Sinopsis Girlfriend Episode 2 - 2

Sinopsis Girlfriend Episode 2 - 2

Sembari berusaha melindungi kepalanya dengan tasnya, Xiao Nuan kesal merutuki Fei Mo si kejam itu. Jia Yi menelepon saat itu, cemas karena Xiao Nuan belum pulang sampai larut malam begini.


Xiao Nuan berbohong kalau dia ada syuting malam. Jia Yi jadi tambah cemas mendengarnya. Apa Xiao Nuan sudah makan malam? Kapan dia akan pulang? Di luar hujan deras, apa dia bawa payung? Mau dijemput?

Xiao Nuan terharu mendengar kepedulian Jia Yi yang begitu besar padanya. Tak ingin membuat Jia Yi cemas, Xiao Nuan meyakinkan bahwa dia baik-baik saja.

"Bagaimana denganmu dan Jiang Fang?" Tanya Jia Yi.

"Aku dan dia... sudah putus."

"Jadi karena itu kau minum-minum waktu itu? Kenapa kalian putus? Bukankah hubungan kalian berdua selalu baik?"

Tak ingin menjawab tentang itu, Xiao Nuan pura-pura sinyalnya bermasalah lalu cepat-cepat menutup teleponnya.


Pada saat yang bersamaan, Jiang Fang dan Ling'er baru saja selesai melihat-lihat tempat untuk resepsi pernikahan mereka. Tapi tampak jelas hanya Ling'er yang paling antusias.

Jiang Fang mengaku bahwa dia mau membeli apartemen untuk orang tuanya. Tapi bahkan setelah berusaha mengumpulkan uang begitu lama, dia tidak punya cukup uang untuk membayar uang muka.

"Memangnya berapa luas apartemennya?"

"Sekitar 80 meter persegi."

"Hah? Sehitu uang mukanya pasti kecil." Santai Ling'er.

Dan jelas saja ucapannya itu membuat Jiang Fang jadi merasa rendah diri. Menyadari kesalahan ucapannya, Ling'er langsung bergelayut manja padanya. Maaf.

"Tidak apa-apa. Kau memang benar. Aku memang tidak mampu."

"Bicara apa kau? Kalau kau tidak mampu, bagaimana mungkin aku memilihmu? Dan juga, sekarang kau adalah direktur produksi di Yaohua. Apa yang kau khawatirkan?"

Mengalihkan topik, Jiang Fang menyuruh Ling'er menunggu di sini saja sementara dia pergi sendiri pergi mengambil mobil.


Xiao Nuan berjalan menembus hujan dengan sedih teringat bagaimana Jiang Fang selalu menyuruhnya untuk melepaskan rumah opera itu. Tapi Xiao Nuan jelas tidak mau. Rumah opera itu didirikan oleh kakek-neneknya.

Tapi dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu sekarang. Teringat perjanjiannya dengan Xiao Jing, Xiao Nuan akhirnya memutuskan kembali ke rumahnya Fei Mo.

Rehat dari pekerjaannya, Fei Mo melihat hujan di luar jendela yang semakin lama semakin deras, dan seketika itu pula dia mulai mengkhawatirkan Xiao Nuan. Apa dia masih di luar?

Dia mencoba mengecek lewat kamera. Xiao Nuan memang ada di luar rumahnya, tapi sepertinya Xiao Nuan berubah pikiran dan memutuskan pergi lagi. Tapi tiba-tiba saja dia melihat sebuah mobil yang hampir saja menyerempet Xiao Nuan.


Ternyata Jiang Fang-lah yang mengendarai mobil itu dan langsung cemas melihatnya. "Nuan Nuan, sedang apa kau di luar sendirian?"

Dia bahkan langsung melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Xiao Nuan dan memeluknya erat. (Iiish! Cowok brengsek. Calon istrimu tuh lagi nunggu)

Xiao Nuan sontak mendorongnya dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa? Kenapa kau berbohong padaku? Kenapa kau lebih memilih Jiang Ling'er dari Yaohua? Kenapa kau memilihnya?!"


"Demi kita berdua! Apartemen yang pernah kita lihat, kita tidak mampu membelinya biarpun kita terus menabung. Tapi sekarang aku bisa membeli apartemen apapun. Nuan Nuan, aku tidak ingin putus denganmu. Kalau saja kau tidak pernah melihat kami, kau tidak akan tahu apa-apa, kau akan tetap jadi wanita kecil yang bahagia. Nuan Nuan, aku mencintaimu, tidak bisakah kau merasakannya?"

Xiao Nuan tak percaya mendengarnya. "Mencintaiku? Bagaimana bisa kau bilang kau mencintaiku? Kau menggunakan uang wanita lain untuk menafkahiku?"

"Apapun yang kau katakan, pokoknya aku sudah mendapatkan apapun yang kuinginkan. Sedangkan kau? Kau masih memerankan peran-peran kecil dan menjalani hidup sederhana. Rumah operamu itu cuma buang-buang uang. Adikmu itu sampah. Setiap kali dia meneleponmu, dia cuma menangis. Di dunia ini, hanya aku yang tulus padamu. Kau mengerti tidak?"

"Kita berdua bisa bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik. Kenapa kau tidak mempercayaiku?"

Jiang Fang sinis. Butuh berapa tahun untuk mencapai masa depan itu? Mereka berdua datang ke kota asing ini tanpa seorang pun yang membantu mereka. Karena itulah dia harus lebih maju. Dia harap Xiao Nuan memahaminya dan beri dia waktu.


Dan Xiao Nuan luluh seketika, dia bahkan langsung membalas pelukannya. Tapi tiba-tiba ponselnya Jiang Fang berbunyi dari Ling'er. Jiang Fang berusaha mengabaikannya awalnya. Tapi Ling'er terus menelepon hingga terpaksa Jiang Fang harus mengangkatnya dan meyakinkan kalau dia akan segera datang.

Tapi sebelum pergi, dia memberikan payungnya dan sebuah kartu kredit untuk Xiao Nuan. Dia janji akan menghubungi Xiao Nan kalau dia ada waktu nanti.

Tapi mendengar Jiang Fang mau kembali ke Ling'er benar-benar membuat Xiao Nuan patah hati hingga dia menolak semua pemberian Jiang Fang dan mengusirnya. Sebaiknya Jiang Fang pergi sekarang. Jika tidak, Ling'er pasti akan meragukannya.

Dan Jiang Fang langsung pergi meninggalkannya. Patah hati, Xiao Nuan langsung membuang payung itu. Fei Mo yang menyaksikan segalanya dari kamera, jadi cemas dan bergegas keluar.


Tapi Xiao Nuan sudah tidak ada begitu dia keluar. Fei Mo akhirnya masuk rumah kembali. Sebenarnya dia cemas, apalagi hujan masih juga belum berhenti. Tapi dia mengingatkan dirinya sendiri untuk melupakan masalah itu. Toh, itu bukan urusannya.


Tapi keesokan harinya saat dia baru membuka pintu, dia malah mendapati Xiao Nuan tertidur di bersandar di pintunya dengan wajah pucat pasi. Jelas daia semalaman tidur di situ.

Fei Mo mencoba membangunkannya, tapi dia tidak bangun. Saat Fei Mo mengecek dahinya, dia malah mendapati Xiao Nuan demam. Cemas, Fei Mo pun membawanya masuk, membaringkannya di sofa dan merawatnya.


Saat dia berusaha merapatkan selimutnya, Xiao Nuan tiba-tiba bergera dalam tidurnya lalu memeluk lengannya dan bergumam memanggil ibunya.

"Bu, jangan khawatir. Aku akan mengurus Xiao Kai"

Fei Mo langsung melepaskan lengannya lalu berniat mau mengompres dahinya Xiao Nuan. Tapi tiba-tiba Xiao Nuan berguling hingga dia terjatuh menimpa Fei Mo.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam