Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 16 - 1
Kesal mendengar si manager menjelek-jelekkannya, Mo Mo akhirnya pergi untuk mendiskusikan jalannya syuting dengan sutradara.
Zhi Cun akhirnya keluar tak lama kemudian dan kali ini Mo Mo kagum juga melihatnya tampak tampan pakai setelan jas. Syuting pun dimulai. Zhi Cun berakting jadi seorang programmer yang kerjanya musti ngetik-ngetik terus dan butuh asupan jus jeruk biar tetap fit. Tapi dari kejauhan, Mo Mo memperhatikan yang diketik Zhi Cun cuma:
Aku bosan. Pfft!
Tanpa mengetahui Wei Yi yang sedang gundah karena belum mendapat balasan chat-nya, Mo Mo santai saja mau makan siang. Karena tak ada tempat, Mo Mo berniat mau duduk di koper barang.
Tapi Zhi Cun mendadak muncul dan mencegahnya, dia beralasan kalau Mo Mo tidak boleh menduduki peralatan mereka lalu menawari Mo Mo duduk di sampingnya.
Mo Mo sebenarnya tak enak. Tapi karena tak ada tempat, terpaksalah akhirnya dia duduk juga di sebelahnya Zhi Cun. Tapi kenapa Zhi Cun tidak makan di ruang ganti saja?
"Aku tidak mau bertemu si penyihir (managernya). Aku lagi diet."
"Bahkan anginpun bisa menggoyahkanmu, yah."
Zhi Cun malah jadi narsis dan sumbar tentang wajahnya yang harus muncul di layar-layar dan ditonton banyak orang. Jelas saja Mo Mo langsung ilfil mendengar kenarsisannya.
Syuting dimulai lagi tak lama kemudian, tapi tiba-tiba saja ada ponsel yang berdering nyaring dan berasal dari ponsel yang berada di dalam jaketnya Zhi Cun yang sedang dipegang Mo Mo.
Mo Mo sontak bergegas keluar untuk mengecek ponsel itu dan saat itulah dia akhirnya punya kesempatan untuk memperhatikan ponselnya sendiri dan melihat pesannya Wei Yi.
Wei Yi sendiri baru selesai makan siang saat akhirnya Mo Mo membalas pesannya. Dia lagi kerja, Wei Yi sendiri lagi ngapain? Wei Yi sebenarnya mau bilang kalau dia lagi memikirkan Mo Mo, tapi kok kelihatannya rada-rada lebay.
Akhirnya dia membalas dengan menawarkan bantuan saja. Siapa tahu Mo Mo ketinggalan sesuatu di rumah? Dia bisa membantu mengantarkannya ke Mo Mo. Ah! Mo Mo mendadak punya ide lalu meminta Wei Yi untuk membawakan sebuah amplop yang berada di atas mejanya.
Wei Yi kontan semangat mengambil amplop yang dimaksud Mo Mo tapi langsung aneh membaca tulisan di amplop itu:
Tolong mintain tanda tangan dari calon suamiku, dari istrinya Lin Zhi Cun. (Pasti dari Jie Er deh)
Setibanya di depan tempat syuting, Wei Yi langsung nge-chat Mo Mo. Tepat saat itu juga, managernya Zhi Cun lewat dan mendadak terpesona melihat ketampanan Wei Yi.
Dia langsung saja mendekati Wei Yi dan menawarkan kartu namanya, berusaha merekrut Wei Yi untuk jadi artisnya. Tapi ditolak mentah-mentah sama Wei Yi.
Mo Mo akhirnya keluar tak lama kemudian dan mereka bahagia bertemu satu sama lain lagi. Tak lama kemudian, Wei Yi pergi membeli kopi. Tapi saat dia kembali, dia malah mendapati Mo Mo sudah tertidur di bangku.
Tiba-tiba kepala Mo Mo oleng ke arahnya, Wei Yi hampir saja bergerak mau menopang kepala Mo Mo. Tapi Mo Mo mendadak terbangun dan langsung mengecek ponselnya.
Ternyata tidak ada yang mencarinya. Yah sudah, Mo Mo mau tidur sebentar, dia bangun kepagian tadi. Mendengar itu, Wei Yi langsung geser mendekat sambil menepuk bahunya. Maksudnya menawarkan bahunya, tapi Mo Mo nggak nyambung, malah tanya bahunya Wei Yi kenapa?
"Err, agak pegal."
"Sini kupijitin."
Wei Yi sontak menarik kepala Mo Mo dan menyandarkannya ke bahunya. Tersentuh, Mo Mo langsung menatapnya dengan penuh cinta. Wei Yi langsung menutup matanya dan menyuruhnya tidur 10 menit. Mo Mo akhirnya tertidur di bahunya dengan hati bahagia.
Tapi tiba-tiba Mo Mo tersentak dari tidurnya gara-gara ponselnya berbunyi dari si manager yang mencarinya. Mo Mo terpaksa harus pamit ke Wei Yi, hati-hati yah dalam perjalanan pulang. Dadah!
Ternyata ada masalah dengan jaketnya Zhi Cun karena ukurannya kekecilan. Tidak ada satupun baju yang muat karena mereka sudah menyesuaikan semuanya dengan ukuran yang diminta Mo Mo. Tidak ada waktu juga untuk mengubahnya.
Mo Mo usul agar mereka pinjam dari salah satu kru saja. Tapi si stylist berkata kalau jaket-jaket mereka ketinggalan jaman. Mo Mo bingung harus bagaimana... saat tiba-tiba saja dia kepikiran sesuatu dan langsung melesat keluar.
Untung saja Wei Yi belum pergi karena lupa belum menyerahkan amplop pesanannya Mo Mo. Itu tidak penting sekarang, Mo Mo langsung memaksa Wei Yi untuk melepaskan jaketnya sekarang juga.
Bingung, Wei Yi asal saja menaruh amplop itu di saku jaketnya lalu melepaskannya dan menyerahkannya ke Mo Mo. Mo Mo pun langsung melesat masuk kembali ke dalam dan memberikan jaket itu ke Zhi Cun.
Ukurannya memang pas di Zhi Cun, tapi si manager tidak suka sama modelnya, terlalu kuno. Mo Mo diam saja, padahal dalam batinnya dia membanding-bandingkan Zhi Cun dengan Wei Yi karena Wei Yi cocok banget pakai jaket yang katanya kuno ini.
Si manager masih ingin protes, tapi Zhi Cun tak mempermasalahkannya. Lebih baik mereka segera menyelesaikan syutingnya dan pulang.
Zhi Cun lalu keluar ke kamar kecil tanpa menyadari kalau dia melewati si pemilik jaket yang jelas keheranan melihat jaketnya dipakai sama Zhi Cun.
Saat dia kembali tak lama kemudian, dia langsung mengeluhkan udara yang dingin banget dan saat itulah Mo Mo baru ingat sama Wei Yi yang pasti kedinginan di luar sana. Mo Mo langsung minta izin meminjam jaket nganggurnya Zhi Cun dan untunglah Zhi Cun mengizinkannya.
Mo Mo langsung membawanya keluar dan membantu memakaikannya ke Wei Yi lalu pamitan lagi bak seorang ibu yang pamitan berangkat kerja ke anaknya.
"Aku mau cari uang, jadilah anak yang baik dan jangan bertengkar dengan anak-anak yang lain, yah. Dadah!"
Syuting dimulai lagi. Sebenarnya sudah lancar. Tapi saat mereka mengecek rekamannya, mereka malah mendapati ada amplop yang menonjol keluar dari jaket yang dipakai Zhi Cun.
Mo Mo langsung panik mengisyaratkan Zhi Cun untuk memasukkan amplop itu. Terpaksa syuting harus diulang.
Setelah syuting selesai, Mo Mo mau keluar mengambilkan jaketnya Zhi Cun, tapi Zhi Cun mendadak menghadangnya pakai amplop yang berisi foto-foto dirinya itu.
Malu, Mo Mo berusaha menjelaskan kalau itu candaan rekan kerjanya dan menolak tanda tangannya. Tapi Zhi Cun tak peduli dan langsung saja membubuhkan tanda tangannya di foto-foto itu lalu mengembalikan jaketnya ke Mo Mo.
Mo Mo bergegas menukar jaket mereka dan mengucap terima kasih atas kerja kerasnya Zhi Cun. Zhi Cun awalnya memuji-muji kerja bagusnya Mo Mo walaupun dia cuma pegawai magang, tapi akhirnya dia malah minta add friend medsos sama Mo Mo. Dan Mo Mo santai saja memberikannya tanpa menyadari Wei Yi yang cemburu.
Setelah itu, Mo Mo langsung lari ke Wei Yi dan mengajaknya pergi. Wei Yi kontan berubah bahagia lagi. Tapi Mo Mo bingung, mereka mau pergi ke mana yah?
"Kencan."
Wei Yi akhirnya membawa Mo Mo kencan ke mall. Mo Mo bingung, Wei Yi mau ngajakin dia shopping?
"Aku mengecek di internet, katanya ini tempat yang bagus untuk kencan. Benar, kan?"
"Benar. Kukira kau akan membawaku ke perpus atau ke pusat penelitian ilmiah."
"Kau mau ke sana?"
"Menurutmu? Ayo! Kita sudah lama nggak shopping. Ayo, ayo!"
Dan Wei Yi tiba-tiba saja mengejutkan Mo Mo dengan menggandeng tangannya dan kontan membuat Mo Mo bahagia.
Mereka pun kencan dengan penuh kegembiraan. Saling berbagi kopi lalu nyobain baju-baju di toko. Tapi saat giliran Mo Mo nyobain baju, tak ada satupun yang disetujui Wei Yi karena semuanya serba terbuka... sampai saat Mo Mo mencoba sweater lengan panjang dan celana panjang dan baru saat itulah Wei Yi setuju. Wkwkwk! Muka Mo Mo langsung asem.
Mereka akhirnya nongkrong di arena kolam bola. Sayangnya mereka tidak bisa masuk tidak punya anak dan Mo Mo cuma bisa meminta anak-anak di sana untuk melemparkan bola padanya.
Wei Yi mendadak punya ide bagus. Entah apa rencananya. Tapi begitu kembali, tiba-tiba saja dia membawa seorang anak yang entah dia dapatkan dari mana.
"Dari mana kau mendapatkan anak ini?"
"Ayo, masuk."
"Gu Wei Yi! Kau tidak boleh menculik anak orang!"
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam