Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 6 - 2

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 6 - 2


Setelah Phaulkon pergi tak lama kemudian, Ayah memberitahu Maria tentang apa yang dikatakan Phaulkon padanya tadi. Bahwa dia mencintai Maria dan akan meminta Pastor datang kemari untuk melamarkan Maria untuknya. Bagamana pendapat Maria?

"Aku tidak akan setuju."

"Kau belum mempertimbangkannya. Apa ini jawabanmu?"

"Aku sudah memikirkannya. Jawabanku tetap sama."

"Apa alasanmu?"

"Benci."


Di rumah, Pin dan Yam sedang sibuk membuat ramuan rempah-rempah saat tiba-tiba saja mereka melihat Por Date muncul di sana sedang mengintipi kamarnya Kade.

Por Date tidak melihat mereka karena dia berdiri membelakangi mereka. Tapi saat dia hendak balik, dia malah mendapati kedua pelayan itu sedang melihatnya. Ha! Malunya.


Mengabaikan rasa malunya, Por Date tanya apakah nona mereka ada di dalam kamar dan meminta mereka untuk memanggilnya. Tapi Kade keluar kamar saat itu juga gara-gara mendengar suara Por Date.

"Khun P'. Ada apa, jao ka?"

Tapi Por Date malah cuma menatapnya dengan sendu tanpa mengucap sepatah kata. Entah apa yang dia pikirkan, Kade sampai harus membentaknya untuk menyadarkannya dari lamunannya. Berusaha menguasai diri, Por Date menyuruh Kade untuk ikut dengannya.

"Ke mana?" Tanya Kade.


Dan Por Date menjawabnya dengan membawa Kade menemui Ayah. Pada saat yang bersamaan, Prik melaporkan sesuatu ke telinga Khun Ying yang kontan membuat Khun Ying kaget.

Por Date memberitahu Ayah awal mula kejadian itu. Waktu itu kepalanya kena hantam sebuah perahu hingga membuatnya pingsan dan tenggelam. Dan Kade lah yang menyelamatkannya. Waktu itu dia hampir mati.

"Aduh, Khun P'. Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Itu bukan apa-apa kok. Sudah selesai, kan? Aku ingin mengundangmu..."

"Biarkan Ayah tahu dari mulutku sendiri. Itu lebih baik daripada ia mendengarnya dari orang lain."

Kade mulai cemas dengan arah pembicaraan ini. Tapi Por Date tidak mempedulikannya dan memberitahu Ayah tentang bagaimana Kade membantu menyadarkannya kembali.

"Mae Karakade memberikan napas melalui mulutnya ke mulutku."


Wkwkwk! Ayah shock mendengarnya, dan Kade jadi panik, takut Ayah salah paham. Dia berusaha meremehkan masalah itu dan mengakhiri masalah itu sampai di sini. Tapi Por Date malah terus mengulang dan menegaskan bahwa Kade memberinya napas lewat mulutnya.

Ayah bingung. "Dari mulut Mae Karakade... ke mulutmu, Por Date?"

"Benar. Dia... memberi itu... ke mulutku."

"Aku tidak mengerti. Aku tidak pernah melihat siapapun melakukan itu. Bagaimana?"

"Dia..."

Pada saat yang bersamaan, Khun Ying hampir jantungan saat Prik melaporkan percakapan Por Date dan Ayah.

Por Date bingung bagaimana harus menjelaskannya. Tapi Ayah mengerti, kan? Ya, Ayah mengerti. Tapi tidak terlalu jelas. Yang pasti, sekarang ini semua orang di Phranakorn pasti akan bergosip. Apa yang akan Por Date lakukan?

Yang tak disangka-sangka, Por Date mendadak mengumumkan. "Aku akan menikah."

LOL! Kade kaget mendengarnya. Tapi Ayah senang, Por Date sungguh berpikir begitu? Apa dia sudah memikirkannya baik-baik? Dia sudah memikirkannya sepanjang malam? Por Date mengiyakan semuanya dengan mantap.

Panik, Kade berusaha meyakinkan Ayah bahwa apa yang dia lakukan itu hanyalah untuk menyelamatkan nyawa Por Date. Biarkan saja orang bergosip semau mereka, tidak usah takut.

Lagipula waktu itu dia juga sudah teriak-teriak mengumumkan kalau dia cuma ingin menyelamatkan nyawa Por Date. Jadi Kade yakin takkan ada seorang pun yang akan berpikir bahwa apa yang dia lakukan itu adalah perbuatan tercela. Itu cuma masalah kecil kok, jadi tidak perlu menikah.

"Mae Karakade, tutup mulutmu!" Tegur Por Date.


Ayah setuju. Ini percakapan antara orang dewasa, jadi Kade tidak boleh menyela. Lalu, apa Por Date mau tunangan dulu?

Belum sempat Por Date menjawab, Khun Ying tiba-tiba muncul melabrak Kade dan mengatainya tidak tahu malu. Kade berusaha membela diri, tapi Khun Ying tidak terima dibantah dan terus nyerocos mencaci maki sikap Kade.

Ayah justru sebaliknya. Ia berterima kasih pada Kade karena telah menyelamatkan nyawa Por Date dan meyakinkan Kade bahwa walaupun reputasi Kade ternoda, Ayah akan tetap menikahkan Kade dengan Por Date.

"Wanita yang reputasinya ternoda sebesar ini, dia tidak akan bisa menikah lagi. Tidak akan ada seorang pria pun yang menginginkannya sebagai istri."

Kade langsung lemas mendengarnya. Ayah meminta Khun Ying untuk membiarkan mereka tunangan dulu. Por Date setuju, tapi Khun Ying tidak dan ngotot meminta suaminya untuk mengirim Kade kembali ke Songkrae. Tapi keputusan Ayah sudah bulat dan menolak membicarakannya lebih jauh. 

Menyadari kekesalan ibunya, Por Date berlutut di hadapannya dan meminta maaf. Tentu saja Khun Ying tidak marah pada Por Date. Tapi ia malas melihat wajah Kade lagi, dan langsung pergi dari sana.


Kade mengaku kalau dia ingin kembali ke tempat asalnya. Dia ingin pulang. (Pulang ke mana? Kamu kan sudah meninggal di masa depan Kade)

Por Date menatapnya dengan intens dan tegas menyatakan. "Aku tidak akan melepaskanmu."


Malam harinya, Kade termenung sedih menatap bulan dari jendela kamarnya sembari memikirkan pernyataan Por Date tadi siang. Memikirkan hal itu benar-benar membuatnya kesal, memangnya Por Date bisa melawan ibunya sendiri? Tidak mau menyerah, Kade bertekad mau bangkit dan menjadi menantu revolusioner. Tapi...

"Aku tidak akan bisa melakukannya. Karena aku adalah 'sapai lai sakdina' (menantu tanpa martabat). Eh, menantu macam apa lagi yang ada?... Ada 'Sapai Jao' (menantu bangsawan - yang sekaligus judul sebuah lakorn yang dibintangi oleh Pope Thanawat)."

Tapi tawanya dengan cepat berubah sedih lagi saat dia berpikir bahwa jika dia menjadi menantu revolusioner, maka semua orang pasti akan menggosipkannya. Ah! Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu lalu keluar.


Sesuai dugaannya, dia menemukan Por Date sedang termenung menatap bulan di luar. Por Date masih memikirkan siapa sosok yang berada dalam diri Karakade itu.

Kade langsung menghampirinya dan memandang bulan sabit di langit dengan sedih. "Aku ingin pulang ke tempat aku berasal."

Kade mengucap itu di dalam batinnya. Tapi seolah bisa mendengar pikiran Kade, Por Date mendadak berkata. "Aku tidak akan melepaskanmu." (Duh, Khun P'! Sekalinya suka, posesif banget)

Dia bahkab langsung memalingkan muka seolah tak mau didebat. Kade tiba-tiba menepuk bahunya. Tapi saat Por Date menoleh ke arahnya, entah bagaimana Kade mendadak hampir terjatuh dan Por Date sigap menangkap Kade.


Sayang, momen romantis itu hancur dengan cepat saat Por Date sadar diri lalu melepaskan dekapannya dan jadilah Kade jatuh ke lantai.

"Kau senang jadi jahat, ya?" Kesal Kade.

"Kau bisa berdiri sendiri atau tidak?" Ketus Por Date.

Kade menjawabnya dengan mengulurkan tangan minta dibantu berdiri. Tapi saat Por Date mengulurkan tangan padanya, Kade malah berdiri sendiri. (LOL! Hobi bener dia ngerjain Khun P')


Mengalihkan topik ke tujuan utamanya datang kemari, Kade meminta Por Date untuk memberi pengertian pada Khun Ying bahwa jika dia tidak menolong Por Date dengan cara itu, maka Por Date pasti sudah mati sekarang. Jangan lupa, ya.

Kade langsung balik setelah itu, meninggalkan Por Date yang mesam-mesem saking bahagianya. Mungkin dia bahagia karena tidak menyangka kalau yang dikatakan Kade cuma itu dan bukannya minta pulang lagi.

 

Keesokan harinya saat sedang dandan, Kade tiba-tiba merasakan sesuatu dalam dirinya yang kontan membuatnya cemas. Dia langsung panik mencari kedua pelayannya yang entah ada di mana saat lagi dibutuhkan seperti ini. Aduh, gawat!

Dia langsung keluar mencari mereka, tapi cara jalannya aneh banget. Untung saja dia cepat menemukan mereka di dapur dan langsung panik memanggil mereka. Duo pelayan sontak cemas melihat wajahnya lalu buru-buru membawanya kembali ke kamar.

Mereka begitu panik sampai tidak menyadari Por Date sebenarnya ada di belakang mereka dan jelas penasaran melihat tingkah aneh mereka.


Setibanya di kamar, duo pelayan tanya apa yang sebenarnya terjadi?

"Itu datang." Ujar Kade ambigu.

"Apa?"

"Datang bulan."

"Apa, jao ka?"

"Datang bulan. Itu... oke... aku kedatangan... yang biasanya didapatkan wanita setiap bulan."

Oh! Mereka mengerti. "Nunggang kuda." (Pfft! Maksudnya?)

"Apa?"

"Aduh nona, apa anda sudah lupa? Saat anda mendapat bulanan berarti anda nunggang kuda, jao ka."

"Nunggang kuda?!"

(Pada masa itu, wanita biasanya menggunakan kain yang digulung seperti kayu dan saat di gunakan, si pemakainya kelihatan seperti menunggang kuda)


Mengira nonanya benar-benar lupa, kedua pelayan buru-buru membawanya masuk lalu mulai sibuk menyiapkan segala keperluannya. Yam menyiapkan beberapa kain, sementara Pin errr... menggebuki sabut kelapa yang kemudian dimasukkan ke dalam kain-kain kecil. (kayak pembalut tapi terbuat dari sabut kelapa gitu)

Begitu jadi, Yam langsung menyuruh Kade untuk melepaskan sarungnya dulu. Dia bahkan langsung menarik kain sarungnya Kade. Tapi perbuatannya itu jelas membuat Kade tak nyaman.

Dia berusaha memberontak dan bersikeras ingin memakainya sendiri. Tapi Yam malah ngotot mau membantunya. Jadilah mereka ribut otot-ototan dan tarik-tarikan.

Suara ribut mereka menarik perhatian Por Date yang sengaja datang ke sana karena cemas. Dari balik pintu, dia memanggil Yam dan tanya apa yang sebenarnya terjadi pada nonanya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam