Sinopsis About is Love Episode 20 - 1

 Sinopsis About is Love Episode 20 - 1

Ning Fei membawa Fei Fei bersembunyi di ruang kosong. Tapi si mantan malah memanggil bala bantuan untuk mencari kedua orang itu.


Zhou Shi menelepon Fei Fei saat itu untuk menanyakan keberadaan mereka. Fei Fei mengaku kalau mereka sedang dikejar orang-orang yang mau menghajar mereka. Zhou Shi jelas cemas mendengarnya dan buru-buru menghubungi Wei Qing.


Merasa sudah aman, Ning Fei pun membawa Fei Fei keluar. Tapi si mantan ternyata masih ada di sekitar sana dan melihat mereka. Sontak saja dia langsung memimpin para anteknya mengejar mereka.

Ning Fei dan Fei Fei terus berlari dan berlari sampai ke sebuah gang sepi. Ning Fei akhirnya berhenti lari dan mencoba melawan orang-orang itu seorang diri.

Tapi tentu saja pada akhirnya dia kalah jumlah dan kekuatan. Orang-orang itu dengan mudahnya mengunggulinya lalu mengeroyoknya tanpa ampun. Fei Fei tak mampu menolongnya, tapi untung saja Zhou Shi cepat datang menolongnya.

Dengan kekuatan supernya, dia mendorong dan menghajar orang-orang itu. Dan untunglah tepat saat itu juga, Wei Qing muncul dengan membawa tongkat dan ketiga orang itu pun langsung bekerja sama menghajar orang-orang itu dengan mudah.


Ning Fei dendam banget sama mereka sampai-sampai dia menghajar salah satu dari mereka dengan ganas. Si mantan tidak terima para kroninya dihajar sampai babak belur begitu dan mengancam akan melaporkan mereka ke polisi.

Wei Qing tak gentar sedikitpun dengan ancamannya, malah mengancam balik si mantan dan menyuruhnya untuk segera pergi sebelum masalah ini jadi tambah besar.

Gara-gara bersentuhan dengan banyak orang itu, Zhou Shi melihat ada banyak ruam kemerahan di tubuh Wei Qing.


Begitu sampai rumah, Fei Fei langsung merawat lukanya Ning Fei. Sedangkan Zhou Shi merawat ruam-ruamnya  Wei Qing. Tapi Wei Qing menolak dan ingin mengajak Ning Fei pergi saja.

Tapi yang tidak disangkanya, Zhou Shi malah memberitahu bahwa Ning Fei tinggal di sini. Wei Qing jelas kesal mendengarnya, jadi Ning Fei pindah dari lantai atas ke lantai bawah?

Wei Qing tidak suka, Ning Fei tidak boleh tinggal di sini. Gedung ini miliknya, kalau dia melarang Ning Fei tinggal di sini, maka Ning Fei tidak boleh tinggal di sini!

Dia bahkan langsung berusaha menyeret Ning Fei keluar yang jelas saja membuat Fei Fei kesal melabraknya.

"Kau sudah kelewatan. Kau sudah pernah mengusirnya sekali, apa lagi maumu?! Lagian apa salah Ning Fei padamu sampai kau ingian sekali menyingkirkannya?!"


Tiba-tiba seseorang datang mengetuk pintu. Nyonya He lah yang datang setelah ditelepon Zhou Shi tadi. Ia sontak cmeas melihat Ning Fei babak belur, apalagi saat melihat tangan Ning Fei lecet parah. Ning Fei berkelahi dengan siapa?

Tak ada seorangpun yang berani menjawab. Tapi kemudian Nyonya He melihat Wei Qing. Seketika itu pula dia langsung berpikiran buruk lalu menampar Wei Qing keras-keras dan menuduhnya sebagai pelaku.


Semua orang sampai shock dibuatnya. Zhou Shi berusaha membela Wei Qing, tapi Nyonya He terus saja menuduh Wei Qing menindas Ning Fei.

"Jika aku bilang aku bukan pelakunya, apa Ibu akan percaya?"

"Bibi, ini tidak seperti yang anda pikirkan. Wei Qing dan Xiao Fei berkelahi demi menyelamatkan kami. Kalau anda ingin menyalahkan seseorang, salahkan saja kami."

Tapi Wei Qing malah membuat keadaan makin runyam saat dia menyuruh Zhou Shi untuk tidak usah repot-repot menjelaskan. Lagian Nyonya He selalu menganggapnya sebagai orang yang selalu menindas Ning Fei.

"Kau kan memang begitu. Sejak kecil kau selalu membuat masalah! Kau itu berandal! Kau sudah menyebabkan ayahmu meninggal dunia dan sekarang kau ingin Xiao Fei mati juga? Apa kau baru akan puas setelah membunuh semua orang terdekatmu?!"

"Buka matamu dan lihat baik-baik. Aku putramu, akulah yang seharusnya orang paling dekat denganmu!"

"Aku lebih suka Xiao Fei yang jadi putraku! Dengan begitu tidak akan terjadi apapun. Suamiku tidak akan mati, kau dan akupun tidak akan menderita."


Frustasi, Wei Qing pun langsung keluar. Kepalanya sakit teringat ucapan-ucapan kasar ibunya selama ini dan hubungan mereka yang semakin memburuk sepeninggal Ayah.

Setelah dia sudah cukup tenang, Nyonya He sebenarnya agak menyesal juga sudah menampar Wei Qing tadi.

Zhou Shi buru-buru menyusul Wei Qing lalu memapahnya ke kamar atas. Wei Qing istirahat saja, Zhou Shi mau pergi sebentar untuk mengambil kotak P3K.


Di tengah kefrutasiannya, Wei Qing tiba-tiba melihat sebuah lukisan yang kontan membuatnya teringat akan masa lalu.

Flashback.


Itu adalah lukisan karyanya sendiri yang dulu dihina dan dicaci oleh ayahnya. Mereka bertengkar hebat gara-gara itu, Wei Qing tidak terima hinaan Ayah tentang karyanya. Dia tidak terima karena Ayah selalu saja menganggapnya jauh lebih buruk daripada 'anak pungut' itu.

Ibu yang melihat pertengkaran mereka, jadi kesal sama Wei Qing dan langsung mengusirnya. Ning Fei kecil menyentuh tangan Wei Qing, mungkin berniat menghiburnya.


Tapi Wei Qing sontak menampik tangannya dengan penuh emosi. Ibu jadi semakin kesal padanya, tidak terima Wei Qing melampiaskan amarahanya pada Ning Fei.

Wei Qing tak peduli. Mereka baik-baik saja selama ini. Tapi sejak Ning Fei datang, mereka selalu saja menganggap segala hal yang dilakukannya salah.

Ayah jadi makin emosi gara-gara itu sampai jantungnya hampir saja kumat. Kesal, Ibu langsung mengusir Wei Qing dengan kasar.

"Jangan bikin masalah terus. Apa kau ingin ayahmu mati karena marah?!"

"Apapun yang kulakukan, aku selalu membuatmu marah. Kalau begitu, aku akan balik ke Amerika saja besok!"

Flashback end.

 

Wei Qing tak menyangka kalau ayahnya masih menyimpan lukisan ini. Zhou Shi bergegas kembali dengan membawa kotak P3K. Tapi saat dia menekan bel, tidak ada jawaban apapun dari dalam. Zhou Shi sontak cemas, jangan-jangan Wei Qing bunuh diri.

Cemas, Zhou Shi akhirnya memutuskan untuk masuk dengan memanjat jendela seperti yang dilakukannya saat menyelamatkan Ning Fei dulu.

Dia masuk... tepat saat Wei Qing baru keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut selembar handuk. Wkwkwk! Konta saja keduanya langsung menjerit heboh.

"Dasar ca~~l! Kenapa kau tidak pakai baju?!"

"Kau yang ca~~l! Dari mana kau masuk?"

"Aku ketuk pintu, tapi kau tidak menjawab. Kukira kau bunuh diri. Makanya aku memanjat jendela."

"Aku lagi mandi dan tidak mendengar bunyi bel. Memangnya kau tidak bisa menunggu sebentar apa?"


Wei Qing langsung masuk lagi untuk pakai baju. Mereka sepakat untuk tidak bilang-bilang masalah ini pada siapapun. Zhou Shi lalu membantu mengobati ruam-ruamnya Wei Qing.

Wei Qing heran, apa Zhou Shi hobi memanjat jendela orang lain? Jelas nggak lah, dia kan pencuri. Ngapain juga dia manjat jendela orang?

"Lalu waktu dia tinggal di sini, apa kau pernah memanjat jendela ini?"

Zhou Shi mengiyakannya. Waktu itu dapur mereka kena bocoran air dari lantai atas. Makanya dia memanjat masuk untuk melihat apa yang terjadi tapi malah menemukan Ning Fei pingsan di bak mandi gara-gara dia kelaparan setelah mangkoknya pecah.


"Tentang masalahmu, Xiao Fei sudah membertahuku. Itu tidak adil bagimu."

"Aku sudah terbiasa."

"Sebenarnya, Xiao Fei selalu merasa bersalah padamu. Lagian waktu itu dia masih kecil dan tidak mengerti apa-apa. Kalaupun kau ingin menyalahkan seseorang, tidak seharusnya kau menyalahkannya."

Wei Qing kesal, apa Ning Fei menyuruh Zhou Shi kemari untuk membelanya? Zhou Shi menyangkal, dia hanya berpikir bahwa hubungan mereka tidak seharusnya jadi seperti ini.

Dia sadar kalau dia orang asing yang tidak seharusnya ikut campur, tapi dia hanya berharap Wei Qing tidak membenci Ning Fei sebesar ini.

"Aku sungguh tidak mengerti. Pesona apa yang dimiliki si kunyuk itu sampai kalian semua berpihak padanya?"

"Aku tidak memihaknya, aku hanya mengatakan apa yang ingin kukatakan."


Karena dia sudah selesai mengobati Wei Qing, dia mau pulang saja. Tapi Wei Qing tiba-tiba menarik tangannya dan memohon padanya untuk menemaninya sebentar.

Zhou Shi menurutinya dan akhirnya duduk kembali lalu mengobati bagian lehernya Wei Qing... yang jelas saja membuat jarak di antara mereka jadi dekat dan Wei Qing tampak terpesona padanya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments