Sinopsis About is Love Episode 11 - 3

Sinopsis About is Love Episode 11 - 3

Wei Qing terus berusaha membujuk Zhou Shi untuk melupakan segalanya. Kalau dia mau pekerjaan, datang saja ke Yun Ma.


"Kau tidak mengerti apa yang kukatakan? Aku tidak ingin bertemu lagi denganmu! Aku tidak mau melihatmu lagi!"

Zhou Shi terus berusaha memberontak tapi Wei Qing tetap menolak melepaskannya. Tepat saat itu juga, Ning Fei tiba-tiba muncul dan langsung mendorong Wei Qing dari Zhou Shi.

Wei Qing kaget melihatnya, mereka saling mengenal? Dia mau membawa Zhou Shi pergi, tapi Wei Qing langsung menghadang mereka.


Untung saja Fei Fei juga muncul saat itu. Dia langsung menyingkirkan jaketnya Wei Qing dari Zhou Shi dan menggantinya dengan jaketnya sendiri lalu menyuruh Ning Fei membawa Zhou Shi pergi sementara dia sendiri menghadapi Wei Qing.

Dia melempar jaketnya Wei Qing itu kembali lalu menendang kakinya. Apa sebenarnya maunya Wei Qing. Dia sudah mencelakai Zhou Shi sampai jadi seperti ini, kenapa dia masih saja tidak mau melepaskan Zhou Shi?

"Aku hanya ingin dia jadi pacarku."

"Kau ingin? Kenapa kau tidak pernah berpikir dari sudut pandangnya? Apa kau jadi bego karena kebanyakan dimanja oleh wanita? Apa kau pikir semua wanita akan menurutimu hanya karena kau beri mereka uang?"

Yah memang, beberapa orang suka dengan uang, contohnya Fei Fei sendiri. Tapi Zhou Shi tidak begitu. Zhou Shi memang butuh uang, tapi dia juga menginginkan kehormatan.

"Jika kau benar-benar ingin mengejarnya, maka turunkan sikap bossy-mu itu dan berpikirlah dari sudut pandangnya. Tapi tentu saja aku lebih berharap kau menjauh darinya. Jangan sakiti dia. Sudahlah, aku malas berbasa-basi denganmu. Kuperingatkan kau, berhentilah mengikuti kami."


"Tunggu."

"Apa lagi?"

"Tolong sampaikan padanya aku benar-benar minta maaf."

Dia benar-benar mengucapkannya dengan tulus sampai Fei Fei jadi tak enak hati. Jamnya Wei Qing sudah diservis, dia akan mengembalikannya besok... tapi Wei Qing sendiri yang harus bayar.


Zhou Shi tak sadarkan diri begitu sampai rumah. Belum selesai Fei Fei mengurusnya, tiba-tiba saja Ning Fei juga pingsan. Jadilah Fei Fei harus mengurus dua pasien malam ini, mana Qiu Jing sedang tidak ada di rumah lagi.

Tapi Ning fei sepertinya cukup parah, apalagi kemudian dia mengeluh kedinginan padahal dia demam. Sepertinya dia harus dibawa ke rumah sakit.

Tapi saat Fei Fei mau pergi memanggil taksi, Ning Fei mendadak panik menarik tangannya dan memohon-mohon seolah dia mengira kalau Fei Fei mau mencampakkannya.

Fei Fei sampai heran dan prihatin mendengarnya. "Jangan khawatir, tidak akan ada yang mau mengusirmu. Ini rumahmu. Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Aku akan selalu bersamamu. Sekarang kau tidur saja. Kau akan sembuh saat kau bangun nanti."

Ning Fei akhirnya mulai tenang dan tertidur. Teringat kembali percakapannya dengan Qiu Jing tentang Ning Fei waktu itu, Fei Fei jadi penasaran apa yang sebenarnya pernah dialami anak ini sampai membuatnya jadi seperti ini.


Saat Asisten An masuk kantor keesokan harinya, dia mendapati Wei Qing ketiduran di sofa dengan berbagai dokumen berserakan di sekitarnya. Kenapa Wei Qing tidur di sini lagi?

"Aku tidak mau pulang. Bahkan sekalipun aku pulang, aku akan tetap sendirian. Aku tidak bisa tidur sekalipun aku pulang. Aku mimpi buruk terus. Kapan rapatnya dimulai?"

Jam dua siang nanti. Nyonya He sudah balik, jadi dia akan mengikuti rapat pemegang saham itu nanti.

Semalam Wei Qing sudah membaca laporan keuangan bulan ini dan lagi-lagi mendapati mereka merugi. Ibunya itu benar-benar pintar membuat investasi buruk bagi perusahaan.

Asisten An yakin mereka masih bisa memperbaikinya mumpung laporan tahunan belum keluar. Yah, Wei Qing harap begitu. Nanti bawakan dia laporan bulanan, Wei Qing mau meneliti laporan tahun kemarin secara keseluruhan.

"Mau saya panggilkan akuntan juga?"

"Tidak. Aku hanya mempercayaimu seorang. Wei An, apa menurutmu aku orang yang egois? Kalau kau tidak mengatakan apapun, berarti memang iya."


Menurut Asisten An, Wei Qing hanya kurang pandai berinteraksi dengan orang lain. Zhou Shi ta percaya cuma itu alasannya, Asisten An pintar mencari-cari alasan.

"Apa karena masalah Nona Zhou?"

"Selain dia, siapa lagi yang abisa membuatku stres? Sepertinya aku benar-benar salah kali ini. Dia mungkin tidak akan memaafkanku."

Asisten An yakin kalau Zhou Shi bukan orang sepicik itu. Asalkan Wei Qing meminta maaf setulus hati padanya, Zhou Shi pasti akan memaafkannya lagi.

Tapi apapun yang Wei Qing katakan sekarang ini, Zhou Shi pasti akan menganggapnya berbohong. Bahkan sekalipun dia memberikan hatinya, Zhou Shi hanya akan menganggapnya sebagai livernya keledai.

"Apa anda benar-benar memberikan hati anda padanya?"

"Ya."


"Baguslah. Dia itu orang yang sangat simple. Sebelumnya, kita terlalu memaksakan segala hal, makanya dia kehilangan kepercayaan pada kita. Anda harus minta maaf padanya lebih dulu."

Dia menerimanya atau tidak, setidaknya Wei Qing harus menunjukkan ketulusannya dulu. Setelah itu dia bisa cari cara untuk memperbaiki hubungan dengan Zhou Shi.

Kali ini dia harus bisa melihat segala sesuatunya dari sudut pandangnya Zhou Shi dan membantunya mengatasi segala kesulitannya.

"Kesulitannya dia cuma tidak punya cukup uang, tapi dia tidak mau menerima uangku."

Masalahnya ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan uang. Jika Wei Qing benar-benar ingin mendapatkan kepercayaan Zhou Shi, maka dia harus membantu mengatasi masalah yang tidak bisa Zhou Shi selesaikan dengan uang.

"Lalu masalah apa itu?"

"Itu... saya juga tidak tahu."

"Terus kenapa kau banyak omong?!"


Fei Fei keheranan melihat Zhou Shi dan Ning Fei yang sekarang sudah bisa makan dengan lahap. Apa mereka lahir di tahun kucing? Bagaimana bisa mereka sembuh secepat ini?

"Tentu saja. Kami dari planet kucing tidak bisa dikalahkan!"

Tapi ngomong-ngomong, apa yang akan Zhou Shi lakukan sekarang? Tentu saja mencari pekerjaan lain, Zhou Shi tidak mau kerja di bar lagi. Mungkin dia akan melamar kerja di resto atau mini market walaupun gajinya dikit.

Mendengar itu, Ning Fei tiba-tiba mengambil sebuah kartu nama lalu menyerahkannya ke Zhou Shi, "Pekerjaan."

"He Yu? Nyonya He?"

"Bukankah dia ada di luar negeri?"

"Sudah balik."

"Dasar kunyuk kecil. Kalau ada kerjaan, lalu kenapa kau tidak bilang ke Kakak Zhou Shi?"

"Aku lupa."

"Makasih, Xiao Fei."


Wei Qing heran melihat berbagai laporan bulanan mereka yang terus merugi. Sepertinya ada masalah dengan akunnya, tapi tidak ada indikasi kalau akun ini bermasalah.

Tapi ibunya itu benar-benar seorang sniman sejati, dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menjalankan bisnis. Jadi tidak mungkin ibunya akan membuat sebuah akun yang sama sekali tidak ada indikasi masalah cash flow.

"Aku curiga ada seseorang yang membantunya. Perusahaan selalu memberinya uang banyak setiap tahun, ke mana saja dia menghabiskannya? Ke mana saja dia selama di Amerika kali ini?"

"Selain mengunjungi beberapa pameran seni di New York dan Boston dan bertemu beberapa seniman lokal di sana, sisanya dia habiskan waktunya di rumah lama di Philadelphia."

"Rumah di Philadelphia? Seingatku rumah itu sudah lama ditinggalkan. Aku sama sekali tidak punya ingatan apapun akan tempat itu."

Tapi membicarakan rumah itu malah membuat sakit kepalanya Wei Qing kumat lagi. Dia sungguh tidak mengerti dengan ibunya, dia sudah membuat perusahaan merugi tapi masih saja membuka galeri seni baru.



Zhou Shi tiba di galeri seni yang tersebut di kartu nama... tanpa menyadari kalau galeri seni itu adalah galeri seni milik Nyonya He itu sebenarnya berada dalam naungan perusahaan Yun Ma. (Pfft! Ujung-ujungnya dia datang ke Yun Ma juga)

Tepat saat itu juga, dia melihat seseorang yang baru keluar dari gedung itu. Zhou Shi mengenalinya, dia kan nona Xue Zi yang di pesta waktu itu.


Nyonya He menyambutnya dengan ramah, apalagi saat Zhou Shi menyodorkan kartu nama pemberian Ning Fei itu. Dia temannya Ning Fei? Dia datang tepat waktu, Nyonya He memang sedang mencari pekerja paruh waktu dan baru saja mereka mendapat kiriman beberapa karya seni. Ayo ikut.

Galeri seni itu sangat sepi, tidak tampak ada satupun pengunjung. Tapi Zhou Shi kontan antusias saat melihat karya seninya Xun Ran yang terpajang di sana. Wah, ini pertama kalinya dia melihat karyanya Xun Ran dalam jarak sedekat ini. Ini benar-benar mahakarya, harganya pasti mahal banget.

"Ini tidak untuk dijual." Ujar Nyonya He. "Ini karya terbarunya. Tekniknya jadi semakin dewasa dalam karyanya yang ini."

Dinilai dari aspek nilai komersialnya, ini adalah karya yang paling penting. Sayangnya Xun Ran tidak suka dengan kata 'nilai komersial'.

"Maaf, maaf. Saya mengucapkannya tanpa berpikir lebih dulu.  Bagaimana bisa sebuah karya seni dinilai dengan uang. Itu namanya tidak menghormati sang seniman."

"Kau salah. Justru karya seni yang bisa dinilai dengan uanglah yang pantas dipamerkan."


Bagi orang biasa, seni itu sangat abstrak tapi menyukai sesuatu adalah hal yang realistis dan menentukan nilai dari apa yang disukainya. Dan meningkatkan nilai komersial sebuah karya seni adalah tujuan utama dari orang-orang seperti mereka.

"Ini adalah sesuatu yang hanya dipahami oleh orang dewasa. Kau tidak akan bisa menjelaskannya pada anak kecil (Xuun Ran). Kalau kau melihatnya, kau pasti akan mengerti. Dibanding uang banyak, dia lebih suka menjual karyanya pada orang yang benar-benar menghargai karyanya."

Zhou Shi bingung. "Xun Ran itu anak kecil?"

"Kau tidak tahu? Berapa umurmu?"

"20 tahun."

"Dia bahkan lebih muda darimu."

"Hah?"

"Xiao Fei tidak memberitahumu?"

"Xiao Fei? Dia mengenal Xun Ran juga?" (Pfft! Seandainya kamu tahu kalau Xiao Fei itu Xun Ran)

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam