Sinopsis Leh Nangfah Episode 27 - 1

 Sinopsis Leh Nangfah Episode 27 - 1


Tee berjalan pulang dengan langkah lemas. Thana sudah mendengar kalau Tee memecat asistennya Pat, apa yang sebenarnya terjadi?

"Dia menjual design-nya Beauty ke Jade Garment. Tapi masalah terbesarnya adalah, dia putrinya Khun Warong, asisten lama ayah."

"Astaga, Khun Warong yang dipecat karna korupsi hingga dia bunuh diri itu?"

"Iya, bu. Piwara mengubah nama dan marganya untuk menyamar bekerja di perusahaan."

"Warong terobsesi dengan judi, makanya dia punya banyak hutang. Tapi dia malah menyelesaikan masalahnya dengan cara menggelapkan uang perusahaan. Makanya aku harus memecatnya."

Nee tidak mengerti, kenapa putrinya marah pada mereka. Bukankah Thana tidak melaporkannya, mereka malah membantu keluarganya saat pemakamannya.

Itu karena dulu istrinya Warong sering meminta bantuan. Tapi setelah beberapa lama, Thana tidak lagi membantunya karena Thana tidak ingin orang lain melihat bahwa orang yang salah masih mendapat bantuan. Piwara pasti marah gara-gara ini.

 

Tee lalu naik ke kamarnya dan termenung sedih memikirkan saat dia menyaksikan Beauty berubah menjadi burung. Alih-alih benci dan jijik seperti perkiraan Beauty, Tee justru prihatin dan sedih. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Beauty?

"Jadi inikah rahasia yang kau sembunyikan dariku?"

Sekarang dia mengerti kenapa dia selalu merasa si burung sangat mirip dengan Beauty dan selalu marah setiap kali dia ngomongin Beauty.


Dia selalu mengira kalau Beauty selalu menghilang di malam hari. Tapi ternyata selama ini Beauty selalu ada bersamanya. Dan 'teman yang bisa diandalkan' yang Beauty maksud Beauty dulu, pastilah dirinya.

Sekarang dia mengerti kenapa Beauty tampak sangat bahagia dan tersipu malu saat dia menceritakan tentang seekor burung yang selalu datang ke rumahnya hampir setiap hari.

"Seharusnya aku sadar kalau burung itu adalah Beauty."


Beauty menangis teringat kenangan indahnya bersama Tee selama dia menjadi burung dan berpikir bahwa semua itu sepertinya tidak akan pernah terjadi lagi. Tee pasti jijik padanya sekarang.

Tapi biarlah. Apapun yang Tee pikirkan, dia tidak akan peduli. Toh Tee sendiri ternyata pembohong dan pengkhianat.

"Aku tidak akan mempercayaimu lagi. Aku membencimu. Aku sangat amat membencimu. Aku membencimu!" Tangis Beauty.


Tapi Tee sama sekali tidak seperti yang Beauty pikirkan. Dia tetap mencintai Beauty, tak peduli apapun Beauty.


Papa dan Mami melihat Orn masih murung, tapi kemudian dia ditelepon Jade yang menelepon cuma untuk memastikan apakah Orn sudah berhenti menangis. Orn langsung sebel, bisa tidak dia berhenti ikut campur dan jangan meneleponnya lagi?

"Aduh, jahatnya. Aku bahkan ada di sisimu saat kau sedih. Sekarang saat aku benar-benar sedih, kau tidak pernah mendengarku."

"Sedih? Kau sedih karena apa?"

"Perusahaanku ada masalah. Aku harus menarik designku dari proyeknya Grace Miller."

"Kenapa?"

"Bisakah aku memberitahumu besok saat kita bertemu? Aku tidak tahu harus bicara dengan siapa."

Orn pura-pura mengklaim kalau besok dia sibuk. Tapi saat Jade berkata kalau dia tidak akan lagi mengganggu Orn mulai sekarang, Orn langsung berubah pikiran dan mau juga bertemu Jade besok. Tapi Jade tidak boleh lama-lama.


Papa dan Mami senang melihat Orn akhirnya bisa ceria lagi berkat Jade. Jade itu manis, kan? Dia selalu menjaga Orn dengan baik, menggodainya dan menghiburnya. Papa rasa, Jade lah yang paling cocok untuk Orn.

"Papa, Mami, aku tidak mencari hubungan serius kok. Aku cuma ingin terus mencari. Tapi kali ini, bisakah kalian membiarkanku memutuskannya sendiri."


Beauty baru masuk rumah saat Tee datang dan langsung menuntut bicara dengannya. Beauty tidak mau dan berusaha menghindar, tapi Tee langsung menarik tangannya.

"Lepaskan aku! Jika tidak, akan kugigit lehermu sampai putus! Apa kau tidak takut? Aku monster, ingat?"

"Kenapa aku harus takut saat kau masih Beauty-ku?"

"Kau mau membohongi apa lagi kali ini? Aku tidak akan mempercayaimu lagi. Kau menipuku untuk jatuh cinta padamu agar kau bisa mengambil alih perusahaan ayahku?! Kau bekerja sama dengan Paman Korn untuk menguasai perusahaan! Aku membencimu!Aku sangat membencimu!"

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan! Aku dan Paman tidak bekerja sama untuk mengambil alih perusahaan darimu. Kami merencanakan itu agar kau mau di-training."


Beauty tak percaya, dia dengar sendiri saat Korn bilang kalau Tee lah yang mau mengambil alih perusahaan.

Tee menegaskan kalau Beauty salah paham. Korn sudah berusaha memohon agar Beauty mau bekerja, tapi Beuty tak pernah mau.

Makanya mereka membuat rencana mengerjai Beauty agar dia berpikir perusahaannya mau dicuri. Dengan begitu, Beauty pasti akan mau bekerja.

Tapi tiba-tiba saja Beauty mendatanginya dan memintanya untuk men-training-nya. Karena segalanya berjalan sesuai rencana mereka, maka mereka pun meneruskan rencana ini sembari men-training Beauty.

Beauty tetap tak percaya. Lalu bagaimana dengan kerja sama antara Korn dengan Jade. Tee menjelaskan bahwa itu karena kedua perusahaan mereka diminta untuk melakukan proyek kolaborasi oleh komunitas produsen garmen. Tapi karena Tee malas bicara dengan Jade, jadi dia meminta Korn untuk menangani proyek itu sendiri.


Lalu kenapa Tee tak pernah menjelaskan segalanya setiap kali dia minta saran dari Tee? Itu karena Beauty sudah terlanjur meyakini bahwa Korn dan Jade bekerja sama untuk menguasai perusahaan, makanya dia membiarkan Beauty berpikir seperti itu.

"Aku berpikir untuk menjadikan itu sebagai training terakhir. Aku ingin tahu bagaimana caramu menghadapi dan memecahkan masalah seperti ini."

"Apa menyenangkan?"

"Tidak menyenangkan sama sekali. Aku tahu kalau kau akan sangat marah. Karena itulah aku bicara dengan Paman Korn kemarin. Tapi sesuatu terjadi sebelum itu."


"Baguslah itu terjadi agar segalanya bisa segera berakhir! Dan tentng kita... kita tidak perlu saling bertemu lagi!"

"Kau benar-benar tidak percaya padaku?"

"Aku tidak akan pernah lagi mempercayai siapapun. Dan aku juga tidak akan pernah membiarkan siapapun menipuku lagi."


Tee akhirnya menyerah dan pergi. Lalita cemas melihatnya, sepertinya Beauty lupa kalau dia harus mematahkan kutukannya.

Dewi berkata bahwa itu karena Beauty takut ditipu. Dia tidak tulus dan itu membuatnya tidak ingin bergantung pada siapapun. Inilah yang disebut, harga diri menghancurkan kehidupan.


Beauty menyibukkan diri dengan menjahit baju-bajunya. Bibi Jan khawatir dan berusaha memintanya untuk istirahat saja. Tapi Beauty menolak. Beberapa hari ini dia sudah banyak bolos, dia harus bekerja untuk perusahaan ayahnya.

Somcheng datang tak lama kemudian untukn mengabarkan kedatangan seseorang. Orang itu ingin membantu Beauty. Dia sangat ahli, tapi dia tidak berani masuk karena takut membuat Beauty marah.

"Aku tidak punya waktu untuk marah pada siapapun, Somcheng. Bilang padanya untuk masuk saja jika dia ingin membantu."

Yang datang ternyata Kratua dan dia langsung bersujud di kaki Beauty dengan penuh penyesalan dan meyakinkan Beautya kalau dia tidak ada keterkaitan apapun dengan Piwara. Beauty cepat-cepat menyuruhnya berdiri. Dia percaya kok kalau Kratua tidak melakukan itu.


"Khun Beauty... mempercayaiku? Biarpun aku pernah membulimu berkali-kali?"

"Aku tahu semua yang kau lakukan padaku adalah perintah Pat, tapi kau tidak pernah sekalipun mengkhianati perusahaan. Dan itu cukup."

Kratua jadi semakin kagum padanya. Dia cantik dan baik hati dan elegan. Dia juga tidak arogan, tidak seperti rumor tentang dirinya selama ini.

"Sudah, sudah. Jangan memuji terus. Kau mau membantuku, kan? Lakukanlah."


"Terima kasih, Khun Beauty. Bibi-bibi, aku yang akan menjahit. Aku bisa menjahit dengan sangat rapi."

"Terima kasih, pria baik."

"Aduh, bi. Itu kasar sekali. Seharusnya bibi panggil aku 'wanita yang baik'."

Mereka pun mulai kerja bersama. Tapi tak lama kemudian, Farang datang untuk memberitahukan kedatangan Korn.


Ia datang setelah diberitahu Tee dan ia meminta maaf karena sudah membuat Beauty merasa dibodohi. Tapi Beauty tetap tak percaya padanya, dia hanya meyakini akan apa yang dia lihat dan dia dengar.

Korn meyakinkan bahwa dia dan Tee sama sekali tidak ingin mencuri Thanabavorn dari Beauty. Apa yang mereka lakukan hanyalah mengajari Beauty untuk menjadi seorang presiden yang kuat dan mampu mengembangkan Thanabavorn.

"Maaf, sudah membuatmu salah paham."


Korn lalu menyerahkan sebuah map yang di dalamnya adalah dokumen regristrasi perusahaan baru mereka. Tapi ia menegaskan bahwa perusahaan baru itu bukan miliknya karena perusahaan itu terdaftar atas nama Beauty.

Tercengang, Beauty cepat-cepat melihat dokumen itu dan memang benar. Sertifikat perusahaan itu memang terdaftar atas nama aslinya. Kalau begitu, kenapa Korn merahasiakannya dan tidak memberitahunya saja.


"Saat itu ada banyak masalah di Thanabavorn. Designmu bukan satu-satunya yang dicuri. Klien dan area marketing kita juga dicuri. Teepob dan aku harus membangun perusahaan baru untuk mengembalikan area marketing kita."

Mereka merahasiakan keberadaan perusahaan itu krena mereka tidak mau saingan mereka sampai tahu kalau perusahaan itu milik Thanabavorn. Jika tidak, mereka pasti akan menyerang mereka sebelum perusahaan baru itu launching.

"Lalu bagaimana dengan saat paman berkata kalau paman akan mengambil design-ku dan menyalinnya?"

"Kau mengupingku bicara di telepon?"

"Tidak. Aku cuma tidak sengaja mendengarnya."


Korn menjelaskan bahwa brand perusahaan baru mereka adalah 'Lallalita'. Makanya mereka berencana mengambil design-nya Beauty dari Thanabavorn dan memodifikasi mereka.

Karena target pasar perusahaan baru mereka adalah kalangan anak muda dan wanita karir, jadi mereka akan menggunakan material yang lebih murah. Dan di masa depan nantinya, mereka akan mengadakan event high-end.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments