Sinopsis New Life Begins Episode 39 - Part 1

Yin Zheng dan Li Wei pulang dengan membawa sertifikat pernikahan mereka dan malam harinya, mereka sekeluarga merayakannya dengan makan-makan. Yin Zheng agak terlambat datang ke meja makan karena ternyata dia sedari tadi sibuk mengukir semangka dan labu jadi bentuk kapal naga, persis seperti yang pernah mereka lihat di Danchuan dulu. Wow! Benar-benar suami idaman. Dia belajar mengukir buah hanya demi sang istri, ukirannya bahkan sangat detil.

Perasaan Ayah masih campur aduk dengan fakta kalau putrinya dan Yin Zheng sudah menikah secara resmi menurut hukum Jichuan. Karena itulah, Ayah ngotot memaksa Yin Zheng untuk minum-minum dengannya.

Li Wei berusaha mencegahnya, tapi Yin Zheng sendiri tidak keberatan. Alhasil, kedua ayah mertua dan menantu itu cepat mabuk. (Pfft! Sama-sama tidak kuat minum ternyata). Tapi mereka juga sama-sama imut saat sedang mabuk, dan jelas dari omongan mabuk keduanya, mereka sama-sama sayang dan cinta pada Li Wei setulus hati.

Ayah memberitahu Yin Zheng bahwa dulu waktu mereka mendengar kabar Yin Zheng menikah lagi dengan Tuan Putri Jinchuan, mereka hampir saja mau ke Xinchuan untuk meminta pertanggungjawaban Yin Zheng. Tapi pada akhirnya urung berkat surat dari Li Wei yang menceritakan segalanya.

Sembari menggenggam tangan Ayah, Yin Zheng dengan imutnya meyakinkan ayah mertuanya bahwa dia sangat amat mencintai Li Wei, hanya Li Wei seorang, dan dia bersumpah bahwa dia akan baik pada Li Wei seumur hidup.

Ayah mendadak teler sehingga mereka harus segera menyudahi acara ini sampai di sini. Ibu sendiri yang mengurus Ayah, Ibunya Li Wei kan keturunan Mochuan, makanya dia kuat banget mengangkat ayah seorang diri. Sedangkan Li Wei dan adiknya bekerja sama memapah Yin Zheng ke kamar. 

Sementara Li Cang menjaga Yin Zheng di kamar, Li Wei berbincang dengan Ibu di dapur. Sebagai seorang Ibu, tentu saja Ibu tidak bisa tidak mengkhawatirkan putrinya yang sekarang harus menghadapi dunia luar. Namun setelah melihat menantunya yang jelas bisa diandalkan, Ibu jadi bisa lebih tenang.

Li Wei mendadak ingat kebiasaan buruk Yin Zheng saat sedang mabuk dan sontak panik lari ke kamarnya, takut Yin Zheng mencium adiknya juga. Wkwkwk! Padahal Yin Zheng cuma sedang merengek tidak mau minum sup pereda mabuk yang disuapkan Li Cang padanya.

Lega tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Li Wei akhirnya turun tangan sendiri mengurus Yin Zheng. Geli melihat kebiasaan suaminya yang suka terbangun di tengah mabuk, Li Wei gemas meng3cup pipinya.

"Apa kau Li Wei?" tanya Yin Zheng sambil merem.

"Bukan, aku Li Cang."

Tapi mata Yin Zheng mendadak terbuka, dan jelas dari tatapannya yang fokus, dia sebenarnya tidak begitu mabuk dan langsung meng-kabedon Li Wei ke meja... "Dasar. Ingin menipuku. Kau adalah Li Wei."

Yin Zheng langsung menc1umnya mesra sampai mereka harus beristirahat untuk bernapas. Li Wei berkomentar bahwa Yin Zheng ternyata bukan hanya pilih-pilih makanan, tapi menc1um pun pilih-pilih orang. 


Keesokan harinya, Li Wei sekeluarga bersama-sama kembali ke Xinchuan. Sama seperti bagaimana mereka pertama kali datang ke Xinchuan dulu, kali ini pun Ayah menggunakan kereta keledai, keledai yang sama yang mengantarkan Li Wei ke Xinchuan dulu.

Dan akhirnya, tibalah hari upacara pernikahan resmi mereka, tapi dasar Li Wei, dia malah ketiduran dan sulit dibangunkan, lupa kalau hari ini dia harus menikah. Wkwkwk!

Kedua orang tua dan tamu undangan (para tuan muda dan pasangan masing-masing) sudah berkumpul. Yin Qi benar-benar bahagia untuk adiknya yang satu ini, hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Yin Zheng akhirnya tiba juga. Yin Zheng beruntung menikahi Li Wei yang sangat baik dan pandai menjaga orang.

"Benar. Aku tidak bisa," sindir Shangguan Jing. Pfft!

"Bukan itu maksudku. Kau selalu menyalahkan dirimu sendiri. Yang penting kan aku bisa." 

Di seberang mereka, Yin An berkomentar bahwa hanya dalam rentang waktu kurang dari tiga tahun, Yin Zheng sudah menikah berapa kali? Empat kali kah? (Hah? Empat kali? Bukannya yang sekarang seharusnya yang ketiga kali?), tapi pada akhirnya, Yin Zheng hanya memiliki satu istri, tidak seperti dirinya yang punya banyak... errr... mitra. (Pfft! Nggak berani ngomong selir gara-gara dipelototi Hai Tang)

Hao Jia yang berdiri di sebelah mereka, sontak geli mendengar perdebatan lucu mereka. Tapi dia juga benar-benar bahagia untuk kedua pengantin, mereka yang saling mencintai, akhirnya bisa menikah secara resmi. Hai Tang menyemangati Hao Jia untuk menemukan jodohnya juga, seseorang yang akan mencintai Hao Jia setulus hati.

Di sebelah mereka, ada si pasangan introvert yang biasanya ogah mengikuti acara social gathering semacam ini. Namun kali ini entah mengapa mereka merasa nyaman menghadiri acara pernikahan kakak dan kakak ipar mereka ini.

Biarpun Yin Han belum punya istri, tapi dia terus bersama dengan Xiao Yang (errr... kayaknya mereka ini pasangan jeruk makan jeruk?). Yin Yue seorang yang belum punya pasangan, makanya dia iri sama Yin Zheng. Yin Yue ngebet ingin menikah juga, kapan dia akan punya pasangan?!

Yin Han sontak sinis berkomentar bahwa jika Yin Yue mau punya pasangan, maka dia harus menyingkirkan minyak (keburukan) yang ada dalam dirinya dulu. Xiao Yang langsung ikut nimbrung mengejek Yin Yue dengan menawarkan diri untuk membantu membuatkan sayur pengikis minyak untuk Yin Yue.

Di kursi depan, ayah dan ibunya Li Wei berkaca-kaca penuh haru. Sejak Li Wei masih kecil, Ibu sedikit demi sedikit menjahit gaun pengantinnya Li Wei, untungnya sekarang Li Wei berhasil memperjuangkan izin untuk memakai gaun pengantin khas Jichuan buatan Ibu untuk dipakai di pernikahannya kali ini.
Ayah benar-benar terharu. Tapi... Su Shen di belakangnya mendadak mewek lebih heboh. Wkwkwk! 

Bisa dimaklumi sih. Su Shen-lah yang menemani Yin Zheng sejak dia masih kecil. Su Shen pula yang menemani perjalanan cinta Yin Zheng dan Li Wei. Wajar saja dia sesenggukan penuh haru karena akhirnya kisah cinta Yin Zheng dan Li Wei berakhir indah dan bahagia. Ayah dan ibu kandungnya Yin Zheng cuma tersenyum geli melihat kehebohan semua orang di sana.

Tak lama kemudian, kedua pengantin akhirnya datang juga. Setelah menjalani serangkaian upacara pernikahan, mereka dinyatakan suami-istri sah dan Li Wei pun dinobatkan sebagai Putri Mahkota.


Biarpun mereka sudah bersama sejak lama, tapi tetap saja mereka harus melaksanakan ritual adat malam pengantin. Yaitu, minum arak dalam teko emas sambil bersilangan tangan. Akhirnya setelah dua kali menikah, Yin Zheng bisa melakukan ritual ini juga di pernikahan ketiganya.

Tapi Yin Zheng malah sengaja minum banyak lalu pura-pura mabuk. Li Wei seperti biasanya, langsung percaya begitu saja setiap kali Yin Zheng pura-pura sakit dan jadi cemas karenanya. Padahal begitu dia mendekat, Yin Zheng mendadak menc1umnya mesra, tak peduli biarpun di mulutnya Li Wei masih ada permen.

Beberapa waktu kemudian, Li Wei sekarang membantu Nyonya He mengurus segala urusan Istana Dalam gara-gara Nyonya Besar yang katanya masih sakit.

Ada satu masalah baru yang membuat Nyonya He khawatir. Belakangan ini banyak putri keluarga bangsawan yang menolak bersekolah di Sekolah Inner Garden dan lebih memilih mendatangkan guru ke rumah masing-masing.

Masalahnya jelas, sistem pengajaran Sekolah Inner Garden memang sudah terlalu kuno dan kolot, sedangkan banyak wanita yang sekarang ingin lebih bebas, bebas bereskpresi, bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan, bebas belajar apa pun yang ingin mereka pelajari dan lain-lain.

Para wanita bangsawan yang notabene lebih berpendidikan, jelas tidak akan mau dikurung di rumah terus menerus dan menjadi full IRT. Jadi, Li Wei punya ide untuk membuat reformasi di Sekolah inner Garden dengan mengajari para wanita cara bertahan hidup di dunia luar. Wanita juga bisa menguntungkan kok. Hanya saja, karena Xinchuan masih memegang teguh tradisi kuno, jadi lebih baik mereka melangkah pelan-pelan.

Saat Li Wei sedang menulis proposal untuk ide-ide barunya, kedua pelayannya mendadak kagum pada Nyonya mereka itu. Sekarang Li Wei sudah banyak berubah, benar-benar sudah punya gaya seorang nyonya. Hah? Li Wei bingung, memangnya dulu dia tidak begitu?

"Tidak sama sekali," kompak Yu Ping dan Yu Zhan. Pfft!

Saat Yin Zheng pulang tengah malam, dia mendapati Li Wei ketiduran di meja setelah seharian menulis proposalnya. Yin Zheng dengan lembut membopongnya ke kasur, bahkan membantu menghapus makeup-nya Li Wei tanpa membangunkannya.

Keesokan harinya, Li Wei menyerahkan porposal barunya ke Nyonya He. Namun yang tidak Nyonya He sangka, Li Wei ternyata berniat mengajar tentang makanan. Padahal Nyonya He mengira kalau Li Wei bakalan mengajari para wanita berbisnis.

Li Wei meralat, yang dia maksud bukan cuma mengajari cara masak, tapi juga mengajari para wanita tentang gizi dan pola makan yang baik dan benar. Mereka yang bisa mempelajari ilmu ini dengan baik, maka bisa bekerja sebagai koki atau penilai makanan di restorannya.

Tapi dia sungguh tidak bermaksud mencari karyawan baru. Dia hanya berpikir bahwa makan adalah salah satu kebutuhan paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini, dia berharap para wanita akan bisa makan apa pun yang mereka sukai dan berkembang ke bidang lain hingga pada akhirnya mereka bisa mandiri.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments