Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 7 - 5

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 7 - 5


Saat Pin hendak meramu obat demam untuk Kade, Por Date datang membawakan sebungkus obat untuk demamnya Kade. Pin sungguh terharu dan berterima kasih padanya. Por Date langsung keluar setelah itu.


Ayah memberitahu istrinya bahwa keahlian yang Khun Ying ajarkan pada Kade pasti tidak akan sia-sia. Khun Ying malah sebaliknya, dia ingin sekali itu menjadi sia-sia.

"Betul sekali, jao ka." Serobot Prik... yang sontak mendapat hadiah pelototan tajam dari kedua tuan dan nyonyanya.

Ayah heran dengan sikap istrinya ini. Dia kan seorang ibu, apa dia tidak ingin melihat putra mereka bahagia? Khun Ying tidak terima, tentu saja ia ingin putranya bahagia. Tapi Khun Ying akan lebih bahagia kalau bukan Kade wanitanya.

"Mereka adalah belahan jiwa, mereka memiliki bupphae saniwaat (takdir cinta) bersama. Aku bahkan tidak perlu meramal peruntungan mereka. Bahkan aku yang tidak berada di rumah seharian, bisa melihat hal itu. Tapi orang yang berada di rumah seharian, malah tidak bisa melihatnya." Sindir Ayah.

Juang mengaku kalau dia juga melihat kalau Karakade yang sekarang beda dari Karakade yang dulu. Jit juga bisa melihat hal yang sama.

"Lalu kenapa Khun Ying... dan pelayannya tidak tahu?" Sindir Ayah. "Jangan terkejut Nang Prik. Jaga sikapmu."


Tapi Prik punya alasan kuat untuk membenci dan tidak mempercayai Karakade. Dulu dia direndahkan dan dicaci maki oleh Karakade lebih daripada siapapun, makanya dia harus berhati-hati.

"Hei, Nang Prik! Apa matamu tidak bisa melihat kalau Mae Ying sekarang tidak sama dengan yang dulu?!"

"Saya masih belum mempercayainya, jao ka."

"Apa kau mau menunggu sampai Mae Ying mengusirmu?"

"Kalau Mae Ying mengusir saya, maka itu artinya dia tidak berubah."

Khun Ying setuju. Kade masihlah Karakade yang dulu jika dia mengusir siapapun dari rumah ini. Dan jika begitu, Khun Ying akan semakin membencinya... selamanya, tak peduli biarpun Kade itu menantunya.


Kesal mendengar kekeras-kepalaan istrinya, Ayah langsung berpaling kembali ke Juang dan Jit untuk mempertanyakan kembali pendapat mereka tentang Kade. Mereka awalnya ragu, tapi akhirnya Jit mengaku kalau menurutnya Kade sudah berubah sekarang.

Juang sependapat dengan Jit. Tapi di satu sisi, dia juga sama seperti Prik. Dia belum bisa mempercayai Kade sepenuhnya.


Setelah memastikan Kade meminum obatnya, Pin menyuruhnya tidur lagi. Tapi Yam penasaran, dari mana Pin mendapatkan obat ini?

"Thun Khun." Bisik Pin.

Yam senang mendengarnya. "Sudah kuduga."

Mereka lalu pergi agar Kade bisa istirahat dengan tenang. Tapi sebenarnya Kade masih belum tidur. Dia mendengar bisikan mereka tadi dan ity kontan membuatnya menitikkan air mata haru dan senyum tersungging di wajahnya.


Para pria berkumpul di kediaman Khun Lek. Ia memanggil Por Date dan Khun Ban kemari untuk membicarakan masalah Raja yang ingin mengirim duta besar ke Perancis.

Khun Lek mengaku bahwa dia sudah bicara pada Raja untuk mempromosikan Khun Ban sebagai duta besar ke Perancis. Jadi sekarang Khun Ban punya waktu 4 tahun untuk bersiap-siap.

Khun Lek mengaku bahwa mengirim duta besar ke Perancis itu idenya Phaulkon dan Raja langsung setuju. Alasan mereka mengirim duta besar ke Perancis adalah untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari Perancis agar mereka bisa memutuskan hubungan bisnis dengan Inggris yang semakin hari semakin menekan mereka.


Khun Lek mengingatkan Khun Ban bahwa persiapan paling penting yang harus dilakukannya adalah mempelajari Bahasa Perancis. Dia harus bisa fasih berbahasa Perancis agar dia nantinya bisa menjawab semua pertanyaan. Khun Ban santai saja, mereka kan bisa pakai penerjemah.

"Kita tidak boleh pakai penerjemah, kau harus mengucap setiap kata sendiri. Mengerti?" Tegas Khun Lek.

Ia lalu meminta Por Date untuk ikut dalam rombongan duta besar ini juga. Por Date tampak ragu karena itu artinya dia harus berpisah dengan Kade, tapi dia juga tidak menolak.


Saat mengantarkan Por Date ke depan tak lama kemudian, Janward yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka, tanya berapa lama Por Date akan pergi nantinya? Por Date berkata mungkin sekitar 2 tahun.

Janward kaget mendengarnya akan pergi selama itu. Janward sedih, semua orang hanya memikirkan masalah kepergian itu. Tapi entah apa yang dipikirkan oleh mereka yang ditinggalkan.

"Aku pasti akan merindukan semua orang di sini." Ujar Por Date lalu pergi, meninggalkan Janward yang berlinang air mata mendengar ucapannya itu.


Melihat putrinya menangis, Ibunya Janward langsung kesal merutuki Karakade. Wanita aneh itu tidak punya garis keturunan, dia cuma putri seorang pejabat daerah dan perilakunya sangat aneh.

Ibu heran, kenapa Ayahnya Por Date menginginkannya sebagai menantu lebih daripada putri seorang Chao Phraya Thibadi (Khun Lek) yang merupakan seorang menteri kerajaan.

Tapi Janward tidak suka dengan sumbarnya sang ibu. Ibu selalu saja berkata berulang kali bahwa dia adalah putri ayah dan dia pasti akan mendapatkan apapun yang dia mau. Tapi nyatanya tidak seperti itu.

"Aku sama sekali tidak sebanding dengan Mae Karakade. Tolong Ibu ketahui itu."


Saat Yam mengoles obat ke lukanya, Kade langsung meringis kesakitan. Prihatin, Yam meyakinkannya untuk bertahan sedikit lagi. Dalam 2-3 hari lagi, lukanya pasti akan kering dan dia bisa keluar lagi.

Tapi kejadian ini membuat Kade jadi kapok, dia tidak mau pergi ke mana-mana lagi. Dia penasaran, sudah berapa lama mereka tinggal di rumah ini?

"Hampir 2 tahun, jao ka."

"Apa aku sering keluar?"

Yam menyangkal, Karakade (yang asli) tidak pernah keluar ke mana-mana karena dia tidak pernah mau keluar. Karakade bilang kalau dia tidak mau keluar karena dia tidak suka panasnya matahari.

Saat hujan, dia tidak mau kena basah dan demam. Dia juga tidak suka batuk dan tidak suka bersin. (Pfft!)

"Orang macam apa yang tidak suka batuk dan bersin?" Heran Kade.

"Nona bilang kalau itu menyakiti tenggorokan dan d~~a Nona."

"Sulit dipercaya."

"Percayalah, jao ka. Saya tidak bohong."


Karakade juga tidak pernah mau keluar ke mana-mana pada musim dingin, soalnya Karakade tidak suka dingin dan lebih suka menghangatkan diri di rumah. Para pelayan bahkan harus menyalakan perapian sepanjang malam untuk menjaganya tetap hangat. Kade heran, memangnya mereka tidak punya selimut apa?

"Selimut? Kain maksudnya? Itu sulit dicari, lagipula harganya mahal. Pejabat yang bayarannya rendah, tidak mampu membelinya, jao ka."

"Tapi dari apa yang kubaca mengatakan bahwa Ayutthaya sangat makmur seperti kota surga."

Pfft! Yam sontak tertawa mendengarnya. Siapa yang bilang begitu? Itu tidak benar. Yang bisa menikmati surga itu hanya para pejabat tinggi. Para pelayan dan budak sangat miskin.

Rumah ini jauh lebih baik. Tuan-tuannya sangat baik dan murah hati. Jika tidak, mungkin mereka hanya bisa makan nasi pakai garam dan lada.

"Oh-ho, segitunya? Sulit dipercaya."

"Sungguh, jao ka! Apa anda lupa semuanya, Nona?"

Kade mengiyakannya saja dengan canggung. Dia lupa segala-galanya. Tapi beneran deh, dia kapok pergi ke mana-mana lagi. Dia sudah belajar dari kesalahannya.


Tapi tiba-tiba Pin datang sambil berlari dengan antusias memberitahu Yam bahwa keponakannya Yam baru datang dari Songkrae. Sekarang dia ada di dapur, dan Pin juga sudah memberinya makan.

Yam langsung nyerocos senang tentang keponakannya itu. Keponakannya yang satu itu selalu bermimpi bisa berkompetisi dalam lomba balap perahu.

Kade seperti biasanya, langsung antusias dan penasaran mendengar adanya lomba balap perahu itu. Pin memberitahu bahwa setiap tahun, selalu diadakan lomba balap perahu saat arus sungai surut. Itu acara yang sangat menyenangkan.

"Tahun ini kapan acaranya?"

Pin berkata besok. Dia dan Yam mau pergi untuk menontonnya. Seketika itu pula, Kade langsung melupakan ucapannya tadi dan antusias mau ikut menyaksikan perlombaan itu.

"Anda mau ikut? Kalau anda mau ikut, maka anda harus minta izin Khun Ying, jao ka."

"Oke, aku akan minta izin."

Yam heran mendengarnya. "Apa anda masih belum kapok juga, jao ka?"

"Satu acara lagi saja, setelah itu aku pasti akan kapok."

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam