Sinopsis Leh Nangfah Episode 17 - 1

Sinopsis Leh Nangfah Episode 17 - 1


Beauty lalu pergi ke rumah Tee dan lagi-lagi, yang menyambutnya adalah Seua yang langsung ngegombal. Beauty kesal banget melihatnya.

"Kau lihat apa kucing gendut? Aku datang mencari Tee."

"Tuan sedang tidak ada. Bagaimana kalau kau ngobrol denganku dulu?"

"Dan membiarkanmu mencakarku? Dasar kucing gendut!"

Males bicara dengan Seua lagi, Beauty langsung terbang masuk ke ruang tamu dan bercicit cuit menyapa Thana dan Nee.


Tee akhirnya pulang tak lama kemudian dan langsung mengambil Beauty dari tangan ibunya. Tapi kenapa ayah dan ibu belum tidur?

Soalnya ada yang mau mereka bicarakan. Training di departemen design ini akan menjadi training terakhirnya Beauty, kan? Tee membenarkan. Jika Beauty berhasil mempresentasikan karyanya pada klien mereka, maka mereka akan mengadakan meeting eksekutif.

Thana tak menyangka."Kukira dia tidak akan bertahan lebih dari 3 hari. Ternyata dia jauh lebih baik daripada perkiraanku."

"Terima kasih, paman."


Tapi setelah trainingnya Beauty selesai, Tee akan bebas, kan? Kalau begitu, dia harus lebih sering mengunjungi Orn. Tee bingung, memangnya sekarang ini dia tidak cukup sering mengunjungi Orn?

"Jika kalian pacaran, maka kalian harus saling bertemu pagi dan malam. Seperti waktu ayah nembak ibumu. Ayah bersamanya sepanjang hari."

"Manisnya."

"Kita selalu saling merindukan, yah, ayah? Bukankah kau juga merasa seperti itu, Tee? Apa yang kau pikirkan tentang Orn?"

"Nong Orn? Dia manis dan sopan."

"Huek!" Kesal Beauty.

Tee sontak cemas mengira si burung ada masalah dengan tenggorokannya. Nee kesal menegur Tee untuk tidak mengalihkan topik. Dia selalu saja seperti ini setiap kali ditanyai. Dia kan ingin tahu perasaan Tee pada Orn yang sebenarnya.

"Masih belum ada apa-apa kok, bu." Canggung Tee.


Thana semakin curiga. Apa Tee punya orang lain? Tee ngotot menyangkal. Mereka pasti akan tahu kok kalau dia punya orang lain.

"Bagaimana dengan... Beauty?"

Beauty sontak menatap Tee dengan penasaran. Tee canggung mendengar pertanyaan itu, kenapa ibu menanyakan tentang Beauty?

"Soalnya, kau kadang terlihat sangat mencemaskannya."

Tee canggung sesaat, tapi dia tetap bersikeras mengklaim tak ada hubungan spesial antara dia dengan Beauty. Dia melakukan ini hanya demi perusahaan. Dia tidak mau berhubungan dengan orang aneh.


"Kau bilang aku aneh? Rasain, nih!"

"Augh! Hei, Beauty! Kau melakukannya lagi. Apa kau kena virus anjing gila?"

"Kau yang gila! Aku benci kau!"

Kalau Tee memang tidak punya wanita lain, maka dia harus lebih serius terhadap Orn. Thana juga sudah meyakinkan Papanya Orn kalau mereka serius terhadap Orn. Kalau Tee tidak keberatan, Thana akan menunangkan Tee dengan Orn dulu. Tee keberatan dan bersikeras akan menangani masalah itu sendiri. Dia perlu waktu lebih banyak.

"Aku tidak bisa tenang lagi. Aku ingin cucu!" Gerutu Nee.

"Bu!"

"Kau sangat kekanakan. Kau menuruti apapun perintah orang tuamu. Kenapa kau tidak memikirkan dirimu sendiri?" Kesal Beauty lalu terbang pulang.


Begitu sampai kamarnya, Beauty sontak kesal menggerutui Tee. "Aku benci banget sama dia! Cowok lemah dan tidak menjadi dirinya sendiri. Sekarang dia cocok untuk si cewek sok imut ity. 'P'Tee, Nong Orn akan merangkai bunga untukmu dan membuatkanmu dessert sampai kau segendut kodok, P'Tee. Hihihi'! Cih!"

Tapi kenapa juga dia mikirin Tee? Dia kan tidak ada hubungan dengannya. Terserah Tee mau ngapain, dia tidak akan peduli!


Tapi saat ponselnya berbunyi dari Tee. Beauty langsung antusias mencoba menggunakan paruhnya untuk menjawab teleponnya, tapi susah.

"Aku tidak bisa menjawab! Aku kan sudah bilang kalau aku tidak bisa mengangkat telepon di malam hari. Kenapa kau menelepon, gendut mata empat?"

Beauty tiba-tiba berpikir mau pergi lagi menemui Tee... tapi sedetik kemudian dia berubah pikiran. Dia tidak boleh pergi, dia harus kerja sejak subuh besok.

"Aku harus berhasil! Aku harus menang! Tidak, aku harus membuat si cewek kuno itu terkejut! Jadi, aku tidak boleh memikirkan hal lainnya."

Tapi sebenarnya dia ingin pergi juga. Jadilah dia terus ngegalau antara ingin pergi tapi berusaha menahan diri.


Capek tidak mendapat jawaban, Tee akhirnya menyerah. "Apa yang dia lakukan? Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?"

Tiba-tiba dia membayangkan Beauty sedang kencan romantis dengan Jade. Mereka saling mengucap kata cinta lalu Jade mendekat untuk menci*m Beauty.

Tee sontak mengusir bayangan mengerikan itu dari pikirannya dan berusaha mengalihkan pikirannya dengan sit-up. Seua geli melihat tuannya, kayaknya dia lagi jatuh cinta nih.


Keesokan harinya, Bibi Jan mendapati Beauty sudah bekerja pagi-pagi sekali. Dia bahkan menolak sarapan saking sibuknya dan hanya meminta Bibi Jan untuk memanggilkan Somcheng.


Gara-gara para pembuat sample-nya sakit, jadilah para designer yang musti sibuk sendiri membuat sample. Tapi saat Pat datang, dia malah mendapati para designer itu lagi tidur nyenyak.

Pat sampai harus mendorong Kratua dari kursinya untuk membangunkannya. Bisa-bisanya mereka tidur padahal presentasinya siang ini. Apa semua sample-nya sudah jadi?

Kratua langsung panik membangunkan teman-temannya dan mengklaim kalau mereka cuma perlu menangani detilnya saja sekarang. Mereka pasti bisa menyelesaikannya tepat waktu kok.

"Cepat selesaikan, biar kita bisa segera latihan presentasi! Ingat baik-baik. Salah satu dari ketiga seragam ini, harus terpilih. Jika tidak, maka kalian tidak akan mendapatkan bonus!"

 

Beauty pun sibuk membuat samplenya dengan dibantu para anak buahnya. Saat dia hendak menjahit roknya, Tee datang dan memberitahunya bahwa tenggat waktunya cuma kurang 3 jam lagi.

"Kau tidak lihat aku sedang buru-buru?"

"Seharusnya sekarang sudah selesai kalau kau mengerjakannya sejak semalam."

"Hei! Kalau kau datang cuma untuk mengatakan itu, mending kau pergi saja dan jangan ganggu aku. Kalau aku tidak menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu, aku akan menyalahkanmu."

 

"Baiklah, aku akan pergi... tapi apa kau sudah membuat presentasinya?"

Beauty kaget, presentasi apa? Tentu saja mempresentasikan seragam rancangannya pada klien. Semalam Tee berusaha menelepon Beauty, tapi dia tidak menjawab teleponnya.

"Kenapa kau baru bilang sekarang? Bagaimana bisa aku menyelesaikannya tepat waktu? Ini saja sudah membuatku cukup sibuk!"

"Baiklah. Aku akan mengajarimu dan kau cuma perlu mencontoh."


Beauty sontak menoleh saking senangnya, dan langsung canggung mendapati wajah Tee sudah ada di depan hidungnya. Tapi Tee mengingatkan kalau dia hanya akan membantu kali ini saja.

"Bawa semua informasi yang kau punya. Aku akan menunggu di luar."

Beauty langsung bergegas keluar menyusul Tee dan meminta Bibi Jan untuk menggantikannya menjahit. Begitu mereka pergi, para anak buahnya Beauty langsung geli melihat mereka. Mereka berdua sangat cute bersama.


Orn memberitahu Maminya bahwa temannya akan menikah hari sabtu nanti, tapi dia belum tanya apakah Tee ada waktu untuk ikut bersamanya atau tidak. Tapi Orn langsung bad mood saat dia melihat Jade lagi ngobrol bisnis dengan papanya.

Dia datang membawakan sketsa untuk acara fashion show itu nanti. Orn heran mendengarnya. Bukankah biasanya yang menangani acara fashion show ini adalah perusahaannya Tee?

Papa beralasan bahwa event tahun ini hanya bisa ditangani oleh satu perusahaan karena event kali ini adalah event besar. Karena itulah Papa memperingatkan Orn untuk merahasiakan masalah ini.

Jade memanfaatkan saat itu untuk mengundang Orn jadi model kehormatan untuk perusahaannya. Tapi tentu saja Orn menolak. Lagian dia masih belum bisa melupakan kejadian terakhir kali dia berjalan di catwalk bersama Beauty.


Tapi Mami merasa kali ini mungkin tidak akan ada masalah karena kali ini Orn akan melakukan modeling sendirian dan langsung menyemangati Orn untuk menerima tawaran Jade sekaligus membalas jasa Jade yang sudah mengajarinya golf.

"Tapi Orn tidak mau jadi model!"

"Sayang sekali. Padahal konsepnya sangat sesuai dengan Nong Orn."

"Apa konsepnya?"

"Thai Angel."

Mami dan Orn sontak geli mendengarnya. Papi menyuruh Jade untuk menyelesaikan design-nya dulu saja, baru dia bisa membicarakannya lagi dengan Orn.


Kratua nyerocos memberi berbagai instruksi pada si model dan teman-teman designer-nya. Pat pura-pura cemas karena seragam ke-4 belum datang juga sampai sekarang padahal sebentar lagi presentasinya harus dimulai.

Tee mencoba menelepon Beauty, tapi tidak diangkat. Parahnya lagi, klien mereka datang sesaat kemudian. Saat klien mereka tanya berapa banyak sample seragam yang akan mereka tunjukkan kali ini, Tee bingung harus jawab apa. Pat santai mengklaim kalau itu rahasia, biar surprise.


Beauty masih sibuk menjahit roknya saat teleponnya terus menerus berbunyi. Kesal, dia menyuruh Seenuan untuk mengangkatnya. Seenuan bahkan belum sempat ngomong apa-apa saat Tee memberitahunya kalau klien mereka sudah datang.

Beauty sontak panik tak tahu harus bagaimana. Somcheng menyuruhnya pergi sekarang saja. Dia bisa meneruskan jahitannya di mobil. Mereka pun bergegas pergi sampai Beauty bahkan tak punya waktu untuk mempedulikan penampilannya.


Tapi di tengah jalan, mereka malah terjebak macet panjang. Tak ada waktu, Beauty langsung mengambil rok yang belum selesai dijahit itu dan berniat mau menerobos kemacetan pakai ojek.

Para anak buahnya langsung heboh berusaha menghentikannya. Tapi Beauty tidak mempedulikan mereka dan langsung saja mencegat salah satu ojek yang lewat.


Dewi geli melihat pemandangan itu. Sepertinya pelajaran mereka sudah mulai efektif. Beauty sekarang mulai memikirkan pekerjaannya dan melupakan masalah pribadinya sendiri. Lalita juga senang, warna emas kristalnya sekarang hampir penuh sekarang.

"Tapi jangan senang dulu. Dia mendapatkan poin tinggi hanya dari beberapa perbuatan baik. Jika kita menghitung nilai rata-ratanya, kita masih belum bisa yakin apakah dia bisa mematahkan kutukannya atau tidak."

"Tapi saya yakin kalau Lallalit sudah belajar dari pengalamannya dan akan terus melakukan kebaikannya sampai akhir waktunya (jadi burung)."

"Jangan lalai dulu. Pikiran manusia bisa banyak berubah hanya dalam waktu sehari."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam