Saat Tee dan Orn sedang asyik selfie sebelum acara musikal dimulai, Jade mendadak muncul dan dengan sengaja memberitahu Tee kalau dia tertarik nonton pertunjukkan ini gara-gara tadi dia dari rumahnya Orn dan mendengar Orn mau nonton pertunjukkan ini.
Orn buru-buru menyangkalnya dan menjelaskan kalau yang bilang itu adalah Maminya. Maminya Orn senang-senang saja bertemu Jade lalu mengajak Jade masuk duluan bersamanya.
Tee penasaran apakah Jade sering berkunjung ke rumah Orn. Orn tak enak beralasan kalau Jade memang sering datang untuk membicarakan bisnis dengan papanya.
Beauty terbang ke rumah Seenuan dan melihat keluarga itu sedang makan malam sambil ribut berdebat. Beauty tersenyum melihat mereka, mereka keluarga yang manis.
"Bibi Seenuan membesarkan anak-anaknya dengan baik."
Tapi kemudian dia mendengar Farang membicarakan pekerjaan di Jade Garment yang katanya lebih besar. Apa Somcheng tidak mau mencoba bekerja di sana? Tanya Rang.
Seenuan langsung melarang keras. "Itu adalah perusahaan saingan kami."
"Tapi itu lebih bagus, biar gajinya dia naik."
Somcheng juga tidak setuju, apa yang akan terjadi dengan perusahaan kalau mereka semua pindah. Seenuan senang mendengar pendapat Somcheng dan mengingatkan anak-anaknya untuk selalu berterima kasih.
"Tapi ibu dan P'Somcheng kan sudah bekerja untuk mereka."
"Apa kau tidak bisa melihat betapa baiknya pemilik perusahaan pada kita? Khun Beauty itu seorang presiden dan dia bahkan mengantarkanku sampai rumah. Kau pikir aku bisa bekerja di tempat lain dan mengkhianatinya?"
"Kapan hidup kita bisa lebih baik kalau ibu selalu berpikir begitu?"
"Hei! Biarpun kita tidak kaya, tapi kita tidak terdesak. Tidak tahu berterima kasih tidak akan membawa kita ke mana-mana. Ingat itu baik-baik!"
Keesokan harinya saat Tee datang menjemputnya, Beauty tiba-tiba berkata kalau dia ingin membawa Seenuan sekeluarga untuk tinggal di rumahnya.
"Memangnya kau sudah bicara padanya apakah dia mau tinggal bersamamu?"
Belum. Tapi dia berpikir kalau mereka tidak seharusnya membiarkan pegawai sebaik Seenuan menderita. Makanya, Beauty ingin mempekerjakan Seenuan dan anak-anaknya. Tee ragu, berapa lama Beauty akan mempekerjakan mereka? Dia kan suka memecat orang.
"Hei! Aku memecat orang-orang yang tidak tulus padaku. Tapi aku yakin kalau kali ini, Bibi Seenuan dan anak-anaknya sangat tulus padaku. Mereka tidak pernah bohong."
"Kau yakin?"
"Yakin!"
Ah, Tee pasti tidak percaya padanya, yah? Baiklah. Kalau begitu, dia akan beralasan kalau dia melakukan ini hanya supaya dia kelihatan baik. Dia cuma ingin punya banyak pembantu di rumah.
Dia ingin mereka tinggal di sini adalah supaya mereka menghargai jasa-jasanya kepada mereka. Dan untuk si anak bungsu, dia akan mendadaninya seperti barbie. Bagaimana kedengarannya? Apa Tee puas mendengar alasan itu?
Tee geli mendengarnya. "Aku tidak bilang kalau aku tidak mempercayaimu."
"Hah? Kau percaya padaku? Yang bener?"
"Iya. Aku percaya."
"Oh! Tidak mungkin. Bukankah aku terlihat sangat buruk bagimu?"
"Kau tidak seberapa buruk belakangan ini."
Beauty hampir saja senang, tapi Tee malah bilang kalau Beauty kadang gila. Beauty langsung berubah kesal. Jadi sebenarnya Tee sedang memujinya atau mencacinya? Kalau dia emang lagi muji, perjelas dong.
Alih-alih menurutinya, Tee cuma berkata kalau dia akan membantu Beauty bicara pada Seenuan. Oke, Beauty langsung menyeret Tee ke rumah Seenuan saat itu juga.
Seenuan dan Somcheng jelas kaget mendengar ajakan Beauty. Dia meyakinkan bahwa dengan tinggal bersamanya, mereka tidak perlu lagi bayar kontrakan dan akan ada banyak orang yang bisa membantu mengurus Seenuan dan A-ngoon, jadi Somcheng dan Farang juga bisa bekerja dengan santai.
Seenuan tak enak dan berusaha menolak, tapi Tee terus membujuk mereka dan meyakinkan kalau di rumahya Beauty ada banyak kamar kosong.
"Tapi apa sungguh tidak masalah tinggal di sana tanpa melakukan apapun?" Tanya Somcheng.
"Kau bukannya tidak akan melakukan apapun. Kau masih harus bekerja di perusahaan. Saat aku resmi jadi presiden nantinya, aku akan menjadikanmu asisten pribadiku. Dan saat bibi sudah sembuh sepenuhnya, aku akan menjadikanmu kepala pelayan."
Dan tentang Farang, Beauty akan membiayai sekolahnya sampai dia lulus sekaligus menjadikannya sebagai supir. Farang langsung semangat, tentu saja dia antusias mau menyetir semua mobil yang ada di rumahnya Beauty. Seenuan tetap tak enak. Mereka pasti akan sangat merepotkan.
"Sama sekali tidak, bi. Kau selalu punya niat baik padaku. Seperti saat kau memperingatkanku dan membantuku bahkan sebelum kau tahu siapa aku yang sebenarnya. Jika bukan karena bibi, aku tidak akan berhasil dalam trainingku."
"Saya takut kalau perusahaan akan menghabiskan terlalu banyak uang untuk saya."
"Bukan perusahaan. Akulah yang akan mengurus kalian. Aku pernah mempekerjakan 10 orang sebelumnya. Mempekerjakan Bibi sekeluarga itu gampang bagiku."
Tee meyakinkan kalau dia juga akan ikut membantu mengurus mereka. Tapi jika mereka ragu, mereka masih bisa bekerja di Thanabavorn.
Saat Seenuan masih belum menjawab, Beauty langsung berusaha membujuk A-ngoon untuk tinggal bersamanya. Dia punya taman indah yang penuh bunga dan dia juga akan mengajari A-ngoon me-menikur kukunya. Bagaimana?
A-ngoon setuju dan langsung semangat membujuk ibunya untuk pindah ke rumah Beauty. Farang juga ikutan mendesak Seenuan hingga akhirnya Seenuan mengalah dan mereka sekeluarga berterima kasih pada Beauty.
Senang, Beauty lalu meminta Tee untuk mengurus segala hal yang berkenaan dengan Seenuan di perusahaan. Tee menurutinya dengan senang hati sembari menatap Beauty dengan penuh kekaguman.
Lalita senang, akhirnya Beauty belajar untuk mempercayai kebaikan hati orang lain. Dewi setuju, Beauty sekarang memiliki kebaikan yang membawanya bertemu dengan orang-orang baik.
Tapi warna emas kristalnya sama sekali tidak berubah. Kenapa? Dewi rasa, itu karena Beauty melupakan sesuatu yang penting. Lalita mengerti, karena selama ini Beauty hanya memikirkan dirinya sendiri, jadi satu kebaikannya ini belum cukup.
"Teruslah berusaha, nak. Walaupun sulit melakukan kebaikan, tapi kau tidak boleh menyerah. Teruslah melakukan kebaikan."
"Aku masih cemas dengan syarat waktunya. Lallalit tidak punya banyak waktu untuk mengumpulkan semuanya (kebaikan)."
"Lallalit pasti bisa, Dewi. Kau pasti bisa, nak."
Di kantor, Piwara terburu-buru melapor ke Pat bahwa berdasarkan informasi dari HRD, Seenuan sudah mengundurkan diri, bukan dipecat.
Tidak masalah. Mengundurkan diri atau dipecat, sama saja. Kratua kan sudah menyebarkan gosip kalau Beauty 'mengurus' Seenuan. Gosip itu pasti sudah tersebar ke seluruh pabrik.
"Pasti menyenangkan. Presiden baru yang tidak diterima oleh para pegawai." Pat senang
Para karyawan heboh melihat berbagai selebaran yang ditempel di seluruh pabrik kalau Seenuan dipecat secara tidak adil. Trio penggosip yang paling emosi dan langsung mengajak semua rekan mereka untuk melakukan unjuk rasa.
Dalam perjalanan kembali ke pabrik, Beauty bertanya-tanya adakah mesin pemotong yang lebih aman? Keselamatan para pekerjaan itu harus diutamakan.
"Itu ide yang bagus. Kenapa kau tidak menulisnya di buku catatanmu saja? Kau belum mengumpulkannya selama beberapa hari."
"Itu... karena aku tidak enak badan."
"Kau merasa tidak enak badan, tapi kau membiarkan seseorang membantumu kabur dari rumah sakit?"
"Kau ini bicara apa? Siapa yang membantuku?"
Tee tidak ingin ikut campur urusan pribadi Beauty. Tapi Beauty harus ingat baik-baik kalau dia adalah presiden Thanabavorn. Beauty bersikeras kalau dia tidak dibantu siapapun.
Tapi percakapan mereka terpotong dengan cepat karena Tee ditelepon sekretarisnya yang mengabarkan tentang para karyawan yang lagi demo di depan kantor.
Sekretarisnya Tee berusaha keras menenangkan para karyawan, sementara Kratua dan Piwara diam-diam merekam aksi unjuk rasa itu dari tempat persembunyian mereka.
Tee dan Beauty tiba tak lama kemudian. Beauty jelas kesal melihat itu dan berniat mau melabrak dan memecat semua orang yang ikut unjuk rasa. Beauty tidak terima. Seumur-umur, baru kali ini dia dicerca sekeras itu.
Untunglah Tee dengan cepat mencegahnya dan mengingatkan Beauty untuk tidak asal memecat mereka karena para karyawan itu punya beban keluarga yang harus mereka tanggung.
"Terus? Kau mau aku diam saja diprotes seperti itu?"
"Mereka protes karena mereka tidak tahu. Mereka mungkin akan mengerti kalau kita menjelaskan segalanya tanpa emosi. P' akan menjelaskannya untukmu."
Beauty tersentuh mendengar Tee menyebut dirinya sebagai P'. Ini pertama kalinya.
Tee dengan sabar menjelaskan kalau mereka semua salah paham. Seenuan bukan dipecat, tapi mengundurkan diri. Tapi para karyawan tidak percaya dan menuntut bukti. Beauty sontak terpancing emosi.
Tapi untunglah Tee cepat mencegahnya dan menjelaskan kalau Seenuan mengundurkan diri adalah karena Beauty memindahkan Seenuan untuk bekerja di rumahnya. Kalau mereka tidak percaya, maka sebaiknya mereka menanyakannya langsung pada Seenuan.
Mulai mempercayai Tee, para karyawan sontak menuntut siapa sebenarnya yang bilang kalau Seenuan dipecat. Tapi tentu saja tak ada yang bisa menjawab.
Tee meyakinkan kalau Beauty sudah mengadopsi semua anggota keluarga Seenuan dan memindahkan mereka semua ke rumahnya.
Mendengar itu, trio penggosip langsung membatalkan aksi protes mereka dan mulai menjilat Beauty lagi dan memimpin tepuk tangan untuk Beauty.
Kratua dan Piwara jelas tidak senang, rencana mereka gagal. Para karyawan meminta maaf pada Beauty. Tidak masalah, Beauty memaafkan mereka. Tapi lain kali kalau ada masalah seperti ini lagi, sebaiknya mereka langsung tanya padanya.
"Siapa yang menyebar gosip ini?" Tuntut Beauty.
Para karyawan jelas menyangkal. Mereka cuma mendapatkan pesan anonim dan ada selebaran di mana-mana. Beauty bisa menduga siapa pelakunya. Si kuno Pat.
Panik, Kratua dan Piwara langsung ngumpet makin dalam. Piwara lah yang tampak paling tak senang dengan perubahan situasi ini.
Tee mengerti apa yang mereka lakukan kali ini adalah karena mereka mengkhawatirkan Seenuan. Tapi lain kali, berpikirlah dulu baik-baik sebelum melakukan apapun dan selidiki dulu detilnya. Sekarang, kembalilah bekerja.
Para karyawan pun bubar. Beauty mau langsung pergi melabrak Pat, tapi Tee mencegahnya dengan cepat dan mengingatkan kalau mereka tidak punya bukti. Lagipula, masalah ini kan sudah berakhir dengan baik.
"Kurasa kau sudah memenangkan hati para karyawan."
"Sungguh."
"Iya. Jika kau tidak memecat mereka tanpa alasan, kau akan semakin mendapatkan kepercayaan mereka. Menangani para pekerja itu adalah masalah yang sangat penting."
Tapi masa pengkhianat mau dibiarkan begitu saja? Tee tidak suka mendengar pilihan kata Beauty, itu terlalu kasar. Lagipula semua ini pasti cuma kesalahpahaman.
"Bagaimana dengan saat mereka membuliku?"
"Biarkan saja. Jika mereka benar-benar melakukannya, kurasa mereka tidak akan menyesalinya."
"Kau selalu memihak Pat."
"Aku tidak memihaknya. Aku hanya tidak mau saudara bertengkar."
"Lepasin tanganku."
Baru sadar kalau dia masih menggenggam tangan Beauty, Tee langsung melepaskannya dengan canggung dan mengingatkan Beauty bahwa Pat lah yang mengepalai departemen yang akan Beauty masuki selanjutnya. Jadi kalau hubungan mereka tidak akur, bagaimana Beauty bisa melanjutkan trainingnya.
"Departemen apa? Hei, kukasih tahu kau. Aku tidak akan pernah bisa bekerja sama dengan Pat!"
"Departemen design."
Beauty langsung semangat mendengarnya. Kalau itu mah, dia tidak perlu training. Dia kan lulusan jurusan fashion design. Dia bahkan pernah memenangkan kontes Young Designer Award.
Tapi Tee mengingatkan kalau men-design untuk kontes dengan men-design untuk dijual itu beda. Beauty tetap pede kalau dia tahu banyak dengan fashion design.
"Baiklah. Kita akan lihat saja apakah kau benar-benar hebat atau cuma membual."
Mengalihkan topik, Beauty tanya apakah Tee tahu tentang pabrik barunya Paman Korn?
Anehnya, Tee langsung menghindari topik itu dengan mengingatkan Beauty untuk fokus pada trainingnya saja dan tidak usah mengurusi hal lainnya. Dia akan bekerja di departemen barunya mulai besok.
Kratua balik ke kantor sambil ngomel-ngomel kesal. Pat jelas kesal mendengar rencananya gagal total. Apalagi kemudian dia menerima email yang memberitahu kalau Beauty akan pindah ke departemennya mulai besok.
Kratua dan Piwara jadi cemas. Jangan-jangan Beauty sudah tahu, apa mereka akan dipecat. Pat santai, Beauty tidak akan bisa melakukan apapun tanpa bukti. Lagian Beauty dibenci banyak orang, dia tidak tahu kalau merekalah pelakunya.
Pat bingung harus bagaimana karena dia jelas tidak mau bekerja bersama Beauty. Tapi kemudian Piwara berkomentar kalau Beauty akan bekerja di departemen mereka ini tanpa tes sesuai aturan.
Aturan departemen design mengharuskan setiap designer untuk lulus tes sebelum bisa menjadi pegawai tetap. Pat mendadak punya ide bagus.
Begitu berubah jadi burung, Beauty langsung mengecek kristalnya. Berharap ada penambahan warna emasnya, tapi ternyata tidak ada. Dia tidak mengerti kenapa? Dia kan sudah banyak berbuat kebaikan.
Tapi tidak masalah. Besok kan dia akan mulai bekerja di departemen design dan dia sangat cakap dalam bidang itu. Dia pasti akan bisa membuat banyak kebaikan dan warna emasnya akan meningkat.
1 Comments
Lanjut....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam