi keesokan harinya. Semua orang di kantor ketakutan melihatnya marah-marah terus. Xing Yun baru datang tak lama kemudian dengan membawa satu tas besar berisi beberapa jenis minuman kesehatan yang dia buat khusus untuk Xia Ke.

Tapi saat Xia Ke melihat semua itu di ruangannya usai rapat dan diberitahu oleh Amy bahwa semua itu dibuat oleh Xing Yun untuknya untuk melawan panas dari dalam, Xia Ke langsung menyuruh Amy untuk memasang pengumuman yang menyatakan Xing Yun tidak boleh lagi masuk ruangannya Xia Ke mulai sekarang.

Xing Yun jelas kesal. Padahal dia sengaja bangun pagi-pagi untuk membuatkan semua itu untuk Xia Ke. Bagaimana bisa dia setega ini?! Dia tidak sadar kalau sebenarnya Xia Ke justru sedang menikmati minuman-minuman buatannya itu dan mendengar gerutuannya dengan senyum geli.


Chu Nan bertemu dengan seorang temannya di restoran. Dari percakapan mereka, ternyata Chu Nun pernah meminta si teman untuk menyelidiki orang bernama Ling Shan. Tapi dia penasaran, apa hubungan Chu Nan dengan Ling Shan?

"Tidak ada hubungan apa-apa."

"Baguslah. Sbeaiknya kau menjauh darinya" Si teman lega.

Hah? Kenapa? Si teman menjelaskan bahwa Ling Shan ternyata meminjam sejumlah besar uang pada bank mereka di cabang Guangzhou. Tapi jatuh temponya sudah lewat setengah tahun. Hutangnya 15 juta yuan. (Astaga! Jadi karena itu dia mendekati Shen Qing lagi, buat dapetin duitnya) Chu Nan kontan mengkhawatirkan Shen Qing.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments