Sinopsis The Double Episode 1

Xue Fang Fei terkenal sebagai wanita gadis paling berbakat di Huaixiang. Namun hidup Xue Fang Fei berubah drastis dalam satu malam saat dia difitnah melakukan perselingkuhan oleh ibu mertua dan adik iparnya.

Mereka sepertinya membiusnya, lalu saat Fang Fei bangun, dia mendapati dirinya tidur bersama pria asing, dan saat itulah si ibu mertua dan adik ipar pura-pura memergokinya.

Namun yang paling buruk dari segalanya adalah suaminya, Shen Yu Rong, pria yang dia cintai dan dia perjuangkan saat hubungan mereka tidak direstui oleh ayahnya, ternyata juga mengkhianatinya.

Xue Fang Fei mengira suaminya membawanya pergi jauh untuk menyelamatkannya, tapi ternyata Shen Yu Rong membiusnya dalam perjalanan, dan saat Fang Fei membuka mata, dia mendapati dirinya berada di lubang kuburan di suatu tempat antah berantah.

Yu Rong dengan air mata putus asa mengaku kalau dia terpaksa harus melakukan ini demi keselamatan keluarganya sendiri. Dia bahkan memberitahu Fang Fei bahwa ayah dan kakaknya Fang Fei juga sudah mati. Ayahnya Fang Fei dihukum mati karena korupsi, dan adiknya kena begal di tengah jalan dan mati tanpa kuburan.


Dia menolak bilang siapa orang yang mengancamnya, lalu kemudian menghantam Fang Fei sampai pingsan lalu menguburnya hidup-hidup dan pergi meninggalkannya. (Cowok as*!)

Terpaksa dia bilang?... Ya, memang sih, dia terpaksa. Gara-gara seorang Tuan Putri psikopat yang terobsesi padanya dan keukeuh menginginkannya. Namun karena Yu Rong sudah punya istri yang merupakan penghalang utamanya, makanya Tuan Putri psikopat ini menuntut Keluarga Shen untuk menyingkirkan Fang Fei.

Dia mengklaim kalau dia cuma mau mencoreng nama baik Fang Fei saja. Namun Ibu Mertua dan Adik Ipar jelas bisa menduga kalau maksudnya lebih dari itu. Makanya mereka memfitnah Fang Fei dan memaksa Yu Rong untuk menyingkirkan Fang Fei sepenuhnya. 

Hmm, menurutku mereka ini orang-orang tamak saja sih. Makanya perintah Tuan Putri ini mereka manfaatkan untuk menyingkirkan Fang Fei. Dan menurutku, Shen Yu Rong juga sama saja sebenarnya. 

Biarpun Yu Rong memang merasa sangat marah dan terpaksa melakukannya, tapi fakta kalau dia berlutut dan menyerah dengan mudah pada si Tuan Putri sinting, jelas membuktikan kalau dia tidak lebih baik daripada ibu dan saudarinya. Dan mungkin saja bencana yang terjadi pada ayah dan adiknya Fang Fei juga ulahnya atau keluarganya. 

Namun yang tidak diketahui semua orang, entah bagaimana, Fang Fei bisa bertahan hidup lalu keluar kuburannya dengan membawa seruling kecil yang dibuang Yu Rong di atas kuburannya.

Pada saat yang bersamaan, kita juga bertemu dengan Adipati Agung Su atau nama aslinya adalah Xiao Heng, dan dua anak buahnya yang sedang menyelidiki kasus penyelundupan garam. 

Kebetulan, di tengah pencarian tersangka, dia dan para anak buahnya melihat iring-iringan upacara pemakaman Xue Fang Fei. 

Mereka melihat Shen Yu Rong tampak melamun sedih sepanjang perjalanan. Satu anak buahnya merasa prihatin pada Yu Rong karena dia benar-benar mempercayai gosip buruk tentang istrinya Yu Rong, tapi Xiao Heng dan anak buah kedua tampaknya merasa curiga ada yang tidak beres dengan Yu Rong.

Tak lama kemudian, Xue Fang Fei ditemukan pingsan di tepi sungai oleh dua orang gadis yang bernama Jiang Li dan pelayannya, Tong'er.

Dia masih sangat trauma dan begitu putus asa dengan hidupnya sehingga dia mau mengakhirinya (Ya elah, terus ngapain keluar dari kuburan kalau ujung-ujungnya tetap mau mati juga, mbak?).

Untungnya Jiang Li cepat menghentikannya, meyakinkannya untuk memulai hidup baru dari awal, meyakinkannya bahwa semua yang terjadi padanya bukanlah kesalahannya, melainkan kesalahan orang yang berdosa padanya.

Dia meyakinkan bahwa dia sendiri juga pernah dikecewakan orang yang dia percayai, makanya dia tahu bagaimana perasaan Fang Fei dan memahami penderitaannya.

Dia meyakinkan Fang Fei bahwa hal yang paling ditakuti oleh orang-orang yang berdosa pada mereka adalah jika mereka masih hidup dengan mata dan telinga jernih untuk menyaksikan nasib akhir orang-orang itu.

"Bertahan hidup adalah balasan terbaik bagi mereka," ujar Jiang Li.

Jiang Li dan Tong'er tinggal di semacam sekte khusus wanita yang bernama Balai Gadis Suci, makanya mereka semua memakai seragam serba putih dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Moto tempat itu berbunyi 'Berbudi Luhur dan Suci'. Hmm, tapi jelas mereka bobrok. Demi menjaga reputasi 'suci' mereka, mereka menerapkan aturan super duper ketat, bahkan tega menghukum siapa pun yang melanggar aturan dengan hukuman sadis.

Keesokan harinya, Jiang Li tidak diperbolehkan keluar padahal dia mau mengantarkan obat dan makanan untuk Fang Fei. Tong'er berusaha meyakinkannya untuk menuruti perintah daripada mereka dihukum, tapi Jiang Li benar-benar mengkhawatirkan Fang Fei, makanya dia nekat mau menyelinap keluar di malam hari. 

Sayangnya, dia ketahuan salah satu seniornya yang licik. Jiang Li langsung dituduh menyelinap keluar untuk menemui pacar rahasianya, merusak reputasi baik Balai Gadis Suci, dan ketua tempat itu langsung saja menghukumnya dengan hukum cambuk tanpa mendengarkan dan memedulikan pembelaan Jiang Li dan Tong'er.

Jadilah punggung Jiang Li dipukul habis-habisan secara bergantian. Salah satu wanita sebenarnya tidak tega, tapi dia dipaksa, bahkan dibuli, sehingga dia terpaksa harus ikutan memukul Jiang Li. (Pfft! Ironi! Papan nama doang tulisannya Belas Kasih dan Bijaksana, menghukum orang nggak ada belas kasihnya, mereka bahkan menolak mempercayai pembelaannya. Bijaksana dari mana?)

Selama sendirian di tepi sungai, Fang Fei terus memikirkan ucapan Jiang Li dan akhirnya mendapatkan semangat bertahan hidup dari situ. Namun karena Jiang Li sudah lama tidak datang-datang, Fang Fei jadi khawatir dan akhirnya memutuskan untuk mendatangi Balai Gadis Suci.

Kebetulan waktu dia datang, dia melihat si ketua dan para anggotanya (kecuali Jiang Li dan Tong'er) sedang keluar, mau memetik buah di hutan, dan dari menguping percakapan merekalah, dia akhirnya mengetahui apa yang terjadi pada Jiang Li.

Mumpung semua orang sedang keluar, Fang Fei pun bisa menyelinap ke tempat itu dengan mudah dan mendapati Jiang Li terluka sangat parah. 

Fang Fei jadi merasa sangat bersalah karena Jiang Li jadi seperti ini karenanya, namun Jiang Li begitu baik hati padanya, malah lebih mengkhawatirkan keselamatannya menyelinap masuk kemari, padahal kondisinya sendiri jelas-jelas sangat parah dan sekarat.

Dengan lemah dia menceritakan kisah hidupnya yang juga pernah dikhianati keluarganya sendiri. Dia sebenarnya adalah putri Perdana Menteri. Ibu kandungnya meninggal dunia saat dia masih kecil.

Dia memiliki ibu tiri yang waktu kecil dengan polosnya dia sukai dan dia percayai bak ibu kandungnya sendiri (Joe Chen! Udah lama nggak nonton dramanya, sekarang udah ganti peran jadi ibu-ibu aja dia, jadi ibu tiri jahat lagi). 

Suatu hari, dia ingin menyeduhkan teh bunga krisan untuk si Ibu Tiri, tapi Ibu Tiri cuma menatapnya dengan sinis lalu pergi mengabaikannya.

Saat itulah, si Ibu Tiri terjatuh dari tangga dan keguguran. Dia jatuh karena kecerobohannya sendiri, tapi dia langsung playing victim menuduh Jiang Li sebagai pembunuh jabang bayi adik tirinya, bahkan menyalahkannya sebagai pembunuh ibu kandungnya.

Parahnya lagi, ayah kandungnya sendiri pun sama sekali tak mempercayainya dan akhirnya mengirimnya ke tempat ini sebagai hukuman. 

Sudah sepuluh tahun lamanya dia dikurung di tempat ini, dan abaikan sepenuhnya oleh keluarganya sendiri. Tidak pernah ada seorang pun yang menanyakan kabarnya apalagi mengunjunginya. Karena itulah, tidak ada seorang pun di Keluarga Jiang yang mengetahui bagaimana wajahnya sekarang setelah dia tumbuh dewasa.

Dia tahu kalau dia sudah tidak punya banyak waktu lagi, karena itulah, dia memberikan tusuk konde pemberian mendiang ibu kandungnya pada Fang Fei dan memohon pada Fang Fei untuk pergi menemui ayahnya dengan membawa tusuk konde ini dan sampaikan pada beliau bahwa dia sangat menderita di sini dan bahwa dia tidak bersalah.

"Aku tidak pernah bersalah. Aku membencinya! Aku membenci semua anggota Keluarga Jiang. Sekalipun di Alam Baka, aku akan mengutuk mereka mati dengan mengenaskan."

Inilah pesan terakhir Jiang Li sebelum kemudian dia meninggal dunia di bawah pohon bunga persik yang dia tanam sendiri sejak dia datang kemari.

Tong'er benar-benar murka dan hampir saja mau menghabisi si ketua, untungnya Fang Fei dengan cepat menghentikannya dan dan meyakinkan bahwa dia sendiri yang akan menegakkan keadilan demi Jiang Li.

 

Tak lama kemudian, ketua dan semua anggota kembali. Ketua langsung masuk kamarnya Jiang Li untuk membangunkannya untuk kerja, mengira Jiang Li cuma bermalas-malasan.Namun alangkah terkejutnya dia saat Jiang Li sama sekali tidak bereaksi dan napasnya sudah tidak ada. 

Saat itulah, Fang Fei mendadak muncul bagai hantu di hadapan Ketua dan langsung mengancam akan menjebloskannya ke penjara atas tuduhan penyiksaan dan pembunuhan, dengan bukti ratusan luka lama dan luka baru yang ada di seluruh tubuh Jiang Li. Namun jangan khawatir, Fang Fei punya solusi kalau si Ketua mau selamat. Yaitu, menjadikannya sebagai Jiang Li.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments