Sinopsis Leh Nangfah Episode 13 - 2

Sinopsis Leh Nangfah Episode 13 - 2


Beauty sedih melihat pabrik baru itu. Apa Korn benar-benar ingin menjadi saingannya Thanabavorn? Kenapa Korn melakukan ini? Pengkhianat!


Saat mereka makan malam, Thana menanyakan masalah acara fashion week yang akan datang itu. Tapi Nee memperhatikan Tee tampak murung dan langsung menyinggung kunjungan Tee ke tokonya Orn tadi. Tee membenarkan, tapi dia tak menyangka kalau ibunya cepat sekali mendapatkan kabar itu.

Itu karena Maminya Orn mencemaskan perasaan Orn. Sebaiknya Tee berhati-hati. Bisa-bisa mereka akan berpikir kalau Tee tidak punya perasaan pada Orn.

Thana penasaran, apa ada sesuatu hal yang penting sampai Tee harus cepat-cepata kembali ke kantor tadi? Tee canggung menyangkalnya, padahal diam-diam dia gelisah memikirkan Beauty yang pergi bersama Jade tadi.


Selesai makan malam, Tee membuka laptopnya tapi pikirannya terus gelisah memikirkan Beauty dan kemungkinan hubungannya dengan Jade. Semua pikiran itu kontan membuatnya semakin cemburu.

Seua memperhatikannya dari luar dengan heran. "Manusia macam apa dia, masih terlihat tampan bahkan saat dia sedang stres? Terlahir jadi manusia itu sungguh merepotkan. Tidak seperti kucing, selalu relax."


Tak lama kemudian, Beauty hinggap di sound system sambil ngos-ngosan. Tee hendak mencopot kaos kakinya saat dia melihat kedatangan Beauty dan langsung cemas melihat Beauty menggigil. Ada apa dengannya?

"Karena aku lelah. Aku terbang dari Jalan Bangna-Trad. Capek banget."

"Kau pasti terbang jauh, yah? Apa kau sudah makan?"

"Aku tidak lapar. Aku kelelahan setengah mati gara-gara terbang jauh."


Tee ngotot menyuapinya walaupun Beauty tak mau dan memuntahkan semuanya. "Aku tidak mau makan! Hei, aku mau tanya serius. Apa kau tahu tentang pabrik baru Paman Korn?"

"Makan dulu biar kau berhenti menggigil."

"Nggak mau!"

Tidak mengerti apa maunya si burung, Tee akhirnya meletakkan Beauty di kasur sementara dia sendiri mau mandi. Di tengah kebingungannya, tiba-tiba dia melihat laptopnya Tee masih menyala.


Yakin ada informasi di laptop itu, Beauty langsung membentur-benturkan paruhnya ke mouse laptop, berusaha menggerakkan kursornya ke folder berjudul Thanabavorn sampai dia kesakitan.

Belum juga berhasil, Tee mendadak keluar dari kamar mandi dan menegurnya. "Beauty! Sedang apa kau? Kau nakal yah sekarang."

"Kenapa kau keluar sekarang?"

"Sini kau. Kau sangat nakal yah? Ayo ikut aku."

"Nggak! Nggak mau! Lepasin! Lepasin! Lepasin!"


Tee malah jadi tambah gemas dan langsung saja membawa Beauty ke kamar mandi tanpa mempedulikan pemberontakan Beauty. Dia menaruh Beauty di atas jacuzzi lalu mencopot handuknya. Hahaha! Beauty shock.

Dia langsung memalingkan muka sambil menggerutu protes panjang lebar. "Orang gila! Aku melihat semuanya! Mataku bisa belekan. Dasar orang gila! Gila! Gila! Gila! Aku melihat semuanya!"


Keesokan harinya, Beauty bersiap berangkat kerja sambil menggerutui Tee. Dia jadi tidak bisa tidur semalam gara-gara Tee. Lihat saja, Beauty tidak akan pernah lagi datang ke rumah Tee.

Tapi Pon datang tak lama kemudian untuk mengabarkan kedatangan Tee. Beauty sontak malu-malu mendengar nama itu disebut. "Kau datang lebih pagi sekarang. Tentu saja, kau tidur sangat nyenyak semalam."

Berusaha menguasai diri, dia langsung memberi perintah ini-itu pada Pon lalu bergegas keluar tanpa mendengarkan ucapan Pon selanjutnya tentang Jade.


Beauty langsung masuk ke ruang tamu. Tapi yang dia temukan di sana malah Jade dan bukannya Tee. Dia bahkan membawakan sebuket bunga besar untuk Beauty dan mengklaim kalau dia datang untuk meminta maaf. Tapi bisakah Beauty memberitahu apa sebenarnya salahnya?

Beauty menerima bunga itu, tepat saat Tee muncul. Cemburu, Tee mendadak menyatakan kalau dia tidak bisa mengantarkan Beauty dengan alasan kalau dia harus mengecek pabrik.

Kesempatan, Jade langsung memanfaatkan saat itu untuk menawarkan tumpangan untuk Beauty. Tee pun langsung pergi dengan cemburu.


Beauty buru-buru mengejarnya. Apa Tee masih marah padanya? Tapi kan kemarin dia sudah menyuruh Somcheng untuk memberitahu Tee kalau dia ada urusan. Dia takut terlambat, makanya dia pulang sendiri. Tee mau apa lagi memangnya?

Tidak ada. Beauty mau pulang sendirian atau bersama orang lain itu adalah urusannya sendiri. Tapi seharusnya Beauty memberitahunya langsung dan bukannya menyuruh orang lain mengatakannya.

"Baiklah. Lain kali aku sendiri yang akan memberitahumu. Tapi aku benar-benar terburu-buru, makanya Jadecharn..."

"Kau tidak perlu menjelaskan. Alasan aku mengatakan ini padanya hanya supaya orang lain tidak akan memberitahumu tentang betapa buruknya kebiasaanmu. Kalau kau tidak peduli dengan perasaan orang lain, maka jangan pernah bermimpi untuk menjadi presiden yang baik seperti ayahmu."


"Kau tidak punya hak untuk mengecamku seperti itu. Aku akan menjadi presiden yang baik seperti ayahku, aku bahkan akan menjadi lebih baik daripada kau. Dan kau akan menyesal karena mengatakan itu padaku."

"Oke. Aku akan menunggu dan melihat."

"Tunggu! Tentang training, kapan aku akan bekerja di kantor? Aku sudah sebulan lebih training di pabrik sekarang."

"Sampai aku yakin kalau kau benar-benar sudah mengerti produksi."

"Dan kapan itu? Aku tidak bisa menunggu sampai 2-3 bulan!"

"Kenapa?"

"Aku tidak punya banyak waktu!"

Tee jelas semakin heran mendengarnya. Tak tahu bagaimana menjelaskannya, Beauty ngotot kalau dia punya alasan pribadi.


Beauty terdiam gelisah sepanjang perjalanan bersama Jade. Dia penasaran apakah Beauty gelisah karena dirinya. Beauty menyangkal, ini tidak ada hubungannya dengan Jade kok. Dia cuma mencemaskan pekerjaan dan beberapa hal.

Jade mengklaim kalau dia tidak akan ikut campur jika ini menyangkut pekerjaan. Tapi Beauty boleh curhat padanya sebagai teman.

"Terima kasih, Khun Jadecharn. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat."

"Baiklah, aku akan menunggu."


Di kantor, Piwara memberitahu Pat kalau presiden menunjuk Pat menjadi manager proyek Thailand Fashion Week. Pat jelas senang mendengarnya. Tapi kemudian Kratua datang dan dengan heboh memberitahu Piwara kalau Beauty tadi datang bersama Jade dari Jade Garment, saingan mereka itu.

Berhubung mereka datang pagi-pagi banget, Kratua yakin kalau Thanabavorn dan jade Garment pasti menandatangani kontrak bersama (berhubungan in**m).

Pat semakin marah mendengarnya. "Thanabavorn bukan miliknya seorang. Dia tidak berhak untuk melakukan itu!"

"Tapi dari apa yang kudengar, Jade Garment itu sangat licik." Ujar Piwara.

Kratua membenarkannya. Dia yakin kalau Jade pasti sudah mendapatkan rahasia perusahaan mereka. Kesal, Pat langsung pergi.


Setelah Pat pergi, Piwara mengomeli Kratua karena menurutnya Kratua terlalu jahat pada Beauty. Tapi anehnya, diam-diam dia tersenyum licik.


Beauty sendiri menemui senior manager untuk mengucap berterima kasih karena senior manager sudah membantu mengurus dan mengembangkan perusahaan ayahnya ini.

Dan karena sebentar lagi dia akan bekerja di sini, jadi dia berharap mendapat banyak nasehat dari senior manager. Dia janji takkan mengecewakan siapapun nanti.

Usai berbasa-basi, Beauty langsung melancarkan aksi tanya-tanya tentang Korn. Dia mengklaim kalau dia tidak pernah bertemu Korn sejak dia training di sini. Di mana Korn sekarang?

Senior manager dengan lugunya berkata kalau Korn akan datang agak siangan kecuali kalau dia harus mengecek pabrik. Dengan sok polos, Beauty tanya apakah Korn sering pergi ke sana. Senior manager berkata sekitar 3-4 hari seminggu.

"Tapi dia tidak pernah mendatangi pabrik tempat Beauty bekerja. Beauty sakit hati. Dia cuma mengecek pabrik di Lad Lum Kaew. Kurasa dia mungkin membangun pabrik baru di suatu tempat sampai dia tidak punya waktu untuk keponakannya ini."


Tapi senior manager menyangkal, perusahaan mereka ini hanya punya pabrik yang ini dan di Lad Lum Kaew, tidak ada yang lain. Beauty tak percaya, senior manager yakin kalau Korn tidak pernah pergi ke tempat lain atau mengerjakan pekerjaan lain?

Senior manager yakin tidak, Kon sangat mencintai dan berdedikasi pada Thanabavorn. Dia punya banyak pekerjaan, tidak mungkin dia punya waktu untuk mengerjakan hal lain.

Beauty jadi semakin yakin kalau Korn membangun pabrik secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun. Apa Tee mengetahuinya? Dia langsung menghubungi Tee, tapi nomornya tidak aktif.


Pat ke kantornya Tee, tapi sekretarisnya bilang kalau Tee sedang pergi mengecek pabrik di Lad Lum Kaew. Pat kesal mendengarnya. Tapi kemudian dia punya ide bagus lalu menelepon Kratua dan menyuruh Kratua menemaninya ke pabrik.


Thana dan Nee menemui kedua orang tua Orn di cafenya Orn dan mengundang mereka untuk makan malam bersama nanti.

Tapi Papa dan Mami mengaku tak bisa ikut. Papa karena ada meeting, sementara Mami ada kelas yoga.

Kalau begitu, Orn saja yang makan malam bersama mereka. Orn setuju dengan senang hati. Thana lalu menelepon Tee.


Di pabrik, Seenuan ngotot tidak mau memakai sarung tangan bajanya. Somcheng sampai sebal dan langsung menasehati Beauty untuk tidak meniru perbuatan ibunya itu. Ibu dan anak itu terus saja berdebat dan saling menggoda sampai Beauty geli melihat mereka.


Somcheng lalu membantu Beauty memakai sarung tangannya dan bersama-sama mereka mengajari Beauty cara memakai alat pemotong kain itu. Mereka baru saja berhasil satu kali saat Pat cs tiba-tiba datang dan langsung melabrak Beauty dan keberisikan mereka.

Pat bahkan melampiaskan kekesalannya dengan menyalahkan Somcheng. Beauty tidak terima dan langsung membela Somcheng.

Berusaha menengahi mereka, Seenuan buru-buru mengalihkan perhatian Beauty untuk melanjutkan pelatihan mereka.


Beauty baru saja menyalakan mesinnya, tapi Pat malah sengaja membentak-bentak dan mengklaim kalau Beauty salah potong. Jelas ketiga wanita itu jadi kaget dan ketakutan gara-gara bentakannya dan buru-buru mematikan mesinnya.

Pat terus saja cari perkara mencari-cari kesalahan Beauty dan Beauty pun terus terpancing emosi. Seenuan berusaha menghentikan perdebatan mereka dan dengan bijak meyakinkan kalau kesalahan potongan ini bisa diperbaiki. Dia sendiri yang akan memperbaikinya.

Seenuan pun mulai menyalakan mesinnya lagi. Tapi Pat terus saja teriak-teriak melabrak Beauty dan menuduhnya memberikan rahasia perusahaan pada saingan mereka.

Beauty tidak terima dan jadilah kedua sepupu itu berdebat ngalor-ngidul dan saling menghina dengan kata-kata kasar yang ujung-ujungnya membuat Seenuan jadi ketakutan dan tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya.


Saking marahnya, Pat sontak menggebrak meja dan seketika itu pula Seenuan tiba-tiba menjerit kesakitan dan darahnya terciprat ke wajah Beauty.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam