Sinopsis Leh Nangfah Episode 9 - 1

Sinopsis Leh Nangfah Episode 9 - 1


Pat curiga, jangan-jangan Piwara yang membocorkan masalah ini ke Tee. Soalnya cuma mereka bertiga yang mengetahui perkara ini.

Piwara bersikeras menyangkalnya. Dia bahkan berani bersumpah kalau dia akan mati dan keluarganya tidak akan hidup bahagia jika dia memang pelakunya. Tapi kalau bukan Piwara, terus siapa? Masa si burung gila itu?


Kratua mendadak jejeritan heboh. "Itu pasti burung hantu! Itu pasti burung hantu, Khun Pat! Mungkin burung itu dilatih untuk mencuri atau menyelidiki rahasia."

"Ngayal!"

"Kalau begitu siapa, Khun Pat? Apa mungkin ini nasib buruk kita? Kita harus pergi ke kuil dan berdoa pada Buddha untuk men-delete karma kita."

"Sebelum men-delete karma, lebih baik kita men-delete Beauty dari perusahaan ini dulu!"

Berhubung sekarang hanya Piwara yang tidak kena skors, Pat menyuruh Piwara untuk menjadi mata-mata selama dia diskors dan lapor padanya setiap hari.


Tee sudah tak sabaran menunggu di ruang tamu. Beauty akhirnya turun tak lama kemudian dan mengajaknya pergi. Tapi Tee penasaran, apa yang sebenarnya Beauty inginkan darinya?

"Lakukan saja apa yang kusuruh selama seharian penuh. Itu saja."

"Melakukan apa?"

"Shopping. Ayo, cepetan!"


Tak lama kemudian, Tee dengan terpaksa jadi pembantunya Beauty yang harus membawakan barang-barang belanjaannya.

Oh, tapi Tee belum meminta maaf padanya. Tee bingung, kenapa dia juga harus meminta maaf?

"Karena kau menghinaku sebagai orang yang ceroboh, tidak berhati-hati dan gagal."

"Aku tidak pernah mengatakan itu."

"Pokoknya, mirip-mirip itulah." Beauty langsung mendekatkan kupingnya untuk mendengarkan kata maafnya.

"Maaf." Gumam Tee

"Hah? Kau bilang apa? Aku tidak dengar?"

"Aku minta maaf."

"Sepertinya ada masalah dengan kupingku. Katakan lebih keras. Lebih keras."

"MAAFKAN AKU!!! Puas?"


Belum lah. Tee terlalu meremehkannya. Minta maaf saja tidak cukup. Dia lalu memerintahkan Tee untuk menaruh barang-barangnya dulu lalu menyuruhnya berpose sama persis seperti pose model iklan di cutout standee itu.

"Kau sudah gila apa?"

"Kau mau melakukannya atau tidak?"

"Tidak akan."

"Tapi kau sudah janji padaku kalau kau akan melakukan semua yang kukatakan selama seharian penuh."

Sambil mendesis kesal, Tee terpaksa harus melakukannya. Beauty senang lalu memotretnya dengan antusias. "Aku harus share ini. Lihatlah posemu. Akan ku-upload di Instagram dan Facebook dan lain-lain!"


Dia lalu membawa Tee ke sebuah tempat spa. Tee mau langsung pergi mengira tugasnya sudah selesai sampai di sini. Tapi Beauty mencegahnya dan sekali lagi mengingatkan janji Tee.

Seorang petugas spa muncul tak lama kemudian tiba-tiba mengumumkan kalau honeymoon suite sudah siap. Pfft! Tee jelas bingung, apa maksudnya honeymoon suite?

Jadi begini, tempat spa ini menawarkan paket untuk pasangan honeymoon pakai coklat dari Belgia dan bunga mawar merah dari Belanda. Tapi berhubung mereka bukan kekasih, jadi Beauty memilih paket body massage pakai kerang laut.

"Tapi kalau kau mau exfoliate wajahmu dengan debu berlian juga boleh, biar kulitmu sempurna seperti kulitku..."

"Tidak mau! Aku mau kembali kerja. Akan kujemput nanti kalau kau sudah selesai."

"Tungguh! Aku ingin sekali kau spa. Kau kan sudah bekerja keras, jadi kau pantas mendapatkan waktu istirahat." (Oww, manisnya Beauty)

 

Jade antusias mengajari Orn main golf dan memanfaatkan kesempatan untuk menyentuh Orn. Tapi Orn tidak suka dan memperingatkannya untuk tidak menyentuhnya.

Orn memukul bolanya asal-asalan dan berniat menyudahi latihannya dengan cepat. Tapi Mami memperingatkannya untuk terus latihan. Jika tidak, Papa tidak akan mau membantu mengembangkan tokonya Orn.

Kesal, terpaksa Orn balik latihan lagi sambil berbisik kesal ke Jade. "Aku melakukan ini hanya demi tokoku."

"Aku juga melakukannya hanya demi perusahaanku." Balas Jade.


Mau tak mau, Tee akhirnya mau juga melakukan spa itu. Dia tampak agak terpana saat Beauty muncul dengan hanya memakai kimononya dan rambut disanggul.

"Kau menunggu, yah?" Goda Beauty saat melihat Tee belum membuka kimononya.

Tee akhirnya membukanya dan kali ini Beauty yang terpana melihat tbuh Tee yang aduhai sampai dia harus buru-buru memalingkan wajahnya dengan malu.

"Aku sudah melepasnya. Kau juga harus melepasnya. Cepetan, biar kita samaan. Bukankah kau terburu-buru? Aku menunggumu." Goda Tee.


Malu, Beauty buru-buru meminta petugas spa untuk menutup tirai pembatas di antara mereka. Di tengah proses pemijatan, Tee hendak protes lagi. Tapi tepat saat itu juga, dia melihat Beauty tampak begitu menikmati pijatannya.


Tee kontan terpesona menatap Beauty dengan senyum lembut tersungging di bibirnya. Tapi tiba-tiba Beauty berpaling ke arahnya. Kaget, Tee cepat-cepat mengalihkan tatapannya dengan canggung.

"Mulai menyukainya, yah?" Goda Beauty.

"Bisakah kita menikmati pijatan tanpa saling mengganggu?" Protes Tee.


Lalita cemas melihat Beauty bersama Tee. Tidak mungkin mereka bisa bersama, mereka kan saling membenci sejak mereka masih kecil. Dewi mengingatkan bahwa masa depan manusia, bukanlah urusan mereka.

"Tapi tidak ada cukup waktu. Aku tidak bisa tidak mengkhawatirkannya."

"Bukankah kau sendiri yang bilang kalau dia harus belajar belas kasihan dan menjadi pemaaf."

Tetap saja Lalita cemas. Bagaimana bisa mendapatkan seseorang yang Beauty cintai lebih daripada dirinya sendiri dalam waktu sesingkat itu.

"Cinta bisa terjadi setiap saat. Tak peduli berapa bulan, tahun atau bahkan dalam sekejap mata. Jika kita bertemu orang yang tepat, cinta sejati pasti akan selalu terjadi."


Tak nyaman, Tee berusaha meminta mereka memadamkan lilin aromaterapinya. Tapi Beauty dengan sengaja menggodanya dengan meminta tambah lilin aromaterapinya, soalnya dia suka baunya. Tee sontak menatapnya dengan kesal... padahal diam-diam senyum juga. Heheee.


Selesai spa, Tee melamun memperhatikan interior gedung itu. Beauty keluar tak lama kemudian sambil mengomentari kulitnya yang jadi cantik setelah di-spa. Nih lihat, katanya sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Tee.

Tee kontan terpana, tapi dia buru-buru menguasai dirinya dan mengklaim kalau dia masih agak pusing gara-gara bau aroma tadi.

"Tapi rasanya enak setelah spa. Lihatlah, kulitmu jadi terlihat sempurna. Ayo kesini lagi kapan-kapan."


Tee menolak. dia tidak suka bau minyaknya. Lagian daripada berbaring berjam-jam, bukankah seharusnya dia bekerja? Pokoknya Tee tidak suka melakukan hal-hal tidak penting. Ini cuma buang-buang waktu.

"Aku ini presiden sebuah perusahaan. Aku tidak punya banyak waktu sepertimu."

"Saat aku resmi jadi presiden perusahaan nanti, aku akan bekerja sekeras mungkin selama jam kerja dan istirahat sebanyak mungkin setelah jam kerja usai. Jika tidak, wajah cantikku ini bisa keriputan lebih cepat."

Beauty bahkan berpikir kalau perusahaan mereka harus mempekerjakan pemijat untuk para karyawan. Kalau mereka dipijat dan mereka jadi relax, mereka pasti bisa bekerja lebih keras. Terutama para karyawan yang bekerja dua shift sehari, kasian sekali mereka.


"Kau memikirkan mereka juga?" Heran Tee.

"Kau menyuruhku bekerja di pabrik cukup lama. Aku mengerti betul betapa susahnya pekerjaan itu."

Tee tersenyum mendengarnya. "Bagus."

Tapi sekarang Beauty lapar. Berhubung Tee sudah membayari spa-nya, jadi sekarang Beauty yang akan mentraktir Tee makan siang. Beauty pergi duluan, sementara Tee masih diam di sana, menatap Beauty dengan senyum lembut.


Jade makan siang bersama Orn dan Mami. Tapi melihat kedua muda-mudi itu diem-dieman, Mami beralasaan ke toilet agar mereka bisa berduaan. Orn tak mau berduaan dengannya dan berusaha ikut Mami, tapi Mami ngotot menyuruhnya menemani Jade.

"Kita harus pesan apa?" Tanya Jade

"Tidak tahu. Aku tidak ingin makan apapun!"

"Apa yang biasanya kau pesan saat makan bersama Khun Teepob?"

"P'Tee itu seorang gentleman. Dia selalu memesan untukku."

"Kurasa itu hanya karena dia tahu kalau kau tidak bisa memutuskan."

"Kau! Kau jahat! Kau tidak gentleman!"

Tepat saat itu juga, Jade melihat Tee berjalan masuk bersama Beauty. "Itu di sana, gentleman-mu."


Orn jelas tak senang melihat pemandangan itu. Apalagi Tee tampak sumringah banget bersama Beauty.


Beauty antusias melihat menu-menu tradisional Thailand dalam daftar menu restoran itu. Tee tak menyangka kalau Beauty suka makanan Thailand.

Tentu saja, soalnya makanan Thailand kan banyak mengandung rempah yang baik untuk kesehatan.

"Kalau kau tidak suka makanan Thai, kau boleh pesan yang lain."

Tee langsung menyebutkan berbagai makanan berlemak dan tidak sehat sampai Beauty jijik mendengarnya dan langsung nyerocos panjang lebar bahwa lemak itu bisa bikin kolesterol tinggi, kolesteros tinggi itu bisa menyumbat pembuluh darah, lalu dia akan kena serangan jantung.

"Tapi aku suka."

"Hah? Terserah kau, deh. Pesan saja apapun yang kau inginkan. Aku akan membooking kuil untukmu (pemakamanmu)."


Tee santai saja memanggil pelayan. Tapi yang tidak Beauty sangka, makanan yang dipesan Tee semuanya makanan sehat.

"Jadi kau berubah pikiran dan ingin tetap hidup?"

"Betul. Aku tiba-tiba ingat kalau ada seseorang yang ingin menguasai perusahaan sebagai miliknya sendiri."

"Kau tahu juga apa tujuanku. Haruskah aku benar-benar melakukannya?"

 

Tapi saat mereka lagi tatap-tatapan, tiba-tiba saja Tee mendengar Orn menyapanya dan menuntut penjelasannya karena tadi Tee bilang kalau dia ada meeting.

Tee sontak canggung dan tak enak. "Aku ada urusan dengan Khun Lallalit."


Tee tanya apakah Orn datang bersama Ibunya dan di mana mereka duduk. Orn membenarkannya dengan canggung... saat tiba-tiba saja Jade muncul dan dengan sengaja mengajak Orn kembali ke meja mereka sendiri.

Orn langsung panik menjelaskan kalau Papa meminta Jade untuk melatihnya main golf. Mereka baru saja selesai latihan dan makan siang bersama. Sungguh.

Tapi Jade dengan sengaja menyentuh Orn cukup mesra untuk memaksanya kembali ke meja mereka. Orn sampai kesal menampik tangannya.


Beauty geli melihat semua itu. "Nong Orn dan Jadecharn itu dekat? Apa kau cemburu? Kukira aku bakalan melihat perkelahian. Perkelahian memperebutkan cinta."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam