Sinopsis My Sunshine Episode 30
Ucapan Xiao Xiao bahwa sebuah hubungan tidak akan berhasil tanpa restu orang tua, membuat Mo Sheng mulai menyadari kalau hubungannya dan Yi Chen belum mendapat restu dari ibunya.
Mo Sheng pun langsung menelepon ibunya dan mengundangnya ke acara pernikahannya dengan Yi Chen.
Tapi sejak mengetahui jati diri Yi Chen, ibunya Mo Sheng langsung menentang pernikahan itu. Dia tidak memberitahu Mo Sheng apa alasannya hingga membuat Mo Sheng mengira kalau ibunya masih sama seperti dulu, tidak menyukainya, tidak peduli padanya dan sekarang ibunya berkata seperti itu pasti hanya karena dia tidak mau saja datang ke acara pernikahannya.
Tapi ibunya mau datang atau tidak, Mo Sheng sudah tidak mau mempermasalahkannya lagi karena toh dia sudah terbiasa dengan sikap ibunya yang tidak pernah mencintainya. Semua ucapan Mo Sheng itu langsung membuat ibunya bersedih menyesali perbuatannya dulu.
Xiao Xiao dan Yi Chen tiba di parkiran apartemennya Yi Chen pada waktu yang bersamaan. Yi Chen yang kesal dengan Xiao Xiao karena menginvasi rumahnya dan istrinya sekaligus, memperingatkan Xiao Xiao bahwa mulai tahun depan biaya pengacaranya akan jadi dobel.
Tepat saat itu juga, tiba-tiba mereka mendengar suara klik kamera. Ternyata ada paparazi yang sedang menguntit Xiao Xiao.
Tapi untunglah ada Yuan Feng (yang tiba-tiba muncul entah dari mana) yang langsung mengejar si paparazi dan membujuknya untuk menghapus foto Xiao Xiao yang barusan diambilnya itu dan meyakinkan si paparazi kalau berita kehamilan Xiao Xiao itu tidak benar sama sekali.
Saat bujukannya hampir tidak berhasil, Yuan Feng langsung mengubah taktik dengan cara memperkenalkan siapa Yi Chen dan kehebatan Yi Chen yang sering membantu Xiao Xiao memenangkan kasus. Taktik terakhirnya sukses besar dan si paparazi langsung menghapus fotonya.
Setelah si paparazi pergi, Yi Chen naik duluan meninggalkan Yuan Feng dan Xiao Xiao berduaan. Yah seperti biasanya, Yuan Feng dan Xiao Xiao langsung saling sindir menyindir.
Xiao Xiao menyebut Yuan Feng 'raja penguntit', Yuan Feng tidak terima dan beralasan kalau dia disini bukan mengikuti Xiao Xiao tapi mengikuti si paparazi karena mencemaskan Xiao Xiao
Yuan Feng berkata bahwa dia jauh lebih cemas lagi setelah mengetahui kalau Xiao Xiao ternyata sedang bersembunyi di rumahnya Mo Sheng dan Yi Chen karena Yi Chen dan Mo Sheng kan tidak pernah mengurus wanita hamil.
"Jadi kau pernah yah?" sahut Xiao Xiao
"Tidak"
Menyadari masih ada lagi yang ingin Yuan Feng katakan, Xiao Xiao langsung menyuruhnya bicara to the point saja. Yuan Feng pun memberitahu Xiao Xiao bahwa orang tuanya ingin bertemu dengannya. Xiao Xiao dengan tenangnya memberitahu Yuan Feng bahwa masalah diantara mereka sama sekali bukan kedua orang tua Yuan Feng tapi karena tidak ada cinta diantara mereka.
Dia tidak mau menikah dengan seseorang yang masih mencintai wanita lain. Yuan Feng langsung membisu dan tidak membantahnya sedikitpun, sepertinya ia sendiri menyadari kalau dia masih punya perasaan pada Yi Mei.
Kenyataan itu begitu membebani pikiran Yuan Feng bahkan saat ia berjalan keluar dari gedung apartemennya Yi Chen. Saat ia melewati pinggir sungai, tak sengaja dia melihat Yi Mei sedang mewawancarai seseorang. Yi Mei ternyata pindah kerja jadi reporter.
Yi Mei mengaku bahwa menjadi reporter adalah impiannya sejak awal, dia bekerja menjadi pembawa berita TV hanya karena dia merasa pekerjaan itu membuatnya jadi sepadan dengan pria yang dicintainya.
Tapi pada akhirnya, dia menyadari kalau dia salah. Dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa memiliki apa yang dia inginkan jika dia tidak mengejar impiannya.
Semua pengakuan Yi Mei itu membuat Yuan Feng mulai menyadari bahwa ia mulai bisa melihat image yang berbeda dalam diri Yi Mei.
Image yang sangat berbeda daripada image yang selama ini hanya dia lihat lewat layar kaca. Ia mulai menyadari bahwa Yi Mei yang selama ini ia sukai hanyalah image.
Saat Yuan Feng mengaku bahwa dia mulai merasakan cinta yang baru, Yi Mei tampak agak kaget dan kecewa tapi dia tetap mengucapkan selamat dengan tulus. Mereka lalu berpisah dengan jabat tangan.
Setelah menyadari bahwa ia hanya mencintai imagenya Yi Mei saja, Yuan Feng langsung mendatangi apartemennya Yi Chen.
Xiao Xiao mendengar suara bel pintunya tapi dia entah sedang sibuk apa sampai-sampai dia tidak mau membukakannya dan membuat Mo Sheng memprotesnya.
Begitu melihat tamunya adalah Yuan Feng, Mo Sheng langsung menyuruh Xiao Xiao sendiri yang membukanya lalu diam-diam mengintip mereka dari balik tembok.
Yuan Feng mengaku bahwa barusan dia bertemu dengan Yi Mei dan menyadari bahwa sekarang Yi Mei jauh lebih cantik dari sebelumnya. Dia menyadari bahwa wanita yang mencintai pekerjaannya jadi jauh lebih cantik.
Jelas saja Xiao Xiao sebal mendengar pujian Yuan Feng tentang wanita lain. Dia hendak menutup pintu tapi Yuan Feng langsung mencegahnya karena dia masih belum selesai bicara.
Yuan Feng berkata bahwa akhirnya dia menyadari bahwa Yi Mei yang selama ini dia sukai hanyalah imagenya saja.
"Siapapun yang kau cintai sama sekali bukan urusanku" ujar Xiao Xiao "Dan lagi, kita berdua sama-sama orang dewasa yang tidak seharusnya menikah hanya karena ada bayi"
Yuan Feng tidak menyerah begitu saja dan meminta Xiao Xiao untuk memberinya kesempatan sekali lagi "Mungkin sekarang ini aku masih belum mencintaimu tapi jika aku tidak menyukaimu, maka aku tidak akan mencintai orang lain"
Yuan Feng lalu mengeluarkan kalungnya dan meminta Xiao Xiao mengambil kalung ini jika Xiao Xiao bersedia menerimanya.
Entah apa jawaban Xiao Xiao karena tiba-tiba saja kita dialihkan pada Yi Chen yang menarik Mo Sheng dari tempatnya mengintip. Mo Sheng langsung protes karena Yi Chen mengganggunya padahal percakapan Xiao Xiao dan Yuan Feng sudah hampir sampai di bagian paling penting.
Mo Sheng memuji keromantisan Yuan Feng lalu menyuruh Yi Chen untuk menirukan kalimat romantis yang Yuan Feng ucapkan tadi tapi Yi Chen tidak mau malah mengatai Mo Sheng bodoh.
Mereka kemudian mengalihkan perhatian mereka kembali ke Xiao Xiao dan Yuan Feng tapi ternyata mereka sudah menghilang entah kemana.
Keesokan harinya, Xiao Xiao bercerita pada Mo Sheng bahwa kemarin dia pergi menemui orang tua Yuan Feng.
Ternyata kemarin belum sempat dia bereaksi apapun, tiba-tiba saja Yuan Feng langsung menyeretnya ke mobil lalu membawanya ke rumah menemui orang tuanya.
Lalu apa yang terjadi setelah menemui orang tuanya? tanya Mo Sheng. Mereka makan malam bersama, jawab Xiao Xiao. Ternyata setelah bertemu langsung dengan Xiao Xiao, orang tua Yuan Feng mulai menilai Xiao Xiao dengan lebih positif bahkan papa Lu merasa Xiao Xiao cukup pintar, baik dan cantik.
Papa Lu langsung menyetujui hubungan mereka karena menurutnya kepintaran, kebaikan dan kecantikan Xiao Xiao bisa memperbaiki keturunan (hahaha! karena Yuan Feng kan rada-rada bodoh).
Saat dia makan malam dengan orang tua Yuan Feng kemarin, dia jadi memikirkan mendiang neneknya. Dulu neneknya pernah memberitahunya untuk membuka matanya lebar-lebar saat dia ingin menikah karena menikah tidak boleh asal-asalan. Neneknya adalah orang yang paling mencintainya dan satu-satunya yang mendukungnya untuk kuliah karena neneknya yakin hal itu akan membuat Xiao Xiao memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pria baik.
Dia pernah bertanya pada neneknya seperti apakah pria baik itu? Neneknya berkata bahwa pria baik bisa terlihat dari perbuatannya bukan dari ucapannya saja (setuju banget). Neneknya sama sekali tidak memintanya untuk menikah dengan pria kaya atau pria tampan, karena sang nenek percaya bahwa pernikahan harus dilandasi oleh ketulusan.
"Sebenarnya, aku merasa kalau Lu Yuan Feng itu akan jadi suami dan ayah yang baik. Hanya saja kami tidak memiliki perasaan mendalam terhadap satu sama lain. Rasanya lucu sekali kalau aku menikah hanya karena dia (bayinya)"
"Apapun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu"
Besok adalah hari pernikahan Yi Chen dan Mo Sheng. Saat Yi Chen tiba di kantor, dia mendapati semua pegawai sedang sibuk bergosip tentang berapa banyak angpao yang harus mereka berikan untuk pernikahannya Yi Chen dan baju apa saja yang harus mereka kenakan nanti.
Ibunya Mo Sheng merasa tidak tenang dan memutuskan untuk mendatangi Yi Chen di kantornya. Saat Yi Chen menyapanya dengan sebutan 'nyonya Zhao', ibunya Mo Sheng langsung mengingatkan bahwa dia sudah menikah dengan Mo Sheng maka seharusnya Yi Chen memanggilnya dengan sebutan ibu atau jika tidak Yi Chen juga bisa memanggilnya sebagai nyonya Pei.
Yi Chen langsung menanggapi sebutan ibu dengan senyum sinis dan lebih memilih untuk memanggilnya dengan sebutan nyonya Pei.
"Nyonya Pei, saya sangat penasaran kenapa anda datang kemari?"
Nyonya Pei berkata kalau dia datang hanya untuk melihat menantunya setelah Mo Sheng banyak memuji-mujinya dalam pertemuan mereka waktu itu.
Yi Chen dengan sinisnya menyindir "Kalau Mo Sheng tahu anda sangat peduli padanya, dia pasti akan sangat bahagia"
Nyonya Pei bertanya apakah sikap kasar Yi Chen padanya ini karena Yi Chen bersedih atas Mo Sheng? Dia mengaku kalau dia memang tidak pernah menjadi ibu yang baik bagi Mo Sheng karena dulu dia sibuk dengan karirnya dan juga karena hubungannya dengan ayahnya Mo Sheng tidak baik.
Tapi nyonya Pei bersyukur karena Mo Sheng orang yang tidak sensitif dan bisa tumbuh dengan baik.
Nyonya Pei berkata bahwa dia berniat memperbaiki kesalahannya dan bertanya-tanya apakah dia masih punya kesempatan.
Yi Chen masih dengan sinisnya mengingatkan nyonya Pei bahwa jika nyonya Pei ingin menunjukkan rasa cintanya sebagai ibu maka seharusnya nyonya Pei mendatangi Mo Sheng langsung.
Setelah berbasa basi ngalor ngidul, nyonya Pei akhirnya mulai membicarakan tentang inti pertemuannya dengan Yi Chen walaupun dia melakukannya dengan pelan-pelan memulainya dengan pura-pura bertanya tentang apa pekerjaan orang tua Yi Chen dan berkata kalau dia ingin bertemu dengan orang tua Yi Chen.
Saat Yi Chen memberitahunya kalau orang tuanya sudah meninggal dunia, nyonya Pei pura-pura tidak tahu dan meminta maaf. Saat nyonya Pei masih saja bertele-tele, Yi Chen langsung meminta nyonya Pei untuk langsung to the point saja "Kenapa anda tidak bertanya apakah kematian orang tua saya ada hubungannya dengan tuan Zhao?"
Menyadari Yi Chen ternyata memang tahu tentang sejarah hubungan orang tuanya dengan ayahnya Mo Sheng, nyonya Pei pun langsung bertanya apa sebenarnya maksud Yi Chen menikahi Mo Sheng? Apa Yi Chen melakukannya hanya untuk balas dendam?
"Saya sama sekali tidak perlu memberitahu anda tentang kenapa kami menikah. Dan lagi, saya sama sekali tidak punya kesabaran untuk balas dendam atas kejadian yang sudah sangat lama di masa lalu"
"Aku tidak percaya padamu"
"Terserah anda mau percaya atau tidak, tidak penting bagi saya"
"Apa Mo Sheng tahu tentang masalah ini?"
"Dia tidak boleh tahu dan selamanya tidak akan pernah tahu"
Nyonya Pei jadi lebih tenang menyadari Yi Chen menikahi Mo Sheng bukan untuk balas dendam.
Nyonya Pei lalu memberitahu Yi Chen kebenarannya, bahwa kemarian ayahnya Yi Chen tidak ada hubungannya dengan ayahnya Mo Sheng karena ayahnya Mo Sheng sudah mengembalikan uang ayahnya Yi Chen sejak lama, kematian ayahnya Yi Chen terjadi karena uang itu dikorupsi oleh kepala konstruksi proyek.
"Saya tahu" sela Yi Chen
Yi Chen mengaku bahwa 4 tahun yang lalu dia sendiri yang memasukkan kepala konstruksi kedalam penjara atas tuduhan penggelapan uang. Dia sudah menyelidiki kasus ini selama beberapa tahun dan karenanya dia penasaran, apakah benar-benar tidak ada hubungan apa-apa antara ayahnya Mo Sheng dengan kepala konstruksi?
Nyonya Pei langsung terdiam canggung mendengarnya tapi Yi Chen sendiri tidak mengharapkan jawaban karena dia sudah tahu jawabannya.
Nyonya Pei dengan canggung mengakui kalau ayahnya Mo Sheng memang bersalah juga karena tidak bertanggung jawab memantau perginya uang itu dengan benar.
Tapi karena masalah ini pula, ayahnya Mo Sheng sudah membayar perbuatannya sendiri. Nyonya Pei berharap semoga Yi Chen bisa memaafkan ayahnya Mo Sheng.
Yi Chen hanya menanggapinya dengan mengusir nyonya Pei secara halus. Sebelum pergi, nyonya Pei meminta Yi Chen untuk berjanji padanya karena walaupun dia tidak dekat dengan Mo Sheng tapi dia tetap ibunya Mo Sheng.
"Mereka memberiku 10 tahun tapi aku menginginkan Mo Sheng seumur hidup. Mo Sheng suka berkhayal. Jangan biarkan dia tahu tentang masalah ini"
Mendengar itu, nyonya Pei akhirnya berlalu pergi dengan perasaan lebih tenang.
Setelah nyonya Pei pergi, Yi Chen di-sms Mo Sheng yang memberitahunya tentang beberapa berita bagus.
Xiao Xiao sudah keluar dari rumah mereka dan sekarang dia akan menunggu Yi Chen agar mereka bisa pergi bersama ke stasiun menjemput papa dan mama He.
Belum sempat membalas apapun, tiba-tiba muncul sms-sms lain dari Mo Sheng yang bertanya tak sabaran kenapa Yi Chen tidak membalas sms-nya?
Jangan bilang kalau Yi Chen tidak berada di kantor? Lalu sms lain lagi yang isinya mengkasihani ponselnya Yi Chen karena Yi Chen pasti menelantarkan si ponsel.
"Tidak sabaran sekali" desah Yi Chen. Yi Chen lalu membalas sms-nya Mo Sheng memberitahunya kalau dia akan segera turun.
Saat Yi Chen akhirnya muncul, Mo Sheng langsung menggerutu manja "Aku sms berkali-kali tapi kau tidak membalasnya. Apa kau salah menaruh ponselmu lagi? Kasihan sekali ponselmu. Kau membuatku menunggu sangat lama, aku sampai menghitung 999 berulang kali"
Yi Chen mendengarkan ocehannya dengan tenang lalu menghentikannya dengan menggenggam tangan Mo Sheng lalu menuntunnya pergi saja sana.
Hari pernikahan Yi Chen dan Mo Sheng akhirnya tiba. Walaupun awalnya Lao Yuan tidak mau jadi MC tapi akhirnya dia juga yang jadi MC sementara Xiao Xiao dan Xiang Heng masing-masing jadi pendamping pengantin pria dan wanita, mengiringi Yi Chen dan Mo Sheng berjalan masuk ke panggung.
Walaupun Lao Yuan tidak punya pengalaman berumah tangga tapi dia jelas punya banyak pengalaman hidup.
Karena itulah sebagai orang yang belum pernah menikah, Lao Yuan menasehati Yi Chen dan Mo Sheng bahwa pernikahan adalah bersatunya 2 orang sebagai partner hidup.
Lao Yuan memberitahu Yi Chen bahwa dalam pernikahan apapun yang dikatakan oleh istri adalah benar. Kalau istri benar maka dia benar kalau istri salah maka dia salah tapi Yi Chen tetap harus berpikir kalau istrinya benar. Pfft!
Setelah mendoakan kebahagiaan kedua pengantin, Lao Yuan mulai membacakan sebuah puisi untuk mereka (yang terdengar seperti pantun sebenarnya) yang intinya mendoakan semoga mereka cepat punya anak.
Lao Yuan lalu mengambil sebotol wine dan memberikannya pada Yi Chen sambil bertanya apa yang akan Yi Chen akan lakukan untuk menghabiskan wine itu?
"Aku akan meminumnya saja" jawab Yi Chen
"Seharusnya kau bertanya pada istrimu"
Yi Chen langsung bertanya pada Mo Sheng yang langsung menjawab "Suamiku benar"
Lao Yuan lalu mengakhiri pidatonya dengan sekali lagi mendoakan kebahagiaan kedua pengantin.
Nyonya Pei tiba di depan tempat acara pernikahan tapi ia ragu untuk masuk dan akhirnya memutuskan untuk pergi.
Tepat saat ia berlalu pergi, Yi Mei datang dengan terburu-buru karena dia sudah telat dan belum ganti baju juga.
Setelah dia ganti baju, langkahnya terhenti karena bertemu dengan seorang pria tampan. Entah siapa pria itu tapi sepertinya Yi Mei dan pria itu saling mengenal.
Bersambung ke episode 31
1 Comments
Terimakasih kakak.
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam