Sinopsis My Sunshine episode 14

Sinopsis My Sunshine episode 14

 

Yi Chen baru sembuh tapi dia langsung balik kerja untuk melampiaskan kesedihannya dengan memaksakan dirinya kerja rodi, berangkat paling pagi dan pulang paling malam. Malam harinya saat dia pulang, dia melihat Mo Sheng tengah menunggunya.

Yi Chen yang masih marah, langsung mengacuhnya. Mo Sheng cepat-cepat menghentikannya dengan menggenggam lengan baju Yi Chen dan bertanya "Apa kau masih menginginkanku"?

Tapi Yi Chen dengan dinginnya menyuruh Mo Sheng melepaskan tangannya lalu masuk ke rumahnya...


Tapi eh tapi... Yi Chen tidak tega menutup pintu rumahnya. Setelah berusaha menenangkan dirinya, Yi Chen dengan nada dingin mempersilahkan Mo Sheng masuk dan memberinya segelas air putih.


Yi Chen bertanya untuk apa Mo Sheng datang mencarinya? Mo Sheng dengan kepala tertunduk memberitahu Yi Chen kalau tadi dia pergi ke rumah sakit tapi ternyata Yi Chen sudah pulang. 

Tapi belum sempat menyelesaikan ucapannya, Yi Chen langsung menyelanya dan dengan sinisnya menyuruh Mo Sheng untuk pulang saja kalau dia datang hanya untuk menjenguk orang sakit.


Yi Chen menyalah artikan kedatangan Mo Sheng dan menuduh Mo Sheng datang hanya untuk mencari selingkuhan. 

Bahkan dengan sinisnya dia berkata kalau dia merasa terhormat dipilih sebagai selingkuhannya Mo Sheng.

"Tidak begitu"

"Tidak begitu apa? Jadi apa kau tidak pernah menikah? Apa kau mengatakan itu hanya sebagai alasan untuk menolakku?"


Saat Mo Sheng menanggapinya dengan tertunduk diam (yang berarti membenarkan pernikahannya), Yi Chen dengan sinisnya bertanya apa yang sebenarnya Mo Sheng inginkan darinya? Apa Mo Sheng ingin menjadikannya kekasih rahasia di Cina atau selingkuhan dari pernikahannya?

"Zhao Mo Sheng, kuberitahu kau. Jangan pernah sekalipun bermimpi!" sembur Yi Chen


"Aku... aku... dan dia... kami bercerai"

Mendengar itu, Yi Chen langsung berkaca-kaca dan semakin sinis "Apa yang membuatmu berpikir kalau aku akan mau dengan janda?"

Mo Sheng berusaha menjelaskan hubungannya dan suaminya yang sebenarnya tapi Yi Chen menyelanya dan tidak mau dengar penjelasan apapun... "Kalau kau menginginkan simpatiku... atau hiburan. Kurasa kau salah orang!"


Patah hati dengan penolakan Yi Chen, Mo Sheng akhirnya memutuskan untuk menyerah. Ia minta maaf pada Yi Chen lalu pamit pulang.


Tapi sebelum Mo Sheng sampai pintu, Yi Chen tiba-tiba memanggilnya dan berkata kalau dia akan mengantarkan Mo Sheng pulang. Mo Sheng berusaha menolaknya tapi Yi Chen tetap bersikeras. 

Alasannya, dia tidak mau disalahkan kalau sampai terjadi apa-apa dengan Mo Sheng di jalan, kalau hal itu sampai terjadi maka mereka akan sulit untuk saling menghindari.

"Kalau begitu, maaf merepotkanmu" gumam Mo Sheng lemah

"Ini yang terakhir kalinya"


Dalam perjalanan, mereka saling berdiam diri bahkan saat mereka telah sampai didepan gedung apartemennya Mo Sheng. Yi Chen lah yang akhirnya angkat bicara duluan dan meminta Mo Sheng untuk memberinya alasan.

"Katakan kalau kau mencintaiku" pinta Yi Chen

Tapi saat Mo Sheng hendak mengatakannya, Yi Chen malah menghentikannya dan berkata kalau dia akan memberikan jawaban besok.


Mo Sheng dan Yi Chen kembali ke rumah masing-masing dan saling termenung sedih.


Di Amerika, Ying Hui pun termenung memikirkan 2 buah surat undangan yang baru saja didapatnya. Undangan yang pertama dari almamaternya Mo Sheng yang mengundang Mo Sheng sekeluarga untuk menghadiri acara pameran fotografi.

Sementara undangan kedua datang dari almamaternya Ying Hui yang mengundang Ying Hui sekeluarga untuk menghadiri acara ulang tahun universitas sekaligus meminta Ying Hui untuk berpidato.


Keesokan harinya, (setelah merenung semalam suntuk) Yi Chen akhirnya membuat keputusan, ia lalu bangkit dan ganti baju.

 

Mo Sheng terbangun oleh telepon dari Yi Chen yang memberitahu kalau saat ini dia sedang berada didepan rumah Mo Sheng, Yi Chen lalu menyuruh Mo Sheng keluar dengan membawa semua dokumen pribadinya.


Saat Mo Sheng masuk mobilnya, Yi Chen tiba-tiba mengumumkan kalau mereka akan pergi ke kantor pendaftaran untuk menikah. (Hah?) Mo Sheng tentu saja kaget.


Mo Sheng hendak protes tapi Yi Chen menyelanya dan menyuruh Mo Sheng keluar saja kalau tidak mau menikah dengannya. Walaupun awalnya ragu tapi Mo Sheng akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Yi Chen.

"Apa kau yakin?" tanya Yi Chen tak percaya

"Apa kau masih ingat apa yang kau katakan padaku? Kalau kau ditakdirkan menjadi suamiku dimasa depan nanti, sekalian saja aku melatih hak-hakku lebih awal"

"Fakta membuktikan kalau pemikiran seperti itu salah. Apa kau masih mau mengulang kesalahan?"

"Ayo pergi" Mo Sheng memakai sabuk pengamannya dan berangkatlah mereka menuju kantor pendaftaran pernikahan Shanghai.


Mereka tiba dengan wajah suram sampai petugas yang melihat mereka bertanya "Mau cerai?" (hahahahahahaha)


Mo Sheng dan Yi Chen sama-sama kaget mendengar pertanyaan si petugas, mereka cepat-cepat mengoreksi kalau mereka mau menikah. 

Petugas lalu menanyakan dokumen identitas mereka. Setelah memeriksa identitas mereka, petugas bertanya apakah mereka sudah punya foto pasangan? Yi Chen dengan canggung menjawab tidak.

Petugas pun menyuruh mereka untuk foto pasangan dulu. Bahkan saat waktunya foto pun mereka berdua duduk berjauhan dengan canggung dan kaku sampai-sampai fotografernya lah yang harus menyuruh mereka untuk saling mendekat dan tersenyum (hahaha... baru kali ini aku liat orang mau nikah pakai kaos yang ada matanya)


Setelah mengisi formulir, mereka duduk di lobi untuk menunggu giliran mereka. Pasangan yang lain menghabiskan waktu menunggu giliran mereka sambil duduk berdekatan dan ngobrol mesra, sementara Yi Chen dan Mo Sheng malah saling diam dengan wajah murung.


Perbedaan mereka yang sangat mencolok itu tentu saja menarik perhatian salah satu pasangan yang duduk disebelah mereka. Si wanita dengan ramah mengajak mereka ngobrol bahkan memuji ketampanan calon suami Mo Sheng sampai membuat pacarnya sendiri protes.

Wanita itu lalu bertanya bagaimana mereka pertama kali bertemu? Saat Mo Sheng mulai bercerita tentang awal hubungannya dengan Yi Chen, Yi Chen tidak tahan mendengarnya dan beranjak keluar.


Saat tiba giliran mereka, Mo Sheng menyusulnya. Yi Chen memberikan kesempatan bagi Mo Sheng untuk membatalkan keputusannya dan pergi sekarang. Tapi Mo Sheng sudah memantapkan hati lalu mengajak Yi Chen masuk.

"Zhao Mo Sheng, kau sendiri yang membuat pilihan"


Mereka pun masuk untuk menandatangani sertifikat pernikahan. Yi Chen menandatangani sertifikatnya tanpa ragu-ragu. 

Tapi saat tiba giliran Mo Sheng, Mo Sheng malah terdiam ragu. Melihat itu, Yi Chen memperingatkan bahwa sekarang Mo Sheng sudah tidak punya kesempatan untuk menyesali pilihannya.


Petugas yang melihat interaksi mereka jadi cemas "Nona, apa anda melakukan ini atas keinginan anda sendiri?"

Mo Sheng langsung pasang senyum dan mengiyakannya sambil beralasan kalau dia cuma sedang memikirkan pilihan warna untuk mengganti korden rumah mereka, setelah itu ia langsung menandatangani sertifikatnya.


Setelah buku nikah mereka jadi, mereka saling mengucap sumpah setia sehidup semati.


Setelah resmi menikah, Yi Chen memberikan kunci rumahnya untuk Mo Sheng dan menyuruh Mo Sheng pindah ke rumahnya. 

Yi Chen berkata kalau Mo Sheng boleh mengubah korden rumah sesuka hatinya lalu memberinya kartu kredit untuk digunakan membeli korden baru. 

Awalnya Mo Sheng menolak karena dia juga punya tapi Yi Chen bersikeras memaksa Mo Sheng menerima kartu kreditnya karena dia tidak mau mereka bertengkar di hari pertama pernikahan mereka.

Sayangnya, walaupun baru saja menikah tapi Yi Chen malah mengumumkan kalau hari ini dia harus tugas ke Guangzhou. Bahkan setelah menyerahkan kunci rumah dan kartu kreditnya, Yi Chen langsung berangkat ke bandara.


Sesampainya di apartemennya Yi Chen yang sekarang menjadi rumah barunya, Mo Sheng berkeliling melihat-lihat isi rumah sebelum akhirnya menelepon Xiao Xiao untuk memberinya kabar bahagia ini.

Xiao Xiao tentu saja langsung kaget "Kau bilang apa? Ulangi lagi"

"Aku menikah"

"Sama siapa?"

"Coba tebak"

"Sama siapa lagi. Selain He Yi Chen memangnya ada yang lain?"


Mo Sheng memberitahunya bahwa hanya Xiao Xiao seorang yang tahu tentang pernikahannya ini. 

Xiao Xiao tentu saja bahagia untuk Mo Sheng walaupun dia pura-pura mengeluh karena dia harus memberikan angpao pernikahan untuk Mo Sheng. 

lXiao Xiao mendoakan semoga mereka berdua bahagia dan Mo Sheng pun berjanji akan bahagia.


Di Amerika, Ying Hui menghadiri acara pameran fotografi seorang diri. Sebuah foto yang memperlihatkan seorang gadis yang sedang memotret langsung menarik perhatian Ying Hui karena foto itu mengingatkan Ying Hui akan kenangannya bersama Mo Sheng.


Dulu Mo Sheng pernah memotret Ying Hui yang berpose dengan gaya yang sangat kaku sampai Mo Sheng memprotesnya dan berkomentar kalau posenya Ying Hui itu akan membuat orang lain berpikir kalau Ying Hui itu seperti macan yang hendak menerkam mangsanya. 

Ying Hui tertawa mendengar komentar Mo Sheng dan berkat Mo Sheng lah, Ying Hui mulai bisa berpose dengan lebih santai dan tersenyum.


Karena kenangan itu, Ying Hui sekarang membuat sebuah keputusan. Dia lalu kembali ke kantornya dan memberitahu Smith kalau dia tidak akan menyerahkan surat cerainya ke pengadilan. (Hah? jadi mereka belum resmi cerai? Dan Mo Sheng ga tahu itu? Emangnya dulu mereka cerai gimana prosesnya?)


Smith tentu saja kaget dan bilang kalau itu keputusan yang gila (banget!), apalagi Mo Sheng pasti berpikir kalau mereka sudah bercerai. 

Tapi Ying Hui bersikeras kalau itu bukan keputusan yang gila, bahkan menurutnya ini keputusan yang masuk akal. Karena dia sudah cukup lama menunda-nunda penyerahan dokumen cerai itu ke pengadilan, jadi sekarang belum terlalu terlambat baginya untuk kembali bersama Mo Sheng.

"Bagaimana kalau nona Zhao sampai tahu?" tanya Smith cemas

"Panggil dia sebagai nyonya Ying. Lagipula kami belum bercerai" ujar Ying Hui

"Tapi nona... maksudku nyonya Ying mengira kalau dia sudah bercerai. Dia bahkan sudah punya surat keputusan cerai dari pengadilan"

"Iya, dia mengira kalau itu adalah surat keputusannya" ujar Ying Hui (Errr... jadi itu surat keputusan cerai palsu gitu yah?)


Ying Hui lalu menyuruh sekretarisnya untuk membalas undangan dari universitasnya untuk memberitahu mereka kalau dia akan menerima undangan berpidato. 

Dia juga akan menyumbang sejumlah uang ke universitasnya atas namanya dan istrinya. (Waduuuh!)


Di Cina, Xiao Xiao membantu Mo Sheng pindah rumah. Xiao Xiao memperhatikan Mo Sheng sekarang sudah mulai kembali seperti dirinya yang dulu semasa kuliah.

"Menurutku, sebaiknya kau memberitahu orang-orang tentang pernikahanmu" saran Xiao Xiao

Tapi Mo Sheng langsung menolak saran itu "Biasakah kau lebih berbudaya sedikit kalau bicara. Dunia masih belum berakhir"

"Maaf, aku belajar kimia di universitas teknik"


Xiao Xiao protes dengan banyaknya kardus-kardus yang harus mereka pindahkan apalagi mereka cuma 2 wanita. Dia menyarankan agar Mo Sheng meminta bantuan pria, Yuan Feng misalnya.

Tapi Mo Sheng menolak idenya dan bersikeras agar mereka berdua saja yang mengangkati semua kardus-kardus itu.


Ngomong-ngomong tentang Yuan Feng, Mo Sheng baru ingat dia belum memberitahu Yuan Feng kalau dia mau pindah. 

Mo Sheng lalu mengabari Yuan Feng tentang kepindahannya dan memberitahu kalau alasan dia pindah hanya karena alasan pribadi.


Yuan Feng pergi ke kantornya Yi Mei lagi untuk menjemputnya. Yi Mei heran melihatnya karena dia sudah bilang pada Yuan Feng untuk tidak datang tapi kenapa Yuan Feng masih datang juga? 

Yuan Feng berkata bahwa jika pacarnya bilang tidak usah menjemput maka itu artinya sebaliknya dan dia harus datang untuk menjemput sang pacar.


Yuan Feng lalu bertanya apakah Yi Mei ada acara lainnya setelah pulang kerja. Yi Mei bilang tidak ada rencana apa-apa, dia cuma mau melanjutkan pekerjaannya di rumah. Yuan Feng mengajak Yi Mei makan bersamanya tapi Yi Mei menolaknya mentah-mentah. 

Bahkan saat Yuan Feng ingin mengantarkan Yi Mei pulang pun, Yi Mei langsung menolak tawarannya dengan alasan kalau dia bawa mobil sendiri.

Yuan Feng jadi sedih dengan semua penolakan Yi Mei. Yi Mei jadi tidak enak dan akhirnya menyarankan agar Yuan Feng mengantarkannya ke parkiran saja. Yuan Feng tentu saja langsung tersenyum senang. 

Tapi Yuan Feng memperhatikan beberapa hari ini, Yi Mei tampak tidak bahagia. Yi Mei menyangkalnya dan berbohong kalau dia cuma kecapekan kerja.


Dalam perjalanan ke parkiran, Yuan Feng memberitahu kalau Mo Sheng mau pindah rumah dan dia tidak tahu kemana Mo Sheng pindah. 

Kabar itu sangat mengejutkan Yi Mei sampai-sampai dia tidak sadar kalau dia melewatkan mobilnya sendiri.


Gara-gara mendengar berita itu, Yi Mei tidak langsung pulang. Dia memandang gedung apartemennya Yi Chen dengan sedih. 

Tapi sesaat kemudian dia mengingatkan dirinya sendiri bahwa sekarang sudah tidak ada tempat untuk dirinya di sana.


Karena kepindahannya sangat mendadak, Mo Sheng bingung dimana harus menaruh semua barang-barangnya. 

Tiba-tiba ada seorang tetangga cantik nan seksi yang datang berkunjung untuk mencari Yi Chen sambil membawa makanan. Saat Mo Sheng memberitahu kalau dia istrinya Yi Chen, wanita itu tampak kecewa.

Wanita itu berkata kalau dia datang untuk memberitahu kalau beberapa hari yang lalu dia meminjam sesuatu dari Yi Chen tapi sekarang dia malah menghilangkan barang itu, dia merasa bersalah dan karenanya dia membuatkan makanan untuk Yi Chen. 

Setelah menyerahkan makanannya pada Mo Sheng, wanita itu pamit.


Mo Sheng lalu menelepon Yi Chen untuk memberitahunya tentang kedatangan wanita cantik barusan. Mendengar itu, Yi Chen bertanya apakah Mo Sheng mencurigai sesuatu?

"Jangan khawatir. Bahkan sekalipun aku pernah memikirkannya tapi aku tidak pernah mengejar wanita itu"


Mo Sheng jadi malu mendengarnya dan cepat-cepat mengalihkan topik dengan bertanya apakah dia boleh menggunakan gudangnya Yi Chen sebagai kamar gelap?

Yi Chen bilang terserah saja lalu bertanya apa ada lagi hal penting yang ingin Mo Sheng katakan?

"Uh... barang-barang ku, dimana aku harus menaruhnya?"

"Nyonya He, suamimu ini sehat secara fisik dan mental jadi untuk sementara waktu dia tidak ada niat untuk tinggal secara terpisah"

"Kapan kau kembali?"

"Jumat malam"

"Aku akan menunggumu"



Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments