Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 10 - 4

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 10 - 4


Saat Kade masuk tak lama kemudian, dia malah mendapati Por Date lagi menatapnya sambil mesam-mesem gaje.

Bingung, dia berniat menghindar. Tapi Por Date tiba-tiba memanggilnya dan dengan senang hati memberitahunya bahwa rumah ini akan mengadakan upacara besar.

Dia sengaja tidak memberitahu upacara apa itu dan hanya menyuruh Kade untuk mempersiapkan dirinya. Kade jelas antusias mendengarnya, tapi upacara apa itu? Seberapa besar upacaranya?

"Itu... besar." Ujar Por Date ambigu. "Itu adalah hari terpenting bagiku."

"Kalau begitu, aku akan membantu sebaik mungkin."

"Itu juga hari penting bagimu."

"Kalau begitu, aku akan membantu sebaik-baiknya!" Kade masih juga belum nyambung.

"Persiapkan dirimu... 'soot soot' (terbaik)." Ucap Por Date menirukan bahasanya Kade.

"Tentu saja!"

Senyum Por Date sontak mengembang lebar mendengarnya... sebelum kemudian dia menyadari tatapan Joi dan langsung cepat-cepat balik ke mode juteknya. Hehe.


Saat Kade balik, dia baru ngeh kalau dia masih belum tahu upacara besar apa yang akan diadakan rumah ini. Apa Pin dan Yam tahu? Seberapa besar acaranya?

"Saya tahu, jao ka. Tak ada seorang pun di rumah ini yang tidak mengetahuinya, jao ka."

"Upacaranya sangat besar, jao ka."

"Tapi aku tidak mau pakai baju terlalu berlebihan. Berat."

Loh, tidak boleh. Ini kan acara sekali seumur hidupnya Kade, jadi dia harus memakai baju 'soot soot'. Kade masih juga tidak memikirkan upacara apa itu dan santai saja balik mempelajari ilmu perdagangannya.

Yam yang akhirnya memberitahunya bahwa upacara ini adalah upacara pernikahan. Hah? Upacara pernikahannya siapa? Kade bingung.

"Ork Khun Thun dan Nona, jao ka." jawab duo pelayan serempak.

Kade shock. Ternyata saat itu benar-benar akan tiba. Memikirkan Karakade, dia cepat-cepat mengusir kedua pelayan dengan alasan minta dibuatkan cemilan.


Begitu sendirian, dia langsung mencari keberadaan Karakade di cermin. Dan di sana lah dia menemukan Karakade menangis sedih. Tak enak padanya, Kade meyakinkan Karakade untuk tidak cemas, Kade janji akan menepati janjinya.


Malam harinya, Kade termenung menatap bulan purnama di langit. Tapi saat dia berbalik, dia malah mendapati Por Date tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

Kade berniat segera menghindar darinya. Por Date dengan cepat menangkap tangannya lalu menarik Kade mendekat padanya.

Tapi Kade tak nyaman dengan kedekatan mereka dan langsung minta dilepaskan. Por Date kecewa mendengarnya, tapi dia tetap menuruti Kade dan Kade pun langsung pergi menghindarinya.

 

Kade jadi tidak bisa tidur karena masalah ini. Tapi bagaimanapun perasaannya pada Por Date, Kade tetap bertekad untuk menepati janjinya pada Karakade.

Pada saat yang bersamaan, Por Date mengeluarkan aksesoris bajunya Kade yang rusak yang selama ini cuma disimpannya. Tapi sekarang, akhirnya dia mulai memperbaiki aksesoris itu.


Selama beberapa hari berikutnya, Kade terus menerus melakukan ritual derma dan mempersembahkan semuanya untuk Karakade.

Prik sontak nyinyir melihatnya. Buat apa nonanya Pin dan Yam itu melakukan derma 3-7 hari berturut-turut? Air suci yang tuangkan Kade itu tidak akan mencapai arwah siapapun, nona mereka itu kan pendosa.

Mereka tidak membalas hinaan Prik. Tapi begitu Prik pergi, Yam sebenarnya juga penasaran untuk siapa Kade berderma. Pin menduga jangan-jangan... (Sepertinya dia menduga derma itu untuk Karakade yang asli).

Tapi terlepas dari semua derma yang dipersembahkan Kade untuk Karakade, Kade masih saja mendengar suara tangisan gaib itu lagi.


Keesokan harinya setelah Kade selesai berderma, Reung datang dan mengaku bahwa sepertinya dia tahu di mana dia pernah melihat Kade dulu. Sungguh, dia tahu. Kade sontak antusias banget mendengarnya, Reung tahu apa?

"Tahu kalau aku tak pernah bertemu denganmu." (LOL!)

"Aduh! Khun Reung! Itu namanya 'tidak tahu'!"

"Begitu, yah?"

"Oke, deh. End."

Bingung, Reung mencoba mengikuti gayanya dan ucapannya yang jelas saja membuat Kade senang. Tapi kemudian Por Date keluar dan langsung cemburu melihat keakraban mereka.

"Apa kau menyuruh Khun Reung untuk datang kemari menemuimu?"

"Iya." Ujar Kade sengaja. Kesal, Por Date sontak melampiaskannya dengan mengomeli para pelayannya cuma gara-gara mereka lambat banget mengambil perahunya.


Saat Reung berkunjung ke rumah Janward lagi, dengan manisnya dia bertanya apakah dia boleh meringankan kesedihan Janward. Katakan saja apa yang harus dia lakukan. Janward tersentuh mendengarnya.


Tapi Ibunya Janward tak senang melihat kedekatan mereka dan terang-terangan mengutarakan hal itu pada Janward. Reung kurang pantas bagi putri seorang Penasihat Raja seperti Janward.

Reung itu cuma putra seorang Ork Phra penjaga pelabuhan, sedangkan Janward lebih pantas bersanding dengan putra seorang Ork Ya.

Tapi Janward mengingatkan Ibu bahwa Por Date tidak menyukainya, dan tunangannya Por Date juga tinggal di rumah itu.

"Itu karena kita kehilangan semua kekayaan kita, makanya semua orang meremehkan kita." Isak Ibu.

"Banyak orang yang menghadiri pemakaman Ayah, Bu."

"Itu karena Raja lah yang memimpin acaranya. Jika tidak, takkan ada seorang pun yang akan menghadiri pemakaman seorang tertuduh."

"Bu, jangan menangis. Ini karma kita."

"Ibu mengkhawatirkanmu, Mae Janward."


Hari itu, Khun Ban mendatangi rumah Por Date. Sepertinya mereka akan membahas masalah penting karena Kade juga dipanggil.

Begitu Kade datang, Khun Ban to the point memberitahu Kade bahwa mereka semua sudah setuju untuk segera menikahkan Kade.

Kade kaget. "Dengan siapa?... Dengan Khun P'?"

"Memangnya dengan siapa lagi? Masalah apa lagi yang kau buat dengan orang lain? Aku tidak pernah bertemu orang sepertimu, tidak punya malu sama sekali. Kalau wanita lain, mereka pasti akan bersembunyi lagi dan lagi. Tapi kau tidak." Omel Khun Ying.

Khun Ying mungkin tidak akan setuju dengan Khun Ban jika saja Kade belum menguasai ketrampilan rumah tangga yang ia ajarkan selama ini.


Kade agak bingung dengan peran Khun Ban di sini, kenapa ia bisa terlibat? Khun Ban menjelaskan bahwa ia adalah saudara jauh Ayahnya Karakade.

Dan berhubung Kade sudah tidak punya sanak keluarga lagi, maka Khun Ban lah yang akan mewakili keluarga Kade dalam pernikahan mereka nanti.

Por Date yang tampak paling antusias. Tapi kemudian dia memperhatikan kecemasan di wajah Kade dan itu kontan membuat senyumnya menghilang.

Dalam hatinya, Kade tetap berniat menepati janjinya pada Karakade. Maka saat mereka menanyakan jawabannya, Kade sama sekali tak punya jawaban.


Kade kembali ke kamarnya dengan galau. Apalagi saat dia membuka pintunya, Karakade mendadak muncul di hadapannya dan langsung menuduhnya tidak menepati janji.

Kade sontak panik menutup pintu. Kade mendadak muncul di cermin dan menatapnya dengan penuh kebencian. Kade meyakinkan Karakade untuk mempercayainya, tapi Karakade ngotot menolak mempercayainya.

"Karakade! Apa derma yang kulakukan untukmu, tidak mencapaimu?"

"Aku menerimanya."

"Lalu? Kau masih tidak mempercayaiku? Aku berusaha menepati janjiku."

 

Tapi Karakade tampak jelas belum bisa mempercayainya. Por Date datang saat itu. Pin dan Yam berusaha menghalanginya masuk, tapi Por Date langsung menyingkirkan mereka berdua dan masuk ke kamar Kade. Karakade pun sontak menghilang dari cermin.

"Apa sebenarnya keraguanmu terhadapku?" Tuntut Por Date.

Kade panik dan berusaha mengusirnya, tapi Por Date malah semakin mendekat untuk menuntut jawaban. Dia bahkan langsung mencengkeram kedua bahu Kade yang kontan membuat Kade makin panik karena tak enak hati pada Karakade.

Dia terus berusaha mengusir Por Date, tapi Por Date malah semakin menariknya mendekat. "Apapun yang kau pikirkan, kau tidak bisa lari dariku. Dan aku... tidak akan membiarkanmu pergi."

Kade tak tahu harus bagaimana, dan Karakade hanya bisa bersedih menyaksikan semua itu tak jauh dari sana.

"Aku tidak akan pernah mematahkan janjiku." Tegas Por Date sebelum akhirnya dia keluar.


Pin dan Yam berniat mau masuk, tapi Kade langsung menutup kembali pintu kamarnya dan mencari-cari Karakade di cermin. Karakade muncul di belakangnya dan Kade sontak memeluknya erat.

"Jangan pergi. Kumohon dengarkan aku dulu. Aku akan menepati janjiku. Jangan khawatir, Karakade. Akan kulakukan apapun untuk membuat arwahmu bahagia. Aku akan berdoa dan melakukan derma untukmu. Dan aku tidak akan menikah dengan Khun P' agar Khun P' akan selalu menjadi milikmu."

Kebencian di wajah Karakade kontan berubah menjadi tangis penuh haru. Tapi dia tidak mengatakan apapun dan langsung menghilang begitu saja, dan itu membuat Kade jadi makin sedih.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam