Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 2 - 2
Berbeda dengan suasana rumah Qiao Yi yang hangat dan ramai, rumah Guan Chao sangat sepi dan cuma ada seekor anjing tua yang menyambut kepulangannya.
Ibunya menelepon tak lama kemudian dan jelas dari telepon itu bahwa kedua orang tua Yan Mo jarang di rumah karena kesibukan kerja masing-masing.
Hidupnya tampaknya benar-benar datar, di lemarinya pun tak tampak ada baju warna lain selain kaos putih. Bahkan satu-satunya makanan di kulkasnya cuma sandwich.
Keesokan harinya di sekolah, Yan Mo ternyata membuat garis pembatas di tengah meja. Tapi Qiao Yi malah dengan santainya meletakkan bukunya melewati garis batas itu.
Yan Mo sontak membeku dan saat itulah Qiao Yi baru menyadari perbuatannya lalu buru-buru menarik bukunya. Ketua kelas lalu membagi-bagikan laporan hasil lab fisika mereka dan Qiao Yi mendapat nilai 60. Qiao Yi senang, dia lulus!
Yan Mo menatapnya dengan sinis. Tapi saat dia melihat nailai laporannya sendiri, dia malah mendapati nilainya cuma 70. Mungkin malu karena nilainya cuma beda 10 poin dari Qiao Yi, Yan Mo buru-buru menyembunyikan kertas itu.
Di luar, seorang gadis mengeluh manja karena Guan Chao belakangan ini tidak pernah menemuinya. Guan Chao malah dengan gaya dramatisnya menggunakan adiknya sebagai alasan untuk putus hubungan sama gadis itu.
Dia mengklaim kalau adiknya menderita penyakit degeneratif syaraf, makanya dia hanya ingin fokus merawat adiknya sekarang, dia tidak mood untuk pacaran.
"Kau gadis yang baik, kau pantas mendapatkan hidup yang lebih baik. Aku akan cemburu pada pacar barumu nanti. Berjanjilah padaku kalau kau akan berbahagia." Ujar Guan Chao dengan gaya dramatisnya.
Tapi begitu gadis itu pergi, dia langsung menghubungi Miao Miao dan berjanji kalau dia akan segera pergi menemui Miao Miao sekarang... dia telat gara-gara adiknya jatuh tadi. Wkwkwk! Astaga, kasihan banget Qiao Yi jadi kambing hitam terus.
Wu Yi mengajak Qiao Yi ke belakang sekolah untuk mencari anak kucing liar yang kemarin Wu Yi temukan. Tapi bukannya menemukan anak kucing, mereka malah dihadang 3 orang cowok yang sepertinya musuhnya Guan Chao.
Si ketua geng itu bahkan langsung menarget Qiao Yi. "Kakakmu membuli adikku. Lalu apa yang harus kami lakukan?"
Wu Yi berusaha menyelamatkan Qiao Yi dan sok berani melawan si preman itu. Bahkan menantang si preman untuk memukulnya saja kalau berani. Padahal sebenarnya dia takut juga waktu si preman melayangkan tangan.
Tapi untung saja si preman menahan diri dan mengklaim kalau dia tidak memukuli cewek. Tapi si preman tetap menolak melepaskan mereka begitu saja dan terus menuntut Qiao Yi untuk ngasih tahu di mana Guan Chao berada sambil menyodoki dahinya Qiao Yi.
Qiao Yi sontak gemetar ketakutan dan langsung jejeritan memanggil guru. Tapi si preman santai, ini tuh tempat sepi jadi tidak akan ada yang mendengar mereka tak peduli seberapa keras mereka teriak-teriak.
Tapi tiba-tiba muncullah Fei Da Chuan yang menyelamatkan mereka dengan cara memberitahu para preman itu bahwa sekolah ini punya beberapa CCTV. Si ketua preman jadi ketakutan dan akhirnya mereka pun pergi.
Qiao Yi dan Wu Yi sungguh berterima kasih setulus hati pada Da Chuan, dia benar-benar orang yang baik. Tapi yang tak mereka sangka, Da Chuan malah menuntut mereka untuk ngasih dia uang. Duitnya Qiao Yi dan Wu Yi sampai ludes buat dikasih ke dia.
Errr... Da Chuan bilangnya sih cuma minjam duitnya mereka doang. Tapi tetap saja mereka tak yakin kalau Da Chuan bakalan mengembalikan uang mereka.
Dalam perjalanan kembali ke kelas, Yan Mo mendadak muncul di hadapan mereka dan meminta Qiao Yi untuk satu tim dengannya di kelas lab fisika nanti. Permintaannya itu begitu mendadak sampai Qiao Yi mengiyakannya saja dengan bingung.
Wah! Wu Yi tidak terima. Kalau Qiao Yi satu tim sama Yan Mo, terus dia gimana? Tadi Qiao Yi bilang mau satu tim dengannya?! Ah, sudahlah! Wu Yi bersumpah akan membuat kakaknya Qiao Yi membayar atas kejadian ini!
Dan jadilah Wu Yi satu tim bersama Guan Chao di lab fisika. Tapi walaupun Qiao Yi satu tim bersama Yan Mo, Yan Mo malah melarang Qiao Yi melakukan apapun. Qiao Yi jelas sedih, terus ngapain Yan Mo ingin satu tim dengannya kalau dia nggak boleh melakukan apapun?
Itu sebenarnya karena tuntutan Pak Guru. Tadi di ruang guru, Pak Guru menuntut Yan Mo untuk memiliki seorang partner di lab. Yan Mo sebenarnya ngotot ingin mengerjakan penelitian fisikanya sendiri.
Tapi Pak Guru ngotot menasehati Yan Mo bahwa ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dia selesaikan sendiri. Lagipula tujuan utama dari pemelitian fisika ini adalah semangat kerja kelompok. Jadi begitulah bagaimana kemudian Yan Mo mengaja Qiao Yi satu tim dengannya.
Yan Mo mengaku terang-terangan ke Qiao Yi kalau dia cuma butuh seorang partner. Qiao Yi bisa menduga kalau Yan Mo pasti tidak kenal teman-teman sekelasnya yang lain, makanya Yan Mo mengajaknya.
Yan Mo menyangkal dan bersikeras kalau dia mengenal teman-teman sekelas mereka kok. Qiao Yi tak percaya dan mencoba mengetesnya, yang mana yang namanya Yang Ping?
Dan Yan Mo kontan terdiam yang jelas menunjukkan kalau dia tidak tahu. Qiao Yi geli melihat reaksinya, tidak ada orang yang bernama Yang Ping di kelas mereka.
Setelah beberapa lama, Pak Guru akhirnya mengakhiri kelas tapi dia mengingatkan mereka bahwa PR mereka adalah laporan penelitian ini dan harus dikumpulkan besok pagi.
Yang lain langsung bubar keluar kelas, dan hanya Yan Mo yang sudah selesai menulis laporannya lalu menyuruh Qiao Yi menandatanganinya.
"Apa aku boleh membawanya pulang dan mempelajarinya? Aku tidak pintar dalam fisika."
Yan Mo setuju, tapi serahkan padanya besok. Dia langsung pergi setelah itu.
Di kelas, Qiao Yi membuka sekaleng coca-cola dan mencoba menawari Yan Mo. Tapi Yan Mo menolak, dia bahkan menolak semua tawaran berbagai macam minuman yang ditawarkan Qiao Yi.
Qiao Yi jadi bingung. "Lalu apa yang biasanya kau minum?"
Dan Yan Mo langsung menjawabnya dengan menunjukkan sebotol air mineral. Qiao Yi heran melihatnya. "Ibumu pasti sering meninggalkanmu di rumah."
Dia tidak sadar kalau tebakannya itu tepat sasaran dan kontan membuat Yan Mo tersinggung hingga dia langsung keluar. Tepat saat Qiao Yi baru minum cola-anya seteguk, Wu Yi mendadak datang dan langsung menyeret Qiao Yi keluar.
Tapi saking buru-burunya, Qiao Yi jadi asal saja meletakkan kaleng cola itu tepat di atas kertas laporan fisikanya Yan Mo. (Waduh, jangan-jangan ntar tumpah?)
Wu Yi membawanya ke pekarangan belakang sekolah, lagi-lagi untuk mencari dua anak kucing. Tapi lagi-lagim mereka tidak menemukan dua anak kucing itu, malah menyaksikan sesuatu yang lebih menarik perhatian di depan mereka.
Yan Mo tampak sedang memberikan uangnya pada Da Chuan. Wah! Dia juga dipalak sama Da Chuan?
Di kelas, beberapa siswa main kejar-kejaran hingga mereka tak sengaja menyenggol kaleng colanya Qiao Yi sampai tumpah... mengenai kertas laporan fisika-nya Yan Mo. Tuh kan! Gawat nih, Yan Mo marah nggak yah?
Qiao Yi kembali tak lama kemudian dan jelas saja dia langsung panik melihat kertas laporan fisikanya Yan Mo rusak kena tumpahan cola. Parahnya lagi, Yan Mo baru kembali saat itu juga.
Dia memang tidak mengatakan apapun, tapi ekspresi wajahnya jelas menunjukkan kalau dia marah dan langsung berbalik pergi lagi. Qiao Yi jadi galau tak tahu harus bagaimana.
Qiao Yi mencoba membujuk Guan Chao untuk membantunya. Tapi Guan Chao menolak, bahkan dengan cueknya mengklaim kalau dia punya banyak hal penting lain untuk dilakukan daripada cuma ngurusi laporan lab. Dia mau nge-date. Dadah!
Tapi Guan Chao ternyata bohong tentang nge-date. Nyatanya dia malah pergi ke warnet. Bukan, bukan buat main game... melainkan untuk bekerja memperbaiki mesin komputer.
Ah, jadi dari situ dia mendapatkan uang untuk membelikan hadiah buat ultahnya Qiao Yi, dan sepertinya dia melakukan pekerjaan ini tanpa sepengetahuan siapapun.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam