Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 9 - 2

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 9 - 2

Shan Shan mengaku kalau dia sudah mengungkapkan perasaannya pada Fu Pei. Fu Pei bilang kalau dia tidak tahu bagaimana cara menolaknya, tapi Shan Shan tidak akan menyerah.


Shan Shan mengaku kalau Fu Pei juga mnyatakan cinta padanya waktu itu. Entah kenapa sekarang dia merasa bersimpati dengan Shan Shan. Fu Pei itu brengs*k, Shan Shan pasti akan mengetahuinya nanti.

"Sama sepertimu. Baru saja berakhir dan sekarang memulai yang baru."

"Apa maksudmu?!" Mo Mo kontan gregetan mengejarnya.


Sesampainya di asrama, mereka mendapati Meng Lu sedang duduk melongo di depan laptopnya. Dia lagi ngerjain skripsi ternyata, kayaknya dia lagi fokus banget sampai dia lesu dan belum keramas beberapa hari.

"Mo Mo, maukah kau membelikanku makan siang?"

"Gajiku belum cair, uang sewaku saja dibayarin sama ibuku."

"Gu Wei Yi menyuruhmu bayar sewa? Pelit amat tuh cowok. Aku harus mengomelinya. Bagaimana kalau kau mengajakku makan malam di rumahmu biar aku bisa sekalian mengomeli Wei Yi?"

"Kenapa kau selalu ingin pergi ke rumahku?"

"Aku ingin melarikan diri dari sini."

"Nggak boleh, kau tidak diterima di rumahku."

"Aku harus ke sana suatu hari nanti!"


Baru diomongin, ponselnya Mo Mo mendadak berbunyi dari Wei Yi yang memberitahu kalau ibunya mau datang hari ini. Ibu mau mengundang Mo Mo makan malam hari ini.

What?! Mo Mo mendadak panik. "Aku nggak lapar."

"Kalau begitu akan kuberitahu dia nanti."

"Eh, jangan! Kenapa dia ingin mentraktirku?"

"Mana kutahu, nanti kutanya dia."

"Jangan! Jangan! Aku ikut deh."

"Kalau begitu, kutunggu kau di bawah."

"Oke."

Mo Mo langsung panik menceritakan ini ke teman-temannya. Meng Lu santai saja menyuruhnya pergi, cuma makan malam kan, kenapa juga dia galau banget kayak mau ketemu camer aja. Pfft!


Saat Mo Mo keluar tak lama kemudian, dia mendapati Wei Yi sedang sibuk browsing. Dia diam-diam mengendap dari belakangnya Wei Yi dan mengintipnya sedang membrowsing pencipta printer. Ngapain Wei Yi mencari tahu tentang itu?

"Ayo pergi."

"Kau yakin?"

"Kenapa tidak?"

Mereka menunggu di restoran, Mo Mo benar-benar tegang. Apa ibunya Wei Yi itu galak? Sama lah kayak ibunya Mo Mo. Hah? Mo Mo jelas cemas mendengarnya.

"Apa tidak sebaiknya kita menunggunya di luar?"

"Kenapa tidak sekalian saja kau gelar red carpet?"

"Sudahlah, aku harus menenangkan diri."


Tapi saat ibunya Wei Yi datang tak lama kemudian, malah Mo Mo sendiri yang paling semangat menyambutnya. Ibu benar-benar senang bertemu putri temannya itu, dia sangat cantik.

Ibunya Wei Yi kelihatannya lebih kalem dibanding ibunya Mo Mo, dan hubungannya dengan Wei Yi sepertinya tidak seakrab hubungan Mo Mo dengan ibunya.


Karena mereka belum pesan makanan, Ibu yang akhirnya memesan beberapa menu, termasuk udang... kesukaan Wei Yi. Hah? Katanya dia alergi? Mo Mo bingung.

Canggung, Wei Yi langsung memberitahu Ibu kalau dia alergi udang. Hah? Ibu yakin tidak kok. Dulu waktu Wei Yi kecil, Ibu pernah membawanya ke rumah nenek... Wei Yi kontan menyela dan ngotot sengotot-ngototnya kalau dia alergi udang. Wkwkwk! Ibu tidak tahu apa-apa karena Ibu sangat sibuk waktu dia masih kecil.

Canggung dan bingung, Ibu akhirnya mengalah, mungkin Ibu lupa. Dia lalu bertanya dengan hati-hati, apakah Wei Yi makan ikan? Iya. Oke, kalau begitu, Ibu ganti pesan ikan saja.


Saat mereka keluar restoran tak lama kemudian, Ibu diam-diam berbisik meminta maaf pada Mo Mo karena tiba-tiba mengundangnya makan malam. Ibu mengaku kalau sebenarnya ia takut kalau harus berduaan dengan Wei Yi.

Ibu lalu mengundang mereka untuk minum teh di rumah, tapi Wei Yi malah berkata kalau dia sudah memesankan taksi untuk Ibu.

Ibu benar-benar jadi canggung dibuatnya. Dia berusaha meminta Wei Yi untuk membatalkannya saja, tapi Wei Yi mengingatkan Ibu kalau Ibu bisa insomnia kalau minum teh malam-malam.

Tepat saat itu juga, dia mendapat notifikasi kalau taksinya sudah datang lalu pergi duluan. Mo Mo sampai jadi tak enak hati, dia terpaksa pamit dan buru-buru menyusul Wei Yi.


Tapi Wei Yi memperhatikan, sepertinya ada yang mau Mo Mo katakan. Mo Mo akhirnya membernikan diri bicara. Dia tidak bermaksud ikut campur dalam masalah keluarganya Wei Yi, tapi komunikasi Wei Yi dengan ibunya...

Menduga apa yang mau Mo Mo omongin, Wei Yi menjelaskan kalau dia dan ibunya kurang akrab karena ibunya terlalu sibuk waktu dia masih kecil.

Tapi Mo Mo malah tanya. "Apa kau bisa mengajariku?"

Pfft! Dia mendadak nyerocos ingin belajar dari Wei Yi tentang cara menjinakkan ibunya. Wei Yi tahu kan kalau ibunya itu cerewetnya minta ampun dan terlalu lebay pada Wei Yi.


Mo Mo ingin mengerjakan proposalnya lalu menelepon Jie Er untuk menanyakan idenya Jie Er untuk proyek itu. Tapi Jie Er malah santai tidak ingin mengerjakannya sekarang dan menyuruh Mo Mo mengerjakannya duluan saja. Dia bahkan langsung menutup teleponnya begitu saja.

Tiba-tiba si Lingkaran muncul di depan pintunya dengan membawakannya sekaleng bir. Pastinya dari Wei Yi, tapi saat Mo Mo menoleh, dia mendapati Wei Yi sendiri sedang sibuk belajar.


Meng Lu sedang mencereweti Ah Ke untuk membantunya membeli barang online di jam tertentu untuk mendapat diskon. Niu Niu baru ingat kalau sebentar lagi Mo Mo ultah. Oh yah, Meng Lu hampir saja lupa, mereka harus mencari hadiah nih buat Mo Mo.


Pagi itu, Wei Yi kaget melihat Mo Mo bangun lebih pagi. Mo Mo mengaku kalau tadi Meng Lu meneleponnya dan bilang kalau mereka mau main kemari. Tapi jangan khawatir, Mo Mo sudah menolaknya kok.

"Aku tahu kau tidak suka keramaian."

Saat mereka baru mulai sarapan, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Wei Yi membuka pintu tapi malah dikejutkan dengan confetti dan teman-teman Mo Mo yang jejeritan heboh mengucap met ultah.

Mo Mo kontan panik berusaha mengusir mereka, dia kan sudah bilang mending mereka merayakannya di luar saja. Wei Yi tidak suka kotor!

Tapi yang tak disangkanya, Wei Yi malah mempersilahkan mereka masuk. Kontan saja teman-teman Mo Mo langsung menerobos masuk dengan antusias.


"Kau tidak tahu kekuatan mereka untuk mengacaukan tempat ini, kau pasti akan menyesal." Cemas Mo Mo.

"Anggap saja ini hadiah ulang tahunmu." Ujar Wei Yi dan dengan manisnya mengambil confetti dari rambutnya Mo Mo dan kontan membuat Mo Mo melting.


Ah Ke mencereweti si gendut untuk segera keluar dari toilet, mereka harus berangkat ke rumah Wei Yi. Fu Pei menolak ikut, dia sebenarnya ingin mengucap met ultah dan minta maaf lewat chat tapi akhirnya dia ragu dan mengurungkannya.


Mo Mo dan Meng Lu berdebat tentang balon-balon. Mo Mo ingin balon-balon itu tetap di lantai, tapi Meng Lu ngotot ingin menempelkannya ke dinding pakai selotip. Mo Mo tidak setuju, cat dindingnya bisa rusak. Meng Lu ngotot tak peduli, pokoknya dia mau menempelkan balon-balonnya ke dinding.

Menyadari Wei Yi mendengarkan perdebatan mereka, Mo Mo dengan lebaynya meyakinkan Wei Yi untuk tidak khawatir. "Apapun yang terjadi, aku akan melindungi dinding kita!"

Tapi yang tak disangkanya, Wei Yi malah berkata. "Biar kubantu (menempelkan balonnya ke tembok)."


Dan Wei Yi punya cara jitu menempelkan balonnya ke dinding tanpa merusak catnya, yaitu pakai listrik statis dengan cara menggosok-gosokkan balon-balon itu ke rambut poninya Mo Mo. Pfft! Rusak deh dandanan rambut Mo Mo.

"Cepetan!" Kesal Mo Mo.

"Nanti kupijat kepalamu deh."

Mo Mo malah mendadak menatapnya dengan senyum licik...


Dan tak lama kemudian, jadilah Wei Yi yang sekarang harus jadi korban. Mo Mo dengan penuh semangat menggosok-gosok balon-balonnya ke rambutnya Wei Yi, dan Wei Yi cuma diam menahan kesal dan membiarkan Mo Mo membuli rambutnya.


Malam harinya, semua orang kecuali Fu Pei sudah berkumpul dan merayakan ultahnya Mo Mo dengan heboh. Menyanyikan lagu ultah, foto-foto, lalu main Jengah. Dan selama itu pula Wei Yi terus menerus menatap Mo Mo dengan penuh cinta.

Awalnya Mo Mo dibantu Wei Yi. Tapi saat Wei Yi ingin membantunya lagi, Meng Lu langsung protes melarangnya membantu Mo Mo. Terpaksa Mo Mo harus berusaha sendiri, tapi gagal.


Akhirnya dihukum untuk saling kontak mata dengan seseorang yang memakai pakaian warna senada dengannya selama 20 menit. Mo Mo langsung kepedean, tidak ada seorangpun yang pakai baju yang warnanya dengannya.

Tapi si gendut langsung nunjuk Wei Yi, dia pakai warna oren yang senada dengan baju kuningnya Mo Mo tuh. Kontan saja Wei Yi dan Mo Mo jadi canggung, dan semua orang langsung bersorak heboh menuntut mereka untuk kontak mata sekarang juga.

"Mo Mo, apa kau merasa malu?"

"Nggak tuh! Gu Wei Yi, jangan malu. Aku tidak takut!"


Oke, kedua orang itu pun langsung saling menatap satu sama lain... hingga lama kelamaan, mereka begitu larut dalam dunia mereka sendiri, saling menatap satu sama lain dengan penuh cinta sampai mereka tidak sadar kalau waktunya sudah habis.

Baru saat teman-teman mereka menggertak, mereka akhirnya memutus kontak mata dengan canggung dan membuat semua orang geli melihat tingkah mereka.
Permainan terus dilanjutkan. Tapi Ah Ke sengaja menggertak Wei Yi biar dia kalah dan sekarang dia dihukum untuk selfie dengan seseorang yang disukainya.

Epilog:


Setelah Mo Mo keluar bersama Fu Pei waktu itu, Wei Yi langsung gelisah bin galau. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan memotong-motong daging panggangnya, tapi tetap saja dia tidak bisa tenang.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam