Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 2 - 3

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 2 - 3

Fu Pei mengerti kalau Mo Mo baik hati, tapi tidak usah merasa bersalah tentang masalah Wei Yi, itu kan tidak disengaja, jadi jangan diambil hati.


"Aku ada satu set lembar soal dari Prof Jiang. Kalau dia menyelesaikan lembar soal ini, dia mungkin punya kesempatan."

Fu Pei rasa itu tidak mungkin, Mo Mo tidak mengenalnya sih. Wei Yi pasti akan berceramah tentang keadilan dan lain sebagainya. Dia yakin tidak akan bisa membujuk Wei Yi.

"Bantu aku mencarinya. Aku akan meyakinkannya sendiri."

"Kau tidak mempercayaiku? Kau akan tahu sendiri nanti. Aku tahu di mana dia. Ayo, cari dia."

Tapi tunggu dulu. Fu Pei penasaran, apa menurut Mo Mo, Wei Yi itu ganteng? (Hah? Dia cemburu?) Mo Mo malah bingung sendiri mendengar pertanyaan dadakan itu. Ah sudahlah, tidak usah dipikirkan, ayo pergi saja.


Wei Yi sedang mengetes penemuannya saat mereka masuk... dan seketika itu pula Mo Mo terpesona melihat Wei Yi tampak begitu keren dan tampan pakai goggle hitam.

Fu Pei malah mengoloknya, Wei Yi jadi kayak cyclops dari X-Men kalau pakai goggle hitam kayak begitu. Mo Mo kontan kesal menaboknya dan keributan mereka itulah yang akhirnya menarik perhatian Wei Yi. Sedang apa mereka berdua di sini?


Mo Mo menjelaskan kalau tadi dia bertemu Prof Jiang, terus Prof Jiang menyuruhnya untuk membawakan lembar soal ini ke Wei Yi.

Tapi sesuai dugaan Fu Pei, Wei Yi langsung kesal mengomeli Mo Mo dan menuduhnya tukang ikut campur. Jangan melakukan hal-hal yang tidak berguna, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Mo Mo.

"Prof Jiang bilang kalau dia tidak peduli dengan mahasiswa sepertimu. Beliau bilang, murid terbaik nomor satu di jurusan fisika sepertimu itu tidak berarti. Tidak banyak orang yang bisa mengikuti jalan penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah membutuhkan otak cemerlang dan hati yang tenang. Dia pikir kau tidak berkualitas." (Wkwkwk! Kapan Prof Jiang ngomong begitu?)

Makanya kemudian Prof Jiang memberinya lembar soal ini. Ini adalah lembar soal untuk ujian kelulusan, level kesulitannya sangat tinggi, makanya Prof Jiang mau menguji levelnya Wei Yi.

Dia tadi sudah berusaha membela Wei Qing loh. Dia bilang kalau Wei Qing kan belum lulus, bagaimana bisa dia mengerjakan soal ujian kelulusan ini? Makanya Prof Jiang yakin banget kalau Wei Yi tidak akan bisa mengerjakan soal-soal ini.


Harga diri Wei Yi kontan terprovokasi dan akhirnya dia mau juga mengambil lembar soal itu lalu mulai mengerjakannya. Selama Wei Yi sibuk mengerjakan soal-soal itu, Mo Mo dan Fu Pei menghabiskan waktu dengan main-main.

Mo Mo bahkan memanfaatkan kesempatan untuk menggambar kartun kesayangannya - Doraemon - di papan tulis... dan buru-buru menghapusnya saat Wei Yi mendadak bangkit untuk menulis rumus-rumus di papan.

Fu Pei lama-lama bosan dan akhirnya ketiduran, tapi Mo Mo masih setia menemaninya dan membantunya menghapus papan setiap kali Wei Yi mau menulis rumus. Tapi ujung-ujungnya dia malah kebablasan menghapus rumus yang sebenarnya belum Wei Yi selesaikan.


Setelah beberapa lama, Wei Yi akhirnya selesai juga dan langsung menyerahkannya kembali ke Mo Mo sambil senyum. Wah, ini pertama kalinya dia melihat Wei Yi senyum.

"Menghitung membuatku senang."

Mo Mo langsung membangunkan Fu Pei lalu mengajak mengajak kedua pria itu makan bersama.


Tapi di restoran, Mo Mo malah melihat Fu Pei sibuk sendiri menelepon teman-teman gamer-nya. Mo Mo jadi sedih sampai tidak konsen mengelap sumpitnya dan Wei Yi memperhatikan hal itu.

Parahnya lagi, saat pelayan membawakan bir tak lama kemudian, si pelayan tanya ke Fu Pei, apa pacarnya ini juga minum bir. Tapi Fu Pei malah dengan santainya berkata kalau Mo Mo bukan pacarnya.

Mo Mo jadi stres dan langsung menenggak minuman itu sampai wajahnya memerah dan membuat kedua pria jadi cemas. Wei Yi berniat mau mengambil daging, tapi Fu Pei malah langsung merebutnya dan mendadak jadi perhatian dengan memberikan potongan daging itu ke Mo Mo.


"Mo Mo, makanlah. Jangan minum terus."

"Apa kau tahu kenapa aku minum banyak?"

Fu Pei mendadak canggung. "Aku tahu, makanya aku tanya."

"Kau benar-benar pintar berakting." Sinis Mo Mo. "Fu Pei, cewek macam apa yang kau sukai?"

"Kenapa? Kau mau mencarikanku cewek? Ada banyak cewek di fakultasmu, jodohkan satu denganku."

"Oke. Akan kujodohkan satu gadis bodoh untukmu."


Lah kebetulan lagi, Prof Xu juga makan di sana dan langsung menghampiri mereka dan langsung menggodai mereka. Wei Yi lagi kencan sama Mo Mo, yah?

Fu Pei kontan kaget (dan sepertinya cemburu) mendengar pertanyaan itu, dan Wei Yi santai saja mengiyakan pertanyaan Prof Xu itu.


Mo Mo sempoyongan saat mereka berjalan pulang ke asrama. Fu Pei sangat mencemaskannya, tapi Mo Mo ngotot menolak bantuannya.

"Kau bahkan tidak bisa jalan dengan benar."

Mo Mo mendadak berhenti di tengah jalan dan mengonfrontasinya. "Fu Pei... kau jelek banget. (Pfft!) Karena kau sangat jelek, jadi aku ingin berhenti menyukaimu."

"Kau mabuk."

"Omong kosong!"


Kedua pria itu terus mengawasinya sampai Mo Mo sampai di asrama perempuan. Fu Pei mendadak menuntut penjelasan bak cowok yang lagi cemburu, apa sebenarnya hubungan antara Mo Mo dan Wei Yi?

Maka Wei Yi pun menjelaskan kronologi kejadian waktu itu, saat dia mengantarkan Mo Mo interview kerja dan mereka tak sengaja bertemu Prof Xu di bis. Demi menghindari Prof Xu, dia terpaksa berbohong ke Prof Xu kalau dia lagi kencan dengan Mo Mo biar Prof Xu berhenti mengganggunya.

"Tapi kau kan sudah menyelesaikan ujianmu, kenapa berbohong lagi?"

"Aku hanya ingin memberimu pelajaran."

"Apa maksudmu?"

"Kau berusaha menghindari perasaan Si Tu Mo."

"Kami cuma teman."

"Benarkah? Lalu kenapa kau menginterogasiku sekarang?"

"Pokoknya menjauhlah dari Mo Mo!"

"Aku tidak masalah. Kau harusnya tanya pada dirimu sendiri. Bisakah kau mengontrolku?"

Fu Pei benar-benar galau memikirkan masa lalunya di SMA dengan Mo Mo.

Flashback.


Hari itu, ada seorang cewek teman sekelas mereka yang ngambek dan menangis setelah mendengar kalau Mo Mo dan Fu Pei akan bersama setelah lulus nanti.

Mo Mo mau bicara, tapi Fu Pei dengan cepat mendorongnya duduk kembali lalu meyakinkan gadis itu kalau dia dan Mo Mo TIDAK AKAN bersama setelah lulus.


Jelas saja ucapannya itu membuat Mo Mo marah. Fu Pei berusaha menjelaskan ke Mo Mo bahwa dia melakukan hal itu hanya untuk menyudahi masalah ini.

"Apa kau takut?"

"Tidak."

"Aku tidak takut."

"Mo Mo!"

"Sudahlah, lupakan saja. Aku mengatakannya hanya sebagai candaan."

Pertengkaran mereka jadi pusat perhatian para murid perempuan yang lewat dan mereka bahkan menggosip nyinyir, menuduh Mo Mo sedang berusaha menggaet Fu Pei.

Mo Mo jadi makin kesal mendengarnya. Dia tahu kalau janjinya Fu Pei itu cuma candaan karena dia tidak pernah melakukan apapun dengan serius, tapi dia kira kalau dia berhasil mengubah Fu Pei, ternyata dia terlalu kepedean. Lupakan saja janji mereka. Fu Pei jadi kesal mendengarnya, baiklah kalau begitu.

"Kalau begitu kita sepakat!"

"Kalau begitu kita cuma teman di masa depan!"

"Apa kau sungguh kekurangan teman?" Mo Mo sakit hati dan langsung pergi.

Flashback end.

Epilog:


Video yang digunakan Fu Pei untuk mengancam Wei Yi itu ternyata video saat Wei Yi memakai baju seragam tentara saat dia sedang mabuk, beda banget dari image Wei Yi yang biasanya cool.

Waktu itu, Fu Pei yang merekamnya sambil pura-pura jadi profesor jenius yang sangat Wei Yi kagumi... dan Wei Yi nyerocos mabuk memuji-muji sang profesor dan kehebatannya yang luar biasa bagi perkembangan umat manusia.

"Karena kau mengagumiku sebesar itu, apa kau tahu siapa namaku?"

Wei Yi mendadak hormat grak. "Yang terhebat... Albert Einstein!"

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam