Sinopsis The Sand Princess Episode 4 - 1

Sinopsis The Sand Princess Episode 4 - 1

Kot heran melihat Ji datang sepagi ini, dan ada apa dengan mata pandanya itu. Ji mengklaim kalau dia cuma mau mengunjungi Moji. Tapi begitu Ki sudah pergi ke kantor, tujuan kedatangan Ji mulai kelihatan jelas. Dia penasaran apakah Ki melakukan sesuatu pada Kot semalam? Atau Kot yang melakukan sesuatu pada Ki semalam?


"Kau sudah gila apa? Kalau kau datang ke sini hanya untuk bikin perkara denganku, sebaiknya kau minggat aja."

"Bukan begitu. Aku cuma cemas kalau kau memaksakan dirimu pada kakakku."

"Kau boleh tidak mempercayaiku. Tapi seharusnya kau mempercayai kakakmu."

"Siapa tahu suatu hari nanti, Ki mungkin hilang akal dan mencoba tidur denganmu. Tak ada pria yang bisa dipercaya kecuali aku."

"Kau yang paling menakutkan di antara semua pria!"

Ji tak peduli dan terus menghasut Kot untuk tidak mempercayai Ki. Mukanya doang kelihatan kayak pria baik-baik, tapi sebenarnya Ki itu womanizer. Ki telah membuat banyak wanita menangis.

"Jangan khawatir. Aku tidak tertarik pada pria. Aku cuma tertarik pada uang. Kau kan tahu aku gimana."

Baguslah kalau begitu. Dia meyakinkan Kot untuk bertahan, Ji janji akan mencari jalan keluar. Kot pasti akan bisa bercerai dari Ki secepat mungkin. Masalahnya, sekarang ini dia belum bisa membatalkan pertunangannya. Tapi jika dia bisa membatalkan pertunangannya, maka dia bisa segera melaksanakan rencananya. Kot jadi cemas, apa rencana Ji?


Rencana pertama Ji adalah membuat Aff ilfil sama dia. Menurut internet, wanita benci sama pria bermulut kasar, suka bikin onar, dan tidak sabaran. Maka Ji dengan sengaja melakukan semua itu saat kencan dengan Aff.

Dengan sengaja dia menyenggol seorang pria lalu ngamuk-ngamuk gaje, bahkan memarahi pelayan restoran yang nggak salah apa-apa.


Artikel itu juga bilang bahwa wanita tidak suka pria yang jorok dan tidak suka pria yang tidak punya tujuan hidup. Maka dengan sengaja dia ngupil dan buang ingus keras-keras di hadapan Aff lalu membuang tisu bekasnya sembarangan.


Aff sampai heran melihat kelakuannya, kenapa belakangan ini dia jadi galak begini. Entahlah, Ji mengklaim kalau moodnya belakangan ini naik-turun nggak jelas, mungkin dia menderita bipolar.

"Pantas saja belakangan ini kau tidak ada kabar, tidak menjawab teleponku dan mengabaikanku."

"Maaf, Aff. Aku tahu aku adalah tunangan yang buruk dan tak pernah ada waktu untukmu. Mungkin sebaiknya kau mempertimbangkan kembali hubungan kita. Kalau kau tidak mau lagi menikah denganku, kau bilang saja pada ayahmu. Jangan biarkan aku menahanmu, mungkin kau akan menemukan orang lain yang lebih baik dariku."

Aff tak percaya mendengarnya, dia tahu betul apa niatan Ji. Seandainya malam itu tak pernah terjadi, Ji pasti takkan mau bertunangan dengannya kan? Ji menyangkal, jangan berpikir seperti itu. Sudahlah, sebaiknya mereka pulang saja.


Si pengantin baru langsung balik kerja, jelas saja Sekretarisnya Ki langsung menggodainya. Kasihan banget pengantinnya Ki ditinggal di rumah sendirian. Mereka semua kaget loh dengan pernikahan dadakannya Ki.

"Sungguh? Apa kau ingin lebih shock lagi dengan cara dipecat?"

Wuih! Kejamnya. Wkwkwk! Sekretaris minta maaf lalu menyerahkan laporan proyek condominium mereka di Pattaya. Model yang mereka pilih adalah Aff, mereka juga sudah menghubungi manajernya, segalanya berjalan dengan baik. Tapi Ki mendadak tidak tenang memikirkan ucapan sekretarisnya barusan. Apa dia terlalu kejam pada Kot?


Melihat rumah barunya yang tampak sangat rapi ini, Kot bisa melihat betapa berbedanya Ki dengan Ji. Dia lalu mulai mengeluarkan semua barang-barangnya. Tapi saat dia hendak membuka sebuah kardus, talinya malah terikat terlalu kencang.

Sepertinya dia butuh gunting. Dia mencoba mencari tapi tak bisa menemukannya di ruang tamu. Hmm... haruskah dia mencari di kamarnya Ki. Mumpung orangnya lagi nggak ada, Kot nekat masuk ke dalam kamarnya Ki untuk mencari gunting di meja kerjanya Ki tapi malah tak sengaja menemukan foto-foto kenangan Ki dan Aff.

"Mereka sepertinya saling mencintai. Sayang sekali mereka putus."

Flashback.



Setelah mendengar rencana Ji untuk membatalkan pertunangannya, Kot sontak marah-marah mengomelinya. Kalau Ji tidak mencintai Aff, lalu kenapa dia tunangan sama dia dan merebutnya dari kakaknya?

Ji mengaku kalau mereka kepergok tidur bersama, makanya mereka harus tunangan. Mereka bertiga sebenarnya tumbuh bersama. Ki dan Aff mulai pacaran saat SMA, tapi hubungan mereka mulai renggang saat Aff kuliah di luar negeri.

Kebetulan dia kuliah di kota yang sama dengan Aff. Suatu hari, mereka berpesta dan mabuk, dan yah begitulah bagaimana kemudian mereka berakhir tidur bersama lalu mereka kepergok ayahnya Aff. Makanya Ji terpaksa harus bertunangan dengan Aff.

"Apa kakakmu terkejut?"

"Kurasa begitu."

Flashback end.


Tapi melihat Ki masih menyimpan foto-foto kenangannya ini, Kot menyimpulkan kalau Ki pasti belum bisa melupakan Aff. Baru dipikirin, Ki mendadak menelepon saat itu juga.

Kot senang. Tapi tunggu dulu... ngapain juga dia senang? Dia lalu mengangkat teleponnya dengan formal. Ki terdengar canggung sebelum kemudian tanya apa yang Kot lakukan sendirian di rumah.

Waduh! Kot baru sadar kalau dia sudah melanggar peringatannya Ki. Dia buru-buru mengembalikan foto-foto itu ke tempatnya sambil beralasan kalau dia cuma sedang mengeluarkan barang-barangnya. Ada apa? Apa segalanya baik-baik saja?

"Aku, errr..."

"Oh, aku mengerti. Kau kangen aku dan mengkhawatirkanku."

"Tentu saja aku khawatir." Refleks Ki. Wkwkwk! "Err, maksudku. Aku mengkhawatirkan... Moji."

Kot yang barusan senang, mendadak kecewa. Ki mengklaim kalau dia khawatir apakah Moji betah di rumah barunya. Dan selain itu... dia juga akan makan malam di rumah. Kot tunggu dia pulang yah.

"Baiklah, aku akan memasak untukmu."

"Yah sudah. Sampai jumpa."

Kot senang. "Apa aku benar-benar mulai membangun sebuah keluarga dengannya?... Makan malam!" Kot buru-buru memastikan segalanya kembali seperti sedia kala lalu bergegas ke dapur.


 Ki pun sedang mesam-mesem bahagia memikirkan Kot.

"Rsanya aneh yah ada seseorang yang menunggu anda di rumah?" Goda Sekretaris yang mendadak muncul.

"Sejak kapan kau berdiri di situ?"

"Jangan malu. Ini kan masa-masa honeymoon kalian. Saya mengerti kok. Sebenarnya saya mau tanya apakah anda mau membooking restoran untuk nanti malam, tapi sekarang saya tahu ternyata itu tidak perlu. Enaknya punya istri adalah anda memiliki seseorang yang mengurus anda dan rumah. Jadi anda bisa lebih relax."


Ki sampai risih sendiri mendengar cerocosan sekretarisnya itu. Tepat saat itu juga, Kot menelepon untuk menanyakan apa makanan kesukaan Ki. Terserah Kot saja, dia boleh masak apa saja.

"Dia pasti sedang menyiapkan kejutan untuk anda. Pengantin baru tuh biasanya kayak begitu. Membersihkan rumah, memasak, dan menyiapkan kejutan untuk suami. Anda harus pura-pura tak tahu apa-apa dan beri dia buket bunga."

"Aku tidak suka begituan."


Dan alangkah terkejutnya dia saat tiba di rumah tak lama kemudian dan mendapati rumahnya mendadak berubah jadi kapal pecah. Wkwkwk! Segala macam mainannya Moji berserakan di mana-mana. Terang saja Ki si pecinta kebersihan langsung protes tak terima rumahnya jadi taman bermain seperti ini.

"Seperti inilah kami hidup." Santai Kot.

"Aku kan sudah bilang kalau aku tidak suka rumahku berantakan. Apa-apaan ini?"

Kot menegaskan kalau ini tidak berantakan. Semua ini justru bagus untuk tumbuh-kembangnya. Rumah yang ada anak kecilnya biasanya memang seperti ini. Kalau dia ingin membesarkan seorang anak, maka dia harus berkorban demi anaknya. Dia harus belajar segala sesuatu untuk mengurus anak itu, seperti: menyuapinya makan, membantunya berjalan, menidurkannya, memandikannya, dll.

"Kau harus lulus ujian atau aku tidak akan mempercayakan Moji padamu."

"Terserah kau lah."

"Ayolah. Ingat, ini demi Moji.... demi Moji." Ujar Kot lalu menyerahkan beberapa buku untuk Ji pelajari. Buku-buku tentang membentuk sebuah keluarga.
 

Kot lalu menyuruh Ki untuk mengawasi Moji sementara dia masak di dapur. Ki agak canggung berhadapan dengan Moji, tapi dia tetap berusaha. Kot selesai masak. Tapi Ki malah kecewa, karena yang dimasak Kot ternyata cuma mie instan pakai telor sebiji.

"Makanan pertama kita sebagai suami dan istri cuma mie instan?"

"Kau bilang kau bisa makan apa saja."

"Tapi apa ini tidak terlalu simple?"

"Aku kan harus berbenah. Aku tidak ada waktu untuk memasak."

Pfft! Berbenah apaan. Ah, sudahlah. Ki berharap terlalu banyak dari Kot. Tapi bahkan sebelum dia sempat mencicipi mie-nya, Kot mendadak mencegahnya lalu memaksanya untuk menyuapi Moji dulu. Ki bilang kalau dia mau dekat dengan Moji kan. Jadi dia harus melakukannya.


Ki mau berniat menyuapinya dengan cara biasa, tapi Kot dengan cepat menghentikannya lalu mengajarinya cara yang baik dan benar untuk menyuapi Moji.

Pertama-tama, dia harus berusaha membujuk Moji makan pakai boneka kuda. Mulai suapi dia dari suapan kecil dan pastikan sayurannya tersembunyi. Dan yang paling penting, dia harus bicara pada Moji dengan suara semanis madu. Intinya Ki harus menyenangkan Moji.

Ki pun mencoba melakukannya sesuai perintah Kot. Kayaknya hampir sukses, Ki dan Kot langsung antusias menanti Moji memakan suapannya... saat tiba-tiba saja Moji melempar makanannya ke muka Ki. Wkwkwk!


Geli, Kot langsung mendekat untuk mengelap mukanya Ki... dan membuat mereka jadi terpesona pada satu sama lain. Canggung, Kot cepat-cepat menjauhkan dirinya dengan tersipu malu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments