Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 9 - 2

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 9 - 2

Qing Ge menemui Ibu Suri bersamaan dengan Selir Xiao. Tapi tentu saja sekarang hanya Qing Ge seorang yang lebih Ibu Suri perhatikan. Qing Ge jadi agak kurusan setelah merawat Kaisar selama beberapa hari.


"Terima kasih atas kecemasan Ibu Suri. Paduka adalah suami saya, sudah menjadi kewajiban saya untuk merawatnya."

"Kau memang benar-benar seorang putri. Seorang wanita yang anggun dan istri yang berbakti."

"Saya merasa tersanjung, Yang Mulia."

 

Ibu Suri langsung beralih menyindir Selir Xiao dan selir-selir lain dan menasehati mereka untuk mencontoh Qing Ge. Kaisar sedang sakit parah, tapi mereka malah tidak mau merawatnya. Apa Selir Xiao sadar apa kesalahannya?

Ketakutan, Selir Xiao sontak berlutut di hadapan Ibu Suri dan berusaha membuat-buat alasan, tapi ujung-ujungnya malah bingung sendiri harus beralasan bagaimana.

Qing Ge dengan sengaja ikutan berlutut dan menyelamatkan Selir Xiao dengan mengklaim bahwa dialah yang memohon-mohon pada Selir Xiao untuk memberinya kesempatan merawat Kaisar. Selir Xiao hanya membantunya dan memberinya kesempatan karena dia selir baru.

Selir Xiao kesal mendengarnya. Tapi saat Ibu Suri menanyakan kebenaran klaimnya Qing Ge itu, Selir Xiao mengiyakannya saja.


"Rupanya aku sudah salah paham padamu. Sepertinya kalian berdua sangat dekat. Selir yang lain haruslah mencontoh kalian berdua."

Ibu Suri bahkan memerintahkan pelayannya untuk memberitahu selir-selir lain agar mereka belajar dari Selir Xiao. Dan sebagai penghargaan atas jasa dan kesetiaan Qing Ge dalam merawat Kaisar, Ibu Suri akan mengabulkan satu permintaan Qing Ge.

Walaupun sekarang Kaisar sudah sembuh, tapi ia masih harus minum obat untuk memulihkan kekuatan tbuhnya. Kaisar tidak suka minum obat pahit, tapi mereka baru saja mendapat kiriman kue-kue dari wilayah barat.

"Aku ingin kau yang mengirimkannya pada Kaisar nanti." Perintah Ibu Suri sebelum kemudian membubarkan semua orang.


Pelayannya Ibu Suri jadi berpikir kalau Qing Ge itu sepertinya orang baik. Ibu Suri tak terlalu yakin, mungkin saja dia orang yang licik.

Selir Xiao sudah lama menjadi selir kesayangan Kaisar. Dia wanita yang sombong, tidak mungkin dia akan memberikan kesempatan untuk Qing Ge. Jika Selir Xiao sungguh-sungguh berbudi luhur, tidak mungkin selir-selir lain akan mengeluh tentangnya.

Karena itulah Ibu Suri berpikir bahwa alasan Qing Ge membela Selir Xiao itu cuma taktik untuk membuat Kaisar mengalihkan perhatiannya dari Selir Xiao.

Walaupun Kaisar sebenarnya tidak sakit cacar, tapi melalui insiden ini, Ibu Suri jadi bisa melihat sifat asli semua selir kerajaan, terutama Selir Xiao. Ibu Sri sungguh kecewa padanya.

Karena itulah Ibu Suri ingin membantu Qing Ge dengan cara memberikan perintah itu tadi pada Qing Ge. Sudah saatnya mengubah struktur kekuasaan di antara para selir kerajaan.

Ah, Ibu Suri mendadak baru ingat. Gara-gara masalah Kaisar ini, ia hampir saja lupa tentang Pangeran Qin. Ia langsung memerintahkan pelayannya untuk pergi ke kediaman Pangeran Qin dan cari tahu apakah sudah ada berita dari Yun Xi.


Di luar, Selir Xiao kesal mengkonfrontasi Qing Ge. Jangan pikir kalau dia tidak tahu apa sebenarnya tujuan Qing Ge dengan membelanya di hadapan Ibu Suri. Qing Ge menyangkal, dia hanya tidak ingin Selir Xiao dimarahi dan dihukum oleh Ibu Suri

Selir Xiao tak percaya. Qing Ge cuma pura-pura baik demi mendapatkan simpati Ibu Suri. Jangan mengira dia bodoh. Harap Qing Ge ingat baik-baik, dia adalah ibu dari Pangeran Kedua, jadi Ibu Suri takkan bisa menyakitinya.

Qing Ge tetap tenang menghadapinya. "Sepertinya Kakak salah paham padaku. Jika Kakak sangat membenciku, maka aku harus menghindari Kakak. Aku harus melakukan perintah Ibu Suri dan mengantarkan kue pada Paduka Kaisar, jadi aku permisi."

"Kau...! Awas kau!" Sungut Selir Xiao lalu pergi.


Lin Momo kesal banget sama Selir Xiao, dia benar-benar arogan. Memangnya kenapa kalau dia melahirkan seorang pangeran?!

"Jangan marah. Pepatah lama bilang 'kerugian membawa berkah'." Santai Qing Ge. "Dia dia angkuh, itu akan semakin menguntungkan bagiku."

Setelah insiden cacar ini, Selir Xiao sudah kehilangan kasih sayang Kaisar. Sebenyar lagi, Qing Ge pasti akan mendapatkan perhatian Kaisar Tian Hui. Selir Xiao bingung, bukankah Qing Ge memang sudah mendapatkan kepercayaan Kaisar Tian Hui gara-gara insiden cacar ini?

"Itu cuma sementara. Kaisar itu orang yang curigaan, aku takut dia tidak akan mempercayaiku semudah itu."

Dan lagi, hari ini Ibu Suri memanggilnya dan Selir Xiao saja. Jika Ibu Suri sungguh-sungguh ingin menghukum seseorang, lalu kenapa dia tidak memanggil semua selir?

"Dia sengaja melakukan itu untuk menciptakan musuh untukku. Sepertinya dia masih belum mempercayaiku, dan juga karena dia kecewa dengan Selir Xiao."

Setelah melewati krisis itu, Ibu Suri jadi tahu apakah para selir benar-benar tulus pada Kaisar Tian Hui atau tidak. Di sisi lain, Ibu Suri juga cemas kalau dia punya maksud tersembunyi.

"Tempat ini benar-benar berbahaya. Untunglah Putri berhati-hati."

"Itu karena Momo yang mengajariku. Perjalanan kita masih panjang, tidak perlu tergesa-gesa. Tapi Kaisar Tian Hui bisa dibilang gagal dalam hidupnya. Tak satupun selirnya mencintainya dengan tulus."


Yun Xi sedang berkutat dengan herbal-herbalnya saat Zhao Momo datang mengabarkan kedatangan pelayannya Ibu Suri.

Yun Xi jelas panik, dia tidak siap dan tidak punya informasi apapun. Maka dia meminta Zhao Momo untuk bilang ke pelayannya Ibu Suri bahwa dia sedang sakit flu, jadi dia tidak bisa menemui Ibu Suri, takutnya Ibu Suri ketularan penyakitnya nanti.


Baru beberapa detik Xhao Momo keluar, Fei Ye muncul dan jelas dia mendengarkan pembicaraan mereka barusan. Kenapa Yun Xi tidak mau bertemu Ibu Suri? Tanya Fei Ye curiga.

Yun Xi canggung beralasan kalau di istana punya banyak peraturan, dia cuma takut melakukan kesalahan.

"Cuma itu?" Fei Ye tak yakin.

"Hmmm."

"Ibu Suri tidak akan menyerah sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Berhati-hatilah." Nasehat Fei Ye lalu pergi.
 

Yun Xi buru-buru mengejarnya untuk berterima kasih karena Fei Ye sudah menjaganya sepanjang malam kemarin. Tapi, dia penasaran...

"Siapa yang mengganti bajuku kemarin dan yang memberikanku obat?" Tanya Yun Xi malu-malu.

"Menurutmu siapa yang melakukannya untukmu?" Goda Fei Ye. Yun Xi sontak menutup mukanya dengan malu.

"Kau berpikir terlalu berlebihan. Kenapa juga aku harus melakukannya sendiri?" Santai Fei Ye.


Tang Li mendadak muncul dan langsung memeluk Fei Ye dari belakang dengan wajah pucat. Fei Ye sontak mendorongnya dengan kesal, ada apa dengannya?

"Aku tidak tahu kenapa, tapi... aku diare terus sedari tadi pagi. Aku sampai berpikir untuk bunuh diri saja untuk mengakhiri penderitaan ini." (Wkwkwk! Lebay)
 

Yun Xi diam-diam tersenyum geli. Tapi kemudian dia membantu meringankan penderitaan Tang Li dengan memencet tangan dan menjewer kupingnya. Tang Li jelas kesal karena kesakitan, tapi sedetik kemudian dia merasa sakit perutnya mulai agak membaik.

Yun Xi berniat mau melarikan diri setelah itu. Tapi Fei Ye mendadak memanggilnya hanya untuk mengingatkan Yun Xi untuk istirahat karena dia masih sakit. Tang Li mau pergi juga, tapi Fei Ye tanya apakah Tang Li sudah selesai membaca buku Seni Perang?

"Tinggal sedikit lagi."

"Kembali ke ruang baca dan selesaikan bacanya!" Perintah Fei Ye tak mau tahu.


Pelayannya Ibu Suri mengaduh ke Ibu Suri kalau Yun Xi itu sekarang jadi sombong. Dia kan cuma istrinya Pangeran Qin, tapi tadi Yun Xi malah membuatnya menunggu lama.

"Aku tidak peduli. Saat bertemu dengannya, dia tetap harus memberi hormat padaku." Santai Ibu Suri.

Tapi sekarang Yun Xi jadi semakin berani sampai mengabaikan panggilannya hanya karena alasan sakit. Pelayan cemas dengan sikap Yun Xi, takutnya mereka akan sulit mengontrolnya di kemudian hari.

Ibu Suri santai, ia punya caranya sendiri. Mendadak ia punya ide bagus. Bukankah Yun Xi sangat dekat dengan Nyonya Ketiga di Keluarga Han? Ibu Suri pun memerintahkan pelayannya untuk memanggil menteri kehakiman yang baru untuk menghadapnya.


Di tempat lain, Bai Su menemui mata-mata mereka yang mengawasi kediaman Fei Ye. Si mata-mata berkata kalau Fei Ye tidak keluar rumah belakangan ini.

"Jika Yu Ze dikurung di tempat lain, Long Fei Ye pastinya harus keluar rumah untuk menginterogasinya. Sepertinya Yu Ze dipenjara di kediaman Pangeran Qin."

"Lalu apa yang harus kulakukan selanjutnya."

"Rencananya tetap sama. Kau lanjutkan mengamati kediaman Pangeran Qin. Jangan melewatkan apapun. Aku akan kembali untuk melapor ke Qi Shao."


Salah satu anak buahnya Xi Feng melapor bahwa mereka gagal menginterogasi Yu Ze padahal mereka sudah menggunakan berbagai cara. Xi Feng tidak mau tahu, pokoknya buat dia bicara dengan cara apapun.

"Tuan, saya takut dia akan mati kalau kita terlalu keras."

"Kenapa kau bicara begitu?"

Karena sejak Yu Ze dikurung, dia belum makan apapun. Yu Ze bersikeras kalau apa yang dilakukannya bukan atas suruhan siapapun dan dia bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatannya sendiri. Dia bahkan minta dibunuh saja.

"Astaga. Dia benar-benar pembunuh gila yang bahkan tidak mengampuni anak-anak dan wanita di rumah korban. Kenapa dia malah berakting bak pahlawan sekarang?" Nyinyir Xi Feng.

Dia tidak akan membiarkan Yu Ze mati dengan mudah. Kalau Yu Ze terus bersikeras mogok makan, maka buatkan saja dia bubur dan suapi dia dengan paksa. Pokoknya dia harus tetap hidup.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam