Sinopsis Before We Get Married Episode 2 - 1

 Sinopsis Before We Get Married Episode 2 - 1

 

Keesokan harinya Ke Fei telat datang ke kantor dan mengklaim kalau dia dan Ke Huan bersenang-senang semalam. (What? Masa sih?) Bahkan dalam ingatan Ke Fei, kita melihat dia dan Ke Huan minum-minum lalu Ke Huan mengantarkannya pulang sambil mengecup lembut kening Ke Fei.

Wei Wei jelas heran, kalau Ke Huan bersama Ke Fei semalam, terus siapa yang memborgolnya di ruangan itu? Ke Fei mendadak mikir yang nggak-nggak, Wei Wei diborgol?

"Tolong singkirkan muka penuh nafsumu itu jauh-jauh. Tidak terjadi apapun di antara kami. Setelah memborgolku, dia langsung pergi. Tapi setengah jam kemudian, dia balik dan melepaskan borgolku lalu membiarkanku pulang."
 

Tapi dia heran, jelas-jelas Ke Fei pergi duluan semalam. Terus kapan Ke Huan pergi bersama Ke Fei? Apa mungkin setelah Ke Huan melepaskannya terus Ke Huan minum-minum sama Ke Fei lalu mengantarkan Ke Fei pulang? Tapi Ke Fei rasa timing waktunya nggak tepat kalau begitu. Aneh...

Ah, sudahlah. Nggak penting. Yang penting adalah si Ke Huan itu sangat menakutkan. Tuh cowok ca~~l. Jauh lebih baik kalau mereka jaga jarak sejauh mungkin dari Ke Huan.

Tapi Ke Fei malah tambah demen sama cowok semacam itu, cowok semacam itu lebih menarik. Dia bahkan bersumpah akan 'memakan' Ke Huan. Inilah tujuan baru hidupnya.


Shu Ming menatap Ke Huan dengan penuh emosi. Salah satu pegawai tanya apakah Shu Ming tidak akan kesepian saat Ke Huan pindah ke perusahaan modal ventura 2 minggu yang akan datang? Shu Ming sontak kesal menyuruhnya tutup mulut saja.


Salah satu tim Ke Huan terus menerus dihubungi Zi Yuan. Dia bingung harus bagaimana, tidak mungkin diabaikan terus. Ke Huan malas mendengarkan ocehannya, terserah dia mau ngomong apa saja saja ke Zi Yuan. Yang penting dia harus tetap fokus pada saham-sahamnya, awas saja kalau dia sampai rugi.

Tiba-tiba Bai Yang juga mendadak heboh karena mendapat chat dari 'dia'. Ke Huan mulai kesal sekarang, dia tidak mau tahu apa isi chat-nya Zi Yuan!

"Ini bukan Kak Zi Yuan, tapi 'dia'!"


Ah, yang nge-chat ternyata Ke Fei, pura-pura mau belajar trading sama dia. Masalahnya, Ke Fei mengira kalau yang dia chat itu Ke Huan dan bukannya Bai Yang. (Wkwkwk! Jadi yang semalam sama Ke Fei itu Bai Yang?)

Wei Wei heran, Ke Fei punya banyak partner yang bisa dia ganti-ganti tiap hari. Kenapa sekarang dia ingin sekali menarget Ke Huan?

"Zhou Wei Wei sayang, ingatlah baik-baik. Jika ada mangsa, maka makanlah dia. Jika ada daging segar, maka gigit dia. Prinsipku adalah jangan biarkan siapapun tersia-sia."

Bai Yang akhirnya membalas chatnya dan dengan senang hati mengambilnya sebagai murid. Dia bahkan to the poin mengajak Ke Fei melakukan meeting berdua saja.


Bai Yang sebenarnya mengirim chat itu atas saran Ke Huan, padahal sebenarnya dia galau banget karena menurutnya chat itu terlalu blak-blakan.

"Kau pikir dia mengirim pesan padamu untuk menanyaimu masalah investasi?"

Ke Fei membalas chatnya saat itu juga menanyakan 3W1H (Where, when, what, how). Bai Yang senang banget, apa ini artinya Ke Fei mau kencan sama dia. Kalau begitu, dia mau tanya Ke Fei mau makan apa dan di restoran mana.

Ke Huan nyinyir mendengarnya. Kenapa tidak sekalian saja Bai Yang melakukan survey. Tanya sama para pegawai cewek di sini tentang apa-apa saja makanan kesukaan mereka. Jantan dikit napa jadi cowok. Percaya diri dan tegas.

"Saat kau menyukai seorang wanita, jangan perlakukan dia bagai dewi. Dewi itu untuk dipuja, bukan dikejar."


Ke Fei tiba duluan di tempat janjian mereka. Tapi alangkah kagetnya dia saat yang muncul malah Bai Yang dan bukannya Ke Huan. Kok dia?

Saat itulah Ke Fei akhirnya ingat kalau yang bersamanya malam itu adalah Bai Yang. Dia bahkan ingat saat Bai Yang mengantarkannya pulang, Bai Yang berkata kalau dia ingin melakukan 'itu' saat mereka sama-sama dalam keadaan sadar.

Ke Fei malas banget sama dia. Tapi saat dia mau pergi, Bai Yang sontak menghadangnya dan saat itulah Ke Fei bisa merasakan d~~a Bai Yang yang kontan membuatnya tergoda.

Dan jadilah mereka masuk hotel sambil melempar pakaian mereka kesana-kemari. Tapi tiba-tiba Bai Yang menghentikan Ke Fei.

"Kau tunggu apa lagi? Aku tidak akan memintamu untuk bertanggung jawab kok."

"Aku bersedia bertanggung jawab. Ayo kita berkencan."

Masalahnya, bukan itu yang Ke Fei inginkan. Dan dia sontak emosi menampari Bai Yang dengan ganas. Wkwkwk! Kasihan banget sih Bai Yang. Niatnya udah bener, ceweknya malah nggak mau.


Bai Yang curhat tentang masalah itu pada Ke Huan keesokan harinya. Padahal dia hanya ingin menunjukkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pria. Wajar kan kalau dia menyatakan cinta dan tanggung jawabnya sebelum tidur dengan seseorang.

Tapi Ke Huan justru kurang setuju dengan sikapnya. Bukankah dia sudah pernah bilang bahwa berjanji itu sama seperti perdagangan saham, dia harus menunggu timing yang tepat.

Mengatakan hal itu di saat seperti itu sama sekali tidak romantis, justru malah merusak mood. Baiklah, Bai Yang mengaku salah. Tapi, apa dia masih punya kesempatan untuk bertemu pujaannya itu?

Ke Huan ragu, apalagi mengingat Bai Yang sudah menakut-nakuti wanita itu. Tapi kemudian dia malah meminta Bai Yang untuk mengirimkan nomornya Ke Fei padanya. Buat apa? Tapi Ke Huan tidak mau bilang.


Wei Wei baru saja membeli sandwich dan pesan kopi saat Ke Huan tiba-tiba saja muncul memesan kopi juga, bahkan berniat mau membayari kopinya Wei Wei.

Wei Wei kesal melihatnya lagi. "Apa kau penguntit? Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?"

"Karena teman kerjamu bilang padaku kalau kau selalu datang kemari beli latte."

"Siapa orang yang bergosip itu?" (Ke Fei mungkin?)


Wei Wei langsung membanting sejumlah uang lalu bergegas pergi tanpa mengambil kopinya. Dan pastinya Ke Huan langsung mengejarnya dengan alasan untuk memberikan kopinya.

"Apa aku dekat denganmu?"

"Kau ingin memperhitungkannya dengan jelas? Baiklah, kalau begitu mari kita selesaikan perhitungan di ruang privat restoran dan di kamar hotel semalam."

"Baiklah. Berapa?"

"134,5"

Wei Wei shock. "1.3 juta?"


Ke Huan mengoreksi, itu adalah harga penutupan saham perusahaannya Wei Wei hari ini. Wei Wei bekerja keras untuk perusahaannya, tapi dia bahkan tidak memperhatikan harga sahamnya.

Saat dia pensiun nanti dan mengetahui bahwa banyak lot sahamnya yang tersia-sia, itu akan menjadi sebuah tragedi.

"Apa hubungannya kedua hal itu? Apa sebenarnya masalahmu?"

Ke Huan heran saja, Wei Wei meributkan setiap sen dari apa yang dia makan tiap hari, tapi dia bahkan tidak memperhatikan asetnya. Karena itulah, Ke Huan sangat menyarankan agar Wei Wei memeriksa ulang kehidupannya dengan baik.

Misalnya, rencana pensiun pacarnya yang sangat tidak sesuai dengan Wei Wei. Rencana itu bukan saja bermasalah, tapi juga tidak ada apapun di dalam rencana itu yang bisa menghalangi resiko terjadi.

Wei Wei heran, "apa masalahmu sampai menentang pacarku?"

"Aku tidak kenal pacarmu. Aku sama sekali tidak punya masalah apapun untuk menentangnya... Aku hanya tertarik padamu."


"Sinting! Aku tidak tahu ada masalah apa dengan pacarmu, sebaiknya kau pergi untuk memperbaiki masalah di antara kalian berdua dan jangan mengangguku!" Wei Wei langsung pergi dengan kesal.

"Kopimu."

"Nggak mau!"

"Kapan kau akan mengembalikan jaketku yang kugunakan untuk menutupi rasa malumu?"

"Aku akan mengirimkan paket ke kantormu, oke?!"

 

Wei Wei lembur sampai malam. Dan karena sudah sepi, Hao Yi jadi bebas mendekatinya. Wei Wei mengeluh kesal, ini gara-gara Da Wei dari timnya Hao Yi yang seenaknya pulang setelah merevisi. Sekarang Wei Wei yang harus kerepotan mengatur semuanya.

Lain kali, aku akan mencari kesempatan untuk memberinya pelajaran!" Ujar Hao Yi.

Wei Wei tak percaya kalau dia bakalan melakukannya. Lagian kan Da Wei itu seniornya Hao Yi, jadi Hao Yi tidak mungkin bisa melakukan apapun pada Da Wei.


Baiklah. Kalau begitu, Hao Yi akan menunggunya sampai selesai lalu mengantarkan Wei Wei pulang. Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba ada seorang pegawai lain yang kembali gara-gara lupa membawa ponselnya.

Rencana Hao Yi jadi berubah gara-gara itu. Dengan pura-pura seolah dia cuma lagi ngomongin pekerjaan dengan Wei Wei, Hao Yi buru-buru pamit pulang duluan.

Hao Yi nge-chat tak lama kemudian, mengingatkan Wei Wei bahwa hari sabtu besok, mereka harus pergi mencari rumah. Tapi Wei Wei tidak tampak antusias dengan itu.


Tepat setelah itu, Ke Huan menelepon lagi dan mengajaknya ketemuan. Wei Wei sontak kesal membentaknya lalu mematikan teleponnya.

Tapi Ke Huan pantang menyerah dan terus menelepon lagi dan lagi sampai Wei Wei kesal dan akhirnya mengangkat teleponnya sambil membentak-bentak Ke Huan dan mengancam akan melaporkannya ke polisi. Dasar ca~~l!


Usai lembur, Wei Wei lagi-lagi mendatangi coco bar dan sama seperti sebelumnya. Dia cuma mendengarkan lagu tanpa menyanyikannya. Lagu yang sama seperti sebelumnya... sebuah lagu yang menggambarkan perasaannya terhadap Hao Yi. Errr... atau mungkin menggambarkan keraguannya akan hubungannya dengan Hao Yi?

Setiap kali kau memanggilku 'sayang'
Kata ini membuatku percaya diri
Karena kata ini menunjukkan aku adalah satu-satunya sekarang ini
Setiap kali kau memanggilku 'sayang'
Aku harus mempercayai ucapan manismu dan perangkap lembutmu

Oh sayang, aku mencintaimu
Oh sayang, aku mempercayaimu
Oh sayang, aku membencimu
Oh sayang, aku membutuhkanmu

Setiap kali kau dekat denganku
Aku tidak bisa menolakmu
Setiap kali kau memerintahku dengan lembut
Karena aku takut kehilanganmu
Setiap kali kau tidak mau mendengarku
Aku tidak bisa marah
Dalam permainan cinta ini, aku sangat mencurigaimu

Saking fokusnya menghayati lagu itu, Wei Wei sampai tidak sadar ada Ke Huan di luar.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments