Review Hua Jai Sila (Heart of Stone) Episode 1 - 3

Review Hua Jai Sila Episode 1 - 3

Note:  
Ini bukan sinopsis yah, cuma review 3 episode doang. Aku lagi demen banget sama lakorn yang satu ini, biarpun makjangnya naudzubillah, tapi drama ini benar-benar bikin ketagihan. Wkwkwk!


Mana Tor Thanapob cakep banget lagi, keren dan karismatik banget deh pokoknya dia di sini. (Yang pernah nonton Leh Lub Salub Rarng mungkin ingat dia yang jadi Kom) Chemistry-nya dia dan Ferny juga bagus banget dan biarpun sejauh ini adegan c*umannya maksa, tapi aku suka. Wwkwk! Aku lagi gila kayaknya.


Aku nggak yakin bisa bikin sinopsisnya. Males aja, takut nggak bisa selesai. Nonton doang sih nggak masalah, tapi kalau bikin sinopsis kan harus nonton berulang kali. Hadeh! Males ah kalau harus nonton yang bagian orang-orang jahatnya berulang kali. Jadi aku review aja yah dan berhubung cuma review, jadi yang kutulis di sini nggak sesuai urutan adegan dan banyak yang ku-skip juga.😁


Jadi ceritanya, Tor Thanapob di sini berperan sebagai Sila, seorang pemilik kasino dan klub malam yang elite - Deville Club, dan dia sangat dihormati oleh para wanita yang bekerja di sana. Akan tetapi, dibalik kesuksesannya yang sekarang, dia memiliki masa kecil yang sangat kelam.

Sila waktu kecil bernama Tor, dia adalah anak seorang pria kaya dan selingkuhannya. Masalahnya, istri sah pria kaya ini jahat banget nget-nget-nget. Dia yang membunuh Ibunya Tor dengan cara menabraknya sampai mati.

Setelah kematian sang Ibu, Tor terpaksa harus tinggal di keluarga ayahnya. Dan di sinilah awal mula kisah tragis Tor. Dia disiksa habis-habisan sama ibu tiri dan saudara tirinya yang bernama Sawit (Bukan minyak goreng yah. Wkwkwk) atau nama panggilannya Ae.

Di mata masyarakat, Ibu Tiri ini wanita dan pengusaha yang disegani dan dihormati. Padahal sebenarnya hatinya busuk banget. Dia nggak ada hormat-hormatnya sama orang-orang yang dia anggap lebih rendah dari dia. Dalam bisnis pun, dia bahkan rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.


Suatu hari, Tor ingin menelepon ayahnya yang saat itu sedang tidak ada di rumah. Tapi ketahuan Tor dan jadilah kedua anak itu rebutan foto ayah mereka.

Tor nampar Ae lalu melarikan diri dan Ae langsung ngadu ke ibunya. Ibu tiri jadi murka, menuduh Tor mencuri sesuatu dari Ae dan menamparnya keras-keras sampai dia tersungkur dan d**anya tertancap ke bagian tajam pot yang pecah. Dan lebih kejinya lagi, si Ibu Tiri malah semakin mendorong-dorong dia hingga darahnya semakin mengucur deras.

Saat akhirnya dia berhasil melarikan diri, dia bersembunyi di sebuah rumah kosong yang ternyata adalah rumah seorang gadis kecil bernama Mintra.

Nasibnya Mintra bisa dibilang 11-12 dengan Tor. Dia juga anak tiri yang disiksa sama ibu dan saudara tirinya, yah walaupun nggak se-ekstrem Tor sih. Di rumah ini lah kedua anak itu mulai berteman. Min membantu mengobati lukanya bahkan memberinya makan.


Sayangnya si Ibu Tiri dengan cepat menemukan Tor berkat bantuan ibu tirinya Mintra. Tor langsung diikat dan diseret paksa keluar dari rumah itu, bahkan Min pun jadi dipukuli ibu tirinya karena mencuri makanan untuk diberikan ke Tor.

Tor berhasil melarikan diri, tapi Ibu Tiri terus mengejarnya hingga dia tersudut ke dermaga. Dia berusaha memohon ampunan tapi Ibu Tiri dengan kejamnya menyuruh Tor untuk mati saja, dia bahkan mengklaim kalau ayahnya Tor tidak menyayanginya, dia cuma anak haram yang tidak diinginkan siapapun.


Dia terus menyudutkan Tor hingga Tor tercebur ke sungai. Sesaat, Ibu Tiri memang tampak merasa bersalah. Tapi amarah dan dendam kembali menguasainya dengan cepat hingga dia diam saja melihat Tor tenggelam.

Mayatnya tidak pernah ditemukan, sehingga semua orang mengira kalau dia sudah meninggal dunia, padahal tidak. Dia diselamatkan oleh Bibi Mam yang kemudian mengganti namanya menjadi Sila.


Terlepas dari profesinya di klub malam, Bibi Mam ini justru orang yang baik dan membesarkan Sila seperti anak sendiri.

Bekas luka di d**a Sila itu masih membekas sampai dia dewasa. Bekas luka yang membuatnya masih menyimpan dendam pada ibu tiri dan saudara tirinya.

Tapi Bibi Mam terus berusaha menasehatinya untuk tidak balas dendam. Dia tidak mau Sila kembali menjadi Tor. Dia tidak mau Sila dikuasai dendam dan amarah.

Dan di atas segalanya, Bibi Mam takut jika orang-orang jahat itu tahu kalau ternyata Tor masih hidup, mereka mungkin akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkannya.


Sayangnya, suatu kejadian pada salah seorang wanita yang kerja di klub malam-nya membuat amarah dan kebencian Sila jadi semakin membuncah hingga dia tidak mau lagi mendengarkan nasehat Bibi Mam.

Wanita itu bernama Oil, dia mengandung anaknya Ae tapi Ae tidak mau tanggung jawab. Parahnya lagi, Oil malah memergokinya tidur dengan wanita lain.

Oil jadi marah dan mengancamnya dengan pistol. Tapi karena dia cinta banget sama Ae, dia jadi mudah terpedaya rayuan Ae. Dan begitu dia lengah, Ae langsung menyiksanya sampai dia keguguran.


Sila orang pertama yang datang menyelamatkan dan membawa Oil ke rumah sakit. Dan di sinilah dia pertama kali bertemu dengan Min lagi.

Min awalnya tidak mengenalinya. Tapi kemudian dia melihat cincin yang Sila pakai jadi kalung. Min ingat cincin itu karena dulu, Tor pernah memberitahunya kalau itu adalah cincin ibunya, bahkan di dalamnya ada ukiran nama sang Ibu. Min jadi yakin kalau dia Tor, tapi Sila ngotot menyangkal identitas aslinya.
 

Sila dan Bibi Mam ingin menuntut Ae demi menegakkan keadilan bagi Oil, tapi si Ibu Tiri dan Ae sudah bergerak duluan menggunakan uang dan kekuasaan mereka untuk menghancurkan segala bukti dan Ae pun terlepas dari jerat hukum. Ibu Tiri bahkan mendatangi Oil di rumah sakit dan dengan kejamnya menyuruh Oil untuk bunuh diri.

Hadeh, Ibu Tiri yang satu ini kejam banget kayak psikopat, entah dia manusia atau setan. Dia benar-benar tidak ada rasa bersalah sedikitpun.

Sila sempat melihat sekilas saat si Ibu Tiri meninggalkan rumah sakit tapi Sila terlambat. Saat dia tiba di kamarnya Oil, Oil sudah bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari lantai atas.


Kejadian inilah yang memicu Sila untuk menjalankan rencana balas dendamnya. Dia bahkan langsung mendatangi Ibu Tiri dan tanpa tedeng aling-aling menyebut Ibu Tiri sebagai pembunuh.

Untung saja Ibu Tiri tidak mengenalinya, tapi dia merasa familier dengan wajahnya. Karena itulah dia menyuruh sekretarisnya untuk menyelidiki Sila.

Target pertamanya Sila adalah Ae. Hmm... yah, walaupun nggak boleh ditiru tapi harus kuakui, cara pertama yang dia gunakan cukup pintar: Pakai judi.


Waktu dia membuntuti Ae ke restoran, dia bertemu seorang wanita bernama Mee. Wanita itu mengenali Ae dan dari wanita itulah Silla mengetahui kalau Ae suka judi.

Karena itulah dia membayar Mee dengan uang cukup banyak tapi dengan syarat Mee harus membantunya untuk menarik Ae ke kasinonya. Awalnya dia membiarkan Ae menang banyak dan hal itu sukses membuat Ae ketagihan ingin datang lagi ke kasinonya Sila.


Walaupun sifat jahat si Ibu Tiri itu nurun ke putranya, tapi ada bedanya. Kalau si Ibu Tiri ini pintar, putranya nggak. Dia jenis cowok manja yang suka hura-hura ngabisin duit orang tua doang.

Ibu Tiri bahkan tidak mau menyerahkan perusahaannya ke Ae soalnya dia sadar betul putra semata wayangnya ini adalah orang yang tidak berguna... kecuali kalau Ae berhasil memperistri Mingkwan.

Kwan adalah kakak tirinya Min. Dari segi sifat, dia sama persis kayak Ibu Tiri. Cantik dan pintar, tapi terlalu ambisius dan kejam. Ibu Tiri yakin banget kalau Kwan adalah calon menantu yang tepat dan bisa mengembangkan perusahaannya.

Berbeda dari Ibu Tiri yang mendapatkan kekayaannya dari bisnis real estate, keluarganya Min dan Kwan ini sebenarnya keturunan bangsawan asli.

Tapi kekayaan mereka tidak sebanding dengan kekayaan keluarga Ibu Tiri. Apalagi sejak Ayah Min menderita Alzeimer dan Kwan sibuk kuliah di luar negeri, hanya Min seorang yang jadi tulang punggung keluarga dengan bekerja menjadi arsitek dan menjual sayuran organik yang dia tanam sendiri.

Keyakaan mereka yang melimpah inilah yang membuat Ae jadi sombong hingga dia mengira kalau dia bakalan bisa mendapatkan Kwan dengan mudah. Ibu Tiri yang nggak yakin, anaknya perdana menteri aja ditolak sama Kwan, apalagi Ae yang nggak bisa apa-apa. Ibu Tiri tidak mau tahu, pokoknya Ae harus menggunakan segala cara untuk mendapatkan Kwan.

 

Waktu Sila membuntuti Ae ke restoran waktu itu, dia melihat Ae mengajak atau lebih tepatnya memaksa Min ke restoran bersamanya hanya untuk meminta saran Min tentang hadiah terbaik untuk menyambut kedatangan Kwan.

Dari sinilah Sila mengetahui kalau Ae sedang berusaha mengejar Kwan dan langsung mencari informasi kapan Kwan kembali dari luar negeri.

Sila sebenarnya juga benci sama Kwan karena dulu Ae dan Kwan selalu bekerja sama membulinya, Kwan bahkan tega merusak harmonika kesayangan Tor.


Harmonika itu sampai sekarang masih disimpan oleh Min. Dia satu-satunya orang yang merasa sangat kehilangan saat semua orang menyatakan kalau Tor sudah mati. Dia bahkan sulit mempercayai mereka karena mayat Tor tidak pernah ditemukan.


Makanya dia hampir aja senang waktu melihat cincin yang dipakai Sila. Tapi Sila ngotot pura-pura tak mengenalnya, Sila malah menuduh Min ngomong kaya gitu buat ngerayu dia.

Min jadi kesal banget sama dia. Apalagi dia juga ada di rumah sakit mengantarkan ayahnya berobat saat dia melihat Sila mengantarkan Oil ke rumah sakit, juga saat Oil bunuh diri. Makanya dia jadi salah paham mengira Sila menyakiti Oil sampai Oil keguguran dan bunuh diri.

Tapi alih-alih menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya, Sila malah cuma menyangkal secara ambigu sambil ngegodain Min. Aku suka banget tiap kali mereka bertemu, terus tengkar, terus Sila godain Min, sok-sokan jahat padahal sayang  dan perhatian. Hehe.


Setelah si brengs*k Ae mendapatkan saran dari Min tentang hadiah untuk Kwan, dia dengan seenaknya meninggalkan Min dan menyuruh Min pulang sendiri naik ojek.

Untung aja ada Sila. Nggak, dia nggak nganterin Min pulang sih emang. Dia malah cuma berhenti di depan Min sampai Min kepedean mengira kalau Sila mau dia naik ke mobilnya Sila.

Sila langsung nyinyir, dia berhenti di sini soalnya di situ ada tempat sampah. Pfft! Dia bahkan langsung meminta Min untuk membantunya buang sampah lalu pergi meninggalkannya.

Tapi... tak lama setelah dia pergi, muncul seorang tukang ojek yang mengaku kalau dia memang datang untuk menjemput Min. Dia bahkan sudah dibayar sama Sila.


Sayangnya, Sila masih bertekad untuk membalas dendam. Dan setelah mengetahui Ae sedang berusaha mendapatkan Kwan, Sila berniat menggoda Kwan juga.

Dia bahkan mengirim anak buahnya untuk menjemput Kwan di bandara pakai mobil limusin, tapi ditolak mentah-mentah sama Kwan soalnya Kwan nggak kenal siapa Sila. Tapi jelas dia tampak mulai tertarik sama orang bernama Sila ini... dan memang itulah rencana Sila, membuat Kwan penasaran sama dia.


Segini dulu deh review-nya, mungkin nanti akan kubuat review lanjutan. Sejauh ini aku baru nonton 8 episode. Yang pengen nonton ada di MUSE fansub. Eng sub tapi, aku nggak tahu ada sub indo-nya atau nggak.

Post a Comment

10 Comments

  1. Seru sepertinya,ka boleh request lakorn fated to love you versi thai ka klo bisa hehehe terima kasih

    ReplyDelete
  2. Lanjut kak ya sinopsisnya kayaknya seru

    ReplyDelete
  3. Bagus minn critanya
    Tapi sayang lihat youtube gak paham
    Kapan" bolehlah buatin sinopsisnya

    ReplyDelete
  4. Iya seru cerita aku suka, tpsayang tdk ada sub indo nya.

    ReplyDelete
  5. Sampi sy cari aplikasi yg otomatis ada teks bhs indo nya?

    ReplyDelete
  6. Lanjutkan kan 😭😭 pliss

    Semangat kaa 💪👏

    ReplyDelete
  7. OMG... Cinta banget sama mereka

    ReplyDelete
  8. Bagus banget loh Hua jai sila 😂 aku aja ampe sekarang belum bisa move on, selalu nonton ulang terus berkali-kali aseli kagak ada bosennya haduhhh

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam