Sinopsis Leh Nangfah Episode 22 - 2

Sinopsis Leh Nangfah Episode 22 - 2


Tee terus berusaha menghubungi Beauty berulang kali, tapi tetap saja tidak diangkat. Tee jadi semakin cemas dibuatnya. Kenapa Beauty selalu saja membuatnya cemas.

"Jangan mengkhawatirkan yang lain dulu. Khawatirkan Seua-kraung dulu. Aku kelaparan setengah mati nih!" Protes Seua.

Ponselnya berbunyi tak lama kemudian. Tapi yang menelepon ternyata Orn. Dia terdengar panik memberitahu Tee kalau papanya minta bertemu Tee besok jam 10 pagi. Papa mau mendisukusikan masalah penting. Pokoknya Tee harus datang.

Tapi saat Tee tanya masalah apa, Orn pura-pura tak tahu dan terus bersikeras meminta Tee datang. Tee setuju.


Mendengar Seua terus menerus mengeong sedari tadi, Tee menggerutu ingin jadi kucing saja di saat seperti ini. Seua enak tidak perlu memikirkan apapun setiap hari. Yang dia kerjakan cuma makan, tidur dan menatap mukanya sepanjang hari. Hidupnya benar-benar tenang.


Saat Mami pulang, dia melihat Orn. Dia cemas kalau-kalau besok Tee ada kerjaan dan tidak bisa datang. Apa Papa dan Mami akan menyuruhnya putus dengan Tee?

"Itu pantas untuknya. Sudah berapa kali dia melewatkan janji pertemuan mereka?"

"Tapi dia benar-benar sibuk."

"Biarpun begitu, seharusnya dia tetap datang menemuimu."

"Mami! Kenapa kau sejahat ini?!"

"Sayang, papa dan mami tidak jahat sama sekali. Kami menyayangimu dan hanya ingin kau bahagia bersama dengan pria terbaik untukmu. Sudah, jangan menangis."


Menyadari waktunya sudah dekat. Beauty buru-buru mencopot pakaiannya dan hanya memakai selembar kain lalu menyembunyikan semua barangnya di dalam laci. Baru saat itu Beauty melihat 30 misscall dari Tee, tapi dia langsung mematikan ponselnya.

Matahari terbenam dan Beauty pun berubah jadi burung. Untunglah dia sudah berubah sebelum Jade membuka pintu sedetik kemudian.


Jade jelas bingung mendapati apartemennya kosong. Dia mencoba mencari-cari Beauty, tapi tak menemukannya di mana-mana, sama sekali tidak melihat keberadaan si burung kecil.

Dia bahkan mencoba menelepon Beauty. Tapi tentu saja dia tidak bisa dihubungi. Jade bingung, apa Beauty marah karena dia pergi kelamaan?

Dia lalu meletakkan file-nya di meja. Beauty langsung antusias berharap Jade akan pergi agar dia punya kesempatan melihat file itu. Tapi Jade ternyata cuma ke dapur dan mulai memasak sendiri.

"Kenapa kau masih masak? Aku tidak akan memakannya. Mengerti?! Pergi saja sana!" Kesal Beauty.


Dewi cemas melihat Beauty berubah di sana. Tidak seharusnya Beauty mengambil resiko itu. Lalita juga cemas. Apa yang harus mereka lakukan untuk membantunya?

"Tidak! Kita sudah cukup membantunya."


Jade akhirnya selesai memasak, bahkan menyiapkan dua gelas wine untuk mereka. Dia terus menunggu Beauty kembali dengan kebingungan. Ke mana perginya Beauty? Dia sudah lapar tapi Beauty bahkan tidak bisa dihubungi.

Beauty benar-benar kesal dibuatnya. "Cepat makan saja! Aku tidak akan kembali!"

Tidak tahan lagi, Jade akhirnya memutuskan makan sendirian dan tidak mempedulikan Beauty.


Kedua teman Pat menemani Pat sambil menggosipkan Beauty. Piwara tidak percaya dengan tuduhan Beauty tentang Pat yang katanya suka mencuri sejak kecil. Sejak dia mengenal Pat sampai sekarang, dia tahu kalau Pat tak mungkin melakukan hal semacam itu. (Pfft! Lah dia sendiri yang nyuruh kalian mencuri design-nya Beauty)

Pat berkata kalau semua mainan itu dibelikan oleh ayahnya dan Beauty menganggap semua itu adalah miliknya. Dia rasa ayahnya membelikan mainan untuk Beauty karena dia tidak punya ibu.

"Aku juga tidak punya ibu, tapi dia tidak pernah mengasihaniku."


Baru juga dibicarakan, Korn tiba-tiba pulang. Kratua dan Piwara sontak canggung dan buru-buru pamit pulang.

Bisa diduga, Korn langsung menuntut penjelasan akan apa yang terjadi di kantor hari ini. Pat yang mencuri design-nya Beauty, kan? Kesal, Pat tidak mempedulikannya dan langsung pergi.


Selesai menghabiskan makan malamnya, Jade duduk di sofa sambil melihat-lihat design terbaru Mintra. Dia juga masih terus berusaha menghubungi Beauty tanpa hasil.

"Berhentilah meneleponku. Cepatlah tidur! Masuk kamarmu sana! Ngantuklah! Ngantuklah!"

Sukses, Jade mendadak mengantuk dan memutuskan untuk tidur saja. Tapi file-nya malah dia bawa ke kamar tidur. Beauty nekat mengikutinya masuk kamar dan bersembunyi di balik rak.

Jade menutup pintu kamarnya lalu masuk ke kamar mandi. Beauty hampir saja punya kesempatan, tapi Jade mendadak keluar hanya untuk mengambil handuk.

Untunglah dia cepat masuk kamar mandi lagi. Beauty akhirnya bisa mendekati file dan berusaha membuka map itu dengan paruh kecilnya. Tapi tentu saja dia kesulitan biarpun sudah berusaha mencobanya berulang kali.

 

Yang tidak disangka, poin kebaikan Beauty bertambah. Lalita tidak mengerti kenapa begitu. Dewi berkata bahwa itu karena Beauty punya tekad kuat untuk membuktikan kebenarannya.

Lalita memperhatikan, poin kebaikan Beauty bertambah dengan cepat dan mudah dibandingkan saat-saat awal dulu. Kenapa bisa begitu? Itu karena sekarang Beauty tidak lagi memikirkan dirinya sendiri.

"Saat kebaikan berpijak di atas ketidakegoisan, saat itulah kebaikan akan meningkat."

"Biarpun Lallalit mungkin tidak bisa mematahkan kutukannya, saya tetap bangga karena setidaknya saya sudah mengajarinya untuk berbuat kebaikan."


Beauty belum berhasil membuka mapnya, tapi Jade malah sudah keluar duluan dari kamar mandi lalu tidur. Kesempatan! Beauty mencoba lagi membuka mapnya.

Baru saja dia berhasil memasukkan kepalanya ke map, tapi Jade mendadak berguling ke arahnya. Untungnya dia tidak bangun. Beauty mencoba lagi dan akhirnya sukses menarik salah satu kertas.


Bahkan hanya dengan sekali lihat, Beauty tahu betul itu design miliknya. "Design-ku benar-benar ada padamu. Kau bahkan menghilangkan logo kami dan menggantiya dengan logo perusahaanmu sendiri?! Pat! Kau bahkan tega mengkhianati perusahaan kita! Aku tidak bisa membiarkanmu."


Tee tidak bisa tidur karena terus berusaha menghubungi Beauty berulang kali. Tapi tentu saja tidak bisa tersambung. Seua juga kangen sama burung cantiknya, ke mana dia? Apa dia sudah jatuh cinta ada kucing lain?


Seolah mendapat pertanda kalau dirinya lagi diomongin, Beauty mendadak bersin-bersin dan baru ingat untuk segera pulang.

Tapi tentu saja dia tidak bisa keluar karena pintu dan jendela semuanya tertutup. Parahnya lagi, Jade bergerak-gerak terus dalam tidurnya. Tak punya pilihan lain, terpaksa Beauty harus menyembunyikan dirinya di kolong kasur.

Tapi lantainya kotor banget sampai Beauty bersin-bersin terus. Tapi akhirnya dia malah ketiduran di sana.


Somcheng menemani ibunya masak subuh-subuh. Tapi dia cemas karena Beauty belum pulang sejak kemarin. Seenuan yakin kalau Beauty sudah pulang, coba saja cek ke kamarnya. kalau dia sudah bangun, minta dia turun untuk memberikan sedekah kepada biksu.

"Apa dia mau melakukan itu? Aku tidak pernah melihatnya bangun apalagi memberi sedekah pada biksu."

"Kalau dia tidak mau melakukan itu, maka ajak dia melakukan banyak kebaikan. Mengerti?"

Oke. Somcheng akan melakukan. Kalau begitu, dia akan mengecek Beauty dulu ke kamarnya.


Beauty sudah berubah kembali jadi manusia saat dia terbangun. Untung saja Jade masih belum bangun dan Beauty berusaha sepelan mungkin keluar dari kolong kasur, mengambil handuknya Jade untuk menutupi dirinya lalu berusaha mengendap-endap keluar.

Tapi tiba-tiba alarmnya Jade berbunyi. Beauty sontak panik menyembunyikan dirinya di balik nakas. Jade langsung masuk kamar mandi dan Beauty pun bergegas keluar dari sana.

Dia cepat-cepat mengambil barang-barangnya dari laci. Tapi belum sempat melakukannya, Jade tiba-tiba keluar kamar. Beauty langsung panik bersembunyi di balik sofa.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam