Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 11 - 1

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 11 - 1


K mencoba menghipnotis dan memprovokasi T dengan menyinggung tentang ayahnya. Sesaat T tampak terhipnotis. Tapi dengan cepat dia menyadarkan dirinya dan balas menyindir hubungan K dengan ayahnya sendiri.

"Apa ayahmu bahkan pernah memujimu? Ah, aku hampir lupa. Kau mungkin tidak pernah memberitahu ayahmu bahwa psikologi kriminal yang kau pelajari adalah mainan yang kau gunakan untuk membunuh! Kau tidak ada bedanya denganku. Karena kau tidak akan pernah mendapatkan persetujuan ayahmu."


Terprovokasi, K langsung menyerang T dan jadilah kedua pria itu tonjok-tonjokkan sampai E harus melerai mereka. "Kalian berdua. Apa kalian tidak memikirkan apa yang akan terjadi kalau 'dia' melihat (pertengkaran mereka)?"

"Kau masih peduli padanya? Dia sudah mencampakkan keyakinannya demi orang lain. Kita... kita ini apa baginya?" Sinis K.

Flashback end.


R sedang melakukan peretasan dari markasnya dan seketika itu pula sistem komputer di kantor polisi berkedip-kedip. Menyadari ada hacker yang sedang menyerang mereka, salah satu petugas langsung berinisiatif mematikan listrik.


Sementara itu, Jin Xi sedang melihat-lihat data dirinya Xin Jia sambil mengulang dugaan Han Chen bahwa dia hilang ingatan dan mengubah identitas itu semuanya diatur oleh Sindikat alfabet.

"Lalu kenapa mereka tidak membunuh dulu, malah membiarkanku hidup?"

"Besok aku akan meminta agar bisa melakukan investigasi kasus 5 tahun yang lalu itu. Kebenarannya pasti akan segera terungkap. Kebenaran bahwa kau pernah menjadi bekas mata-mata, bisa diumumkan nantinya."

"Xin Jia memberitahumu untuk berhati-hati dengan sekitarmu. Menurutmu apa maksudnya?"

"Tes."


"Tes? Bagaimana kau akan melakukan itu? Apa kau mau mengetes semua orang di sekitarmu?"

"Kecuali kau."

"Kalau aku, aku tidak bisa menjamin yang lain. Zhou Xiao Zhuan sudah pasti tidak."

"Kenapa?"

"Karena dia itu bodoh. Sindikat Alfabet kan harus pilih-pilih orang. Bagaimana bisa dia jadi pembunuh berantai?"

"Kau juga bodoh, bukankah aku memilihmu?"

"Biarpun aku bodoh, tapi dia lebih bodoh dari aku."


Biarpun dia baru mengenal Cold Face dan Lao Dao, dia berharap mereka juga bukan. Han Chen tanya, bagaimana dengan Si Bai. Jin Xi langsung mendengus, dia jelas tidak mungkin.

Selama beberapa tahun ini, Si Bai selalu berada di sisinya. Tak ada apapun yang aneh tentangnya. Seluruh hidupnya cuma berkisar antara penelitian medis dan analisis forensik.

Beberapa hal memang bisa disembunyikan, tapi beberapa lainnya tidak bisa. Misalnya, kepolosan hati seseorang, kekuatan keinginan mereka dan harsat yang sederhana.


Cemburu, Han Chen langsung mendorong Jin Xi ke meja dan menc**mnya mesra. Jin Xi dengan cepat menjauhkan wajah Han Chen darinya. "Kau mau apa?"

"Tebak saja," goda Han Chen lalu membopong Jin Xi ke kamar.


Keesokan harinya, Han Chen kembali menemui Inspektur yang langsung memberinya dokumen kasus 5 tahun yang lalu yang berhasil dia dapatkan. Tapi karena minimnya bukti, ada beberapa orang yang lolos dari jerat hukum.

Setelah berusaha keras, Inspektur akhirnya mendapat persetujuan atasan agar mereka menginvestigasi kasus ini secara diam-diam. Tapi Inspektur mengaku kalau file kasus itu dan termasuk informasi penting, hanya bisa ia dapatkan setengahnya.

"Seharusnya mereka memberikan semuanya. Apa maksudnya ini?"

"Tidak usah buang-buang tenagamu. Mereka orang yang berkuasa. Kau sudah mendapat suguhannya, sekarang kau malah protes. Gunakan harga dirimu dalam kasus ini."


Inspektur secara resmi menyerahkan kasus ini pada Han Chen. Jika ada penjahat yang menyamar di antara mereka, Han Chen harus menemukannya bagaimanapun caranya.

"Sebagai polisi, kita harus melindungi keadilan, kesetaraan, moralitas dan kebenaran. Kita adalah kunci dari kedamaian hidup masyarakat dan senjata tajam untuk menyerang penjahat. Jika dalam pisau kita ini ada kotoran, maka kita harus menangkapnya walaupun kita harus mengucurkan darah. Polisi yang tidak mau menangkap penjahat, bukanlah polisi yang baik. Kuharap Tim Black Shield tidak akan mengecewakanku."

"Baik!"

"Apa kau sudah punya tersangka?"

"Ada satu."


Saat Han Chen kembali, Lao Dao memberitahunya kalau semalam sistem mereka diretas hacker. File yang lain tidak masalah, tapi file kasus 5 tahun yang lalu dan kasusnya Xin Jia rusak.

Han Chen membaca laporan itu sejenak lalu menyuruh Xiao Zhuan untuk mengundang Si Bai dan Nan Bo untuk meeting bersama mereka besok, mendiskusikan kasusnya Xin Jia dan kasus pembunuhan 5 tahun yang lalu.


Si Bai sedang sibuk saat Jin Xi datang, Si Bai sudah dengar dari Xiao Zhuan kan kalau dia diundang meeting besok? Si Bai mengiyakannya, dia juga sudah menyetujuinya. Jin Xi senang, tapi dia datang untuk minta bantuan.

Si Bai kan menemukan chip di dalam mayatnya T dan Xin Jia. Tapi adakah cara lain untuk mengetahui apakah ada chip di dalam t**uh seseorang.

Si Bai berkata ada dua cara untuk mengetahuinya. Pertama, langsung dengan cara pemeriksaan t**uh. Kedua, dengan cara tidak langsung.

Tapi menurut Si Bai, mereka mau pakai cara apapun, tetap saja itu akan membuat seseorang yang pintar seperti Nan Bo jadi waspada.

"Kalau begitu, beritahu aku dulu kedua cara itu."


Keesokan harinya saat Nan Bo tiba di lobi kantor polisi, dia malah mendapati ada scanner yang entah kapan dipasangnya. Ada apa ini? Apa ada teroris? Xiao Zhuan cuma bisa ketawa canggung.

Salah satu petugas beralasan kalau pusat penelitian mengirimkan beberapa produk baru pada mereka untuk diuji coba. Kalau tidak ada masalah maka alat ini nantinya akan digunakan di berbagai departemen.

Jin Xi dan Han Chen mengawasi dari kejauhan saat Nan Bo mencopoti segala benda berbahan metal dari t**uhnya dan mengaturnya dengan sangat rapi di kotak. Tapi saat dia melewati scanner, tiba-tiba alat itu berbunyi.

Jin Xi dan Han Chen sontak bersiap. Nan Bo baru ingat kalau dia lupa mencopot pedometernya. Dan saat dia kembali melewati scanner, dia lolos.


Jin Xi dan Han Chen saling berpandangan heran. Mereka akhirnya keluar menemui Nan Bo dan Jin Xi memperkenalkan Han Chen padanya. Jin Xi menyambutnya ramah, senang karena Nan Bo setuju untuk menjadi penasihat tim mereka.

"Dengan kontribusimu, kami pasti akan bisa memecahkan kasus 5 tahun yang lalu itu dengan mudah."

Nan Bo cuma tersenyum tipis. Yang tidak mereka ketahui, Nan Bo sebenarnya sudah mencopot sendiri chip itu dari t**uhnya. Makanya mereka tidak bisa mendeteksinya.


Wen Long memimpin rapat dengan terlebih dulu memperkenalkan Si Bai dan Nan Bo secara resmi pada anggota tim dan mengumumkan bahwa mereka akan menginvestigasi kembali kasus 5 tahun yang lalu.

Xiao Zhuan lalu mempresentasikan semua informasi yang didapatnya tentang kasus pembunuhan 5 tahun yang lalu itu.

Kasus-kasus pembunuhan berantai itu sendiri terbagi-bagi dalam beberapa pembunuhan yang berbeda-beda seperti: penembakan berantai, pembunuhan dengan ledakan, pembunuhan dengan racun dan beberapa lainnya adalah pembunuhan acak yang belum bisa Xiao Zhuan klasifikasikan.


Jin Xi menambahkan, Sindikat Alfabet membagi-bagi peran mereka pada keahlian masing-masing anggotanya. Misalnya T yang seoang ahli menembak dan dia sendiri yang mengaku kalau kasus-kasus penembakan itu dilakukan olehnya.

Xin Jia adalah seorang asisten di sebuah laoratorium kimia dan karenanya dia ahli membuat racun. Jadi Jin Xi menduga kalau kasus pembunuhan dengan racun itu mungkin kerjaannya Xin Jia.

Han Chen berpikir lain. Xin Jia bilang kalau dia hanya membuat racun dan tidak pernah membunuh, jadi dia yakin pasti ada pembunuh lain dalam sindikat itu yang membunuh dengan menggunakan racun.

Karena itulah, Han Chen menyarankan agar mereka mengesampingkan kasus penembakan dulu dan lebih fokus pada kasus-kasus yang dilakukan oleh para pembunuh yang masih belum terungkap.


Oke. Kalau begitu, Xiao Zhuan fokus membahas kasus-kasus ledakan dulu. Total ada 8 kasus. Dalam kasus pertama, korbannya adalah pria, seorang wakil presiden sebuah perusahaan besar.

Pada saat dia diculik, brangkas di rumahnya dirampok tapi tidak diketahui berapa banyak harta yang dicuri. Lebih dari 10 juta ditransfer ke luar negeri dari rekeningnya.

Beberapa hari kemudian, polisi menemukannya di sebuah gudang di pinggiran kota dalam keadaan terikat dengan bom waktu di t**uhnya. Tampaknya si pembunuh sengaja menunggu polisi datang menemukannya lalu meledakannya di hadapan mereka.


Korban kasus kedua adalah seorang kolektor terkenal. Dia diculik, t**uhnya diikat dengan bom lalu dilepaskan ke tempat ramai. Di sana lah, si pembunuh meledakkan pria itu.

Menurut informasi, biarpun itu terjadi di tempat ramai, tapi tidak ada penonton yang terluka. Jadi Jin Xi menduga kalau si pembunuh ini bisa mengontrol dengan tepat seberapa besar ledakan yang dia gunakan.

"Kebanyakan korban adalah orang-orang biasa dan orang kaya. Sulit menemukan pola pembunuhannya."

"Kematian orang-orang itu, menunjukkan kalau si pembunuh bermain-main dengan nyawa mereka."


Jin Xi beralih ke Nan Bo dan menanyakan pendapatnya tentang semua informasi yang didengarnya barusan. Bukannya menjawab, Nan Bo malah balas menanyakan apa pendapat Jin Xi.

Baiklah. Kalau begitu, Jin Xi akan bicara duluan. Menurutnya, pembunuh ini punya kepribadian khusus. Karakternya yang paling jelas adalah dia seperti anak kecil. Itu bisa dilihat dari pilihan targetnya, caranya menggunakan ledakan dan pilihan lokasinya.

Korbannya bervariasi mulai dari anak muda, orang tua, pria dan wanita. Dia tidak punya pola tetap, itu menunjukkan dia berjiwa bebas seperti anak kecil.


Dia juga sering berganti lokasi dan tipe ledakan yang digunakannya. Sepertinya si pembunuh ini sedang bereksperimen dengan berbagai metode yang berbeda-beda dan menganggap semua itu sebagai sebuah permainan.

5 tahun yang lalu si pembunuh ini pasti sudah dewasa usianya. Karena jika dia terlalu muda, maka tidak mungkin dia bisa memahami teori dan pengetahuan yang rumit seputar ledakan. Dan tidak mungkin pula dia terlalu tua, karena jika begitu maka akan sulit baginya untuk melakukan kejahatan.

Jika sebelumnya dia sudah punya pengalaman maka tidak mungkin dia akan menunjukkan banyak perubahan dan tindakannya akan lebih bisa diprediksi. Dia juga pastinya akan lebih memilih metode yang dia sukai dan membuatnya nyaman.

Tapi 5 tahun yang lalu, si pembunuh ini lebih mirip seorang anak yang baru dilatih. Karena itulah, Jin Xi menduga kalau umur si pembunuh itu saat ini berkisar antara 25-30 tahun.


Walaupun si pembunuh ini melakukan kejahatannya seolah semua itu cuma permainan, tapi tindakannya semrawut. Walaupun dia tampak punya banyak keingintahuan, tapi sebenarnya dia ketakutan. Dia tak punya simpati dan kejam.

Dia selalu melempar korbannya ke tengah keramaian dan meledakkan mereka di hadapan para penonton. Perbuatannya itu bukan cuma untuk membunuh korban tapi juga menghina orang banyak dan memprovokasi polisi.

Perbuatannya ini jelas tindak balas dendam kekanakan. Mungkin dia pernah dikhianati sebelumnya hingga menyebabkan trauma psikologi. Dan jika kondisi mentalnya seperti ini, Jin Xi yakin kalau si pelaku itu pasti bersembunyi dan mengawasi targetnya di antara keramaian.

Dan kenapa dia masih belum bisa ditemukan oleh polisi adalah kemampuannya dalam menyamar. Penampilan dan temperamennya membuatnya mudah menyamar jadi anak sekolahan atau pejalan kaki biasa.


Dia juga punya disiplin diri dan kemampuan observasi yang cukup baik. Intinya, 5 tahun yang lalu, si pembunuh ini adalah anak muda yang temperamennya tidak stabil.

"Seseorang seperti itu biasanya bisa dipercaya dan sulit dikendalikan. Tapi pada kenyataannya, karena trauma masa lalunya, sebenarnya dia sangat mendambakan cinta. Dia akan sangat setia pada orang yang memahaminya dan sependapat dengannya."

"Jadi jik kita mulai menyerang mereka, dia mungkin yang akan menyerang lebih dulu dan memprovokasi tim kita secara terbuka."


Nan Bo bertepuk tangan mendengar analisisnya Jin Xi, hebat juga dia. Tapi menurut Nan Bo, Jin Xi melewatkan sesuatu.

Biasanya saat mereka menganalisa psikologi penjahat, maka mereka perlu melihat apa yang dilakukan penjahat itu untuk menemukan bukti. Tapi terkadang pula, mereka bisa menemukan bukti dari apa yang belum dilakukan si penjahat.

Coba pikirkan. Dari begitu banyaknya ledakan, orang-orang yang mati dan terluka, tidak ada anak-anak yang mati ataupun terluka. Bisa saja itu kebetulan jika terjadi satu atau dua kali. Tapi jika berkali-kali, maka bisa disimpulkan kalau si pembunuh memang sengaja menghindarinya. Dia memang tidak mau menyakiti anak-anak.

"Maksud senior adalah dia lebih baik pada anak-anak dan tidak ingin menyakiti mereka?"

"Benar."

"Sesuai dugaan dari senior. Hebat!" Puji Jin Xi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments