Sinopsis Unwilling Bride Episode 3 - 2

 Sinopsis Unwilling Bride Episode 3 - 2

Maya menggerutu kesal dengan pertanyaan tentang hamil diluar nikah itu. Gosip apaan itu. "Aku kan bukan ikan, bagaimana bisa aku hamil semudah itu? Kita bahkan tidak punya hubungan apapun."


"Tapi bagaimana kalau kau hamil betulan? Menurutmu bayi kita akan mirip siapa? Aku atau kau?" Goda Kade

"Gila. Aku tidak akan sesial itu sampai dihamili."

"Punya bayi itu sebuah keberuntungan. Bukan kesialan."

Kade mendadak melancarkan aksinya dengan merayapi tangan May dan kontan membuat May tegang dan buru-buru menjauhkan diri. Kalaupun dia mau punya bayi, yang jelas dia tidak akan melakukannya dengan Kade.

"Khun May, kau boleh percaya diri... tapi jangan ceroboh."

"Kau mengancamku?"


"Tidak." Kade mendadak menarik May mendekat lalu menurunkan wajahnya untuk menci*m May... saat Acha mendadak muncul mengganggu momen romantis mereka. Dasar Acha!

Tapi dia datang untuk melapor kalau dia sudah mendapatkan alamat tempat tinggal si paparazzi itu. Sekretarisnya May juga datang saat itu untuk melaporkan perintah Ayah tadi.

Kade menyarankannya untuk pulang dulu saja. Dia harus mengurus masalah penting sekarang, nanti dia akan menghubungi May kalau dia sudah selesai. Tapi sebelum May pergi, Kade mendadak mencegahnya lalu muach~~~ melayangkan kiss-bye ke istri tercinta.

"Gila." May malu dan bergegas pergi dari sana.


Begitu Kade sampai parkiran, para wartawan langsung menyerangnya lagi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang anak. Kade menjawab pertanyaan mereka dengan santai tanpa menyadari Sekretarisnya Nackarin yang sedang mengawasinya dari belakang.

Dia terus membuntuti Kade sampai tiba di sebuah gedung apartemen. Tapi dia hanya menunggu dari luar dan tidak ikut masuk.


Bersama  anak-anak buahnya, Kade datang menyerbu apartemen si paparazzi. Si paparazzi sontak mengambil tongkat baseball dan mengancam akan melaporkan mereka ke polisi. Kade tentu saja tidak takut.

Silahkan saja kalau si paparazzi mau lapor polisi, rumahnya ini penuh dengan bukti pemerasan terhadapnya dan May, jadi dia bisa melapor balik. Kedua anak buah Kade langsung menerjangmya. Tapi si paparazzi  melawan dengan ganas dan sukses melarikan diri lewat jendela.
 

Kedua anak buah Kade mengejarnya sampai jalan dan tentu saja hal itu menarik perhatian Sekretarisnya Nackarin. Diapun langsung melaju mengejar orang-orang itu.

Si paparazzi berhasil mengecoh kedua anak buah Kade dengan bersembunyi di mobil lalu melarikan diri ke arah lain. Saat itulah Sekretarisnya Nackarin melihatnya dan dengan sengaja menginjak gas dan sukses melukai si paparazzi.

Acha mendapat laporan kalau mereka kehilangan jejak si paparazzi. Tapi Kade bahkan tak peduli, toh yang dia butuhkan sudah dia dapatkan sekarang, bukti foto-foto yang dimiliki si paparazzi ini. Ambil semuanya!


Saat si paparazzi membuka mata, dia mendapati dirinya sudah dirawat di ruang VIP. Dia langsung protes panjang lebar ke suster yang merawatnya karena dia tidak punya uang untuk membayar kamar ini, dia bahkan tidak punya asuransi kesehatan.

Tapi suster berkata ada seorang dermwan yang akan membiayai perawatannya. Dia akan membayar kamar ini dan semua biaya medisnya. Dan orang itu tak lain tak bukan adalah Nackarin.

Dengan sopan dia meminta maaf dan mengklaim kalau sekretarisnya tak sengaja menabraknya. Si paparazzi mata duitan itu percaya-percaya saja dan langsung memanfaatkan situasi untuk menuntut kompensasi.

"Aku bisa memberimu kompensasi yang banyak, tapi kau harus memberitahuku dulu. Apa masalahmu dengan Kadethaen?"

Si paparazzi kaget. "Dari mana kau tahu kalau aku punya masalah dengannya?"

"Aku tahu saja. Yang perlu kau tahu hanyaalah aku punya niat baik dan aku punya uang."

Dia bahkan langsung mengiming-imingi si paparazi dengan sebuah amplop. Tapi si paparazzi wajib menjawab pertanyaannya lebih dulu.


Paparazzi akhirnya mengakui kalau dia punya foto-foto mesra rahasia antara Kade dan May. Nackarin terus mendesaknya, memang kenapa kalau mereka bermalam bersama. Tadi kan mereka sudah mengumumkan pernikahan mereka.

"Mereka baru mengumumkannya setelah aku berusaha memeras mereka dan menuntut jutaan untuk foto-foto itu. Tapi aku tidak percaya kalau mereka benar-benar menikah."

"Maksudmu, pernikahan itu dan akta nikah mereka itu cuma akting?"

"Betul. Cuma akting untuk membodohi seluruh negeri."

Berhubung dia sudah bilang semuanya, si paparazzi langsung menyambar amplop di tangan Nackarin itu dan membukanya dengan antusias. Nackarin mendadak punya ide bagus, dia mau membeli foto-foto itu.

"Waduh, kenapa kau tidak muncul lebih awal? Kadethaen menerobos kamarku. Sekarang ini dia pasti sudah mengambil alih semuanya. Tapi... aku bisa mencarikanmu foto-foto lain kalau kau mau membayar.


Ayah sudah menunggu saat May datang. Ayah langsung kesal mengonfrontasi dan menuntut penjelasan May yang menikah tanpa sepengetahuannya.

May sinis mengklaim kalau dia tergila-gila pada Kade sampai dia tidak peduli dengan ayahnya sendiri dan akhirnya diam-diam menikah.

Ayah tak percaya begitu saja. Ayah tahu kalau orang yang awalnya akan May nikahi adalah Ruth, tapi kemudian Ruth berubah pikiran dan akhirnya pergi mencampakkan May.

May kaget mendengar ayahnya tahu tentang itu, apa Ayah menyuruh orang untuk memata-matainya? Ayah jujur mengakuinya, dan itu ia lakukan karena ia mengkhawatirkan May.

"Siapa sebenarnya si Kadethaen itu? Dari mana dia mendadak muncul padahal kau awalnya mau menikah dengan Saruth?"

"Bisakah Ayah berhenti membicarakan Saruth? Aku dan Saruth sudah tidak punya hubungan lagi. Orang yang kunikahi adalah Kadethaen. Tolong dimengerti itu!"


"Kalau kau ingin ayah mengerti, maka beritahu ayah. Bagaimana bisa kau menikah dengan Kadethaen padahal kalian tidak pernah berhubungan dengannya sebelumnya?"

"Bagaimana dengan Ayah? Kenapa Ayah menikahi ibuku? Apa karena cinta atau tidak?"

Jika bukan karena cinta, maka seharusnya Ayah tahu bahwa ada banyak alasan bagi orang-orang untuk menikah tanpa cinta. Ayah speechless mendengarnya, ia benar-benar tak tahu harus menjwab apa.

Kade datang saat itu dan tampak jelas dia sudah mendengarkan pembicaraan mereka barusan. May menyuruhnya menunggu sebentar, dia akan berkemas.


Ayah lebih kaget lagai mendengarnya. May mau pergi ke mana? Tapi May sontak menampik tangan Ayah tanpa kata dan bergegas naik ke kamarnya. Gagal mendapat jawaban dari putrinya, Ayah langsung ganti mendamprat Kade dan menuntut penjelasan akan pernikahan mereka.

"Saya rasa ini takdir."

"Jangan mengada-ada!"

Tidak. Dia tidak mengada-ada, ini kebenarannya. Antara dia dan May, entah apakah nasib atau takdir yang menuntun mereka untuk menikah.

Tetap saja Ayah tak bisa mempercayainya begitu saja, apa sebenarnya yang ade inginkan dari putrinya? Ayah tahu siapa Kade. Dia berbisnis dengan cara membeli bisnis-bisnis lain untuk investasi. Apa Kade menginginkan hotelnya May?


Tapi bahkan sebelum Kade sempat menjawabnya, May sudah turun lagi dan mengklaim kalau Kade justru akan membantunya merenovasi hotelnya.

Ayah kan memperkirakan kalau hotelnya akan bangkrut, tapi Kade adalah pangeran berkuda putih yang akan membuktikan kalau Ayah salah.

"Jangan khawatir. Saya janji saya akan menjaga Khun May dengan baik. Untuk sementara waktu, dia akan tinggal bersama saya di condo saya. Jika jika dia ingin kembali tinggal di rumahnya..."

"Ayo pergi." Sela May sebelum Kade bicara lebih jauh. "Aku lapar. Ayo cari makanan yang enak."

Kade pun pamit dan May langsung menggandeng lengannya dengan sok mesra. Tapi sikapnya itu membuat Ayah jadi semakin curiga. Dia benar-benar tidak seperti May yang biasanya. Ayah yakin pasti ada yang mereka sembunyikan.


May baru melepaskan diri begitu sampai mobil. Secara bersamaan, ponsel Kade dan May berbunyi. Sedari tadi mereka teraus-menerus dibombardir dengan berbagai telepon dari teman-teman masing-masinag. Dan Kade yakin teman-teman mereka takkan berhenti sampai mendapat jawaban.

Kade akhirnya memutuskan untuk menjawab teleponnya yang ternyata dari Pong. Jelas dia menelpon untuk menuntut penjelasan kabar pernikahan Kade dan May. Kade malah dengan santainya memberitahu Pong kalau dia dan May mau pergi makan dan mengajak Pong ikut serta.

May jelas protes mendengarnya, ngapain dia ngajak-ngajak temannya? Kade malah menyuruh May untuk mengikuti jejaknya dan mengundang teman-temannya juga. Lebih baik menghadapi teman-teman mereka daripada menghindar terus.

"Jangan bilang kalau kau menyuruhku untuk bermain lakorn jadi istrimu di hadapan teman-temanmu?"

"Bukan cuma lakorn ini saja kau harus bermain jadi istriku, masih banyak lakorn-lakorn lainnya." Ucap Kade penuh arti.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam