Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 16 - 2
Tiba-tiba Wen Li menerima notifikasi yang kontan membuatnya cemas. Tiba-tiba muncul berita yang menuduh Yi Zhou bersikap dingin pada ibu kandungnya sendiri. (Kayaknya Ah Nan nih yang sebar berita)
Xia Lin menemukan Yi Zhou sedang melamun setelah melihat berita yang sekarang trending itu. Xia Lin jadi merasa bersalah karenanya. Jika saja dia tidak ikut campur, pasti tidak akan terjadi banyak masalah seperti ini.
"Tidak ada hubungannya denganmu. Jangan khawatir, departemen PR yang akan menanganinya."
"Aku sebenarnya penasaran. Apa sebenarnya yang terjadi di antara kau dan Ah Nan?"
Yi Zhou bercerita kalau dulu, dia dan Ah Nan tetanggaan dan mereka juga sering bermain bersama karena mereka seumuran. Karena itulah, Ah Nan juga mengenal Chu Yan dan Ah Nan.
Tapi setelah ibunya Ah Nan meninggal dunia, ibunya Yi Zhou malah berhubungan dengan ayahnya Ah Nan. Lalu saat dia berumur 8 tahun, mereka pindah ke luar negeri. Dalam flashback, kita melihat Yi Zhou marah membuang robot mainannya, bukan cuma karena ditinggal ibunya, tapi lebih karena melihat ibunya pergi bersama keluarganya Ah Nan.
Sebaiknya Xia Lin menjauhi Ah Nan mulai sekarang, segala kebetulan ini sepertinya disengaja. Xia Lin mengenalnya pun sepertinya terlalu sengaja.
"Aku merasa ada yang aneh dari Nan Jin Tian."
"Kau curiga dia mendekatiku dengan sengaja? Tapi sepertinya tidak masuk akal. Apa tujuannya dengan melakukan itu?"
"Memangnya kau mengenalnya dengan baik?"
"Tidak juga. Kami tidak banyak berinteraksi, tapi aku selalu merasa dia orang yang bijak dan baik. Dia bahkan membantu memberiku pengertian saat kau hilang ingatan dulu."
Yi Zhou sontak menatapnya dengan kesal. Baiklah, baiklah. Xia Lin janji akan berusaha jaga jarak dengan Ah Nan nanti.
"Sungguh? Aku bahkan tidak memberimu alasan yang jelas untuk itu."
"Apapun alasanmu, aku yakin itu demi kebaikanku. Lagipula bagiku, kau jauh-jauh-jauh lebih penting daripada dia."
Keesokan harinya di kantor, para pegawai jejer untuk menyampaikan berbagai macam laporan. Berita semalam terlalu mendadak dan terlalu terlambat bagi mereka untuk menariknya, dan masalah ini membuat saham mereka jadi anjlok sejak tadi pagi.
Kebetulan sekali kejadian ini terjadi di saat perusahaan mereka sedang mendiskusikan kerja sama dengan perusahaan Zhou Yuan, semalam mereka menelepon untuk menanyakan tentang berita itu.
Salah satu pegawai menyarankan agar mereka segera menyelesaikan masalah ini dengan mengambil langkah hukum atau Yi Zhou bisa meng-klarifikasinya lewat medsos.
Pegawai lainnya usul agar ibunya Yi Zhou sendiri yang menjelaskan tentang rumor itu, itu solusi terbaik.
"Aku tidak peduli solusi apa yang kalian tawarkan. Pokoknya tunjukkan padaku hasil yang sempurna dalam waktu 3 hari."
Tiba-tiba Wen Li muncul dan langsung menyalakan TV. Ternyata Ibu sudah mengambil tindakan sendiri dengan bicara pada media. Dia mengaku dirinyalah yang bersalah karena dialah yang dulu meninggalkan Yi Zhou dan tidak bertanggung jawab sebagai seorang ibu, dan sekarang dia sendiri yang ingin memperbaiki hubungan mereka.
"Semua ini salahku. Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Selama ini, aku melewatkan masa-masa pertumbuhannya. Tanpa seorang ibu di sisinya, dia tumbuh menjadi dirinya yang sekarang. Aku merasa sangat bangga tapi juga merasa malu. Kuharap semua orang bisa berempati dan jangan mempercayai semua rumor dan fitnah itu. Putraku, Ling Yi Zhou, adalah orang yang jujur, baik, dan pemberani. Terima kasih."
Wen Li melapor kalau dia sudah mencoba menyelidiki sumber berita itu, tapi semuanya anonim dan susah dilacak. Entah dari mana media bisa mengetahui hotel tempat Ibu tinggal. Kalau begitu, Yi Zhou menyuruhnya untuk menyelidiki apa saja yang dilakukan Ah Nan sejak dia kembali.
Xia Lin pun menonton berita itu dari TV di mini market. Saat dia keluar, dia malah bertemu dengan Ah Nan yang tiba-tiba mengajaknya makan siang.
Xia Lin jadi canggung dan berusaha menolak dengan alasan kalau dia masih harus kerja. Tapi Ah Nan jelas tidak percaya dan menduga dengan tepat kalau Yi Zhou pasti melarang Xia Lin untuk dekat-dekat dengannya. Xia Lin menyangkal dan karena tak enak menolak, terpaksa dia ikut.
Tapi Xia Lin terus diam sesampainya di restoran. Ah Nan pura-pura kecewa, Xia Lin pernah bilang kalau mereka teman, terus kenapa sekarang Xia Lin diam saja? Seharusnya dia mengatakan sesuatu dan bukannya mendorongnya menjauh seperti ini.
"Aku hanya ingin tahu, apa kau sudah lama mengetahui identitasku?"
"Apa kau curiga kalau aku sengaja mendekatimu karena Ling Yi Zhou?"
Ah Nan pura-pura sedih karena Xia Lin berpikir seperti itu tentangnya. Xia Lin, seperti biasanya, terlalu baik hati hingga dia jadi merasa tidak enak pada Ah Nan dan menjelaskan kalau dia berpikir begini karena segalanya terlalu kebetulan.
Ah Nan mengakui kalau dia pindah ke daerah perumahan itu karena kakak tirinya dengan alasan kalau Ibu ingin selalu kembali untuk bertemu Yi Zhou. Tapi Ibu selalu saja ditolak, Ibu jadi sedih.
Makanya dia selalu berusaha mencari kesempatan untuk meredakan ketegangan di antara Ibu dan Yi Zhou. Sedangkan tentang Xia Lin, dia mengklaim kalau dia baru mengetahuinya setelah membaca berita tentang mereka.
"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku setelah kau mengetahuinya?"
Ah Nan mengklaim bahwa dia takut. Takut kalau dia bilang, Xia Lin akan memperlakukannya seperti sekarang ini. Dia bahkan berkata bahwa setelah mengetahui mereka suami-istri, dia menyesal pernah membujuk Xia Lin untuk putus dengan Yi Zhou dulu.
Xia Lin mempercayainya begitu saja, bahkan meminta maaf karena telah salah paham pada Ah Nan. Tidak masalah, Ah Nan justru harus berterima kasih pada Xia Lin. Xia Lin bingung, dia terima kasih untuk apa?
"Terima kasih karena telah muncul sehingga dia punya kelemahan sekarang." Batin Ah Nan. Tapi di mulut, dia mengklaim kalau dia berterima kasih karena Xia Lin masih mau berteman dengannya.
Ah Nan lalu mengalihkan topik dan mengajaknya makan steak daging. Tapi baru mendengar kata daging saja, Xia Lin mendadak mual. Oh? Hamil kah?
Ah Nan mendadak curiga dan langsung menanyakan berbagai gejala yang biasanya dimiliki ibu hamil, dan Xia Lin dengan polosnya mengiyakan semuanya. Kok Ah Nan bisa tahu? Kalau begitu, Ah Nan menyarankannya untuk periksa ke rumah sakit. Mungkin saja dia hamil.
Xia Lin bergegas pulang untuk mengecek kecurigaannya dan benar saja, dia positif hamil. Bagaimana bisa? Kapan kejadiannya? Ah, tiba-tiba dia ingat sebulan lalu pasca konferensi press dan Yi Zhou menuntutnya untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya dengan cara lain.
"Nak, biarpun kau datang terlalu cepat, tapi mama akan tetap menjagamu dengan baik. Papamu... mungkin akan sangat-sangat menyayangimu."
Wen Li melapor bahwa perusahaan Zhou Yue tiba-tiba ingin menunda pembicaraan kerja sama di antara mereka, mereka menggunakan alasan berita negatif yang sekarang beredar di internet itu untuk menunda kerja sama mereka.
Tapi menurut kabar dari dalam, katanya ada kompetitor baru yang menawarkan harga lebih tinggi daripada mereka. Mendengar itu, Yi Zhou langsung memerintahkannya untuk segera memesan tiket untuknya ke sana.
Xiao You sengaja menyamar dan tampak sangat waspada. Tiba-tiba Chu Yan mengejutkannya dengan menepuk pundaknya, kontan saja Xiao You bergerak refleks mau menggamparnya, untung saja Chu Yan cepat menghentikannya. Maaf, dia kira kalau Chu Yan orang c***l.
"Bahkan orang c***l tidak akan menarget orang sepertimu."
"Benar. Tapi kau bisa mengenaliku dalam dandanan seperti ini, apa kau naksir aku?"
"Ha! Itu cuma karena kau terlalu jelek sampai aku tidak bisa tidak mengenalimu."
"Hei! Aku dandan begini untuk kebaikan kita berdua. Pria dan wanita melakukan transaksi tunai, kalau sampai ada orang yang mengenali kita, kita tidak akan bisa menjelaskannya. Jangan mengacak tatanan rambutku!"
"Tatanan rambut apaan? Apa yang kau lakukan ini sama saja seperti mengumumkan pakai speaker kalau kau mau bertemu Chu Yan."
"Jangan khawatir. Tak peduli seberapa terkenalnya kau, kau tidak akan sebagus uang. Mana uangnya?!"
Di mobil. Ayo, Chu Yan antarkan dia pulang sekalian. Xiao You menolak, tidak usah repot-repot, uang tidak pernah terasa berat baginya.
Bukan begitu, Chu Yan cuma takut dia dirampok. Kalau sampai kejadian, maka Chu Yan akan dijadikan tersangka pertama dan itu masalah besar.
"Benar juga. Kalau begitu, maaf sudah merepotkan Chu Yan yang hebat untuk mengantarkanku pulang."
"Tidak masalah... orang jelek."
Bersambung ke part 3
3 Comments
Ah Nan jahat bangeeeetzzz ...
ReplyDeleteHoraaaaaaaaa Mumu hamil, tua ling pasti seneng banget...
Napa ya ganteng tp juahat bgt
ReplyDeleteYeee mumu hamilll....aahh gk sabar nunggu episode selanjutnyaa...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam