Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 6 - 1

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 6 - 1


Por Date pingsan saat para pelayan membawanya masuk, sementara Joi cuma bisa duduk gemetar dan ketakutan di sana. Mungkin sudah bisa menduga kalau dia bakal kena hukum gara-gara masalah ini.

Ayah cemas melihat keadaan putranya dan langsung menyuruh pelayannya untuk segera membuatkan obat untuk Por Date. Saat Khun Ying mengetahuinya, ia sontak marah-marah menyalahkan Joi.

Ia bahkan melarang Joi bekerja pada Por Date lagi dan mengusirnya dari rumah ini. Ketakutan, Joi berusaha memohon ampun. Tapi Khun Ying malah memerintahkan Juang untuk mencambuk Joi.


Pin dan Yam panik dan berusaha mengajak Kade masuk kamar, tapi Kade menolak. "Aku tidak pernah melihat seseorang dicambuk sebelumnya. Aku cuma pernah melihat Ee Yen dicambuk di 'Nang Tard' (Judul lakorn). Tapi itu lakorn dan ini kenyataan. Aku mau lihat dulu."


Khun Ying memerintahkan Juang untuk mencambuk Joi 10 kali, dan Juang pun langsung mencambuk punggung Joi sekuat tenaga dan kontan membuat Kade ngeri. Tapi dia tak tega melihat Joi menderita seperti itu dan langsung maju untuk membela Joi.

"Jika ada orang yang harus dicambuk, maka cambuk saja aku."

Khun Ying dengan senang hati melakukannya. Jadi Kade mau menerima hukuman pelayan seperti Joi? Kade menyangkal, dia bersedia dihukum karena dialah yang menyebabkan kejadian ini.

Dia menginginkan alat pemanggang daging. Andai saja dia tidak meminta Por Date untuk membelikannya, maka Por Date tidak akan akan mengalami kejadian ini. Semua ini adalah salahnya sendiri, jadi hukum saja dia.

Khun Ying menerima alasannya lalu memerintahkan Prik untuk mencambuk Kade yang kontan membuat Pin dan Yam panik dan berusaha memohon pengampunan untuk nona mereka.

Tapi Khun Ying langsung mengusir mereka. Kade pun meyakinkan mereka untuk mundur dan bersiap menerima cambukan Prik... sekalian biar dia bisa merasakan sendiri bagaimana rasanya dicambuk. Dia bahkan menolak duduk dan ngotot untuk menerima cambukan sambil berdiri.


Dengan senang hati Prik bersiap dengan cambuknya. Begitu Khun Ying memberi perintah, Prik sontak mengayunkan cambuknya sekuat tenaga, jauh lebih kuat daripada Juang ke punggung Kade... tepat saat Pin dan Yam mendadak melindungi Kade dan menerima cambukan itu demi Kade.

Kesal, Khun Ying memerintahkan Prik untuk mencambuk mereka saja. Maka Prik pun terus mencambuki kedua pelayan dan membuat Kade panik mencemaskan mereka. Dia berusaha memberontak dari dekapan mereka, tapi mereka terus melindunginya dengan erat.

Keributan di luar membuat Por Date terbangun dan dia langsung berteriak memohon pada Khun Ying untuk tidak mencambuk siapapun. Saat itulah Khun Ying akhirnya memerintahkan Prik untuk berhenti dan mengizinkan mereka pergi. Kade dan kedua pelayannya kontan terjatuh lemas dan menangis.


Malam harinya, Khun Ying memaksa Por Date menghabiskan obatnya lalu membantu mengompres lehernya sambil berusaha membela dirinya sendiri atas hukuman yang dilakukannya pada Kade.

"Dia arogan pada ibu. Dia menyalahkan dirinya sendiri demi Joi. Demi seorang pelayan, lalu apa yang harus ibu lakukan?"

Tapi Por Date tetap tidak setuju. "Aku terluka. Jika Ibu memaafkan semua orang, aku akan lebih cepat sembuh. Kalau seseorang harus dihukum, aku akan jauh lebih terluka daripada sekarang."


Kade sendiri benar-benar cemas memikirkan kondisi Por Date. Dia tertabrak cukup parah. Kalau pembuluh darah di otaknya sampai pecah, dia bakalan kena stroke lalu koma. Pfft!

Tidak mengerti ucapan nonanya itu, Yam mengalihkan topik mau mengobati punggungnya Kade. Tapi Kade menolak soalnya dia tidak terluka sama sekali kok. Dia lebih mencemaskan mereka berdua dan langsung mengambil alih obat itu dari tangan Yam, berniat mau membantu mengoleskan obat itu untuk Yam.

Tapi tentu saja Yam menolak dan mengambil obat itu dari tangan Kade. Dia dan Pin lalu saling membantu mengobati luka masing-masing.


Joi masih duduk termenung di dapur. Tapi saat dia melihat Khun Ying datang, dia buru-buru mengambil tikarnya dan bersiap mau pergi.

Tapi bahkan sebelum dia sempat melangkah keluar, Khun Ying memanggilnya... lalu memberinya sebungkus obat untuk Por Date dan memerintahkan Joi untuk memberikannya untuk Por Date besok subuh. Joi tersentuh mendengarnya, itu jelas menyatakan bahwa Khun Ying sudah memaafkannya.


Por Date gelisah memikirkan penampakan wanita lain yang dia lihat di dalam diri Karakade tadi. Dia terus bergulingan kesana-kemari, mencoba mengenyahkan bayangan itu dari pikirannya, tapi gagal.

Saat dia membuka mata, samar-samar dia melihat sosok Kade sudah ada di depan pintunya. Dia tidak terlalu memikirkannya awalnya. Tapi saat pandangannya mulai fokus, dia melihat sosok samar itu benar-benar nyata ada di dalam kamarnya.

Kaget, Por Date mencoba bangun, tapi malah membuat kepalanya sakit lagi. Kade cemas dan mencoba mengecek lehernya, tapi Por Date menolaknya.

"Bagaimana kau bisa masuk kemari?"

"Lewat pintu. Tidak terkunci. Aku melihatmu bergulingan dan mengerutkan dahi seperti ini."

"Kau masuk melalui pintu? Kenapa aku tidak dengar?"

"Kau masih kabur, sini kulihat."


Tapi Por Date masih saja bersikeras menolaknya. Kade sampai gregetan dengan sikapnya, dia harus mengecek lukanya, siapa tahu ada lebam atau mungkin Por Date butuh dikompres.

"Tidak perlu, ibu sudah mengompresnya untukku." Ujar Por Date lalu mengisyaratkan Kade untuk turun dari ranjangnya dan duduk di kursi.

Tapi Kade penasaran, dia dikompres panas atau kompres dingin. Por Date heran mendengarnya. Tentu saja kompres panas, mana ada kompres dingin.

"Tidak boleh, Khun P'. Kau harus dikompres dingin agar bengkakmu berkurang dengan cara mengecilkan pembuluh darahmu. Sudah berapa jam berlalu? Mungkin sudah 10 jam, masih ada waktu. Sini kulihat."


Tapi Por Date masih saja keras kepala menolak dan jadilah mereka otot-ototan... dan akhirnya malah membuat jarak di antara mereka jadi sangaaaat dekat.

Tapi tiba-tiba Por Date blak-blakan tanya siapa Kade yang sebenarnya. Kaget, Kade langsung melepaskan tangannya yang menyentuh tangan Por Date.

"Ini tangan Kade. Apa kau lihat?"

Kade mengucap itu di dalam hati, tapi tiba-tiba saja Por Date tanya. "Kade? Kade apa? Siapa dia?" (Hah? Dia bisa mendengar pikiran Kade kah?)

Por Date terus menuntut dia siapa. Dia sudah pasti bukan Karakade... Karakade yang asli sudah meninggal dunia.

Kade gugup mendengar pertanyaannya. Tak bisa mengakui kebenarannya, dia buru-buru mengalihkan topik dengan membantu membaringkan Por Date kembali dan memintanya untuk istirahat dulu.

"Kau masih punya banyak waktu untuk mencari tahu kebenaran tentang siapa aku. Tapi sekarang ini, kau butuh istirahat dulu."


Dia lalu membantu mengompres leher Por Date dengan air dingin dan Por Date tampak jelas menikmati perhatian Kade itu. Kade tanya apakah sakit dan Por Date cuma menjawabnya dengan gelengan kepala sambil senyum.

"Aku tidak percaya. Pasti sakit."

"Tidak seberapa."

Mengabaikan Por Date yang terus menatapnya, Kade mulai nyerocos panjang lebar memberi instruksi cara merawat lehernya.

"Kau siapa?" Tanya Por Date sekali lagi.

Kade langsung berusaha kabur dari sana. Tapi Por Date dengan cepat menariknya kembali. Dia hendak menanyakannya lagi, tapi Kade dengan cepat membungkam mulutnya.

"Khun P', kau jangan lupa bahwa kau membenciku. Kau membenciku lebih daripada apapun. Jangan lupa itu."


Por Date akhirnya melepaskan genggamannya. Kade buru-buru mengalihkan topik memberitahu Por Date bahwa dia dengar Janward akan mengunjungi Por Date besok. Kedatangan Janward pasti akan membuat Por Date pulih lebih cepat.

Dia santai saja nyerocos tanpa menyadari Por Date geser mendekatinya. Dan saat dia berbalik, hidungnya langsung bersentuhan dengan hidung Por Date.

Por Date tampak jelas menikmati kedekatan mereka. Tapi Kade jadi gugup dan langsung kabur dari sana, dan itu kontan membuat senyum Por Date merekah.


Keesokan harinya di pasar, Phaulkon dan para anak buahnya mendadak bikin ulah dengan merusak dagangan seorang pedagang yang letaknya dekat toko kainnya Maria cuma karena dagangannya menghalangi jalan mereka.

Si pedagang berusaha melawan mereka, tapi dia kalah tenaga dan jumlah hingga dia berlutut memohon ampun pada mereka. Puas membuat semua orang ketakutan pada mereka, mereka langsung menuju tokonya Maria.


Maria sontak panik masuk ke belakang untuk menyembunyikan dirinya. Tapi Phaulkon langsung nyelonong masuk tanpa permisi dan menyeret Maria keluar dari persembunyiannya.

"Kenapa kau melarikan diri dariku?!" Tuntut Phaulkon.

Franik berusaha menyelamatkan putrinya dengan mengklaim kalau dialah yang menyuruh Maria bersembunyi, tapi Phaulkon tak percaya.

Franik meyakinkan kalau dia tidak bohong. Dia sedang sakit, makanya dia menyuruh Maria ke belakang untuk mengambilkan obat.


Tepat saat itu juga, muncullah seorang pastor. Sepertinya ia datang atas permintaan Phaulkon. Dan sepertinya Phaulkon juga sudah menceritakan perihal Maria pada sang pastor.

Pastor lalu tanya apakah Maria sudah setuju atau tidak. Phaulkon mengaku kalau dia masih belum membicarakannya dengan Maria dan ayahnya. (Hmmm, mungkin dia mau melamar Maria)

"Kalau begitu, aku akan datang lagi nanti saat kau sudah siap." Ucap Pastor lalu pergi.

Phaulkon berkata pada Franik kalau dia perlu bicara masalah penting dengan Franik. Setelah Maria masuk dan meninggalkan mereka berduaan, Phaulkon langsung mengutarakan keinginannya yang kontan membuat Franik cemas.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam