Ae Ra membawa Dong Man ke resto daging. Dong Man senang banget bisa makan daging sapi, tapi kemudian dia melihat beberapa pria di meja sebelah sedang memperhatikan Ae Ra dan langsung memalingkan muka saat Dong Man memergoki mereka.
Tak suka, Dong Man dengan manisnya meminta Ae Ra untuk gantian tempat duduk dengan alasan dia silau karena mataharinya terlalu terang. Ae Ra pindah sambil menggerutu, tapi di posisi itu dia bisa melihat Chan Sook yang sedang antusias memperhatikan mereka dari luar.
Sengaja mau memprovokasi Chan Sook, Ae Ra langsung menyuruh Dong Man untuk mengelus kepalanya seperti yang dilakukan para cowok di drama-drama. Dong Man tidak mau, tapi Ae Ra mengancamnya untuk melakukannya saja kalau dia mau makan iga.
Terpaksa Dong Man mendaratkan tangannya dengan gemetaran ke kepalanya Ae Ra. Tapi alih-alih mengelusnya, dia malah meremasnya dengan jijik. Ae Ra belum keramas, yah?
Chan Sook iri melihatnya dari luar. Tak tahan lagi, akhirnya dia pergi.
Pelayan datang, Ae Ra pun memesan 3 porsi daging iga. Dong Man sampai tercengang, apa pacarnya Ae Ra lulus ujian. Tapi kemudian Ae Ra juga pesan bir dan soju, Dong Man mengerti, dia gagal lagi.
"Aku akan meremajakan diriku dan bekerja selamanya," ujar Ae Ra "jika dia tidak lulus ujian maka aku harus berhenti bekerja dari sana."
"Augh! Dasar kunyuk. Kenapa dia belum juga membayar depositmu?"
"Dia akan membayarnya," ujar Ae Ra canggung.
Dong Man langsung sinis merutuki pacarnya Ae Ra. Dia pasti sudah gila, pacarnya sampai punya varises gara-gara harus berdiri sepanjang hari demi menyokong hidupnya.
Jika dia sungguh pria baik maka dia pasti sudah bekerja jadi buruh fisik. Ae Ra tak terima pacarnya diomongin seperti itu, dia tidak akan membiarkan pacarnya bekerja seperti itu.
"Aigoo, wanita yang berbudi luhur. Senang bertemu anda, nyonya. Selamat makan siang." Sinis Dong Man. Tapi begitu Ae Ra mengancam membatalkan traktirannya, Dong Man langsung berubah baik.
Pulang kerja, Ae Ra membeli sepeda 8 speed untuk Moo Ki. Tapi alih-alih membawanya dengan taksi, dia malah memasukkannya kedalam bis. Setibanya di depan gosiwon-nya Moo Ki, dia bertemu dengan salah seorang penghuni di sana.
Tapi begitu melihat Ae Ra, pria itu malah berlari kembali ke dalam dengan panik. Hmm, sepertinya ada yang mereka sembunyikan dari Ae Ra. Semua penghuni yang sedang makan malam, kontan berlarian panik dan memanggil Moo Ki.
Ae Ra bersusah payah membawa sepeda itu naik dan Moo Ki baru keluar dari kamarnya saat itu, tampak seperti baru bangun tidur tapi ekspresinya tampak aneh. Ae Ra mengomelinya tapi kemudian memberikan sepeda itu sebagai hadiah untuknya.
Dia menerimanya dengan canggung walaupun dia jelas tampak kecewa karena sepeda itu cuma 8 speed. Saat dia berbalik, Ae Ra keheranan melihat celananya kebalik. Moo Ki sontak panik sampai keringatan... tapi Ae Ra tidak curiga apa-apa dan hanya menyuruh Moo Ki untuk sadar.
Mereka ke dapur dan mendapati para penghuni sedang makan malam yang sangat banyak, kiriman seorang ahjumma pemilik kedai kimchi lobak dan nasi jelai. Ae Ra langsung menyapa si ahjumma dengan ramah dan berpikir kalau Ahjumma mengantarkan pesanan para penghuni di sini.
Dia ingin mencicipi makanannya, Ahjumma pun menawarkannya sumpit. Tapi anehnya, tangan Ahjumma gemetaran hebat.
Lebih anehnya lagi, Ae Ra melihat Ahjumma memakai jepit rambut minnie mouse yang sama persis seperti jepit rambutnya yang hilang. Ae Ra yakin jepit rambut itu memang miliknya.
Heran, dia langsung memperhatikan pakaian yang dipakai Ahjumma dan Moo Ki, dan menyadari pakaian mereka sepertinya tertukar.
Dia mulai curiga dan langsung mengendus jaket yang Ahjumma pakai dan langsung bisa mencium bau rokok mentol yang biasanya dihisap Moo Ki. OMG! Dia selingkuh sama ahjumma?
Menyadari segalanya, Ae Ra langsung melepaskan tasnya dan menghajar Moo Ki dengan tas itu. Jadilah mereka kejar-kejaran dengan dramatisnya dan tak ada seorangpun yang berani menolong Moo Ki.
Beberapa saat kemudian, keadaan gosiwon kacau balau. Ae Ra sungguh kecewa, padahal tahun lalu saat Moo Ki memberinya hadiah tas ini, Moo Ki bilang mau menikahinya setelah dia lulus.
Tas ini adalah tas branded pertama yang pernah Ae Ra dapatkan. Dia mengomeli Moo Ki saat dia membeli tas ini, tapi kemudian dia menyadari tas ini asli.
Memikirkan Moo Ki menabung untuk membeli tas ini, benar-benar membuat hatinya sakit. Dia sungguh berterima kasih dan mempercayai Moo Ki karena itu.
Dia tahu kalau Moo Ki itu sebenarnya tidak punya otak. Dia sudah berniat untuk mengurus Moo Ki jika kali ini dia gagal lagi. Apa Moo Ki bahkan tahu berapa banyak uang yang dihasilkannya dari meja informasi. Hanya karena dia membayari hutangnya Moo Ki dan memberinya tunjangan, apa Moo Ki pikir dia digaji jutaan?
"Kau pikir aku tidak punya mimpi? Kau pikir karena itu aku menyokongmu?"
Kenapa Moo Ki bodoh banget. Mending kalau wanita selingkuhannya itu wanita muda atau wanita kaya raya. Tapi bagaimana bisa dia selingkuh dengan ahjumma pemilik restoran kecil?
Ahjumma menyela, "Sebenarnya... tidak kecil."
Tak lama kemudian, Ae Ra terbengong-bengong menatap restorannya Ahjumma yang ternyata restoran berkelas dan pengunjungnya sampai antri mengular. Restoran kimchi lobaknya terkenal berkat sebuah acara TV. Ahjumma bahkan sudah ganti memakai pakaian mewah.
Ae Ra cuma bisa berdecih sinis, "Dia tidak betul-betul bodoh rupanya."
Ahjumma dan Moo Ki bahkan sudah tidak lagi segan ataupun merasa bersalah untuk menunjukkan kemesraan mereka di hadapan Ae Ra.
Moo Ki keluar tak lama kemudian dengan membawa sebuah sepeda yang lebih besar dan lebih bagus lengkap dengan semua perlengkapannya dan sebuah mobil mewah.
Ahjumma juga menawarkan seamplop uang untuk membayari deposit kamarnya Moo Ki, lengkap dengan bunganya. Mereka bahkan semakin mempermalukan Ae Ra dengan menawarinya tumpangan.
Kesal, Ae Ra langsung menjambak rambut Ahjumma, tapi dengan cepat pula melepaskannya dengan dalih mengambil jepit rambutnya.
Dia langsung membalik sepedanya dengan penuh harga diri dan berteriak memanggil taksi. Tapi sesaat kemudian, saat Moo Ki sudah selesai menaikkan sepedanya ke atas mobil, pak supir taksi masih kesulitan memasukkan sepedanya kedalam bagasi dan membuat Ae Ra jadi semakin malu. Pak supir kesal, mending dia panggil truk saja atau sekalian kendarai sepeda ini.
"Aku tidak bisa mengendarai sepeda!"
Di tempat lain, Jang Ho mengambil sebuah pisau dan memutar-mutarnya bak seorang ahli pisau... untuk mengiris daging dan menghidangkannya ke Dong Man. Pfft! Sepertinya dia sudah tidak lagi jadi pelatih dan membuka truk makanan pinggir jalan, tapi bisnisnya sepertinya sepi.
Dong Man protes, dia kan minta sosis dan bukannya hati. Jang Ho ngotot kalau Dong Man butuh makan protein untuk pertumbuhan ototnya. Dong Man berdecih, ini mah lebih banyak lemaknya daripada protein.
"Kau bilang apa? sekali pelatih, selamanya akan menjadi pelatih. Sekali seniman beladiri, selamanya seniman beladiri. Seorang kompetitor harus selalu siap berkompetisi jika kau ingin tampil kembali..."
Siapa bilang Dong Man mau kembali. Jika Jang Ho masih berusaha membuatnya kembali, lebih baik dia menyerah saja. Dong Man tidak akan melakukan taekwondo lagi. Lagipula umurnya sudah hampir 30 tahun, jadi dia tidak akan bisa masuk tim nasional.
Memangnya kenapa, Choo Sung Hoo saja lahir tahun 1975. Dalam dunia pertarungan, Dong Man itu masih muda. Masa Dong Man akan menyia-nyiakan kakinya? Dia adalah orang pertama di Korea yang melakukan tendangan memutar. Apa Dong Man tidak kesal melihat orang yang lebih buruk daripada dirinya?
"Aku tidak akan melakukan olahraga apapun lagi. Tendangan berputar nomor satu itu sudah mati tanggal 3 November 2007. Jadi jangan ganggu aku, biarkan aku hidup!"
"Apa kau masih belum bisa melupakannya? Lupakan saja."
Dong Man tetap teguh dengan keputusannya, dia tidak akan berolahraga lagi, itu tidak pernah membuatnya bahagia. Olahraga selalu memalukan dan terlalu intens. Pokoknya dia tidak akan pernah melakukannya lagi.
"Lantas? Apa sekarang kau bahagia? Apa kau melakukan sesuatu secara intens?"
Kecewa, Jang Ho melemparkan dagingnya dan mengusir Dong Man.
Tak bisa naik taksi, terpaksa Ae Ra harus menelan rasa malunya dan numpang di mobilnya Moo Ki. Sambil pura-pura tidur, dia membatin bahwa rasanya begitu memalukan sampai mau muntah. Dia tidak mengerti kenapa dia harus begitu menyedihkan bahkan dalam putus cintanya.
Tapi kemudian dia mendengar siaran berita tentang seorang penyiar berita bernama Park Hye Ran yang dikabarnya akan mengakhiri pernikahannya dengan suaminya yang seorang konglomerat.
Berita itu juga didengar oleh Dong Man yang tampak murung di tepi jalan. Dia terus melamun bahkan sampai tidak segera beranjak saat lampu merah menyala. Saat akhirnya dia mulai menguasai diri, akhirnya dia pun mulai melangkahkan kakinya ke zebra cross.
Berita itu cukup mengejutkan Ae Ra. Ingin melihat berita itu lagi, dia berusaha mengambil ponselnya Ahjumma. Mereka jadi ribut sendiri gara-gara itu sampai Moo Ki tidak konsen lihat jalan.
Ahjumma kontan shock, "Ada orang lewat!"
Untunglah Moo Ki langsung berhenti mendadak tapi tak ayal membuat Dong Man shock sampai dia terjatuh ke aspal. Moo Ki langsung panik memegangi perutnya Ahjumma. What? Dia hamil? Ae Ra benar-benar tercengang melihat itu.
Ahjumma dan Moo Ki buru-buru keluar untuk mengecek keadaan Dong Man. Dong Man jelas kesal, tapi apa Moo Ki kemari untuk bertemu Ae Ra? Apa dia beli mobil baru? Pakai uang apa?
Ae Ra yang benar-benar sakit hati, langsung menyuruh Dong Man untuk menghubungi perusahaan asuransi. Dong Man menolak, buat apa, mereka kan sudah seperti keluarga sendiri. Ae Ra terus bersikeras menyuruhnya untuk menghubungi polisi dan perusahaan asuransi.
Dong Man jadi bertanya-tanya apa Moo Ki dan Ae Ra sedang bertengkar? Terus wanita ini siapa? Apa dia tantenya Moo Ki?
"Ibu dari bayinya," gumam Ae Ra. "Dia Ibu dari bayi si brengs*k ini!"
Dong Man masih juga belum nyambung, malah mengira dia Ibunya Moo Ki dan memberinya salam hormat. Ae Ra mengoreksi, ahjumma ini mengandung bayinya Moo Ki. Dengan terbata-bata karena air matanya, Ae Ra memberitahu Dong Man kalau Moo Ki menggunakan uang pemberiannya untuk makan di restoran ahjumma ini... makan daging... lalu mereka...
"Bicara yang jelas!"
"Mereka punya bayi bersama!"
Dong Man sontak emosi mau menghajar Moo Ki. Tapi belum sempat melakukan apapun, Ahjumma langsung bertindak mencengkeram kerah baju Dong Man dengan sangat kuat sampai Dong Man tercekik dibuatnya.
"Lepaskan Moo Ki-ku! Akan kubunuh kau kalau kau menyentuhnya! Jangan macam-macam denganku!"
Beberapa saat kemudian, Dong Man dan Ae Ra berjalan pulang bersama. Dong Man benar-benar heran, si ahjumma itu kuat banget. Ae Ra maklum, ahjumma itu membuat uang jutaan berkat membuat kimchi dengan lengannya yang kuat itu.
"Kenapa juga kau menyerangnya. Dasar bodoh. Apa kau benar bisa taekwondo?"
"Haruskah kupraktekkan tendangan memutar pada wanita hamil?"
Malu dengan situasi ini, Ae Ra meminta Dong Man untuk bilang pada semua orang kalau dialah yang mencampakkan Moo Ki. Dong Man langsung berdecih mengkasihaninya.
Ae Ra kesal. Lebih baik Dong Man mencemaskan dirinya sendiri, dia dengar Park Hye Ran bercerai.
Hmm, sepertinya mereka mantan. Tapi Dong Man tak mau membahasnya dan langsung menghindar. Saat mereka menuruni jembatan penyeberangan, Ae Ra malah kena sial lagi. Sol sepatunya tiba-tiba copot. Sial banget hari ini.
Dong Man langsung ngomel-ngomel, dia kan sudah bilang jangan beli barang bajakan, barang yang berkualitas dengan harga terjangkau kan banyak. Tak tahan lagi dengan semua ini, tangis Ae Ra pun langsung pecah.
Bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya, Dong Man malah kesal menendang sepatunya Ae Ra dan menyuruhnya berhenti menangis.
Ahjumma bertanya-tanya apa pria itu tadi oppanya Ae Ra? Tidak, dia teman pria lamanya Ae Ra, rumah mereka bahkan berseberangan. Ahjumma sinis mendengarnya, tidak seharusnya dia kasih uang tadi.
Tapi apa Moo Ki membelikan Ae Ra barang-barang desainer? Moo Ki menyangkal, dia tidak punya uang jadi tas yang dia kasih ke Ae Ra itu sebenarnya palsu.
Dalam perjalanan pulang, tasnya Ae Ra terjatuh dari sepeda. Dong Man menyuruhnya untuk membuang tas itu saja, tapi Ae Ra tidak mau karena mengira itu tas desainer asli. Dia akan memperbaikinya besok lalu menjualnya dan hasilnya akan dia buat minum-minum bersama Dong Man.
Dong Man tak percaya mendengarnya, "Kau itu bodoh atau dungu?"
Kebetulan mereka lewat di depan toko penjual tas. Dong Man langsung mengajaknya mampir ke toko itu dan menyuruhnya memilih. Tanpa menunggu jawaban Ae Ra, dia langsung memilihkan sebuah handbag.
Tas ini jauh lebih awet daripada tasnya Ae Ra itu dan Ae Ra bisa memukul orang pakai tas ini. Kalau dia mau memukul Moo Ki, masukkan saja batu ke tas ini dan pukul dia, tas ini tidak akan robek. Aww, manisnya Dong Man.
"Hei Ko Dong Man. Aku akan membawa tas ini sampai mati," janji Ae Ra.
Dong Man sontak geer, Ae Ra tidak harus membawanya sampai mati kok, pilih lah sepatu juga.
Di sana, ada Park Hye Ran yang sedang menunggu didalam mobil dan sepertinya datang untuk menemui Dong Man. Tapi kemudian, dia melihat Dong Man berjalan pulang bersama Ae Ra.
Ae Ra sudah memakai sandal barunya dan menenteng tasnya yang dia isi beberapa botol bir. Ae Ra tak menyangka, ternyata Dong Man suka membelikan tas untuk wanita.
Senang, Dong Man langsung mengelus kepala Ae Ra, benar-benar belaian sayang, tidak seperti yang tadi siang.
"Ini dia. Ini tadi yang kuinginkan. Ini membuat jantungku berdebar."
"Ini membuatmu berdebar?" tanya Dong Man masih meletakkan tangannya di atas kepala Ae Ra.
Ae Ra langsung canggung, tapi dia menyangkal merasakan debaran untuk Dong Man. Lalu kenapa wajah Ae Ra memerah seperti habis mengelas sesuatu? Heran Dong Man sambil membelai pipi Ae Ra. Malu dan canggung, Ae Ra langsung memalingkan wajahnya.
Dong Man langsung memalingkan tatapan Ae Ra kembali padanya dan menatapnya serius, "Kau... harus berhenti minum-minum."
Dia langsung duluan dan mengangkat sepedanya Ae Ra menaiki tangga, meninggalkan Ae Ra yang masih bingung, apa ini karena alkohol?
Epilog:
Pasca pertandingan, berita TV menyiarkan video yang jauh lebih seru daripada pertandingan Taekwondo barusan. Video perkelahian Ae Ra dan Bo Ram yang heboh jambak-jambakan.
Saat Dong Man akhirnya berhasil menghentikan mereka, dia malah melihat pipi Ae Ra tercakar. Dong Man kontan memarahi Bo Ram dan mengomeli Ae Ra dengan cemas, "Kenapa kau memulai pertengkaran yang tidak bisa kau menangkan. Kita harus periksa ke dokter."
Dong Man langsung menyeretnya keluar dan Ae Ra sempat-sempatnya menyibak rambutnya ke Bo Ram.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam