Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 1 - 5

 Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 1 - 5


Fah tidak mengerti, bagian mana dari rencananya yang tidak bagus? Daniel menegaskan kalau Fah terlalu meremehkan orang-orang itu.


"Kalau begitu, kasih tahu aku siapa mereka biar aku bisa buat rencana yang tepat!"

Tapi Daniel ngotot menolak memberitahu apapun, lebih baik jika Fah tidak tahu apapun tentang mereka. Fah ngotot mau tahu. Daniel sendiri kan yang bilang bahwa jika orang-orang itu melihat wajahnya, maka hidupnya tidak akan bisa tenang lagi. Berarti kan orang-orang itu mengenalnya. Jadi dia juga harus tahu siapa mereka.

Daniel langsung saja mendekatkan wajahnya sambil berusaha menakut-nakuti Fah. "Orang-orang itu adalah orang-orang yang suka berbuat hal-hal jahat sepertiku. Terutama pada wanita yang nyebelin, terlalu kepo, dan tidak mengerti ucapan orang."


"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Kau mungkin pernah mengganggu orang-orang itu tanpa kau sadari. Seperti apa yang kau lakukan padaku sekarang ini."

"Apa boleh buat. Kau yang membawaku kemari, jadi kau harus membawaku kembali!"

"Akan kukatakan ini untuk yang terakhir kalinya. Kita tidak akan kembali ke kota sekarang. Aku akan memberitahumu kapanpun aku siap."

"Kalau kau ingin tianggal di sini, kau tinggal saja sendiri! Aku mau balik!"

Daniel geli mendengar kekeraskepalaannya. "Terus bagaimana caranya kau akan balik?"

"Kau tidak mengenalku!"


Maka dengan tekad baja, Fah langsung saja pergi dari sana dengan berjalan kaki menyusuri desa itu, tak peduli biarpun pada akhirnya dia kebingungan tak tahu jalan. Sepi banget lagi tempatnya.

Dia akhirnya bertemu seseorang di tengah jalan dan mencoba menjelaskan dia mau pulang dalam bahasa Inggris, tapi sepertinya orang itu tidak mengerti.

Maka Fah mencoba menjelaskan situasinya dengan menggunakan lobak milik orang itu sebagai alat peraga. Dia pakai dua lobak, yang satu representasi pesawat dan lobak satunya sebagai representasi rumah. Dan kali ini sepertinya orang itu mengerti. Fah senang dan langsung saja memeluk orang itu dengan heboh.


Dan tak lama kemudian... Fah kembali ke rumah Kakek dengan muka manyun sambil bawa lobak. Wkwkwk! Mungkin orang itu mengira dia minta lobak kali.

Nenek senang melihat sayur mayur itu dan Fah langsung saja memberikan semua sayur itu ke Nenek buat dimasak. Ternyata Daniel sendiri sudah mau pergi mencari Fah saat itu. Kakek pun senang, sekarang Daniel tidak perlu khawatir lagi.


Tak lama kemudian, mereka makan siang bersama dengan menu sayur lobak dan Fah cuma menatap sayur itu dengan sebal. Apalagi waktu melihat wajah geli Daniel.

Tapi Fah tetap ramah dan sopan pada Kakek Nenek. Bahkan setelah mereka selesai makan, Fah menawarkan diri untuk mencucikan piringnya.


Tapi saat Daniel keluar, dia malah melihat Fah mencuci piring sambil menangis. Daniel menawarkan tisu untuknya, dia jelas prihatin tapi ucapannya masih tajam menusuk saat menyuruh Fah untuk berhenti nangis biar dia tidak membuat orang lain khawatir.

Fah jelas kesal. Biar saja Kakek-Nenek melihatnya menangis biar mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya dan mengantarkannya pulang.

Daniel sontak mencengkeram tangan Fah dengan kasar. "Kau dilarang memberitahu siapapun tentang kita!"

"Kenapa? Kau takut polisi akan datang menangkapmu?"


Daniel mau mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba dia melihat Kakek kembali. Maka dia langsung menarik paksa Fah ke dalam pelukannya seolah mereka sedang bermesraan alih-alih bertengkar. Hehe.

Kakek sampai canggung sendiri melihat mereka. Fah berusaha teriak-teriak minta tolong, tapi tentu saja Kakek tidak mengerti dan langsung saja pergi meninggalkan mereka dengan senyum geli.

Kesal, Fah langsung menggigit d~~a Daniel dan mengancam akana memberitahu semua orang tentang mereka.


"Silahkan saja kalau kau ingian orang-orang itu datang dan membunuh Kakek-Nenek." Ancam Daniel.

Fah sudah lihat sendiri orang-orang itu kayak gimana. Kalau orang-orang itu tahu Kakek-Nenek membantu maka mereka pasti akan membunuh Kakek-Nenek. Tapi Fah ngotot mau pulang, dia mengkhawatirkan ayah dan ibunya.

"Ayah dan ibumu hanya akan mengkhawatirkanmu selama beberapa hari. Itu tidak akan seberapa menyiksa dibanding jika mereka harus kehilanganmu seumur hidup mereka."

Ucapan Daniel itu sepertinya cukup mengena di hati Fah hingga dia tidak lagi membantah Daniel.


Tian Kong menghubungi Chen Ming dan melapor kalau dia belum menemukan keberadaan mereka, bahkan jejak pun tak ada. Chen Ming yakin kalau Fah pasti akan menghubungi temannya. Karena itulah, Chen Ming memerintahkan Tian Kong untuk mengirim orang untuk membawa temannya Fah itu padanya.


Chen Biao sepertinya menyadari apa yang akan dilakukan Chen Ming itu hingga dia langsung membangunkan Fai dan menyeretnya pergi bersamanya bahkan melarang Fai membawa barang-barangnya.

Tapi di tengah lorong, tiba-tiba saja mereka dihadang oleh geng White Tiger dari kedua arah. Mereka sontak menyerang Chen Biao dan Fai langsung jejeritan heboh.

Chen Biao berhasil mengalahkan mereka dengan mudah, tapi saat hendak lewat tangga, mereka malah diserang lebih banyak orang dan sontak membuat Fai jadi makin heboh. Wkwkwk! Untung saja Chen Biao berhasil mengalahkan semua orang itu dengan cepat.


Dia lalu membawa Fai ke tempatnya. Fai tidak mengerti kenapa Chen Biao malah membawanya kemari, anterin ke kantor polisi biar dia bisa mencari adiknya.

Chen Biao santai meyakinkan kalau bosnya lah yang akan membawa adiknya Fai kembali. Tapi sekarang ini, orang-orang itu sedang mengejar Fai. Jadi kalau dia tidak mau ditangkap dan diinterogasi, maka lebih baik dia tinggal di sini.

"Siapa sebenarnya orang yang ingin menangkapku itu?"

"Chen Ming. Pemimpin geng White Tiger."

"Mau White Tiger kek, Red Tiger kek, aku tidak kenal mereka. Kebenaran apa yang mereka inginkan dariku?"

"Kebenaran tentang kenapa adikmu mirip dengan kekasihnya bosku."

"Maksudmu Fah? Dia mirip kekasihnya bosmu? Lucu sekali. Mana mungkin."


Maka untuk membuktikannya, Chen Biao langsung memperlihatkan foto Botan padanya dan kontan membuat Fai shock. Beneran mirip banget sama Fah! Terus di mana pacarnya bosnya Chen Biao ini sekarang?

"Sudah mati."

"Bagaimana dia mati?"


Tapi Chen Biao menolak menjawab detilnya dan langsung merebut hapenya. Fai yakin kalau bosnya Chen Biao pasti belum melupakan mantan kekasihnya itu. Eh! Kalau Fah mirip pacarnya bosnya Chen Biao, berarti bosnya Chen Biao menyukai Fah dong?

"Bosku tidak menyukai seseorang semudah itu. Nih, mandilah." Ujar Chen Biao sambil menyerahkan baju mandinya.


Saat Fai baru keluar dari kamar mandi tak lama kemudian, dia mendapati sudah ada beberapa baju baru di atas kasur. Chen Biao mendadak muncul dan mengaku kalau dia menyuruh orang untuk membeli beberapa baju untuk Fai. Dia juga sudah mengirim orang untuk mengambil barang-barangnya Fai di hotel.

Tapi tak lama kemudian, Fai tiba-tiba ditelepon Ibunya Fah. Waduh, gawat! Ddia harus ngomong apa? Tapi terpaksalah akhirnya dia tetap harus mengangkatnya.

Sudah bisa diduga, Ibu meneleponnya gara-gara tidak bisa menghubungi Fah. Fai berbohong kalau Fah tidak bisa dihubungi soalnya hapenya Fah kemarin jatuh dan belum bisa dihidupin sampai sekarang.

Tapi kemudian Ibu malah minta dihubungkan ke Fah. Fai jadi tambah bingung harus beralasan apa lagi. Tapi untunglah Ibu tiba-tiba menyinggung tentang barang pesanan Ibu, dan Fai langsung saja beralasan kalau Fah lagi pergi membeli barang pesanan Ibu sekarang.

Dan untungnya Ibu percaya-percaya saja. Tapi Fai penasaran, apa Fah punya saudara kembar? Ibu menyangkal, Fah itu anak mereka satu-satuanya. Buat apa Fai tanya?


"Oh! Saya cuma kebetulan melihat seseorang yang sangat mirip Fah. Saya mungkin kelamaan menunggu Fa berdoa, makanya mata saya mengabur."

"Tuh, kan! Ibu sudah tahu! Fah pasti punya masalah makanya dia berdoa sangat lama. Hei, apa kau tahu apa masalahnya?"

"Err... Saya... tidak..."

"Berbohong pada orang tua itu dosa, Fai."

"Kalau begitu, Bibi tanya saja pada P'Itt. Jangan tanya saya karena saya mungkin akan bias. Pokoknya ada hubungannya dengan P'Itt."


Maka kemudian, Ibu menghubungi Itt untuk menanyakan masalah Fah. Tapi Itt mengaku kalau dia juga tak tahu ada apa degan Fah. Dari kemarin dia mencoba menghubungi Fah, tapi tidak diangkat.

Dr. Kwan kebetulan lewat dan mendengar ucapan Itt itu. Dia kecewa, apa Itt belum memberitahu Fah tentang mereka? Itt mengaku belum, dia tidak berani bilang. Kedua orang tua Fah sangat baik padanya.

Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, kedua orang tua Fah-lah yang banyak membantunya. Karena itulah dia memohon pengertian Kwan.


Kwan akhirnya mau mengerti, bahkan dengan bijak meyakinkan Itt bahwa dia bisa memberitahu mereka pada saat yang tepat. Tapi, dia harus memberitahu mereka sebelum hari penting mereka tiba. Karena Kwan tidak mau dituduh sebagai perebut pacar orang.

Itt senang mendengarnya. Karena inilah dia mencintai Kwan, karena cara berpikirnya yang dewasa dan pengertian... Beda banget dari Fah yang terlalu kekanak-kanakan.

Kwan memperingatkan Itt untuk tidak menggosipkan cewek secara diam-diam seperti ini, tidak baik. Dia lalu pamit karena ada acara lain.


Tapi begitu dia memalingkan wajahnya dari Itt, seketika itu pula wajahnya yang baik dan ramah, seketika berubah mengeras penuh emosi, jelas dia tidak sebaik yang Itt pikir.


Tak menemukan Fah di kamar, Daniel diberitahu Nenek kalau Fah pergi ke arah hutan. Daniel segera menyusulnya dan melihat Fah sedang menulis sebuah surat.

"Tidak seharusnya kau pergi sejauh ini, mungkin saja mereka melihatmu."

"Aku tidak ingin merepotkanmu lebih daripada ini. Aku juga tidak ingin Kakek dan Nenek mengkhawatirkanku. Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?"

Daniel mengiyakannya. "Kau menulis apa?"

"Surat perpisahan untuk ayah dan ibuku."

"Kau akan selamat."

Fah tak yakin. Tak ada yang pasti di dunia ini. Kemarin dia masih foto-foto sama Fai, tapi sekarang dia malah harus bersembunyi dari para pembunuh tak dikenal.

"Jika terjadi sesuatu padaku, setidaknya aku bisa mengucap selamat tinggal pada mereka."

Daniel penasaran dan ingin ngintip, Fah sontak menjauhkan suratnya. Jangan lihat, ini instruksi di mana ayahnya menyembunyikan uangnya. Hah?


Fah menjelaskan kalau ayahnya suka menyembunyikan uang dari ibunya. Kalau-kalau dia mati dan ayahnya kena serangan jantung gara-gara mengetahui dia mati, maka ibunya bisa mengambil uang yang disembunyikan ayahnya itu. Pfft! Daniel tersenyum geli mendengarnya.

"Ngapain senyum-senyum?"

"Nggak kenapa-kenapa."

"Apanya yang nggak, aku lihat kau tersenyum. Tapi... kau tersenyum jauh lebih baik daripada bermuka monster. Lebih enak dilihat."


Oh yah, ayahnya pernah membacakan sebuah buku untuknya. Ayah bilang bahwa jika kita sedang sakit, maka kita harus tertawa untuk memanipulasi otak kita. Dengan begitu, maka otak kita akan mengeluarkan endorpin bahagia dan kita akan merasa lebih baik lalu cepat sembuh.

"Cobalah tertawa seperti ini ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha!"

Daniel jelas nggak mau, kayak anak kecil aja. Fah tak terima dikatai anak kecil, dia sudah 25 tahun, tahu! Ayolah coba saja, dia nggak akan mati hanya karena tertawa atau berolahraga, biar Daniel cepat sembuh.


Dia bahkan mencoba mempraktekkan beberapa gerakan senam pada Daniel dan menyuruh Daniel untuk mencobanya, tapi Daniel cuma menatapnya dengan aneh. Dia nggak mau!


Fah sontak mengejarnya, tapi tindakannya itu malah tak sengaja membuat kalungnya Daniel copot dan terjatuh ke tanah. Fah jadi merasa bersalah, apa rusak? Kalau rusak, dia akan membawanya ke Thailand untuk diperbaiki.

Tapi Daniel mendadak balas dendam dengan menyobek suratnya Fah. Jelas saja Fah kesal dan langsung menamparnya. Tapi saat dia mau menampar untuk kedua kalinya, Daniel dengan cepat menangkap tangannya.

"Kau tidak punya hak untuk marah padaku karena kau sudah merusak kalungku!"

"Tapi kau tahu kalau aku tidak sengaja melakukannya! Kau pasti terbiasa balas dendam. Siapapun yang membuatmu terluka, kau harus menyakiti mereka lebih dalam lagi. Kau tidak pernah memikirkan apa yang benar. Tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Kau tidak pernah peduli bahwa apapun yang kau lakukan, bisa membuat orang lain sedih! Mulai sekarang, kita akan pisah jalan!"


Fah langsung pergi meninggalkannya, tapi ucapannya barusan tampak jelas menohok hati Daniel. Dia bahkan langsung mengejar Fah, dia tidak akan melepaskan Fah!

"Kenapa? Mau melindungiku?" Sinis Fah. "Makasih, tapi kurasa lebih baik aku mengambil resiko dan mati di luar sana! Karena seseorang tanpa hati sepertimu, kau bahkan tidak tahu bagaimana mencintai hidupmu sendiri, lalu bagaimana bisa kau melindungi hidup orang lain?"

"Tapi kau harus tetap bersamaku."

"Nggak mau!"

Daniel sontak menggotongnya, tapi Fah malaha menyerang lengannya yang terluka dengan ganas hingga terpaksa Daniel menurunkannya dengana kasar dan membuat Fah terjatuh.


Dia langsung menyesali perbuatannya. Tapi Fah sedang kesal banget sama dia dan menolak disentuh, enyah sana! Fah jadi keseleo gara-gara kejadian itu, dia berusaha berjalan tertatih-tatih... saat tiba-tiba saja Daniel tertawa ngakak seperti yang dia contohkan tadi. Hehe.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Heran Fah.

"Aku akan memulihkan diriku lebih cepat biar aku bisa melindungimu. Bisakah kau memberiku kesempatan?"

Saat Fah cuma menatapnya dengan bengong, Daniel langsung saja ber-hahaha lagi dan kali ini sukses membuat Fah bisa tersenyum. Sungguh tak disangka kalau Daniel berani melakukannya.

"Kemarin kan aku sudah bilang kalau aku ingin melindungimu."

"Kau beruntung, aku orang yang gampang marah tapi juga gampang reda dan aku suka memberi orang lain kesempatan."


"Jadi... ayo kembali ke rumah Kakek dan Nenek."

Oke. Tapi saat Fah mau jalan lagi, Daniel tiba-tiba menggendongnya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

3 Comments

  1. Lanjut ya min sinopsisnya..😂😂

    ReplyDelete
  2. Aq nyari di YouTube, ga ada subtitle nya... padahal bagus nieh drama

    ReplyDelete
  3. Aq nyari2 di YouTube ga ada subtitle nya, padahal mah bagus nih drama nya

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam