Sinopsis The Sand Princess Episode 3 - 2

Sinopsis The Sand Princess Episode 3 - 2

Tetap bertekad mau menghentikan pernikahan mereka, Ji langsung ngadu ke Bibi dan menghasut Bibi untuk menghentikan pernikahan Ki. Soalnya wanita yang mau Ki nikahi adalah temannya yang kerja di bar malam. Pokoknya wanita itu tidak bisa dipercaya deh. Dia benar-benar mengkhawatirkan Ki.


Bibi sukses terhasut. Ji tidak usah khawatir, Bibi tidak akan membiarkan Ki menikah dengan wanita yang tidak Bibi setujui. Bibi akan menemui wanita itu besok. Ji senang.


Kot baru bangun tidur keesokan harinya saat tiba-tiba dia mendapat telepon dari Bibi yang mengabarkan kalau dia mau datang ke sana menemui Kot sekarang. OMG! Kot langsung panik menghubungi Ki.

Tenang, tenang, Ki menyuruh Kot untuk berpakaian sebaik mungkin dan bersihkan rumah sebersih mungkin. Bibinya sebenarnya baik padanya, tapi dia bisa saja jadi mimpi buruk bagi orang lain.

Kot jadi tambah panik mendengarnya. Mana mungkin dia membersihkan rumahnya yang super berantakan dengan cepat. Parahnya lagi, bel pintu tiba-tiba berbunyi saat itu juga.

"Terlambat. Dia sudah di sini. Apa yang yang harus kulakukan?!"

"Sungguh?... Kau jangan banyak bicara dan bersikaplah sebaik mungkin."

"Mati aku. Aku tidak pintar bohong. Bagaimana kalau dia tahu aku bohong?"

"Jangan khawatir. Aku akan ke sana."


Jadilah Kot menyambut Bibi dalam keadaan rumah kayak kapal pecah. Kot dengan sopan memberitahu Bibi bahwa rumah yang ada anak kecilnya kadang-kadang pasti berantakan.

Bibi dengan wajah juteknya mengingatkan Kot untuk mengucap salam dulu padanya, dan sebaiknya dia duduk saja. Kot sontak duduk dan mengucap Sawasdee-ka padanya lalu memperkenalkan dirinya sendiri. Namanya Kot, Kot artinya lotus.

Bibi mulai menginterogasi Kot. Bagaimana dia bisa mengenal Ki? Kot mengaku kenal karena mereka tetanggaan, dan dari situlah dia mengetahui kalau ternyata Ki adalah kakaknya temannya. Mungkin karena dunia ini kecil atau karena ini takdir, hehehe.

Tapi Bibi malah memberinya tatapan setajam golok sebelum kemudian dia mempertanyakan siapa anak ini. Kot mengaku kalau ini putrinya lalu menyuruh Moji untuk mengucap salam sama nenek.

"Aku bukan neneknya," ketus Bibi. "Apa kau yakin kalau ini anaknya Ki? Apa mungkin kau hamil dengan pria lain dan menyuruh Ki untuk bertanggung jawab?"

"Saya cuma pernah tidur dengan Ki."

"Menjijikkan! Bagaimana bisa kau mengatakannya selantang itu?"

"Karena Bibi tanya."

"Aku tidak pernah melihat gadis baik-baik hamil di luar nikah. Bagaimana bisa kau menyembunyikannya? Kenapa kau baru mengungkapkan rahasia ini sekarang? Katakan yang sejujurnya sekarang."


Ki akhirnya tiba tak lama kemudian. Tapi anehnya, dia malah mendapati Bibi sedang bermain-main dengan Moji lalu mulai mengomelinya dan menuduhnya pria tidak bertanggung jawab yang mencampakkan anak dan istrinya. Wkwkwk! Ki jelas bingung apa yang terjadi sebenarnya?

Flashback.


Waktu Bibi menuntut Kot untuk mengungkap kebenarananya tadi, Kot tiba-tiba mewek lalu dengan lancarnya berbohong bahwa dia dan Ki pertama kali bertemu di bar. Ki waktua itu mabuk berat, lalu...

"Dia memperkosa saya."

Wkwkwk! Bibi awalnya tak percaya. Bibi yakin keponakannya bukan orang semacam itu. Kot membenarkan, Ki memang orang baik, mungkin karena waktu itu Ki mabuk berat makanya dia melakukan itu. Lama-lama Bibi akhirnya percaya juga.

Flashback end.


Ki shock mendengarnya. Kot diam-diam membisikkan permintaan maaf, dia terpaksa. Sudahlah, Bibi memutuskan yang berlalu biarlah berlalu. Yang penting sekarang mereka harus mengikuti tradisi. Hah? Tradisi apa?

"Ucapan pernikahan."

Kot dan Ki sontak kompak menolak. Lagian kan mereka sudah sejauh ini, jadi tidak usah pakai acara upacara pernikahan segala. Bibi tidak mau, keponakan tertuanya mau menikah, tentu saja mereka harus mengadakan upacara pernikahan besar-besaran. Bibi yang akan mengurus segalanya. Tidak bisa menghentikannya, Kot mencoba meminta Bibi untuk mengadakan acara kecil-kecilan saja.


Bibi akhirnya pulang tak lama kemudian, dan Ki sontak mengonfrontasi Kot. Katanya tadi Kot tidak pintar bohong, tapi nyatanya pintar sekali dia nge-drama.

"Kau kan membayarku mahal. Jadi aku harus mengerahkan segenap kemampuanku. Aku kerja sampai lembur hari ini. Jangan lupa bayar uang lemburnya." (Pfft!)


Ji gelisah menunggu di rumah. Bibi akhirnya pulang, Ji langsung penasaran menanyakan bagaimana hasilnya. Dia sudah antusias banget mengharapkan pernikahan mereka bakalan batal. Tapi yang tak disangkanya, Bibi malah berkata kalau ia mau mencari hari baik untuk pernikahan Ki dan Kot.

Bibi bahkan berkata kalau Kot itu ternyata wanita baik, cucunya juga sangat imut. Wajahnya jelas menunjukkan kalau anak itu berasal dari keluarga mereka. Sudah pasti anak itu keturunan keluarga mereka. Ji tak percaya mendengarnya. Kenapa Bibi menyetujui pernikahan mereka semudah itu?

"Apa masalahnya? Rumor antara Ki dan Aff bisa berakhir. Kau mau aku bagaimana? Mereka sudah punya anak. Kot membesarkan Moji seorang diri, wanita malang itu. Kalau Ki menikah dengannya, dia akan bisa banyak membantunya. Keluarga yang orang tuanya lengkap selalu lebih baik daripada ibu tunggal."


Ji langsung curhat ke temannya (Aku nggak tahu nama karakternya dia, jadi panggilnya si teman aja lah). Tapi si teman tidak mengerti apa yang Ji khawatirkan, rencananya Ki ini kan bagus.

Ji tidak terima, Moji kan putrinya. Kenapa juga dia harus menyerahkan putrinya pada Ki. Si teman curiga, siapa sebenarnya yang Ji khawatirkan? Moji atau Ibunya Moji? Ji menyangkal, ngapai juga dia mengkhawatirkan Kot.

"Yah mana kutahu, sepertinya kau sangat menyukainya. Kau sangat menyukainya sampai-sampai kau menggunakan Moji sebagai alasan untuk tetap dekat dengan Kot."

"Aku cuma khawatir karena aku tidak ingin hidupnya jadi rumit."

"Kalau begitu, kau jadi kau jadi semakin punya alasan untuk melepaskannya. Dia akan terbebas dari semua kekacauan yang kau akibatkan. Kau sudah cukup menghancurkan hidupnya."


Kot sebenarnya galau juga, apakah dia membuat keputusan yang benar. Tapi... dia harus melakukannya. Demi Moji dan demi masa depannya. Ji menelepon saat itu untuk mengajaknya bicara.

Ji sudah membuat keputusan. Dia ingin mengungkapkan kebenarannya pada semua orang dan mulai mengurus Kot dan Moji. Semasa bodo dengan masa depannya yang mungkin akan hancur. Mungkin ayahnya Aff akan membakarnya hidup-hidup.

"Maaf. Aku membuatmu berada dalam situasi sulit selama ini."

"Tidak masalah. Kau kan membayar banyak."

"Aku kemari untuk tanya padamu. Kot, jika kau mengizinkanku, aku akan meninggalkan segalanya dan menikahimu."

Kot tercengang mendengarnya. "Kau akan menikahiku? Apa kau bahkan mencintaiku?"


Ji mengiyakannya dengan agak ragu. Kot hampir saja senang, tapi kemudian Ji malah menambahkan. "Karena kau adalah teman baikku. Kita bisa hidup bersama sebagai teman."

Kot kecewa mendengarnya. Kalau begitu, tidak ada bedanya dia menikah dengan Ji atau Ki karena dua-duanya akan dilakukan tanpa dasar cinta. Ji ngotot beda, dia kan ayahnya Moji.

"Tapi Ki mungkin akan bisa mengurus Moji dengan lebih baik."

Keputusan Kot sudah bulat. Dan Ji tahu bahwa jika dia membuat sebuah keputusan, dia tidak akan menariknya. Jika Ji mempedulikan masa depan putrinya dan masa depannya sendiri, maka sebaiknya dia menuruti Ki. Kecewa, tapi akhirnya terpaksa Ji menerima keputusan itu. Dia bahkan akan membantu upacara pernikahan mereka.


Ki dan Kot akhirnya menikah. Saat menuang air suci ke tangan Kot, Bibi menyambut hangat Kot ke dalam keluarga mereka. Bibi bahkan dengan manisnya menyuruh Kot untuk menganggapnya sebagai ibu.

"Kau sekarang tidak sendirian lagi."

Kot benar-benar terharu mendengarnya. Ki pun dengan manisnya menawarkan sapu tangan untuk menyeka air mata Kot dan diam-diam membisiki Kot untuk tidak terharu beneran di pernikahan palsu ini.


"Aku bahagia. Aku tidak menyangka kalau aku akan menjadi seorang pengantin."

"Bukankah kau bahagia karena menikah denganku?"

"Khun, kau jangan jatuh cinta padaku loh nanti."

"Tidak mungkin."


Saat giliran Ji yang menuang air suci untuk mereka, Ji berterima kasih atas segala yang Ki lakukan untuknya selama ini dan meminta maaf pada Kot atas segala kesulitan yang dia akibatkan pada Kot. Tak lupa dia juga berterima kasih pada Kot atas segalanya. Tapi...

"Jika kau membuat istriku sedih, aku akan mengambilnya kembali." Ancam Ji.

"Jangan khawatir. Aku akan menjaga anak dan istrimu dengan baik. Silahkan pergi."


Kot dan Moji akhirnya pindah ke apartemennya Ki, tapi tidak sekamar. Kot masih canggung, mereka kan tidak perlu tinggal bersama. Ki ngotot kalau mereka harus tinggal di sini. Jika tidak, lalu bagaimana dia akan bisa dekat dengan Moji.

Jangan takut, Ki tidak akan ngapa-ngapain Kot. Dia anggap saja ini seperti rumahnya sendiri dan tidak usah mengkhawatirkan masalah mereka tinggal satu atap.

Dia orang yang gampang kok. Dia cuma tidak suka rumah berantakan, tidak suka barang-barangnya disentuh, tidak suka diganggu, dan tidak suka berisik. (Pfft! gampang apanya?)

"Katanya kau orang yang gampang." Gumam Kot sinis.

"Kau bilang apa?"


Baiklah. Kot akan diam dan bersikap baik. Bagus, Ki memperingatkan kalau dia menyukai kedamaian dan tidak suka bersosialisasi dengan orang lain, jadi Kot tidak boleh membawa masuk siapapun ke dalam rumah ini.

Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba bel pintu berbunyi. Kot sontak tegang, dia tidak mengundang siapapun kok. Tapi Ki ternyata santai saja lalu membuka pintu untuk tamu mereka yang ternyata Ji yang datang dalam keadaan muka pucat dan mata panda.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments