Sinopsis About is Love Episode 6 - 1

 Sinopsis About is Love Episode 6 - 1

Ngomong-ngomong tentang partner cewek, apa yang sedang dilakukan Zhou Shi sekarang? Asisten An melapor kalau Zhou Shi barusan datang dan sekarang sedang menunggu di ruang meeting.


"Aku tidak mencarinya, tapi dia sendiri yang berani datang kemari dan menemuiku. Menarik. Apa ada lagi?"

"Ning Fei sudah keluar dari rumah sakit hari ini."

"Apa dia tinggal di studionya ayahku?"

Benar, itu tempat Ayah Wei Qing menghabiskan sebagaian besar waktunya saat beliau masih hidup. Kalau begitu, Ning Fei tidak punya hak untuk tinggal di sana. Karena itulah, Wei Qing menyuruh Asisten An untuk melakukan sesuatu terkait masalah ini.


Wei Qing lalu turun ke ruang meeting di lantai 8 dan kontan membuat para pegawai kelabakan untuk kembali ke meja kerja masing-masing.

Zhou Shi tanpa basa-basi menyerahkan seamplop uang padanya. Itu uang beasiswanya yang barusan dia ambil dari universitas.

"Aku tidak ingat kau punya hutang uang padaku."

Loh? Zhou Shi bingung, kemarin kan dia memecahkan puluhan barang antik itu dan mengambil mangkoknya. Makanya uang ini untuk mengompensasi semua itu.

Oh, untuk itu? Tapi uang segini tidak cukup. Zhou SHi tahu itu, tapi hanya segini yang dia miliki. Tapi dia bersumpah kalau dia pasti akan membayarnya kembali, bahkan sekalipun dia harus menjadi budaknya Wei Qing.


"Dengan status finansialmu sekarang ini, jika kau ingin membayarku kembali, maka bisa sampai beberapa kali keturunan. Tapi kurasa tidak akan ada seorang pria pun yang mau menikahi wanita yang punya hutang besar sepertimu."

"Lalu apa yang harus kulakukan?! Aku sudah di sini sekarang. Aku tidak punya uang, tapi aku punya jantung, liver, ginjal, dan paru-paru! Kalau aku mau, ambil saja semuanya!"

Dia tidak suka berhutang sama orang. Jadi dia pasti akan bertanggung jawab bahkan sekalipun dia harus dipenjara.

Baiklah, Wei Qing akan memberinya sebuah cara untuk membayar semua hutangnya, yaitu dengan cara menandatangi sebuah kesepakatan dengannya untuk selalu berada di sisinya. Zhou Shi tidak mengerti. Maksudnya bagaimana? Apa yang harus dia lakukan? Apa dia harus bekerja?


"Ikuti semua perintahku dan rencanaku. Kuberi kau masa percobaan satu bulan. Setelah itu, akan kuberikan kau uang sejumlah ini."

Wei Qing lalu membuat angka satu dan nol sebanyak 5 kali di tangan Zhou Shi. Zhou Shi langsung melotot kaget, sebanyak itu? Dia yakin?

Jumlah itu memang tidak sebanding dengan hutang Zhou Shi padanya. Tapi jika dia punya penghasilan tetap sebanyak itu, dia akan bisa melunasi hutangnya. Bukankah itu kesepakatan yang bagus tanpa perlu melibatkan keluarganya?

Tapi... Zhou Shi galau, jika dia mengikuti Wei Qing terus bahkan sampai di kehidupan berikutnya, maka dia tidak akan bisa bersama Ming Cheng.



"Kalau kau berpikir ini mengekang kebebasanmu, terserah saja. Maka kau harus membayar jumlah sebanyak itu ke rekening Perusahaan Yun Ma setiap bulan. Aku mau lihat pria mana yang berani menikahi wanita yang punya hutang besar. Kalau suatu hari nanti ada pria seperti, jangan lupa kasih tahu aku. Aku akan jadi orang pertama yang kasih angpao!"

Zhou Shi sontak meremas tangannya dengan penuh emosi. Tidak bisakah Wei Qing memberinya kesempatan untuk memikirkannya dulu? Wei Qing setuju, kasih dia jawaban besok. Ada pertanyaan lagi?


"Ada. Ke-kenapa kau menc**mku kemarin?"

"Cuma percobaan kecil."

"Percobaan apaan yang mengharuskanmu untuk menc**mku?!"

"Tidak harus kau, hanya saja kebetulan kau ada di sana. Aku akan melakukannya ke orang lain juga."

"Alasan konyol apa itu? Kau punya hak apa untuk menc**m seseorang demi sebuah percobaan? Apa kau minta izinku?"

"Kenapa reaksimu seheboh ini? Apa jangan-jangan... ini c**man pertamamu?"

Zhou Shi menyangkal dengan canggung yang jelas saja mengonfirmasi dugaan Wei Qing. Tak terima, Zhou Shi mengingatkan bahwa dia memecahkan barang-barang antik itu adalah karena Wei Qing menc**mnya. Jadi dia juga harus ikut bertanggung jawab!

"Baiklah. Kalau begitu, kukasih kau diskon 50%. Kalau begitu, kau hanya perlu membayar hutangmu selama 30 tahun."

Wei Qing mengembalikan uang beasiswa itu kembali padanya dan memberitahu Zhou Shi untuk menikmati uang terakhir yang bisa dia nikmati dengan bebas ini.


Nyonya He mengantarkan Ning Fei pulang ke studio, tempat yang kontan mengingatkannya akan kenangan mendiang suaminya. Menurut Nyonya He, Ning Fei memiliki temperamen yang sangat mirip dengan suaminya yang sekaligus gurunya Ning Fei.

"Kau tidak suka terkekang dan melakukan apapun yang kau suka. Semua fokus dan perhatianmu hanya pada seni. Sedangkan Wei Qing hanya memikirkan uang di otaknya. Dia juga selalu egois. Dia tidak pernah mendengarkan kita. Jika tidak, gurumu pasti akan..."

"Apa Bibi sudah menemui Senior?" Sela Ning Fei.

Sudah, tapi tidak usah membicarakan dia lagi. Apa Ning Fei yakin mau tinggal di sini tanpa pembantu? Iya, tidak perlu pembantu.


Baiklah, Nyonya He mengerti kalau Ning Fei tidak suka diurus oleh orang asing. Tapi, Nyonya He mengaku kalau dia sudah meminta bantuan para gadis yang tinggal di bawah. Nyonya He rasa mereka baik. Selama Nyonya He dalam perjalanan bisnis, Ning Fei minta bantuan mereka saja kalau dia butuh sesuatu.

"Terlalu merepotkan."

"Aku ingin kau merepotkan mereka. Xiao Fei, terkadang kau harus menerima bantuan orang lain untuk membantu dan menjagamu, bahkan sekalipun kau harus membayar untuk kebaikan itu. Mengerti? Aku pergi sekarang."

Setelah Nyonya He keluar, Ning Fei tiba-tiba lapar. Maka dia memutuskan keluar sebentar untuk cari makan.

 

Di kantor, Asisten An tampak kurang senang dengan fakta Zhou Shi dengan suka rela mengompensasi Wei Qing. Kenapa? Apa Asisten An pikir kalau dia mengambil keuntungan dari Zhou Shi?

"Kau sudah lama berada di sisiku, seharusnya kau tahu bagaimana cara kerjaku. Asalkan aku bisa mencapai tujuanku, aku rela menghalalkan segala cara. Lagipula, dia membantu orang yang paling kubenci di dunia ini. Bagaimana dengan apa yang kuminta untuk kau lakukan?"

"Sudah beres. Dia akan pindah hari ini." (Kayaknya yang dia maksud Ning Fei)


Fei Fei menunjukkan baju yang baru dibelinya pada Qiu Jing. Tapi Qiu Jing curiga kalau Fei Fei membeli baju itu pakai duit yang dikasih Nyonya He. Padahal itu kan uang yang diberikan Nyonya He untuk menjaga Ning Fei.

"Berkat investor kita, aku bisa belanja-belanja-belanja tanpa perlu kerja keras."

"Kembalikan uangnya."

"Demi apa? Aku kan tidak mencuri atau merebutnya! Dia rela memberiku uang, memangnya kenapa kalau kuhabiskan sedikit?"

"Kau menghabiskan uangnya, terus siapa yang akan mengurus dia? Kau, orang yang bahkan tidak bisa masak ramen?"

"Candaan macam apa itu? Aku bisa kok masak ramen! Tidak seprtimu, mereka cukup beruntung kau tidak menjadikan mereka sebagai tikus percobaan. Kalau begitu, yang tersisa adalah... dia yang paling pintar mengurus orang (Zhou Shi)."


Nomong-ngomong tentang Zhou Shi, sepertinya dia belum keluar kamar sejak dia memberikan mangkok itu padanya kemarin. Ada apa dengannya?

Qiu Jing juga khawatir. Zhou Shi keluar pagi-pagi sekali, dan sampai sekarang belum balik. Mungkin terjadi sesuatu.

Apa jangan-jangan karena mangkok itu. Katanya mangkok itu mangkok pasangan dan harganya sangat mahal. Qiu Jing rasa begitu, mangkok itu mahalnya selangit. Bahkan sekalipun tempat ini penuh dengan mangkok itu, Fei Fei tidak akan mampu membeli satupun.

"Semahal itu? Lalu dari mana dia...? Tidak! Aku harus meneleponnya dan tanya."

"Tidak perlu. Kau tidak akan bisa membatnya mengaku dengan cara seperti ini."

"Kenapa?"

"Zhou Shi adalah seseorang yang tidak suka merepotkan orang lain. Dia tidak akan memohon pada siapapun kecuali dia tidak punya pilihan lain. Jika dia harus memohon pada seseorang, pastinya orang itu bukan kau atau aku."

Siapa?... Oh! Fei Fei mengerti siapa orangnya. Qiu Jing mau mengecek orang itu dulu. Fei Fei berkata kalau dia akan menjaga uang ini, dia janji tidak akan shopping ke mall. Tapi setelah Qiu Jing pergi, dia malah kumat ingin membeli baju-baju baru lagi.

 

Ning Fei baru pulang, tapi malah tak bisa membuka password pintu rumahnya. Sepertinya sudah diganti oleh tuan tanah tanpa sepengetahuannya.

Fei Fei hendak keluar saat itu dan keheranan melihatnya. Dia kan sudah bilang kalau password-nya salah, kenapa juga dia tidak menggantinya. Tapi Ning Fei berkata kalau dia hanya tahu password satu ini saja.

"Berarti ada orang yang menggantinya. Kenapa? Apa kau membuat tuan tanah marah?"

Tepat saat itu juga, dia mendapat pesan dari tuan tanah yang mengusirnya. Ning Fei jadi penasaran, bagaimana mereka masuk ke rumahnya waktu itu?

"Manjat dinding."


Ning Fei langsung pergi ke belakang gedung lalu memanjat tumpukan kotak yang ada di sana dengan ahli.

"Wah, apa kau kucing. Pintar sekali kau memanjat dinding."

"Kau bilang apa?"

"Kubilang hati-hati, jangan buat orang khawatir lagi!"

"Tidak akan kulakukan lagi." Gumam Ning Fei lirih.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

4 Comments

  1. Lanjut...makin seru ceritanya.semangat ya nulisnya.. Aku tunggu

    ReplyDelete
  2. lanjut....lanjut.... lanjut.... semangat.....!!!!

    ReplyDelete
  3. Lanjut kak
    Semngat💪💪

    ReplyDelete
  4. Lanjuuuuuutt....... 💪💪

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam