3 tahun yang lalu...
Nian Chu begitu merindukan Lee hingga dia jadi depresi. Setiap kali melakukan konseling, dia selalu memimpikan penculikannya dan ledakan kapal itu.
Dokternya menyarankannya untuk mengunjungi kembali tempat-tempat yang selalu dia impikan itu. Yu Fei tanpa ragu menyatakan akan menemani Nian Chu ke Taicheng.
Tiba-tiba Nian Chu melihat sosok pria yang mirip Lee. Dia langsung lari mengejar pria itu dengan penuh harap... tapi akhirnya kecewa karena pria itu bukan Lee.
Flashback end.
Nian Chu sedih menatap kepergian Li Teng dari jendela kamarnya. Tapi Li Teng tidak langsung pergi. Menyandarkan diri di mobilnya, Li Teng menyalakan pemantiknya yang kontan mengingatkannya akan pemakaman Xia Fei.
Hujan turun begitu deras waktu itu. He Li Hua menangis begitu histeris meratapi kematian suaminya. Sementara Xing Xing yang baru lahir, tertidur dengan tenang dalam pelukan Jiang Hao.
Li Teng akhirnya pergi setelah dia melihat lampu rumah Nian Chu mati. Hujan tiba-tiba turun deras saat Li Teng pergi ke rumah sakit mengunjungi He Li Hua.
Dia dalam keadaan tenang saat itu. Dia juga percaya-percaya saja saat Li Teng beralasan bahwa suaminya sedang pergi menjalankan misi. Li Teng bertanya-tanya apakah He Li Hua pernah membenci Xia Fei, mengingat Xia Fei selalu pergi menjalankan misi dan jarang menemaninya di rumah.
"Mana mungkin tidak pernah. Kami sering bertengkar dulu, kami bahkan hampir batal menikah karenanya. Akan tetapi, setiap orang memiliki cobaan hidup masing-masing. Lao Xia adalah cobaan hidup yang ditakdirkan untukku. Kau datang kemari karena gadis itu, kan? Gadis itu adalah cobaan hidupmu. Tengzi, kau tidak bisa melarikan diri. Saat anakku tumbuh, Lao Xia juga akan menua. Bertemu dengannya adalah keberutungan besar bagiku."
"Seandainya kau bisa mengulang dari awal, apakah kau akan tetap memilih bersama Lao Xia?"
"Iya."
Percakapan ini membuat Li Teng jadi punya semangat baru untuk mendapatkan Nian Chu kembali. Saat Nian Chu keluar rumah keesokan harinya, dia mendapati Li Teng sudah menunggunya, kali ini dengan membawa sebuket bunga Forget Me Not dan terang-terangan mengaku kalau dia mau mengejar Nian Chu. Kali ini dia serius.
Tapi Nian Chu tak senang. Dia tidak suka dengan cara Li Teng yang suka seenaknya sendiri seperti ini. Seharusnya Li Teng tanya-tanya dulu sebelum mengambil keputusan apapun. Hormati keputusan orang lain minta izin dulu.
"Contohnya?"
"Contohnya, bisakah kau..."
"Contohnya, bisakah aku minta izin dulu sebelum menciummu, seperti itu?" Goda Li Teng.
Kesal, Nian Chu langsung bergegas pergi dengan taksi dan Li Teng langsung pergi mengejarnya. Malah seharian dia terus mengawasi Nian Chu.
Bahkan saat Nian Chu sedang latihan adegan romantis, Li Teng jadi cemburu dan langsung memelototi si aktor yang hendak memeluk Nian Chu hingga si aktor ketakutan dan langsung menyudahi latihan sampai di sini.
Bos teater datang tak lama kemudian dengan membawa seorang pria. Dia seniornya Nian Chu yang tampan, Chen Guo Zhi, seorang creative director yang terkenal.
Nian Chu dan pria itu sepertinya sudah akrab, tapi kehadiran Li Teng membuat Nian Chu jadi tidak bisa menyapanya dengan nyaman. Li Teng terus menatap pria itu dengan tajam. Tapi sepertinya Li Teng bukan sekedar cemburu, tapi juga curiga.
Guo Zhi mengumumkan bahwa dialah yang mengundang mereka untuk tampil dalam film festival itu. Jadwal acaranya 3 hari yang akan datang, mereka akan pergi besok agar bisa segera melakukan latihan. Li Teng sangat jelas sangat curiga pada Guo Zhi hingga dia memutuskan untuk ikut saat Bos teater mengajaknya makan bersama mereka.
Yu Fei butuh konseling dokter untuk permasalahan cintanya. Dia benar-benar frustasi. Lelaki yang sangat dia cintai, ternyata ayah dari gadis yang sangat dia benci.
Si dokter sepertinya mengira kalau pria yang Yu Fei cintai itu pria tua yang beda umur jauh dari Yu Fei, soalnya pria itu kan sudah punya anak.
Jadi dia menasehati Yu Fei untuk tidak perlu memikirkan masalah perbedaan umur mereka, cinta yah cinta, tidak perlu memandang perbedaan umur. Dan lagi hubungan cinta yang sehat adalah harus bisa saling menerima dan saling menoleransi.
"Jika kau benar-benar mencintainya, maka kau harus menerima segala hal tentangnya. Penampilannya, umurnya dan putrinya adlaah hal-hal yang tidak bisa terpisahkan darinya."
Ah! Benar juga. Yu Fei sontak punya semangat baru sekarang dan langsung bergegas pergi. Dia harus membuat putrinya pria itu untuk menyukainya secepat mungkin.
Si Bos teater membawa mereka ke restoran Jepang. Demi menyambut Guo Zhi, si Bos mentraktir mereka di tempat yang mewah, beda jauh dari perlakuannya terhadap Li Teng dulu.
Guo Zhi ingin ngobrol sama Nian Chu. Tapi setiap kali dia bertanya pada Nian Chu, Li Teng yang sigap menjawab semua pertanyaannya. Guo Zhi jadi penasaran sama dia dan langsung mengulurkan tangan, mengajaknya kenalan.
Sama seperti sebelumnya, Li Teng bukan cuma menjabat tangannya, tapi juga mencengkeramnya sekuat tenaga, membuat suasana jadi makin canggung dan tegang. Nian Chu stres.
Saat Nian Chu ke toilet, dia menelepon Yu Fei untuk mengeluhkan Li Teng dan sikapnya yang terlalu posesif. Li Teng bahkan melarangnya bicara sama seniornya.
Tapi Yu Fei justru merasa itu kesempatan bagus dan manyarankannya untuk memanfaatkan si seniornya itu untuk mengetes Li Teng. Kali ini Nian Chu harus mengambil alih kendali dalam hubungan mereka. Persulit Li Teng. Orang tidak akan menghargai apa-apa yang bisa didapat dengan mudah.
Yu Fei mau mengakhiri teleponnya, tapi Nian Chu tiba-tiba berinisiatif mengajaknya ke festival film di perbatasan besok. Yu Fei menolak, tempatnya kan jauh. Lagipula... sekarang ini dia mau pergi ke rumahnya Jiang Hao, dia mau menjalankan rencananya untuk memenangkan hati Xing Xing.
Nian Chu gemas mendengarnya. "Baiklah, Qiao Yu Fei. Kau memang lebih peduli dengan kekasihmu daripada sahabatmu sendiri. Kudoakan semoga monster kecil itu memberimu lebih banyak masalah. Kau tidak perlu ikut aku. Dadah!"
"Aku akan ikut denganmu." Celetuk Li Teng yang ternyata sudah menunggunya di depan toilet.
Nian Chu menolak. Li Teng tidak perlu mengikutinya, dia hanya ingin fokus pada karirnya, dia tidak punya waktu untuk memikirkan masalah hubungan cinta. Tapi Li Teng bersikeras dan menegaskan bahwa dia justru sedang mendukung karirnya Nian Chu.
Jiang Hao sedang bermain bersama Xing Xing saat Li Teng menelepon untuk memberitahu bahwa dia harus pergi ke perbatasan selama beberapa hari. Li Teng menyuruh Jiang Hao tetap di sini untuk mengurus kantor dan Xing Xing.
"Aku mau ikut denganmu, Pangeran!" Pinta Xing Xing dengan imutnya.
"Xing Xing, akan ada banyak hal tak terduga dalam perjalanan nanti. Jadilah anak yang baik dan tinggal saja di rumah, ayahmu akan menemanimu."
Xing Xing kecewa. Tapi dia benar-benar anak yang baik. Dia mengerti kalau papanya harus pergi bekerja. Dia juga sudah mengepak barang-barangnya, Papa titipkan saja dia di rumah Guru Hua. Dia janji tidak akan nakal.
Tersentuh mendengar ucapan tulus Xing Xing itu, Li Teng akhirnya memutuskan untuk mengajak mereka berdua pergi ke perbatasan bersamanya. YEAH! Xing Xing berteriak kegirangan saking senangnya.
Tepat saat itu juga, Yu Fei datang lagi dengan membawakan banyaaaaak sekali hadiah untuk Xing Xing. Tapi Xing Xing yang pintar, tahu betul apa niatan Yu Fei memberinya semua ini dan menegaskan bahwa semua ini tidak berguna, Yu Fei tidak akan bisa menyuapnya. Dia akan pergi ke perbatasan bersama ayahnya.
Mendengar itu, Xing Xing yang tadinya menolak pergi saat diajak Nian Chu, mendadak berubah pikiran dan dengan antusias berkata bahwa mereka bisa pergi bersama ke perbatasan. Xing Xing langsung menangis frustasi mendengarnya.
Keesokan harinya saat Nian Chu hendak masuk mobil, Guo Zhi muncul dengan membawakan sarapan untuknya. Nian Chu awalnya menolak, tapi setelah Guo Zhi bilang bahwa dia membelikan sarapan untuk semua orang juga, baru Nian Chu mau menerimanya. Tapi tampak jelas kalau Guo Zhi sedang berusaha mendekati Nian Chu.
Begitu masuk, Nian Chu malah mendapati Yu Fei sudah ada di sana, duduk di sebelahnya Jiang Hao. Katanya nggak mau ikut?
"Aku sudah memikirkannya baik-baik dan aku merasa tidak seharusnya melewatkan bagian paling penting dalam hidupmu." Alasan Yu Fei. Iyain aja deh. Xing Xing sinis mengatai pertemanan mereka palsu.
Guo Zhi sengaja duduk di sebelahnya Nian Chu dan langsung penasaran menanyai Nian Chu tentang hubungannya dengan Li Teng. Nian Chu menjawab tidak ada hubungan apa-apa, tapi Li Teng mendadak muncul dan menjawab lantang menyatakan dirinya adalah pacarnya Nian Chu.
"Mantan pacar. Kami sudah tidak ada hubungan apapun sekarang." Ralat Nian Chu.
Saat Guo Zhi beranjak bangkit mau mengambilkan air minum untuk Nian Chu, Li Teng langsung menggantikan tempatnya sambil menatap Nian Chu intens. Nian Chu kesal, apa sebenarnya maunya Li Teng.
"Ruan Nian Chu, kau membuatku merindukanmu selama bertahun-tahun. Menurutmu apa yang kuinginkan?"
Nian Chu mau pindah, tapi tak sengaja dia oleng dan terjatuh tepat ke pangkuan Li Teng. Li Teng sih senang-senang saja, ternyata Nian Chu mau pindah duduk di pangkuannya, yah?
Kesal, Nian Chu langsung pindah duduk di kursi paling belakang. Tapi kemudian Guo Zhi kembali dan langsung duduk di samping Nian Chu, bahkan membukakan botol minumannya Nian Chu.
Li Teng cemburu dan langsung pindah di sampingnya Nian Chu juga, menempel sangat dekat pada Nian Chu, lalu merebut sisa minumannya Nian Chu. Guo Zhi dengan sengaja memberikan sebelah headset-nya biar dia dan Nian Chu mendengarkan lagu bersama, tapi Li Teng langsung merebutnya juga dengan alasan mau mendengar lagu juga. Nian Chu stres.
Sepanjang perjalanan, Nian Chu mengabaikan Li Teng tapi bercanda garing dengan Guo Zhi. Tiba-tiba Nian Chu terganggu oleh teriknya sinar matahari. Guo Zhi dengan manisnya menggunakan tangannya untuk melindungi Nian Chu.
Li Teng sontak cemburu berat dan langsung melemparkan tasnya dengan kasar sampai menampar kepala Guo Zhi, menggunakan itu untuk menamengi Nian Chu dari sinar matahari dan Guo Zhi sambil menatap tajam Nian Chu.
Tak lama kemudian, mereka tiba di vila penginapan mereka yang mewah. Guo Zhi yang rela mengeluarkan banyak uang untuk menyewa vila itu, sontak semua orang bertepuk tangan untuknya.
Tapi diam-diam mereka menggosip heboh. Soalnya mobil mereka dibayari Li Teng, sedangkan vilanya dibayari Guo Zhi. Jelas-jelas kedua pria itu sedang perang memperebutkan satu wanita.
Sekarang saatnya pembagian kamar. Yu Fei mengusulkan Nian Chu dan Shi Qi sekamar, sedangkan dia sendiri sekamar dengan Xing Xing. Jiang Hao agak keberatan awalnya, soalnya Xing Xing biasanya harus mendengarkan dongeng sebelum tidur. Tapi entah kenapa Xing Xing malah tidak keberatan sekamar sama Yu Fei, padahal jelas-jelas dia masih belum menyukai Yu Fei.
Li Teng sekamar dengan Jiang Hao dan Guo Zhi. Nian Chu jadi cemas, makanya dia meminta Jiang Hao untuk mengawasi Li Teng. Jangan biarkan dia kena masalah selama beberapa hari tinggal di sini.
"Kalau kau begitu mencemaskannya, beri tahu saja dia sendiri."
"Aku... bagaimana bisa aku mengatakannya? Terserah sajalah! Aku tidak peduli."
Nian Chu mau mengambil kopernya dari tangan Li Teng. Tapi Li Teng terlebih dulu mengaturnya biar Nian Chu bisa membawanya dengan lebih mudah. Nian Chu jadi canggung berterima kasih padanya.
Di kamar, Shi Qi langsung terang-terangan mengomentari kedua pria ganteng yang jelas-jelas sedang bersaing untuk memenangkan hati Nian Chu itu. Benar-benar seperti drama idol. Mana yang akan Nian Chu pilih?
Kalau menurut Shi Qi, Li Teng itu memang baik tapi dia sangat dingin. Sementara Guo Zhi kebalikannya, lembut, baik, manis dan perhatian. Menurut Shi Qi, Guo Zhi itu lebih cocok untuk Nian Chu. Malas menanggapinya, Nian Chu menyuruhnya untuk fokus ke pertunjukkan mereka saja, mereka cuma punya waktu 3 hari.
Sementara itu, Jiang Hao canggung banget harus sekamar sama Li Teng dan Guo Zhi. Suasananya benar-benar tak menyenangkan hingga dia memutuskan untuk keluar saja dengan alasan mau cari udara segar.
Guo Zhi juga mau keluar, tapi Li Teng langsung mencegatnya dan memperingatkan bahwa Nian Chu adalah wanitanya. Guo Zhi sinis mendengarnya, ucapan Li Teng itu malah membuatnya jadi semakin tertarik pada Nian Chu.
Baru juga dibicarakan, Nian Chu mendadak muncul dan bingung melihat mereka. "Kalian sedang apa?"
Bersambung ke episode 10
1 Comments
Lanjuttt terusss...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam