Sinopsis Drama Taiwan Bromance Episode 7 - Part 2

Malam harinya, Han Sheng mengundang Zi Feng dan Ya Nuo makan malam bersamanya, beralasan kalau dia hanya ingin meminta maaf pada Ya Nuo. Dia bahkan mengajak, err.. atau lebih tepatnya memaksa Ya Nuo untuk bersulang bersamanya.

Dia diam-diam memperhatikan interaksi kedua orang itu dengan baik, dan yang paling menarik perhatiannya adalah saat Ya Nuo mengupaskan udang untuk Zi Feng dan mengambilkannya sup bak seorang istri yang melayani suaminya.

Bukan hanya Ya Nuo yang penuh perhatian ke Zi Feng, Zi Feng juga sama. Saat tangan Ya Nuo tak sengaja terkena sup panas, Zi Feng langsung mencemaskannya, dan Han Sheng memperhatikan segalanya dengan baik.

Bahkan seusai makan malam, dia diam-diam mengintip mereka dari kejauhan, memperhatikan interaksi mereka yang lebih mirip sepasang kekasih alih-alih sahabat. Dia bahkan memiliki foto-foto Zi Feng dan Ya Nuo yang terlihat sangat mesra (diambil secara diam-diam oleh mata-matanya), dan jelas Han Sheng akan memanfaatkan ini untuk menyerang Zi Feng.

Setelah itu, Zi Feng pergi menemui Qing Yang di cafenya Paman Tian. Tapi Qing Yang bisa melihat dengan jelas kalau Zi Feng sedang resah akan sesuatu dan langsung membujuknya untuk membicarakannya.

Zi Feng akhirnya mengakui tentang perasaan cintanya terhadap Ya Nuo walaupun Ya Nuo adalah cowok. Mungkin, cinta memang bisa melampaui masalah gender. Dia merasa hatinya berdebar saat bersama Ya Nuo, dia ingin selalu melihat Ya Nuo dan dekat dengannya.

"Kuakui aku tidak bisa hidup tanpa Pi Ya Nuo."

Mendengar itu, Qing yang tanpa ragu menyatakan dukungannya pada Zi Feng, bahkan mendukung Zi Feng untuk berani menghadapi perasaannya itu. Lalu, apa yang akan Zi Feng lakukan selanjutnya?

"Entahlah. Tapi yang pasti, aku ingin melindunginya selamanya."

Keesokan harinya, Guang Chao mendadak memberi setangkai bunga matahari pada Zi Han sambil mengucap harap dengan gaya lebay-nya seperti biasanya agar supaya mood Zi Han hari ini akan seindah dan secerah bunga matahari ini. Pfft! Zi Han memang menakutkan sih, Guang Chao kan jadi takut. Dia bahkan ngotot untuk mengantarkan Zi Han masuk ke dalam dulu alih-alih memarkirkan dan mengamankan mobilnya dulu.

Zi Feng mengajak Ya Nuo tur keliling taman safari yang ada di dalam taman hiburan mereka. Namun di tengah jalan, tiba-tiba seorang ibu hamil tua, merasakan kontraksi. Waduh! Dia mau melahirkan. Zi Feng pun segera menghentikan tur dan menyuruh Ya Nuo menghubungi ambulance.

Tapi ibu itu sepertinya sudah mau melahirkan sekarang juga, tidak ada waktu untuk menunggu ambulance atau dokter. Tapi masalahnya, tidak ada dokter atau suster di antara orang-orang yang ada di bus itu. Aduh, gimana nih?... 

Ah! Ya Nuo mendadak punya ide. Zi Feng kan dulu pernah membantu kelahiran Xiao Fei, kali ini pun pasti dia bisa. Kambing dan manusia kan sama-sama mamalia, proses kelahirannya juga sama.

Zi Feng masih ragu awalnya, tapi atas desakan Ya Nuo, akhirnya dia mantap melakukannya. Ya Nuo pun segara mengatur para penumpang lainnya untuk pindah ke depan dan memberi si ibu privasi dengan menggunakan jaket-jaket mereka sebagai tirai penutup.

Dia juga langsung menghubungi rumah sakit dan meminta dihubungkan dengan dokter obgyn agar dokter obgyn bisa memberi Zi Feng pengarahan, dan akhirnya, setelah beberapa lama berjuang, si ibu pun berhasil melahirkan bayi perempuan dengan selamat. Ya Nuo sontak menangis haru dan semua orang di bus pun langsung bersorak penuh kebahagiaan, Zi Feng pun senang. 

Tak lama kemudian, ambulance akhirnya datang. Tapi sebelum pergi, si ibu terlebih dulu berterima kasih pada Zi Feng dan Ya Nuo.

"Bayi terlahir di taman hiburan ini adalah takdir. Saat dia besar nanti, jangan lupa membawanya kemari, gratis," ujar Zi Feng.


Setelah si ibu dan bayinya dibawa pergi ke rumah sakit, Zi Feng baru mengaku ke Ya Nuo bahwa tadinya dia sangat amat gugup, bahkan tangannya gemetar hebat. Wah! Seorang Zi Feng yang biasanya gagah berani, ternyata bisa rapuh dan gugup juga saat menghadapi kelahiran bayi. Tapi akhirnya dia berhasil juga mengalahkan kegugupannya.

"Bukan saja kau berhasil melakukannya, namun kau melakukannya dengan sangat baik," puji Ya Nuo.

"Apa yang terjadi padaku barusan, mengingatkanku pada diriku 7 tahun yang lalu, saat ayahku menghilang. Saat itu, aku tidak ada waktu untuk bersedih. Zi Han terus menangis. Bahkan Kakak Feng yang biasanya kuat, menjadi kacau."

Di satu sisi, dia harus menghibur mereka. Di sisi lain, mereka bergantung padanya. Dia harus segera mengambil alih segalanya ke pundaknya, bisnis keluarga mereka sekaligus organisasi mereka (geng gangster). Saat itu, hanya satu hal yang dia pikirkan, yaitu dia harus mempertahankan segalanya seperti saat ayahnya masih ada di sini.

Ya Nuo kagum mendengarnya, "tidak hanya kau berhasil mempertahankannya, kau bahkan melakukannya dengan lebih baik. Du Zi Feng, kau benar-benar sangat kuat. Saat kau menghadapi masalah, bukan saja kau bisa menghadapinya, tapi juga bisa menyelesaikannya."

"7 tahun yang lalu, aku harus menghadapi segalanya seorang diri. Tapi sekarang berbeda, aku memilikimu."

Terharu, Ya Nuo langsung menggenggam tangan Zi Feng, "bukan cuma kali ini, aku akan selalu bersamamu."

Mendengar itu, Zi Feng tiba-tiba mengajak Ya Nuo untuk makan malam bersamanya nanti malam, dan juga... ada yang ingin Zi Feng katakan padanya nanti malam. (Ow, apakah itu?) Ya Nuo setuju, Zi Feng pun senang, sampai jumpa nanti malam.


Yang tidak Ya Nuo ketahui, yang mau Zi Feng katakan nanti malam ternyata adalah ungkapan cinta. Yah, nanti malam Zi Feng berencana mengungkapkan perasaannya pada Ya Nuo. Yang jadi masalah sekarang, Zi Feng bingung bagaimana harus melakukannya. Langsung blak-blakan atau harus bertele-tele dan ngegombal lebih dulu? Hadeh! Zi Feng bingung. Akhirnya dia berinisiatif untuk menulis surat cinta saja.

Ya Nuo sedang fokus mengetik chat ke ortunya untuk mengabarkan kalau dia bakalan pulang agak malam karena mau makan malam sama Zi Feng. Saking fokusnya mengetik chat sambil senyam-senyum gaje, dia sampai tidak sadar ada Guang Chao yang mendadak muncul dan memperhatikannya dengan senyum geli. 

Malah, dia datang kali ini hanya untuk membawakan buku-buku cerita tentang h*mo untuk Ya Nuo dan semuanya buku khusus dewasa. Wkwkwk! Ya Nuo sampai kaget hingga dia buru-buru menyembunyikan semua buku itu, tapi dalam prosesnya malah tak sengaja membuat Guang Chao memencet tombol telepon yang terhubung ke Zi Feng.


Zi Feng santai saja memencet teleponnya tapi malah tak sengaja mendengar percakapan antara Ya Nuo dan Guang Chao tentang hubungan Ya Nuo dan Zi Feng yang jelas-jelas lebih dari sekedar brother.

Namun yang paling membuatnya tercengang adalah penyangkalan Ya Nuo dan pernyataan Ya Nuo bahwa dia tidak akan pernah tertarik pada sesama jenis. Hmm, ya wajar sih. Tapi dengan situasinya yang sekarang, pengakuannya itu jelas membuat Zi Feng salah paham dan patah hati. 

Apalagi Ya Nuo kemudian berkata bahwa dia dengan Zi Feng tidak lebih dan tidak kurang hanya brother. Zi Feng yang saat itu sedang dalam proses menulis surat cinta, sontak membuang suratnya dengan hati hancur.

Qing Yang mengajak Nana ketemuan, berusaha membujuknya tentang Paman Tian dan menjelaskan pada Nana bahwa Paman Tian tidak pernah tahu kalau ibunya Nana hamil waktu mereka berpisah. 

Paman Tian bahkan pernah berusaha mencari keberadaan ibunya Nana dulu, namun sayangnya gagal. Paman Tian sama sekali bukan orang berhati dingin seperti yang Nana kira. Karena itulah, Qing Yang memohon agar Nana memberi Paman Tian kesempatan untuk menjadi ayahnya.

Tapi tetap saja Nana keras kepala menolak menerima penjelasan Qing Yang dan menolak mengakui Paman Tian sebagai ayahnya.

Siang harinya, Zi Han tiba-tiba mendatangi Ya Nuo dengan khawatir karena kakaknya menghilang entah ke mana dan tidak bisa dihubungi sama sekali. Zi Han takut banget terjadi sesuatu pada Zi Feng, apalagi karena latar belakang keluarga mereka yang punya banyak musuh.

Ya Nuo jadi ikut khawatir juga. Dia langsung keliling taman hiburan, namun tidak ada seorang pun yang pernah melihat Zi Feng. Untungnya di tengah kebingungannya, Ya Nuo tiba-tiba kepikiran tempat itu, bukit tempat rahasianya Zi Feng setiap kali dia sedih.

Ya Nuo langsung bergegas pergi ke sana, dan syukurlah, akhirnya dia benar-benar menemukan Zi Feng termenung di sana. Di satu sisi, dia lega. Tapi di sisi lain, dia kesal juga karena Zi Feng sudah membuat semua orang khawatir dan langsung mengomelinya.

"Aku cuma jalan-jalan. Kenapa kau khawatir?" alasan Zi Feng.

"Jalan-jalan? Setidaknya kau harus memberitahuku! Kau sadar betul kalau belakangan ini banyak hal yang terjadi. Kau menyuruhku berhati-hati tapi kau sendiri tidak! Bagaimana kalau Han Sheng berulah lagi? Tadi kupikir terjadi sesuatu padamu!"

"Maaf, aku sungguh tidak sengaja membuatmu mengkhawatirkanku."

"Apa kau senang melakukan ini? Apa kau merasa ini menyenangkan? Apa kau tidak memikirkan orang-orang yang mengkhawatirkanmu?!"

"Ya Nuo, tenanglah..."

"Aku sangat tenang!!! Aku hanya ingin kau berjanji padaku kalau kau akan baik-baik saja. Jangan menghilang tanpa kabar, jangan membahayakan dirimu sendiri! Karena aku tidak ingin kehilanganmu! Karena AKU MENYUKAIMU!" 

Arrrgh! Ya Nuo keceplosan menyatakan perasaannya. Baru sedetik kemudian dia menyadari perbuatannya dan langsung canggung dan malu. Dia bahkan mau kabur, tapi Zi Feng dengan cepat mencegahnya dan menuntutnya untuk mengulang ucapannya barusan.


"Aku bilang aku menyukaimu," cicit Ya Nuo.

"Terima kasih, Ya Nuo. Sebenarnya, aku juga sangat menyukaimu."

Ya Nuo seketika sumringah mendengarnya. Tapi karena Zi Feng masih mengira kalau Ya Nuo menyukainya bukan sebagai cowok, jadi Zi Feng dengan berat hati mengklaim kalau dia menyukai dan peduli pada Ya Nuo hanya sebagai sahabat baiknya, sebagai saudaranya. Aww, senyum Ya Nuo seketika menghilang mendengarnya. 

Zi Feng meminta maaf karena tidak memikirkan kekhawatiran Ya Nuo dan berjanji tidak akan lagi menghilang tanpa kabar. Ya Nuo yang sedih, langsung menyandarkan kepalanya ke dada Zi Feng, seolah berharap maksudnya Zi Feng tidak seperti itu, berharap Zi Feng menyukainya bukan hanya sebagai saudara.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

0 Comments