Sinopsis Kiss - The Series Episode 4 - 2

Sinopsis Kiss - The Series Episode 4 - 2


 

Tuan Thawee mulai membaca kontraknya. Tapi seketika itu pula, senyumannya langsung menghilang dari wajahnya "Kontrak ini bukan untuk perusahaanku. Dan kontrak ini membuatku menyadari bahwa aku harus membayar sebesar 4 juta baht padamu. Tapi dalam kontrak ini, kau hanya memungut biaya sebesar 3 juta baht saja"

Na langsung memeriksa kontrak itu dan semakin shock menyadari itu kontrak yang salah. Na dan Jane dan berusaha menjelas dan beralasan kalau itu kontrak lama, tapi Tuan Thawee tidak percaya, dia tidak mau dengar alasan apapun dan langsung mengusir mereka dari rumahnya.


Mereka bertiga akhirnya pergi. Tidak ada satupun yang bicara. Na dan Jane berjalan cepat sementara Sanrak terus mengikuti dari belakang. Tiba-tiba saja dia tersandung, tapi Na dan Jane hanya menatapnya dengan wajah masam.

Sanrak berniat kembali ke rumah Tuan Thawee untuk meminta maaf. Tapi Na cepat-cepat melarangnya dengan tegas dan menyuruh Jane untuk menemuinya di ruangannya begitu mereka kembali ke kantor nanti.


Thada kembali ke toko tato sambil mendesah kesal. Temannya langsung menduga dengan benar kalau dia pasti ada masalah dengan Sandee. Memangnya apa lagi masalah mereka berdua sekarang.

"Bukan aku yang bermasalah. Sandee lah yang bermasalah. Kami harus mengerjakan tugas kelompok tapi dia sangat moody padaku. Tapi saat pria lain datang untuk menjemputnya, dia langsung gembira dan berubah jadi orang yang berbeda. Seharusnya dia lebih menjaga sikapnya, dia itu cewek"

"Kau kentara sekali"

"Apanya?"

"Kau cemburu"


Thada terus bersikeras menyangkalnya dan mengklaim kalau dia tidak cemburu pada Sandee. Temannya juga bersikeras kalau Thada cemburu. Kalau tidak cemburu pada Sandee, berarti dia cemburu pada Thew.

Thada akhirnya menyerah dan bertanya-tanya apakah jika merasa kesal pada seorang temannya yang punya pacar, apakah itu artinya dia cemburu.

"Kurasa itu namanya posesif"

"Lalu bagaimana caranya membedakan antara posesif terhadap teman dengan cemburu terhadap orang yang kita sukai?"

"Aku tidak tahu. Itu adalah sesuatu yang harus kau cari tahu sendiri. Yang kutahu hanyalah, jika kau menyukainya lebih dari sekedar teman maka berhentilah melarikan diri"

"Aku tidak melarikan diri"

"Kau jelas melarikan diri, kau menderita Philophobia (ketakutan pada cinta)"


Sandee menyeret Pete ke tempat sepi dan melabraknya di sana dan menuduh Pete sudah membohonginya dengan sengaja menulis nama Thada dalam grupnya.

Pete tidak mengerti apa salahnya, kenapa Sandee tidak ingin bergaul dengan Thada sama sekali. Kenapa dia harus marah-marah seperti ini.

"Karena aku tidak ingin satu kelompok dengannya"

"Apa hanya karena masalah malam itu, kau sekarang ingin berhenti berteman dengannya?"

"Aku bukannya tidak mau berteman lagi, aku hanya tidak mau melihat wajahnya. Setiap kali melihatnya, kami selalu bertengkar. Karena itulah aku tidak mau merusak persahabatan kami"

"Kau tidak mau merusak persahabatan kalian? Tapi apa yang kau lakukan sekarang, bisa membuat persahabatan kalian dalam bahaya"

Sandee membela diri dan menyalahkan Thada sebagai provokatornya. Tapi menurut Pete itu bukan alasan bagi Sandee untuk bersikap seperti ini. Jika dia memang ingin mempertahankan persahabatan mereka maka seharusnya dia bersikap seperti dulu.

"Tutup mulutmu! Apa kau baru saja kehilangan keperawananmu sepertiku?!"


Tepat saat itu juga, Kao muncul dan kaget mendengar perkataan Sandee. Mereka bertiga akhirnya duduk bersama mendiskusikan masalah ini. Kao protes karena mereka merahasiakan masalah ini darinya, apalagi masalah ini sekarang sudah semakin tidak terkontrol.

"Aku juga tidak tahu bagaimana masalah ini bisa sampai sejauh ini. Satu-satunya yang kutahu hanyalah kepalaku serasa mau pecah"


Jika Sandee merasa tidak nyaman dengan masalah ini, Kao menyarankan sebaiknya dia menghilang untuk sementara waktu. Kalau Thada tanya dia kemana, mereka bilang saja kalau Sandee sedang sakit.

Tapi Pete tidak setuju, Thada pasti akan semakin mencemaskan Sandee dan tidak akan percaya dengan ucapan mereka. Kesal karena teman-temannya tidak ada yang bisa memberikan jalan keluar terbaik untuknya, Sandee pun langsung beranjak pergi.


Jane meminta maaf pada Na tapi Na terlalu marah untuk menerima maafnya. Jane tahu betul kalau kontrak itu adalah dokumen penting sekaligus kerahasiaan perusahaan, jadi bagaimana bisa dia malah menyerahkan dokumen sepenting ini pada pegawai magang.

"Ini salah saya, saya minta maaf"

"Maaf? Apa maafmu bisa membawa sponsor kita kembali? Apa kau punya sesuatu yang jauh lebih baik daripada maaf' Aku sangat kecewa padamu Jane. Kalau di masa depan nanti kita tidak bisa berbisnis dengan Paman Thawee maka kau harus ingat baik-baik bahwa semua itu adalah salahmu"


Jane menerima semuanya dengan tenang dan profesional. Tapi saat Sanrak bertemu denganya di toilet, dia melihat Jane menangis. Sanrak sedih dan merasa bersalah melihatnya, tapi Jane cepat-cepat menghapus air matanya.


Pete dan Kao pergi menemui Thada di toko tatonya. Kao mengaku kalau dia sudah mengetahui alasan kenapa hubungan Thada dan Sandee sekarang berubah drastis.

Thada males banget mendengarnya, jadi mereka datang kemari untuk apa sebenarnya? Apa mereka mau menyalahkannya?

"Aku cuma mau bilang, kaulah yang berubah duluan"

"Iya, aku mengakui kalau aku memang baj*ngan. Puas kalian sekarang?"

"Kau bahkan tidak terdengar merasa bersalah. Ucapanmu sama sekali tidak ada ketulusannya. Kalau kau memang merasa bersalah maka seharusnya kau berusaha memperbaikinya dan kembali menjadi dirimu yang dulu. Apa kau ingin pertemanan kita hancur? Bersikaplah seperti dulu. Goda dia seperti dulu atau sebut dia dengan berbagai macam julukan, perlakukan dia seperti dulu dan bukannya bertengkar seperti sekarang"

"Baiklah, aku akan berusaha melakukannya"

"Kau bilang akan berusaha, jadi penuhi janjimu itu"


Na berusaha menelepon sekretarisnya Tuan Thawee untuk membuat janji agar dia bisa bertemu dan meminta maaf. Sanrak merasa bersalah karena dialah yang sudah ceroboh tapi Na meyakinkannya untuk tidak berpikir seperti itu. Memang benar Sanrak juga turut andil, tapi dokumen itu sendiri seharusnya tugas Jane sepenuhnya.

"Tapi yang kau salahkan cuma Khun Jane seorang"

"Kau tidak berusaha untuk memahamiku sama sekali, kan?"

"Kau juga tidak berusaha untuk memahami Khun Jane"


Sanrak pulang dengan langkah lesu. Chacha penasaran apa sebenarnya masalah Sanrak, apa mungkin masalah pacarnya, dia yakin pasti masalah pacarnya.

Tapi Sanrak menyangkalnya, masalah yang dihadapinya sekarang adalah masalah kerja... tapi kemudian dia mengaku iya, memang ada sedikit masalah tentang pacarnya.

"Jadi sekarang kedua-duanya yah? Jadi mana duluan yang ingin kau ceritakan?"

Sanrak mengaku bahwa hari ini dia membuat kesalahan fatal menyangkut masalah yang sangat penting lalu setelah itu First mengsmsnya dan berkata bahwa sebaiknya mereka berdua break dulu.


"Memang tidak mudah menjadi orang muda dewasa. Ada banyak sekali hal yang harus dipikirkan, ini dan itu dan selanjutnya dan seterusnya. Kau tahu, dalam menjahit ada satu tipe jahitan yang namanya backstitch dan apa kau tahu kenapa jahitan itu disebut backstitch?"

"Karena kita harus kembali menjahitnya satu langkah dari belakang sebelum menusukkan jarumnya kedepan. Kenapa kau membicarakan ini, aku kan sudah tahu"

"Yang ingin kukatakan adalah hubungan manusia juga sama seperti itu. Terkadang kita harus mengambil satu langkah mundur agar bisa maju dengan lebih mantap dan kuat"


"Oooh, apa kau memikirkan kata-kata itu sendiri?"

"Please deh. Aku juga punya otak dan pernah sekolah, tahu. Aku tidak membeli ijazahku di pasar"

"Terima kasih, kakak"

"Jangan terlalu banyak dipikirkan. Kau bisa memperbaiki kesalahanmu selangkah demi selangkah. Dan ada banyak ikan di lautan, kau bisa mendapatkan yang lain, mengerti?"


Sanrak mengsms Jane setelah itu dan meminta maaf. Dia lalu mengecek chattingannya dengan First tapi ternyata First belum menjawab semua chat-nya. Tidak tenang, akhirnya dia memutuskan keluar menemui First.


Sandee sedang merenung dalam perjalanan pulang di bis saat tiba-tiba saja Thew muncul di sebelahnya. Dia mengaku kalau dia memang sengaja mengikuti Sandee karena cemas, sedari tadi dia berusaha menelepon tapi Sandee tidak menjawab teleponnya. Sandee mengecek hapenya dan mendapati Thew meneleponnya berkali-kali.

"Kau kan tidak harus meneleponku sebanyak ini, sms saja"

"Kalau cuma mengsms maka aku harus menunggumu membaca smsnya, lalu setelah itu aku harus menunggumu membalasnya. Kalau aku datang langsung seperti ini kan, aku bisa melihat wajahmu secara langsung"


Sanrak tiba di apartemennya First dan langsung disambut ramah oleh pak satpam dan resepsionis. Dia mengsms First untuk mengabarkan kedatangannya.

Tepat saat itu juga, First sebenarnya sedang berduaan dengan selingkuhannya dan langsung panik begitu membaca sms-nya Sanrak.


Dia cepat-cepat menyeret selingkuhannya pergi. Tapi tepat saat mereka baru tiba di depan lift, lift berdentang menandakan kedatangan Sanrak.

First langsung menyeret selingkuhannya kembali ke apartemennya dan mereka saling berdiam diri pura-pura tidak ada orang di rumah saat Sanrak mengetuk pintu.

Sanrak mencoba meneleponnya tapi tidak diangkat. Akhirnya dia kembali ke lobi dan meminta resepsionis untuk menelepon kamarnya First. Selingkuhannya First hendak mengangkat teleponnya tapi First cepat-cepat mencegahnya.

Menyadari Sanrak pasti ada di lobi, First cepat-cepat memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorong selingkuhannya keluar dari sana.

Sanrak mencoba meneleponnya lagi dan tepat saat itu juga, tak sengaja dia lewat didepan ruang kontrol CCTV dan mendengar pak satpam menelepon seseorang dan mengabarkan bahwa ada masalah di ruang kontrol.


Begitu melihat pak satpam pergi, Sanrak langsung memanfaatkan saat itu untuk masuk ke ruang kontrol. Dan melalui rekaman CCTV itulah, Sanrak bisa melihat First sedang menyeret selingkuhannya keluar melalui tangga darurat.


Sanrak keluar dari ruangan itu dalam keadaan shock tapi dia berusaha bersikap normal dihadapan pak satpam yang menyapanya.

Dia keluar bersamaan dengan First yang keluar bersama selingkuhannya. Dia mendengar First berjanji pada si selingkuhan bahwa dia akan meneleponnya kembali setelah menyelesaikan masalah ini lalu mengakhirinya dengan menci~m kening si selingkuhan.


First melihat Sanrak berdiri di balik tiang setelah si selingkuhan pergi dan langsung berpura-pura seolah dia baru pulang. Sanrak langsung menuntut apa sebenarnya alasan First mengatakan kalau mereka sebaiknya break dulu.

First beralasan kalau dia cuma ingin Sanrak mempertimbangkan hubungan mereka kembali tapi Sanrak tidak mau dengar dan langsung pergi dengan taksi.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments