Bo Yan bangkit kembali berkat energi batu giok itu. Li Xian tercengang. Tapi dari gelangnya, Bai Qi tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang menganggu mereka. Seketika itu pula dia dan Lin Xia terbangun.
"Ada Prajurit Langit," ujar Bai Qi.
Di luar, Yang Jian baru saja tiba di depan gedung itu untuk mencari Bo Yan. Lin Xia heran, siapa sih sebenarnya Prajurit Langit itu? Ngapain mereka di sini?
"Mereka itu tukang rusuh. Mereka berdua bisa dalam bahaya karena orang-orang itu akan memusnahkan roh." Ujar A Li.
"Astaga. Roh kan juga manusia. Bagaimana bisa mereka membunuh roh?"
"Mereka hanya tidak peduli. Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Maka Bai Qi pun menyuruh A Li keluar dan nyalakan dupanya untuk menahan si Prajurit Langit untuk sementara waktu. A Li pun pergi melaksanakan perintahnya.
Dupa untuk Zi Xuan sudah hampir habis. Bai Qi memberitahu Lin Xia bahwa jika setelah dupa ini habis Zi Xuan masih belum bisa melepaskan obsesinya, maka dia akan berubah menjadi roh jahat. Jika dia menjadi roh jahat, maka dia hanya akan menyerang dan membunuhi siapapun. Dan saat itu terjadi, tak ada yang bisa Bai Qi lakukan.
Dia lalu kembali tertidur dan kembali memasuki ingatannya Zi Xuan. Lin Xia mau ikut, tapi kali ini dia malah tidak bisa tidur lagi sekarang. Gimana nih? Lin Xia galau, dia mencoba berbagai posisi tidur tapi tetap saja tidak bisa tidur lagi.
Pada saat yang bersamaan, Yang Jian menggunakan kekuatan gelangnya untuk menghipnotis sekuriti dan menanyakan keberadaan Yang Jian. Tapi saat dia hendak masuk lift, dia malah bertemu A Li yang tiba-tiba menyodorkan dupa padanya dan seketika itu pula Yang Jian pingsan.
Lin Xia tiba-tiba punya ide untuk membuat dirinya cepat tidur. Yaitu membaca dan hanya dalam waktu beberapa detik saja, dia sukses tertidur. (Pfft! Berarti dulu waktu sekolah juga pasti sering ketiduran).
Tapi begitu dia kembali ke alam obsesinya Zi Xuan itu, dia malah langsung berhadapan dengan Zi Xuan yang menatapnya dengan mata merah menakutkan dan langsung menyerangnya. (OMG! Sepertinya dia sudah mulai berubah jadi roh jahat)
Terang saja Li Xian jadi ketakutan dan langsung melarikan diri. Untung saja Bai Qi cepat datang dan menariknya ke dalam dekapannya.
"Sudah saatnya merelakannya. Orang itu hanya sebuah obsesimu sekarang." Ujar Bai Qi.
Tapi Zi Xuan tidak mau dengar dan langsung maju menyerangnya. Kesempatan! Li Xian langsung menyuruh Bai Qi menahan Zi Xuan, sementara dia sendiri pergi ke malam perpisahan itu.
Dia berniat mau mencegah Bo Yan pergi, karena jika Bo Yan tidak pergi, maka hal-hal selanjutnya pasti tidak akan pernah terjadi. Tapi saat dia mengejar Bo Yan, kedua pengawalnya Bo Yan malah menyerangnya.
Lin Xia berhasil mengalahkan mereka dengan mudah. Dia memutuskan masuk ke pintu lain dengan niatan mencegat Bo Yan lewat jalan lain, tapi ujung-ujungnya dia malah berputar-putar dari ingatan yang satu ke ingatan lainnya dan akhirnya kembali lagi saat dia harus bertarung menghadapi kedua anak buahnya Bo Yan. Hadeh!
Zi Xuan masih saja bersikeras menuduh Bai Qi cuma menginginkan uangnya Bo Yan. "Kalianlah yang membunuhnya! Akan kubunuh kau!"
Zi Xuan sontak menikam Bai Qi, tapi tiba-tiba saja Bai Qi berubah menjadi Bo Yan yang langsung roboh dan pada akhirnya menghilang.
"Pada akhirnya, dia akan mati. Baik dibunuh olehmu atau karena sakit. Dia tidak akan bisa melarikan diri dari kematian." Ujar Bai Qi.
Li Xian baru kembali saat itu dan langsung menyeret Zi Xuan masuk ke kamar dan melarang Bai Qi masuk soalnya dia mau membantu Zi Xuan ganti baju.
Tak lama kemudian, dia membawa Zi Xuan yang sudah memakai gaun merahnya ke gazebo tempat Bo Yan menunggunya pada malam perpisahan mereka dulu dan menyuruh Zi Xuan untuk pura-pura jadi dirinya di masa lalu.
"Pergilah. Dia menunggumu. Jangan keras kepala lagi. Katakan segala hal yang ingin kau katakan padanya. Walaupun ini tidak akan bisa mengubah hasil akhirnya, setidaknya tidak akan ada lagi penyesalan di antara kalian berdua."
Zi Xuan pun pergi ke Bo Yan yang tampak begitu bahagia melihat Zi Xuan memakai gaun merahnya. Sekarang, dia pria atau wanita?
"Wanita. Aku selalu wanita." Isak Zi Xuan.
"Kenapa kau menangis? Aku kan tidak membulimu. Aku hanya akan pergi ke luar kota."
"Ke mana saja. Tinggalkan semua yang ada di sini. Tanpa emas, tanpa kekuasaan. Apa kau mau?"
"Kau harus berjanji satu hal dulu padaku. Kau harus memainkan kecapi untukku seumur hidupku." Ujar Bo Yan. Bahagia, mereka pun saling berpelukan erat.
Lin Xia melihat Bai Qi baru datang dan para anak buahnya Bo Yan tergeletak pingsan di sekitarnya, sepertinya dia baru saja membantu Lin Xia menahan para pengawalnya Bo Yan itu. Dia lalu memayungi mereka berdua dan mengalihkan perhatian mereka kembali pada Bo Yan dan Zi Xuan.
"Semua orang pasti akan mati, dia hanya butuh satu kesempatan lagi untuk menebus penyesalannya. Ada perbedaan begitu besar di antara manusia. 'Seseorang' selalu berkata bahwa dirinya adalah dokter roh, tapi dia bahkan tidak mengetahui hal-hal semacam ini." Sindir Lin Xia.
Sindirannya benar-benar menohok hati Bai Qi, menyadari kalau ucapan Lin Xia memang benar. "Aku bahkan melupakan orang yang kucintai."
Bersama-sama menyaksikan Zi Xuan memainkan lagu untuk Bo Yan. Mereka tampak begitu bahagia, saling menatap satu sama lain dengan penuh cinta.
Terbangun dari hipnotisnya, Zi Xuan mendapati mayat Bo Yan tampak tersenyum dan saat itulah akhirnya dia bisa merelakan Bo Yan. Dengan berlinang air mata dia mengecupnya untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya mengambil batu giok itu dari tangan Bo Yan, dan Bo Yan menghilang seketika.
Zi Xuan lalu menyerahkan giok itu pada Bai Qi, dan juga mengembalikan kunci rumahnya Lin Xia. Dia janji akan membakar kontrak itu nanti.
"Maaf, Nona Lin. Dia tidak bermaksud mencelakaimu." Ujar Zi Xuan.
Dia mengaku bahwa belakangan ini ada sekumpulan roh yang sering mengganggu Bo Yan. Makanya Bo Yan jadi semakin bergantung pada kekuatan Penglai sehingga tubuhnya jadi semakin memburuk.
Para roh itu terus memaksanya untuk menggunakan kekuatan hipnotis. Biasanya Zi Xuan akan menolong para korban secara diam-diam, memberi mereka kompensasi dan menyuruh mereka pergi dari sini.
"Lalu apa rencanamu ke depannya? Dan bagaimana dengan semua uang yang ada di ruangan ini?"
"Mereka pasti ada gunanya." Ujar Zi Xuan, teringat akan keinginan Bo Yan yang dulu ingin memanfaatkan apa yang dia miliki untuk bangsa dan masyarakat.
Tertidur karena hipnotis dupa itu, Yang Jian bermimpi kembali ke zaman kuno. Dia memasuki sebuah rumah dan berhadapan dengan kekasihnya Bai Qi. Yang Jian tercengang melihatnya. Dia masih hidup? Tapi wanita itu hanya menatapnya tanpa kata.
Tepat saat itu juga, dupanya habis dan Yang Jian pun terbangun dari tidurnya. Saat dia keluar, dia menyadari kehadiran Bai Qi dan langsung menyerangnya. Bai Qi dengan cepat menyihir payungnya dari ketiadaan dan menggunakannya sebaga senjata untuk melawan Yang Jian dan sukses mengalahkannya dengan mudah.
"Kali ini cuma peringatan. Jangan sampai aku melihatmu lagi, Parjurit Langit." Ujar Bai Qi lalu berjalan pergi melewati Yang Jian.
Yang Jian tercengang melihatnya memakai gelang itu, dia mengenali gelang itu adalah milik wanita itu dulu. Tak ada seorang pun dari mereka yang menyadari seorang wanita yang diam-diam menyaksikan segalanya dari balik semak. Entah siapa wanita itu.
Dalam perjalanan pulang, Lin Xia mengucap terima kasih atas segala bantuan Bai Qi dan berjanji akan mentraktir Bai Qi makan lain kali. Tapi dia tidak mampu kalau harus mentraktirnya makanan yang terlalu mahal. Bagaimana kalau barbecue saja?
Tapi kecerewetannya malah membuat Bai Qi tiba-tiba menyuruh A Li untuk menghentikan mobilnya di tengah jalan, menyuruh Lin Xia keluar dari mobilnya, lalu berniat mau pergi meninggalkannya.
"Jangan salah paham. Semua yang kulakukan hanya demi menyembuhkan roh. Sekarang karena rohnya sudah sembuh, maka kau dan aku sudah tidak ada urusan lagi." Dingin Bai Qi lalu pergi begitu saja meninggalkan Lin Xia seorang diri di tempat antah berantah. Jelas saja Lin Xia kesal setengah hidup sama dia.
Di tempat lain, seorang wanita melapor ke bosnya bahwa mereka kehilangan jejak Bo Yan. (Hmm, apa mungkin dia roh yang suka mengganggu Bo Yan?). Si Bos tidak mempermasalahkannya, dia yakin wanita itu akan bisa menemukan target lain yang lebih baik.
Kembali ke kamar hotelnya, Bai Qi menggunakan kekuatan sihirnya untuk mengambil kekuatan batu giok itu. Setelah itu, dia berniat mau mengganti pot bunga persiknya dengan pot bunga yang lebih layak, tapi malah shock mendapati bunga persiknya sekarang malah sudah berbunga.
Flashback.
Dulu saat dia menerobos masuk ke rumah si Prajurit Langit (sepertinya waktu itu mereka belum menjadi sepasang kekasih) dan melihat bunga persik itu, dia mencoba menyentuhnya tapi sentuhnya malah membuat bunga persiknya menghilang.
Tiba-tiba dia mendengar ada yang datang, Bai Qi langsung menyembunyikan dirinya. Prajurit Langit yang melihat bunga persiknya rontok, langsung menyiram bunganya dan seketika itu pula bunganya kembali mekar.
"Di dunia ini, hanya aku yang bisa membuat bunga persik mekar... Kau takkan bisa." Ujar Prajurit Langit, jelas dia tahu Bai Qi bersembunyi di dekatnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam