Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 8 - 4

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 8 - 4


Kedua pengantin saling bertukar cincin lalu sang pengantin pria menci?m pengantinnya. Mereka yang ci?man, kade yang heboh sendiri di dalam batinnya saking senangnya bisa melihat pernikahan kedua tokoh sejarah itu: Constantine Phaulkon atau dikenal juga dengan gelar kebangsawanannya 'Chao Phraya Wichayen', dan Maria Goyumar atau dikenal juga dengan nama lainnya 'Thao Thong Kip Ma'.

Por Date kesal melihat sikapnya sampai dia harus menegur Kade berulang kali. Tapi bahkan setelah resmi jadi suami-istri, Maria tidak sedikitpun tampak bahagia.

 

Phaulkon dengan cepat menghentikan tepuk tangan para tamu undangan untuk mengucap terima kasih atas kedatangan para tamu undangan, tak lupa dia juga berterima kasih atas kebaikan Khun Lek padanya selama ini.

Tapi kemudian suasana mendadak tegang saat Phaulkon mengumumkan pada semua orang untuk tidak lagi memanggil istrinya sebagai Mae Maria.

"Aku sangat tidak menyukai nama itu. Istriku bukan lagi pedagang seperti sebelumnya. Jadi jangan lagi menyebutnya dengan nama biasa. Mulai sekarang, namanya adalah Thong Kip Ma... sama seperti wanita Perancis."

Maria tampak jelas tidak menyukai nama itu, tapi dia tak berani membantahnya. Phaulkon berbincang dengan Khun Lek, Kade pun memanfaatkan saat itu mendekati Maria  dan membisikkan selamat.


"Selamat, ya. Mae Maria err... Thong Kip Ma."

"Aku ingin kau memanggilku seperti sebelumnya."

"Tidak bisa. Itu dilarang. Itu nama terlarang."

"Apa kau akan datang menemuiku lagi?"

"Aku punya banyak hal untuk kubicarakan denganmu." Janji Kade lalu memeluk Maria.

Tapi Phaulkon tak suka melihat keakraban mereka, apalagi Maria berdiri terlalu dekat dengan Por Date. Dia langsung menyeret Maria menjauh dari mereka.


Setelah acara selesai, Reung dan Luang Sri Yhot pamit duluan. Reung janji mereka akan ngobrol lebih banyak lagi kapan-kapan. Luang Sri Yhot juga ingin ikut nanti dan tentu saja Kade tidak keberatan sama sekali. Tapi Por Date tak suka dan langsung menatap Kade dengan garang.

Setelah kedua pria itu pergi, Kade langsung membahas ekspresi Phaulkon tadi. Sepertinya Phaulkon marah pada Por Date, seperti cemburu atau apalah. Apa Por Date tidak lihat?

"Aku lihat. Tapi aku tidak peduli. Karena aku tidak berpikir yang tidak-tidak terhadap istrinya." Ketus Por Date. "Kalau Por Reung dan Ork Luang Sri Yhot bisa mengantarkanmu pulang, mereka pasti sudah bisa melakukannya."

Oh, Kade langsung mengerti alasan kemarahan Por Date. Tapi kemudian Por Date mulai kelewatan saat dia berkata. "Sayang sekali kau sudah bertunangan denganku duluan, jika tidak, tangga rumahmu pasti sibuk (menerima lamaran para pria)... dan aku tidak perlu mengorbankan diriku sendiri."

Jelas saja Kade tersinggung mendengar kalimat terakhir itu. Bahkan sekalipun dia wanita yang belum menikah yang tidak diinginkan siapapun, tapi dia tidak akan memohon pada siapapun untuk menikahinya.

"Aku tidak mau siapapun mengorbankan diri mereka secara tak rela. Kalau kau tidak senang, maka aku akan bilang sendiri pada paman dan bibi bahwa pertunangan kita... tidak perlu."


Di rumah, Prik sedang ribut memberi perintah pada para pelayan lainnya. Tiba-tiba Joi datang terburu-buru untuk mengabarkan hal penting untuk Pin dan Yam. Ada masalah.

Sontak semua pelayan heboh teriak serempak. "Ada masalah apa?!"

"Aduh! Aku akan bilang sebelum kalian membuat telingaku pecah."

Dia memberitahu mereka bahwa sepanjang perjalanan pulang tadi, Kade dan Por Date diem-dieman.

Oi! Mereka kira ada masalah apa. Para pelayan santai saja, Pin yakin sebentar lagi mereka pasti akan saling bicara lagi.

"Mereka sudah bicara lagi sekarang... mereka sedang bertengkar di dok!"

HAH?! Para pelayan sontak heboh. Joi, Pin dan Yam pun langsung melesat ke dok dan menemukan kedua orang itu sedang meneruskan perdebatan mereka yang tadi.


Saat Por Date menuduh Kade tidak mau bertunangan dengannya, Kade tanpa ragu membenarkannya. Tapi Por Date mengaku sendiri kan tadi kalau dia mengorbankan dirinya sendiri.

Tidak ada seorang pun yang memaksa Por Date kalau dia memang tidak mau menikah, Por Date sendiri yang menawarkan diri. Kade kan juga sudah menolak, dia tidak peduli dengan omongan orang. Menolong orang tenggelam itu cuma teknik.

Por Date gregetan mendengar omelan Kade. "Dia tidak mengerti (apa yang kumaksud)."


Kade berusaha menghalanginya pergi, tapi Por Date menampik tangannya dengan kasar hingga membuat Kade oleng dan hampir saja terjatuh.

Tapi untung saja Por Date sigap menangkapnya dan jadilah Kade mendarat di pangkuan Por Date lagi. Dan yang paling lucu tuh reaksi para pelayan yang lagi ngintip.

Tapi dalam insiden itu, tak sengaja perhiasan ruby-nya Kade terjatuh dan pecah. Mereka berdua begitu larut dalam kedekatan itu hingga mereka tidak menyadarinya.

"Apa kau terluka?"

Malu, Kade buru-buru melepaskan diri. "Aku tidak terluka."


Kayaknya malah Por Date yang kesakitan. Saat dia mau berdiri, dia malah meringis kesakitan. Tapi dia terlalu jaim untuk mengakuinya dan jadilah dia tetap duduk bergaya di sana sambil meneruskan perdebatan mereka.

"Kau bersikap seolah tidak ada seorang pun yang memandangmu. Reung dan Ork Sri Yhot pasti sedih. Tapi jika mereka dengar kau akan jadi lajang lagi..." Por Date mendadak berdiri sambil berusaha menahan sakitnya. "Jangan khawatir. Asalkan kau terus maju dan mencampakkan tunanganmu, semua pria di ibu kota pasti akan bergegas untuk menghiburmu."

Kade jelas sakit hati mendengarnya. "Kau memang benar. Tapi akan jauh lebih baik jika kau tidak bicara sama sekali."

Kade langsung mendorong Por Date hingga dia terhempas kembali ke bangku dengan cukup keras dan kontan membuatnya meringis kesakitan lagi.


Kade kembali ke kamarnya sambil bersungut-sungut. "Bagus. Semua tugas rumah yang bibi ajarkan padaku sebelum menikah, batal tunangan juga tidak apa-apa."

Tapi saat dia memperhatikan dirinya di cermin, dia baru sadar perhiasannya hilang dan langsung panik. Di mana perhiasannya?


Por Date sendiri sedang memunguti pecahan-pecahan perhiasan itu. Saat Khun Ying mengetahuinya, ia sontak ngomel-ngomel lagi mengeluhkan Kade. Tepat saat itu juga, Kade keluar untuk mencari perhiasannya yang hilang dan mendengar Khun Ying sedang menggerutuinya dan keheranan kenapa perhiasan itu bisa rusak.

"Khun P' yang menarik dan merusaknya, jao ka."

Tak ingin memperpanjang masalah, Por Date menyerahkan perhiasan rusak itu ke Kade. Tapi Kade tidak terima dan menuntut Por Date untuk memperbaiki perhiasan itu sendiri. Soalnya Por Date yang merusaknya, jadi dia yang harus tanggung jawab.


Khun Ying kesal melihat sikapnya. Tapi Ayah langsung membentaknya dan menyuruh Prik untuk memperbaikinya. Prik menolak, malah menyarankan agar si pemilik perhiasan itu sendiri yang memperbaikinya.

Kesal, Kade terpaksa mengulurkan tangannya untuk meminta perhiasan itu kembali dari Por Date. Tapi yang tak disangkanya, Por Date dengan manisnya menyimpan perhiasan itu dan berkata kalau dia akan memperbaikinya sendiri.

Kade sontak berhenti marah dengan senyum tersungging di wajahnya. Ayah senang melihat perkembangan hubungan mereka. Apa Por Date memperhatikan bahwa ada banyak hal yang berubah di rumah ini?

"Saya melihatnya dengan jelas, Ayah."

"Seperti apa?"

Por Date langsung berpaling menatap Kade, tapi dia terlalu ragu untuk mengutarakan pikirannya. Memahami kegalauan putranya, Ayah tak mendesaknya dan mengakhiri topik pembicaraan itu sampai di sini.


Kade punya pertanyaan untuk ditanyakan pada Ayah, dia ingin tahu tentang Constantine Phaulkon. Suasana sontak jadi tegang gara-gara pertanyaannya itu. Por Date pun langsung ngomel-ngomel lagi, menggerutui kelakuan aneh Kade.

Tadi waktu di gereja juga Kade menyebut nama orang yang tidak dikenal, Chao Phraya Wichayen.

Ayah jadi penasaran, siapa itu Wichayen? Apa itu nama lainnya Phaulkon? (saat ini Phaulkon masih belum mendapat gelar itu, makanya semua orang tidak kenal siapa Chao Phraya Wichayen)

"Oi. Semua orang cuma punya satu nama. Siapa juga yang memiliki 2-3 nama?"

"Nama panggilan."

"Nama panggilan? Apa itu nama panggilan?"

"Seperti Luang Sorasuk. Nama panggilannya kan Duer. Bukankah begitu?"


Khun Ying malah tambah bingung. Luang Sorasuk kan cuma punya satu nama. Kade benar-benar sudah gila rupanya. Por Date setuju. Kade bicaranya selalu ngawur dan suka sekali membantah. Apa Wichayen itu nama orang?

"Yah nama oranglah, masa nama kuda." (Wkwkwk!)

"Bisa tidak kau berhenti bercanda?"

"Maaf, Khun P'... Maaf."

Bersambung ke part 5

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam