Sinopsis Girlfriend Episode 3 - 2
Yun Zhou diam-diam menghubungi Fei Mo via video call untuk menunjukkan kejadian yang dialami Xiao Nuan itu. Fei Mo awalnya tak mau peduli, tapi lama kelamaan dia mulai menyadari apa yang dilakukan Ling'er.
"Sudah berapa adegan?" Tanya Fei Mo mulai cemas.
"Sepuluh."
"Dan kau cuma diam saja?"
Maka Yun Zhou langsung meminta pak sutradara untuk mengakhiri syuting adegan ini. Pak sutradara setuju, dan berhubung Ling'er juga setuju, mereka pun sepakat untuk syuting adegan terakhir.
Mendengar itu, diam-diam Xiao Nuan melempar saputangannya ke lantai tepat di tempat Ling'er berdiri dan Ling'er tidak sadar kalau dia sedang menginjak saputangan itu.
Dan begitu syuting dimulai dan Ling'er hendak menamparnya lagi, Xiao Nuan secepat kilat menarik sapu tangannya itu yang kontan saja membuat Ling'er terjatuh ke sofa. Pfft! Dengan muka sok polosnya dia meminta maaf pada pak sutradara, saputangannya terjatuh. Ling'er jelas kesal, tapi terpaksa dia diam saja karena pak sutradara memutuskan untuk mengakhiri syuting saat itu juga.
Fei Mo puas banget melihat itu dan langsung menelepon Presdir Wang dan mengancamnya untuk mengganti Jiang Ling'er atau dia akan menarik kembali investasi mereka dari proyek film itu. Dia menunggu jawabannya hari ini juga.
Pipi Xiao Nuan jadi bengkak gara-gara itu. Tapi saat Xiao Nuan hendak pergi, dia malah dihadang Ling'er yang ingin balas dendam dan langsung mengayunkan tangan mau menamparnya lagi. Tapi kali ini Xiao Nuan tidak tinggal diam dan sigap menangkap tangannya dan menariknya sekuat tenaga sampai Ling'er kesakitan.
"Kau tahu rasanya sakit? Mau tahu bagaimana rasanya ditampar?" Xiao Nuan langsung mengayunkan tangan padanya. Tapi pada akhirnya dia berhasil menahan diri.
"Di depan kamera, aku bisa menahan pukulanmu. Itu adalah etika profesionalku. Tapi itu bukan berarti kau bisa menggertakku usai syuting. Kau memang punya banyak uang daripada aku. Tapi kita sama-sama manusia yang punya kepribadian. Kau sama sekali tidak berarti bagiku. Kuberitahu kau, sejak saat kau bersama Jiang Fang, aku sudah tidak menginginkannya lagi. Ambil saja kalau kau mau. Jangan gunakan trik semacam ini untuk menyalahgunakan dirimu. Jangan macam-macam denganku lagi, Nona Jiang." Sinis Xiao Nuan lalu pergi. Yun Zhou diam-diam tersenyum senang melihat itu.
Yun Zhou sedang memberikan pendapatnya tentang kostum film ini pada pak sutradara saat tiba-tiba Jia Yi berlari masuk melewatinya... dan kontan membuatnya terpesona.
Dia langsung menanyai pak sutradara tentang Ling'er yang katanya menampar Xiao Nuan hari ini. Pak sutradara memberitahu bahwa mereka sudah selesai syuting dan Ling'er sudah pergi.
Sebenarnya pak sutradara kasihan juga sama Xiao Nuan, Ling'er benar-benar membuli anak malang itu. Tapi pak sutradara sendiri tak berdaya.
"Tidak apa-apa kok. Kalau begitu, saya mau pamit dan mengecek teman saya dulu." Ujar Jia Yi, tanpa sedikitpun melirik Yun Zhou yang tampak begitu terpikat padanya. Begitu terpesonanya dia sampai-sampai dia mendadak berubah pikiran tentang pendapatnya yang tadi.
Jia Yi bergegas menemui Xiao Nuan di coffee shop dan meminta maaf. Dia benar-benar merasa bersalah, apalagi saat melihat wajah bengkak Xiao Nuan. Tidak seharusnya dia meminta Xiao Nuan pergi. Jiang Ling'er itu putri bos Yaohua dan sombong banget. Orang itu benar-benar keterlaluan.
Xiao Nuan sama sekali tidak menyalahkannya kok, dia baik-baik saja. Sebenarnya Ling'er melakukan itu karena Ling'er memang menargetnya karena Ling'er adalah selingkuhannya Jiang Fang. Tapi dia meyakinkan Jia Yi bahwa dia sudah tidak apa-apa sekarang.
"Antara cinta dan harta, dia lebih memilih harta. Pria semacam itu tidak pantas untuk air mataku."
Pokoknya sekarang dia hanya akan fokus pada rumah operanya. Tuan tanahnya akan menjual tempat itu jika dia tidak segera bayar. Jia Yi terkejur mendengarnya, kenapa Xiao Nuan tidak memberitahunya kalau masalah rumah operanya seserius itu?
Belakangan ini dia terlalu sibuk sampai tidak bisa memperhatikan Xiao Nuan. Jia Yi langsung menawarkan deposito yang dimilikinya, tapi Xiao Nuan menolak.
Dia sudah mendapatkan pekerjaan kok, asalkan dia bisa mendapatkan Ye Fei Mo dalam kurun waktu yang sudah ditentukan, maka dia bisa mendapatkan banyak uang dan rumah operanya bisa diselamatkan.
"Ye Fei Mo? Presdir perusahaan Anning Culture?"
Jia Yi sontak cemas dengan pekerjaan yang dimaksudnya, mengira Xiao Nuan jadi mainannya orang kaya hanya untuk balas dendam pada Jiang Fang.
Xiao Nuan meyakinkan bahwa dia tidak seperti itu. Ah! Xiao Nuan mendadak baru ingat kalau dia harus ke supermarket untuk beli makanan buat Fei Mo. Tapi sekarang sudah larut malam, supermarket sudah tutup. Xiao Nuan pun buru-buru pamit dan pergi.
Setibanya di rumah Fei Mo, dia malah mendapati ada ice pack di atas meja yang langsung dia gunakan untuk mengompres bengkaknya. Tapi Xiao Nuan bingung, apa ice pack ini disiapkan untuknya? Tapi bagaimana Fei Mo bisa tahu?
Oh yah, seharusnya dia memasak untuk Fei Mo hari ini. Tapi dia tidak punya bahan-bahannya. Kalau begitu, dia akan buat masakan sederhana saja. Tapi tidak ada apa-apa di kulkas selain puluhan botol air.
Tapi setelah mencari-cari, akhirnya dia menemukan sedikit bahan makanan di laci dapur dan seketika itu pula dia punya ide untuk membuat bubur.
Fei Mo yang saat itu sedang sibuk bekerja, mendadak teralihkan saat dia mencium aroma wangi bubur itu. Dia langsung pergi ke dapur dan mendapati Xiao Nuan baru selesai memasak bubur itu dan hendak mencicipinya.
Tapi Fei Mo dengan cepat menyambar mangkoknya dan memakannya sendiri. Sepertinya dia familier dengan rasa bubur itu karena begitu mencicipinya, dia langsung teringat akan kenangannya memakan bubur di suatu tempat di pinggir laut.
"Bagaimana bisa kau membuat ini?"
"Ayahku yang mengajariku, cuma menambahkan rumput laut ke dalam bubur. Apa enak?"
Dan Fei Mo hanya menjawabnya dengan memakan bubur itu lagi dengan lahap sampai habis, bahkan minta tambah. Xiao Nuan dengan senang hati menurutinya.
Melihat bahu terbuka Xiao Nuan yang hanya tertutupi oleh rambutnya, Fei Mo tiba-tiba memanfaatkan saat itu untuk mengikat rambutnya Xiao Nuan biar dia punya alasan untuk melihat bahunya Xiao Nuan.
Tapi di bahunya benar-benar tidak ada tanda lahir apapun, Fei Mo kecewa. "Kenapa kau bukan dia?"
Bersambung ke episode 4
2 Comments
Semangt mbk lnjt terus ya...
ReplyDeleteLanjt mbk...seru
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam