Sinopsis Kiss - The Series Episode 6 - 2
Sanrak muncul tak lama kemudian. First menggandengnya keluar tapi sesampainya mereka di luar, Sanrak langsung melepaskan tangannya dan meminta First untuk pergi sekarang dan memberinya sedikit waktu.
Tapi First bersikeras ingin bicara sekarang bahkan menakut-nakuti Sanrak bahwa ini mungkin akan jadi saat terakhir mereka bicara.
"Sanrak, sebaiknya kita putus saja"
Tapi itu hanyalah rencananya untuk membuat Sanrak bersimpati padanya. Dia bicara seolah dia merasa bersalah telah banyak menyakiti Sanrak dan tidak ingin lagi membuat Sanrak menderita, karena itulah dia memutuskan agar sebaiknya mereka berpisah.
Dia mengklaim kalau dia sangat mencintai Sanrak tapi dia tidak berdaya menolak rayuan wanita itu dan karena itulah dia memutuskan untuk melepaskan Sanrak karena dia tidak ingin lagi menyakiti Sanrak.
Dan rencananya sukses saat Sanrak menolak berpisah dan memohon agar First tidak meninggalkannya. Sanrak mengklaim kalau dia tidak marah dan dia sangat mengerti kalau First hanya dimanfaatkan wanita itu.
Dan karena itulah, dia bisa memaafkan First. Sementara Na hanya bisa terdiam sedih menyaksikan bersatunya mereka kembali.
Sukses mendapatkan Sanrak kembali, First langsung meminta Sanrak untuk berhenti bekerja di kantor majalah Na ini dan menawari Sanrak untuk bekerja magang di kantor majalahnya sendiri. Dan Sanrak langsung menyetujuinya. First lalu memeluk Sanrak dan diam-diam menatap Na dengan penuh kemenangan.
Fahsai tengah mencari Thada tapi teman-teman Thada tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Dia hendak pergi saat tiba-tiba saja ketiga teman Thada juga bertanya-tanya dimana Sandee. Fahsai langsung curiga.
Begitu kembali Sanrak ke kantor, Jane langsung memborbardirnya dengan berbagai ilmu dan instruksi tentang berbagai macam dokumen dan apa saja yang harus dilakukannya sebelum menyerahkan dokumen-dokumen itu pada Na.
Karena dia janji pada First untuk berhenti dari kantor, Sanrak cepat-cepat menyela Jane untuk mengutarakan niat pengunduran dirinya.
Tapi Jane dengan tegas melarang Sanrak melakukan itu "Karena aku akan mengundurkan diri juga"
Jane lalu memberikan daftar berbagai makanan dan minuman yang disukai Na dan berbagai instruksi bagaimana cara menyajikannya dan menuntut Sanrak untuk mengingat semuanya karena mulai sekarang Sanrak lah yang bertanggung jawab untuk tugas itu.
"Tapi Khun Jane, apa kau benar-benar akan mengundurkan diri?"
"Sejak kau mengenalku, apa aku pernah mencandaimu?"
"Tidak pernah"
Siang harinya, Sanrak menyajikan makanan dan kopi untuk Na sesuai instruksi Jane dan hasilnya menurut Na lumayan enak dan mirip kopi buatan Jane.
Dia ingin membahas masalah Sanrak dan First tapi tepat saat itu juga, Jane datang menyerahkan surat pengunduran diri. Sanrak cepat-cepat keluar agar mereka bisa bicara berdua.
Na tidak terima dengan pengunduran diri Jane ini, apalagi dia melakukannya hanya karena masalah kegagalan kontrak dengan Tuan Thawee. Tapi keputusan Jane sudah bulat, dia memutuskan untuk bertanggung jawab atas masalah itu.
"Kalau kau memang ingin bertanggung jawab, maka seharusnya kau melakukannya dengan membantuku mencari jalan keluar, membantuku membuatnya menandatangani kontrak dengan kita, bukannya dengan cara meninggalkan kami seperti ini. Aku tidak terima pengunduran dirimu"
"Saya akan tetap teguh untuk mengundurkan diri"
Berniat membantu Na dan Jane, Sanrak langsung pergi menemui Tuan Thawee seorang diri. Jane melihatnya dan langsung mengejarnya. Dia berusaha menarik Sanrak untuk pergi dari sana.
Tapi tepat saat itu juga, Tuan Thawee muncul dan menyuruh mereka untuk menyampaikan pesan pada Na agar Na meminta maaf secara langsung padanya dan bukannya menyuruh wanita datang kemari mewakilinya.
Setelah keluar dari rumah Tuan Thawee, Jane membawa Sanrak ke sebuah cafe lalu mengomelinya karena bersikap terlalu gegabah.
Meminta maaf pada Tuan Thawee itu tidak mudah dan mungkin saja malah akan membuat Sanrak menangis. Sanrak beralasan kalau dia melakukan ini agar Jane tidak mengundurkan diri.
Jane mengaku bahwa alasan pengunduran dirinya bukan semata-mata gara-gara masalah ini saja. Dia mengundurkan diri karena alasan pribadi, dia ingin istirahat dan mengejar impiannya sendiri.
Pemilik cafe yang masih muda datang membawakan kopi untuk mereka lalu menyentuh bahu Jane dengan mesra dan Jane tersenyum manis padanya. Sanrak tentu saja kaget dan bertanya-tanya apakah pria muda itu...?
"Pacarku" jawab Jane "Kenapa? Dia kelihatan jauh lebih muda dariku, bukan?"
Jane mengaku bahwa cafe ini adalah cafe yang dia buka bersama pacarnya karena inilah impian mereka berdua. Dia tidak ingin lagi membiarkan sang pacar mengurus cafe ini seorang diri, dan inilah alasannya untuk mengundurkan diri.
"Aku sudah membuat keputusan dan aku tidak akan merubahnya. Karena itulah aku memintamu untuk menjaga Khun Na untukku"
"Tapi kurasa, aku tidak akan bisa mengurusnya sebaik dirimu"
"Kau tidak harus sebaik aku, lakukan saja yang terbaik sebisamu, itu saja cukup. Dan jangan terlalu cemas. 1 bulan dari sekarang, aku akan menjadikanmu sebagai sekretaris yang bisa bekerja secara efektif untuk Khun Na"
Tiba-tiba pacar mudanya Jane lewat sambil bicara di telepon dengan bahasa asing "Annyeonghaseyo..." (say what???)
"Err... dia bukan orang Thailand. Apa dia orang Korea?"
Dan Jane langsung mengkonfirmasinya dengan senyum manis. Sanrak langsung kagum, sama sekali tidak menyangka kalau Jane bukan cuma memiliki pacar yang jauh lebih muda tapi juga orang Korea.
Sandee sedang merenung seorang diri saat Thada tiba-tiba duduk di sampingnya. Dia berkata kalau dia ingin mengatakan sesuatu pada Sandee.
Tapi ujung-ujungnya dia malah ragu dan memutuskan untuk pergi beli minuman dulu sebelum dia mengatakan apa yang ingin diutarakannya.
Dia pergi tapi lupa membawa tasnya. Tak lama setelah dia pergi, hapenya berbunyinya dari May. Sandee mengangkat teleponnya dan memberitahu May kalau Thada pergi sebentar.
May terdengar cemburu saat dia menginterogasi Sandee dan bertanya-tanya apakah Sandee yang mengantarkan Thada waktu itu. Dia bahkan menuduh Sandee berbohong saat dia menyangkal tuduhan May. Fahsai tiba disana saat itu dan mendengarkan percakapan mereka tapi dia sengaja tetap bersembunyi.
Thada kembali tak lama kemudian. Dia masih agak ragu untuk mengatakan apa yang ingin diucapkannya. Tapi karena Sandee terus mendesaknya, Thada akhirnya mengaku bahwa dia ingin putus dari Fahsai.
Shock, Sandee bertanya kenapa Thada tiba-tiba ingin putus dari Fahsai, memangnya ada apa diantara mereka berdua.
"Entahlah, kurasa perasaanku mulai berubah. Bukan karena cinta atau tidak. Kau kan tahu kalau aku tidak pernah mencintai seseorang"
"Kau memang orang yang berhati dingin"
"Saat aku mengajaknya pacaran dulu, kukira dia cukup cute dan kupikir aku akan memutuskannya setelah 3 bulan"
"Tapi kau sudah pacaran dengannya selama 10 bulan sekarang"
Memang benar. Tapi, Thada merasa dia dan Fahsai tidak punya kecocokan dalam banyak hal. Selera mereka berbeda apalagi gaya hidup mereka. Lama kelamaan dia merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka.
Dia tidak suka saat Fahsai selalu mengantarkannya kesana-kemari atau saat Fahsai membelikannya makanan. Dia tidak suka harus selalu mendengarkan dan menuruti keinginan Fahsai.
"Tapi kalau kau putus dengannya hanya karena masalah ini, tetap saja rasanya tidak benar"
"Aku tahu. Dia memang tidak bersalah"
Patah hati mendengarkan segalanya, Fahsai pun langsung pergi.
Sanrak hendak pulang tapi dia melihat lampu di ruangan Na masih menyala. Dia mendapati Na merenung sedih di meja kerjanya, sedih karena Jane akan meninggalkannya dan tidak ada lagi yang akan menemaninya.
"Sejak ayah menyerahkan perusahaan ini padaku, aku banyak mengalami masalah. Orang-orang meremehkanku. Mereka bilang kalau aku tidak akan bisa sebaik ayahku. Mereka hanya ingin melihatku gagal dan menghinaku jika aku benar-benar gagal. Tapi ada satu orang yang selalu ada di sisiku dan mendukungku. Dan orang itu adalah Khun Jane. Tapi sekarang dia tidak akan menemaniku lagi"
Na bercerita bagaimana dulu hari pertamanya bekerja di kantor ini. Bagaimana dulu dia sangat amat gugup hingga dia tidak mampu bicara dengan benar. Tapi Jane membantunya menjelaskan cara kerja segala hal di tempat ini dengan penuh kesabaran.
Dulu Jane pernah berkata bahwa dia tidak akan pernah meninggalkannya dan akan selalu menemaninya dan membantunya mengatasi segala hal.
Tapi nyatanya, sekarang Jane malah meninggalkannya seorang diri. Sanrak berusaha menghibur Na dan meyakinkannya untuk tidak cemas.
"Segalanya pasti akan baik-baik saja. Kau kan masih memilikiku"
Tapi tepat saat itu juga, First datang untuk menjemput Sanrak. Terpaksalah Sanrak akhirnya pergi meninggalkan Na.
Thada membawa Sandee ke toko tatonya. Melihat foto tato di perut telanjang seorang wanita, Sandee jadi punya pikiran buruk. Tersinggung, Thada memberitahu Sandee kalau dia bekerja dengan etika profesional, dia bukan pervert walaupun dia sering mentato tubuh tel~~~~ng wanita.
Thanwa muncul tak lama kemudian. Melihat mereka datang berdua, Thanwa bertanya-tanya apakah Thada sudah berbaikan dengan Sandee.
Sandee langsung kesal menyadari Thada sudah menceritakan tentang kejadian malam itu pada Thanwa. Thada meyakinkannya untuk tidak cemas karena Thanwa itu orangnya tidak besar mulut.
Kembali memperhatikan foto-foto tato, Sandee bertanya-tanya apakah ditato itu rasanya sakit. Thada langsung menawarkan diri untuk mentato Sandee agar dia tahu bagaimana rasanya ditato.
Sandee tidak mau dan langsung mendorong Thada dengan cukup keras. Ujung-ujungnya mereka saling sodok-sodokan dengan penuh canda tawa.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang misterius yang diam-diam memotret mereka lalu mengirimkan foto-fotonya pada May yang cemburu berat dan marah besar melihat foto-foto itu.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam