Sinopsis Legend of Shen Li Episode 14

Kaisar Langit baru saja menerima surat yang berisi tentang segala kelakuan nakal cucunya selama hidup di Alam Spiritual dan jelas saja beliau jadi sangat murka sehingga langsung memerintahkan agar si anak durhaka itu dibawa kembali ke hadapannya.

Puas bemain sambil minum-minum, Shen Li baru pulang malam harinya dengan diantarkan para pasukannya yang sudah mabuk. Xing Zhi jelas tidak senang dan langsung mengingatkannya dengan nada agak cemburu bahwa tidak baik seorang wanita yang mau menikah, mabuk-mabukan bersama sekumpulan pria.

 
Shen Li sinis mendengarnya, terus seperti apa yang baik? Apakah membiarkan calon suaminya untuk bertindak semena-mena, itu sesuatu hal yang baik? Apa Xing Zhi tidak ingat apa yang dia sendiri lakukan tadi siang? Xing Zhi tidak sadar ya bahwa semua yang dia lakukan seharian ini seperti manusia fana yang sedang cemburu dan ingin membuktikan sesuatu?

"Kenapa? Apakah Dewa Agung menyukai Shen Li?" serang Shen Li.

Xing Zhi galau sesaat, namun kemudian dengan tertunduk sedih dia berbohong menyangkal tuduhan Shen Li, mengklaim bahwa Dewa tidak memiliki perasaan.

"Benar. Dewa Kuno tidak punya keinginan. Mana bisa menyukai orang. Kalau begitu, siapa yang ingin dilindungi dan apa yang ingin dilakukan Shen Li, semoga Dewa Agung jangan berbicara terlalu banyak," tegas Shen Li.

Sementara itu, Fu Rong sibuk membuntuti Mo Fang, berusaha cari-cari kesempatan untuk membuat masalah dengan Mo Fang dan membuat Shen Li marah agar pernikahan mereka bisa dibatalkan.

Tapi dia salah sasaran. Saat berusaha menakut-nakuti Mo Fang, Mo Fang refleks menendangnya sekuat tenaga. Ternyata biarpun mabuk berat, tapi Mo Fang tetap jauh lebih kuat darinya dan jelas saja itu membuat Fu Rong mulai ketakutan padanya sehingga dia langsung menghilang.

Keesokan harinya, Shen Li dipanggil menghadap Penguasa Spiritual yang memberitahunya bahwa semalam, Fu Rong pergi ke Dunia Fana melalui Jembatan Ruoshui. Mo Fang mengakui bahwa dia yang salah, makanya dia bersedia menanggung hukuman dan bertanggung jawab mencari Fu Rong ke sana.

Shen Li masa bodo dan sama sekali tidak merasa itu penting, anggap saja itu hukumannya Fu Rong karena sudah mengusili Mo Fang. Lagipula, Dunia Fana itu aman, tidak ada siluman atau iblis.

Masalahnya, Penguasa Spiritual tidak bisa membiarkan masalah ini begitu saja karena Kaisar Langit kemarin mengirim perintah yang menyuruh Fu Rong balik ke Alam Dewa dalam waktu tiga hari (waktu menurut Alam Dewa).

Karena itulah, Penguasa Spiritual menginginkan Shen Li untuk pergi ke sana mencari Fu Rong. Pastinya, Penguasa Spiritual melakukan ini dengan niatan agar kedua anak muda itu bisa lebih dekat dan saling memahami.

Shen Li menegaskan bahwa dia sudah memutuskan untuk menerima pernikahan ini dan berjanji akan menemukan Fu Rong, tapi dia sama sekali tidak merasa perlu untuk saling memahami.

Penguasa Spiritual berniat mau menghukum Mo Fang, tapi Shen Li langsung melindunginya dengan mengklaim kalau Mo Fang hanya menjalankan perintahnya, jadi dia sendiri yang akan menanggung hukuman setelah dia berhasil mencari Fu Rong nanti.

Sementara itu di Kota Jinxiu di Dunia Fana, Fu Rong terbangun dan mendapati dirinya dikerubungi oleh anak-anak manusia biasa di Dunia Fana. Dia begitu bahagia awalnya, mengira dirinya sudah bebas dari Shen Li dan bisa bersenang-senang dengan banyak wanita lain. 

Tapi saat dia keluar dari gang, dia malah melihat ada banyak asap hitam misterius berlalu lalang di sekitar kota itu. Hmm... sepertinya dia tidak akan bisa bersenang-senang karena jelas ada yang tidak beres dengan kota ini. Suasana kotanya begitu hitam pekat dengan orang-orangnya yang tampak sakit.

Shen Li pun turun ke Dunia Fana, tapi dia tidak langsung ke Kota Jinxiu, melainkan ke Kota Qingsheng, kota tempat tinggalnya bersama Xing Yun dulu. Suasana kota ini masih sangat normal, sangat berbeda dari Kota Jinxiu. Shen Li pun memutuskan untuk main dan keliling kota dulu sebelum pergi mencari Fu Rong.

Di tengah kota, dia menyaksikan sebuah upacara pernikahan yang penuh kebahagiaan yang otomatis membuatnya bahagia juga. Melihat beberapa tamu datang membawakan berbagai macam hadiah, Shen Li pun melakukan sihir dan wooosh.... sebongkah batu emas besar mendadak muncul di antara hadiah para tamu dari Ratu Bicang.

Dia juga melihat sepasang kakek-nenek penjual arak yang masih tetap mesra dan bahagia. Benar-benar pemandangan indah yang membuatnya bahagia juga. Dia pun memutuskan untuk membeli dua guci dari mereka sebelum pergi.

Setelah itu, dia mendatangi rumah lamanya Xing Yun. Tempatnya sudah terbengkalai dan rusak sana-sini, tapi pohon besarnya masih hidup. Tanaman anggurnya sudah tidak ada, tapi teralinya masih ada, begitupun dengan kursi goyangnya Xing Yun.

Kediamannya Cheng Jin sekarang sudah berganti kepemilikan. Segalanya sudah berubah. Wajar saja karena waktu di Dunia Fana sudah berlalu selama puluhan tahun, sama sekali tidak ada jejak tersisa dari masa-masa itu.

Namun bagi Shen Li yang hidup dengan waktu yang berbeda, semua kenangan waktu itu masih segar dalam ingatannya. Semua perubahan ini membuatnya jadi bertanya-tanya apakah mungkin semua kenangan itu hanya khayalan dan ilusinya? Apakah mungkin sebenarnya tidak pernah ada orang yang bernama Xing Yun?

Namun di perpustakaan kota, dia menemukan buku catatan tentang Gu Cheng Jin. Ada juga catatan tentang Xing Yun, tapi tidak banyak, tapi jelas semua ini adalah bukti bahwa ingatannya tentang kehidupan dan orang-orang di sini dulu memang benar adanya dan bukan sekedar khayalan.

Lalu kemudian dia mendengar seorang kakek pendongeng bercerita tentang legenda kisah Gu Cheng Jin. Berkat saran dari ahli strategi yang tak lain adalah Xing Yun, Gu Cheng Jin membunuh kakaknya dan akhirnya berhasil menduduki posisi pemimpin kota. Dia benar-benar pemimpin kota yang baik dan mencurahkan hidupnya demi rakyat.

Namun ternyata setelah Ye Shi, istrinya Cheng Jin, sadar dari koma, Ye Shi justru memutuskan untuk mengabdikan hidupnya kepada Buddha (Ah, jadi mereka pada akhirnya tetap tidak bersatu kembali).

Namun Gu Cheng Jin tetap setia padanya sehingga tidak pernah menikah lagi. Setelah Ye Shi meninggal dunia, Gu Cheng Jin menjadi semakin pendiam sehingga semakin lama semakin depresi dan akhirnya hidupnya pun berakhir setelah satu atau dua tahun kemudian.

Sedangkan Xing Yun, dia mengundurkan diri setelah membantu Gu Cheng Jin menjadi pemimpin kota, hidup sederhana di rumah kecilnya dan tidak menikah sampai akhir hayatnya.

Shen Li akhirnya memutuskan untuk melupakan masalah ini. Lagipula, Xing Yun sudah menjadi masa lalu yang tidak akan pernah bisa ditemukan lagi. Kenapa juga dia kebingungan hanya karena sebuah kenangan masa lalu?

Dia akhirnya menyendiri di tepi sungai sambil minum-minum dan saat inilah Shen Li baru mengonfrontasi Xing Zhi yang ternyata bersembunyi dan diam-diam membuntutinya sedari tadi.

Setelah beberapa saat canggung, Xing Zhi akhirnya buka suara dan meminta maaf atas semalam. Shen Li pun mengaku salah karena marah dan bersikap tidak sopan pada Xing Zhi yang notabene berstatus lebih tinggi darinya.

Mengalihkan perhatiannya ke bebatuan di depan, Shen Li seketika teringat kenangan saat Xing Yun menemukannya saat dia hampir ditangkap oleh warga dulu dan menjemputnya pulang. 

Kenangan itulah yang akhirnya membuat Shen Li terang-terangan mengonfrontasi Xing Zhi bahwa dia tahu kalau Xing Zhi adalah Xing Yun. Dia sudah lama menyadarinya. Hanya saja dia tidak mengerti kenapa Xing Zhi malah turun ke Dunia Fana dan menjadi manusia fana yang tertekan daripada hidup nyaman di Langit di luar langit.

"Posisi ini (dewa) barulah tertekan," ujar Xing Zhi, "setelah kau hidup selama aku, kau baru akan tahu, bosan bisa menjadi alasan untuk melakukan banyak hal."

Awalnya dia berniat untuk menjadi manusia fana yang sederhana dan menjalani hidup selayaknya manusia fana, tapi ternyata, ingatan dewanya tetap ada. 

Shen Li mengerti. Makanya biarpun Xing Yun tidak memiliki kekuatan sihir, tapi dia bisa melakukan berbagai macam formasi sihir. 

Dan tubuhnya juga menjadi sakit-sakitan karena raga fananya sebenarnya tidak sanggup menanggung ingatan sebanyak itu. Tapi kalau begitu, kenapa Xing Yun pura-pura tidak mengenalnya?

"Karena alasan yang sama dengan alasanmu mengusir Mo Fang kembali ke Ibu Kota Kerajaan saat di barak militer Alam Spiritual."

"Karena tidak suka, jadi tidak ingin menghambatnya? Daripada kenal, lebih baik berpura-pura tidak kenal. Kau... ternyata seperti ini maksudmu. Xing Zhi, apa kau tahu apa yang harus dilakukan agar orang lain tidak menyukaimu? Tindakanmu ini justru sedang menggoda orang. Atau... bahkan kau sendiri tidak tahu apa yang sedang kau lakukan?"

"Kau tergoda?"

Menguatkan hatinya, Shen Li berbohong menyangkal. Dia Ratu Bicang, mana mungkin dia tidak tahu batasan. Orang yang dia sukai adalah Xing Yun, manusia fana yang bisa disukai. Mana mungkin dia akan meneruskan perasaannya pada Dewa Kuno Xing Zhi. Jika Xing Zhi tidak ingin menjadi Xing Yun, maka dia bukan lagi Xing Yun. Jadi tidak ada yang perlu dia sembunyikan.

"Di hatiku, Xing Yun sudah meninggal sedari awal," tegas Shen Li, "kau sekarang adalah dewa, Xing Zhi."

"Shen Li, sedari awal, Xing Yun dan Xing Zhi adalah aku seorang."

Shen Li tak setuju, "keduanya berbeda bagiku. Jadi, aku akan mengikuti arahan Dewa, melakukan pernikahan politik dengan Dewa Fu Rong, juga tidak akan ada kaitan lagi dengan Dewa Agung. Dewa Agung tidak perlu khawatir lagi."


Xing Zhi sedih mendengarnya, tapi dengan situasi mereka, memang inilah yang terbaik. Namun Shen Li mendadak merasakan aura jahat dan refleks menggenggam tangan Xing Zhi dengan niatan untuk melindunginya, sesaat lupa kalau Xing Zhi adalah Dewa Agung yang tidak perlu takut apa pun.

Aura jahat itu berasal dari beberapa orang prajurit entah apa yang sedang menawan seorang Dewa Bumi. Tepat saat salah satu prajurit melempar pedang ke arah mereka, Xing Zhi langsung membekukan mereka pakai Teknik Penghenti Air.

Dewa Bumi yang mereka tangkap ternyata adalah Hu Lu, Dewa Bumi yang dulu membantu Shen Li menyembuhkan Xing Yun, dan dari dialah mereka mengetahui duduk perkaranya.

Jadi ceritanya, ada sebuah sekte kultivasi keabadian bernama Gerbang Fu Sheng yang menangkapi banyak Dewa Bumi sejak tiga bulan yang lalu. Awalnya para Dewa Bumi itu diundang ke sekte mereka. Namun anehnya, para Dewa Bumi yang pergi ke sana tidak ada satu pun yang kembali. Ini sudah terjadi dua kali.

Sungguh janggal sekali. Makanya pada undangan yang ketiga kalinya, tidak ada Dewa Bumi yang datang. Namun saat inilah sekte tersebut mulai berubah menunjukkan wajah asli mereka dengan memburu dan menangkapi Dewa Bumi.

Sekarang semua Dewa Bumi di sekitar tempat ini sudah ditangkapi semua dan hanya tersisa dia seorang. Dia berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan diri, tapi pada akhirnya tetap tertangkap. Untung saja mereka menyelamatkannya.


Memang, Dewa Bumi tidak selemah ini. Tapi sekte tersebut sepertinya punya cara khusus untuk menghadapi mereka. Pernah ada salah satu Dewa Bumi yang bilang bahwa sekte itu sepertinya menggunakan sesuatu dari Alam Spiritual.

Hmm, Shen Li jelas tak percaya kalau pelakunya adalah orang dari Alam Spiritual. Pasti ada orang yang sengaja menghasut. Shen Li langsung menyuruh Xing Zhi untuk melepaskan tekniknya pada salah satu prajurit agar Shen Li bisa menginterogasinya. 

Namun saat dia baru bilang bahwa dalangnya adalah ketua sekta, seketika itu pula seluruh tubuhnya terbakar. Ternyata orang-orang ini sudah diberi kutukan sehingga mereka akan langsung mati begitu mengucap hal-hal terlarang.

Hu Lu berkata bahwa dia bisa membantu merasakan ke arah mana para Dewa Bumi itu mungkin berada. Dulu, sebelum Dewa Bumi Kuno wafat, beliau menyembunyikan energi dewanya di dalam tanah.
Para Dewa Bumi menerima perlindungan Dewa Bumi Kuno, makanya di tubuh mereka ada energi Dewa Kuno yang lemah. Karena itulah mereka memiliki koneksi walaupun lemah dan itu bisa dia gunakan untuk meraba-raba keberadaan mereka.

Ucapan Hu Lu itu membuat Xing Zhi jadi berpikir bahwa tujuan pelaku menangkapi semua Dewa Bumi, kemungkinan besar untuk menyerap energi Dewa Bumi Kuno yang ada pada semua Dewa Bumi. Masalah ini jelas tidak sederhana, mereka harus pergi dan melihatnya, lupakan dulu Fu Rong. 

Baiklah, Shen Li setuju, "saat pergi menyelamatkan orang nanti, kau yang menghancurkan teknik dan formasi, aku yang menghajar orang."

"Anak gadis harus menahan diri," ujar Xing Zhi mengingatkan, persis seperti Xing Yun dulu. Sepertinya dia sudah mulai terbuka sekarang.

"Sekarang semuanya sudah terungkap, semua sifat buruknya pun ditunjukkan semua. Benar-benar ingin menghajarnya dengan keras. Mana ada yang seperti dia, menolak dan menggoda secara bersamaan."

Saat tengah menggeledah bekas baju para prajurit itu, Xing Zhi menemukan setumpuk... pasir? Xing Zhi sepertinya mengetahui sesuatu tentang itu dan sepertinya itu berkaitan dengan kejadian 1000 tahun yang lalu.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments