Sinopsis About is Love Episode 19 - 3

Sinopsis About is Love Episode 19 - 3


Saking antusiasnya menyadari siapa Ning Fei, Zhou Shi hampir saja mau buka pintu kamar mandi... saat tiba-tiba saja Fei Fei muncul dari belakang dan mengagetkannya. Zhou Si mau ngapain? Ngintipin Ning Fei mandi?


"Fei Fei! Oh Tuhan! Oh Tuhan! Aku nggak mimpi kan?"

"Apa kau baik-baik saja? Lagi demam?"

"Pernahkah kau berpikir tinggal seatap dengan idolamu?"

"Idola? Aku sudah tidak lagi tertarik dengan makhluk begituan."

Duh! Fei Fei tahu nggak sih siapa yang lagi mandi di dalam? Dia hampir saja ngasih tahu Fei Fei, tapi seketika itu pula dia teringat saat dia bertanya-tanya kapan dia bisa ketemu Xun Ran dan Ning Fei berkata bahwa kalau dia sudah siap.

Menyadari Ning Fei belum siap mengakui siapa dirinya, Zhou Shi akhirnya batal ngomong dan dengan lebaynya berkata bahwa yang lagi mandi di dalam itu adalah bintang berbakat dalam dunia seni yang lagi naik daun.

"Apa ada masalah dengan otakmu?" Heran Fei Fei.
 

Dia bahkan langsung menyiapkan buah-buahan untuk Ning Fei begitu Ning Fei keluar dari kamar mandi dan berterima kasih atas lukisannya Ning Fei, dia mengerti semuanya. Tapi... apa ada sesuatu yang ingin Ning Fei katakan padanya?

Ning Fei bingung, "terima kasih (atas buah-buahannya)."

"Terima kasih buat apa? Maksudku bukan buah-buahan ini. Sudahlah, makanlah."

Dia tahu kalau Ning Fei itu pemalu, makanya terkadang dia tidak berani mengatakan apapun. Tapi tidak apa-apa kok, katakan saja terus terang padanya kalau ada apa-apa. Jangan disimpan dalam hati terus, itu tidak bagus. Zhou Shi tidak suka menyimpan segalanya sendiri. Ning Fei mulai heran mendengar ucapannya itu.

"Baiklah, kau pikirkan saja dulu. Kalau kau sudah memikirkannya, maka beritahu aku. Aku siap kok. Aku pergi dulu yah."


Fei Fei sedang bingung mau meletakkan lukisannya di mana. Teringat ucapan Zhou Shi tentang dirinya dan Ning Fei yang tampak serasi, Fei Fei tiba-tiba kepikiran mau mencoba saja bersma Ning Fei.

Tapi tiba-tiba Ning Fei mengetuk pintunya lalu curhat tentang Zhou Shi. Dia mengaku kalau dia ingin mengungkapkan sesuatu pada Zhou Shi, tapi dia tidak tahu bagaimana harus mengutarakannya. 

Dia tidak pernah mengakui masalah ini pada siapapun sebelumnya, tapi sepertinya Zhou Shi sudah mengetahuinya. Makanya sekarang dia ingin memberitahu Zhou Shi.

Fei Fei jadi salah paham mengira Ning Fei mau menyatakan cinta pada Zhou Shi yang jelas saja membuatnya kecewa. Tapi dia dengan cepat menguasai diri dan pura-pura biasa saja, malah menggodai Ning Fei dan memberinya nasehat-nasehat tentang bagaimana enaknya untuk bicara pada Zhou Shi.

Yang paling penting tuh menciptakan suasana. Sambil minum-minum di luar, lalu saat semua orang mulai mabuk, Ning Fei bisa mengungkapkannya pada Zhou Shi. 

Ning Fei senang-senang saja menerima nasehatnya itu tanpa sama sekali curiga kalau mereka sedang membicarakan dua hal yang berbeda. Dia berterima kasih atas nasehatnya lalu keluar.


Fei Fei jadi sedih. "Dia pria baik, tapi sayang sekali dia bukan milikku."

Bahkan saking kecewanya, dia urung memasang lukisannya Ning Fei di dinding dan membuangnya ke lemari.


Keeaokan harinya, Fei Fei mendapati He Wei datang menjemputnya pakai mobil sedan mewah lalu menyodorkan kuncinya ke Fei Fei.

Fei Fei nyinyir, apa He Wei menyuruhnya untuk jadi supirnya? Tapi He Wei berkata kalau ini mobilnya Fei Fei, hadiah darinya.


Fei Fei tambah nyinyir mendengarnya. Dia tidak bisa menerima hadiah semahal ini. Ning Fei baru keluar saat itu dan langsung melepaskan tangan He Wei dari Fei Fei.

"Dia tinggal di sini juga?" Heran He Wei.
 
Ning Fei tiba-tiba merangkul Fei Fei dan menyatakan dirinya sebagai pacarnya Fei Fei. Pfft! Tapi karena sekarang Fei Fei meyakini kalau Ning Fei menyukai Zhou Shi, dia jadi tak suka dengan pernyataan Ning Fei itu dan langsung melepaskan rangkulannya dan menjelaskan pada He Wei bahwa Ning Fei cuma teman serumahnya.


Dia bahkan mau-mau saja masuk ke mobilnya He Wei. Ning Fei kesal memperingatkan He Wei untuk tidak menyakiti Fei Fei. 

He Wei nyinyir mendengarnya. Apa Ning Fei tidak dengar apa yang Fei Fei katakan tadi, dia cuma teman serumahnya Fei Fei. Teman serumah tidak punya hak untuk ikut campur dalam urusan mereka berdua. Terima saja kenyataan.


Di kantor, Zhou Shi bertemu dengan Ming Cheng di depan lift. Ming Cheng ingat kalau sebentar lagi ultahnya Zhou Shi. Dan karena tahun ini Zhou Shi berhasil menebak hadiah ultahnya dengan benar, maka sesuai kesepakatan mereka, dia akan melakukan apapun yang Zhou Shi minta sebagai hadiah ultahnya untuk Zhou Shi.

Mengalihkan topik, Ming Cheng tanya bagaimana perasaan Zhou Shi tentang bekerja di perusahaan ini?

"Lumayan. Awalnya aku tidak terbiasa, tapi sekarang aku sudah terbiasa."

"Baguslah. Bekerja keraslah demi presdir. Kau akan belajar banyal hal dengan bekerja bersamanya."

"Dia? Syukur-syukur kalau tidak berubah jadi buruk. Hal baik apa yang bisa kupelajari darinya? Contohnya saja masalahmu, dia tahu kalau aku mengkhwatirkanmu, tapi dia malah menakutiku. Dia membuatku khawatir selama beberapa hari mengira kau dipecat."

Zhou Shi terus saja nyerocos panjang lebar merutuki segala macam hal tentang keburukan Wei Qing... tepat saat Wei Qing mendadak muncul dari belakangnya dan santai saja membiarkan Zhou Shi merutuki dirinya.

Ming Cheng jelas canggung melihatnya, dia berusaha membela Wei Qing, tapi Zhou Shi nggak ngeh dan terus saja mengoceh, bahkan menasehati Ming Cheng untuk tidak mempercayai Wei Qing, jauh lebih baik lagi kalau dia jaga jarak sejauh mungkin dari Wei Qing.


Wei Qing tiba-tiba menyeretnya sampai ke dalam lift yang jelas saja membuat Zhou Shi panik. Berusaha menahan senyum gelinya, Wei Qing pura-pura sakit hati. Kalau memang Zhou Shi merasa dia membuat Zhou Shi menderita, Zhou Shi boleh pergi kapan saja kok.

"Saya tidak menderita. Aku merasa sangat termotivasi setiap saat!"

"Kalau kau merasa ada masalah dengan cara bicaraku, katakan saja."

"Tidak ada masalah, tidak ada masalah kok! Segala yang anda katakan, hanyalah demi melatih saya."

"Apa kau sudah merapikan kamarku?"

"Sudah. Saya membiarkan udara masuk, anda bisa pindah sekitar seminggu lagi."

Mereka tiba di lantai paling atas dan Zhou Shi akhirnya bisa bernapas lega setelah Wei Qing keluar. Tepat saat itu juga, dia mendapat chat dari teman-temannya bahwa Ning Fei mengundang mereka karaokean nanti malam.


Semua orang berkumpul di KTV malam harinya, Zhou Shi dan Fei Fei asyik main hompimpa, dan Qiu Jing nyanyi... err yang liriknya nama-nama benda-benda kimia? (Wkwkwk! Lagunya nggak jelas amat)

Tapi saat melihat Ning Fei, Fei Fei dengan berat hati memutuskan untuk mengakhiri sesi nyanyinya Qiu Jing untuk mengumumkan bahwa Ning Fei mau mengakui sebuah rahasia lalu mengajak Qiu Jing pergi agar Ning Fei bisa berduaan dengan Zhou Shi.


Begitu mereka berduaan, Ning Fei akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah Xun Ran. Zhou Shi senang banget, dia juga baru mengetahuinya. Tapi karena dia pikir kalau Ning Fei tidak siap mengakui identitasnya, makanya Zhou Shi diam saja.

"Baguslah! Akhirnya kau mengakuinya, idolaku!"

Ning Fei mengaku bahwa selama ini Auntie-nya melarangnya bicara karena takut itu bisa mempengaruhi kehidupan pribadinya. Tapi sekarang dia tidak mau merahasiakannya dari Zhou Shi.

"Terima kasih. Terima kasih atas kepercayaanmu padaku! Jika saja aku tahu sejak dulu kalau aku tinggal bersama Xun Ran, aku pasti akan tertawa bahkan dalam mipiku."

"Tapi kita harus merahasiakannya dari semua orang."

"Tidak masalah."


Fei Fei kebanyakan minum sampai dia muntah-muntah. Tapi kemudian dia meyakinkan Qiu Jing kalau dia baik-baik saja, Qiou Jing balik duluan saja. 

Tapi karena dia mengira kalau Ning Fei dan Zhou Shi sedang bermesraan, dia secara ambigu menyuruh Qiu Jing untuk ketuk pintu sebelum masuk, takutnya dia malah mengganggu mereka. 

Qiu Jing bingung apa maksudnya, tapi Fei Fei sengaja tidak menjelaskannya secara spesifik. Qiu Jing akhirnya pergi meninggalkannya.


Tepat setelah dia pergi, Fei Fei langsung nyerocos pada bayangannya di kaca, mengasihani dirinya sendiri karena mabuk-mabukan padahal dia bahkan tidak dicampakkan.

Dia tidak sadar kalau curhatannya itu didengar oleh seorang wanita lain yang baru datang. Wanita itu langsung saja mengomentari curhatannya dengan nada nyinyir.

Fei Fei jadi terpancing emosi, dia minta dihajar apa? Wanita itu jelas kesal, pantas saja tidak ada pria yang mau sama dia.

"Sebagai orang yang lebih tua darimu, biarkan aku mengajarimu. Jangan membicarakan cowok setiap kali kau buka mulut. Punya cowok bukan berarti kau hebat. Ceweklah yang harus memilih cowok dan bukan sebaliknya. Mengerti? Hiduplah dengan bermartabat." Sinis Fei Fei.
 

Tapi saat dia keluar dari toilet, dia malah berpapasan dengan mantannya dan wanita tadi ternyata pacar barunya si mantan.

Wanita itu langsung mengeluh manja dan mengadukan apa yang diperbuat Fei Fei padanya tadi. Fei Fei sinis mendengarnya, pantas saja nih cewek mulutnya kurang ajar, ternyata dia terpengaruh pacarnya.

Si Mantan tersinggung. "Lin Fei Fei, jaga mulutmu!"

Wanita itu langsung mengerti siapa Fei Fei begitu mendengar namanya. Dia mantannya ternyata. Tadi dia muntah-muntah di dalam toilet... cewek yang tidak diinginkan siapapun, sungguh menyedihkan.

Si mantan nyinyir, kalau Fei Fei jadi menyedihkan begini, seharusnya Fei Fei datang saja padanya. Asalkan Fei Fei memohon padanya, dia mau kok menerima Fei Fei lagi. Pacar barunya ini sangat dermawan, dia tidak akan keberatan.


Dia bahkan dengan pedenya merangkul Fei Fei dan mengajaknya minum bersama. Untung saja Ning Fei datang dan langsung mendorong si mantan... lalu merangkul Fei Fei dan memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya Fei Fei.

Semua orang kaget, termasuk Fei Fei. Dia bahkan langsung menangkup wajah Fei Fei... lalu menci~m bibirnya.

Si mantan langsung nyinyir, pria ini kan masih terlalu muda. Tapi Fei Fei yang begitu terpana oleh ci~man barusan, tiba-tiba saja menarik wajah Ning Fei lalu menci~mnya yang jelas saja membuat Ning Fei kaget.

Si mantan tambah nyinyir menghina mereka. Kesal, Ning Fei sontak menendangnya lalu membawa Fei Fei lari bersamanya.

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments