Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 2 - 5

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 2 - 5


"Ada masalah apa?" Tanya Por Date yang mendadak muncul. "Apa lagi yang kau lakukan?"

"Melakukan apa? Aku tidak mengucap sepatah kata pada siapapun. Iya, kan, P'?" Dusta Kade sambil memberi isyarat pada Pin dan Yam untuk bekerja sama dengannya. Dan kedua pelayan langsung menunduk tak berani menjawab apapun.

Tapi ada hal lain yang menarik perhatian Kade. Dia mengendus-endus bau Por Date dan langsung protes. "Khun P', apa kau mabuk-mabukan? Baunya menyengat sekali."

"Kita bisa pulang sekarang." Por Date memang tampak tidak mabuk. Tapi begitu dia jalan, kelihatan banget dia rada sempoyongan.

"Dia mabuk?" Heran Kade. Pin dan Yam membenarkan, dia mabuk setiap hari malah.

"Mari kita pulang, jao ka."

"Eh, tapi aku belum melihat sebelah sana." Kade hampir saja mau kabur, tapi Pin dan Yam langsung menyeretnya pergi.


Khun Ying Jumpa berniat mengajak Janward ngobrol, tapi malah mendapati Janward sedang melamun menatap pintu. Jelas-jelas mengharapkan kedatangan Por Date.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang tak lama kemudian, dan Janward langsung sumringah seketika.

Yang tidak disangka-sangka semua orang, Kade menyapa Janward dengan ramah, tapi dia mengucapkan salam sapaannya dengan memakai sapaan modern yang tidak dimengerti semua orang.

Janward jadi mengira kalau Karakade bicara begitu padanya karena Karakade tidak menyukainya. Kade ingin memegang tangan Janward. Tapi keramahtamahannya yang sama sekali tidak sesuai dengan sifat Karakade yang asli itu, membuat Janward semakin curiga dan langsung menarik tangannya dari Kade.

"Bukan begitu. Aku... " Kade hampir saja menyebut dirinya sendiri dalam dialek modern. Tapi untung saja dia segera ingat untuk meralatnya. "Saya menyukai Mae Ying Janward. Kau sangat cantik."

Kade benar-benar tulus, tapi Janward terlalu sulit mempercayai ucapannya dan cepat-cepat beralih topik dan meminta izin untuk bicara berdua dengan Por Date.

Saat mereka berdua pergi bersama, Kade terus menatap mereka sambil senyum dan berkomentar kalau mereka berdua sangat serasi. Jelas saja Khun Ying Jumpa heran mendengar komentarnya.


Saat dia kembali ke kamarnya, Kade ngedumel mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia seharusnya tidak menyukai Janward. Soalnya Janward itu mau merebut Por Date dari Karakade. Tapi tidak ding... Kalau Janward mau, ambil saja dia.

"Aku bahkan tidak punya perasaan apapun. Dia bahkan tidak ganteng ataupun keren!" (Pfft!)

Pin dan Yam bingung mendengar gerutuan gajenya. Kade tambah galau melihat ekspresi mereka. "Mana yang jauh lebih baik, menjadi Karakade atau Kadesurang? Ah! Bingung!"


Por Date menerima undangan Janward. Tapi Janward berkata kalau ayahnya tidak ingin mengundang Karakade. Soalnya mereka dengar kalau Por Date dan ayahnya merapal mantra bulan, jadi ayahnya berpikir kalau itu ada hubungannya dengan Karakade. Ayahnya ingin membicarakan masalah itu dengan Por Date nantinya.


Setelah Janward pergi, Por Date dan Khun Ying Jumpa langsung membicarakan situasi aneh ini. Por Date berpikir kalau itu pasti cuma karena efek dari mantra bulan yang membuat Karakade hampir mati.

"Benar. Dia tidak mati, berarti dia tidak melakukannya."

Saat keduanya sibuk berdiskusi, Kade berusaha menguping. Yam cemas dan berusaha menarik roknya Kade, tapi Kade langsung menepuk tangannya. Entah apakah Por Date dengar karena tiba-tiba saja dia menoleh ke arah Kade.

Kaget, Kade berniat kabur tapi malah bertubrukan dengan kedua pelayannya yang sedang membungkuk dan jadilah mereka ribut jejeritan sampai Kade harus menyuruh mereka diam biar tidak ketahuan.

"Itu Nang Pin dan Nang Yam. Dua budak itu. Bahkan sekalipun kita tanya mereka, mereka tidak akan memberitahu kita. Karena mereka memihak nona mereka itu. Dan satu lagi, Mae Karakade sangat aneh belakangan ini. Dulu dia sangat jahat. Tapi belakangan ini, anehnya dia sangat baik."

"Menurut ibu apa penyebabnya?"

"Kurasa dia kerasukan." (Pfft!)

"Kau!" Panggil Por Date tiba-tiba. "Kemarilah sekarang juga!"


Pin dan Yam langsung bergegas kabur, tapi Kade malah masih jongkok di sana. Jadilah dia ketahuan Por Date dan terpaksa harus menuruti perintah Por Date untuk keluar dari persembunyiannya lalu duduk di depan untuk disidang.

Por Date juga menuntut Pin dan Yam untuk keluar. Kade bingung, kenapa Por Date memanggil mereka juga?

"Kau tidak perlu tanya. Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Ketus Por Date.

"Oh. Kalau begitu, aku pergi."

"Tidak boleh!"

Saat Pin dan Yam masih saja belum keluar dari persembunyian mereka, Khun Ying Jumpa sontak marah-marah membentaki mereka. Kedua pelayan terpaksa harus merangkak keluar dan duduk di samping nona mereka.

Begitu Khun Ying Jumpa pergi dan membiarkan Por Date mengurus masalah ini sendiri, Por Date langsung menuntut kedua pelayan itu untuk menjawab pertanyaannya, dengan siapa Kade bicara di pasar tadi? Prihatin melihat kedua pembantunya yang benar-benar ketakutan, Kade akhirnya menjawab sendiri.

"Kalau begitu, kenapa kau berbohong dan bilang kalau kau tidak bicara dengan siapa-siapa?"

"Aku takut diomeli."

"Waktu kau melakukannya, kau tidak takut."

"Aku tidak takut." Ucap Kade dalam bahasa modernnya.


Por Date sontak kesal membentaknya dan membenarkan kalimat yang dia anggap salah itu. Dia jadi semakin yakin dengan dugaan ibunya tadi, bahwa Kade sebenarnya adalah hantu yang merasuki Karakade. Dia langsung menuntut Kade itu siapa dan dari mana dia berasal.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Benar, bukan? Kau sudah mati. Kenapa kau tidak bereinkarnasi?"

Lucunya, kedua pelayan itu jadi ketakutan dan langsung ngesot menjauhi Kade. LOL! Kade cuma melongo tak percaya. Reaksinya itu jelas membuat Por Date jadi semakin yakin kalau dia benar-benar hantu dan langsung mengancam Kade untuk pergi dengan cara baik-baik atau dia akan merukiyah Kade.

"Oi, Khun Meun..."


"Pergi saja. Jangan menyiksa diri dan bereinkarnasilah. Kalau kau menunda-nunda, maka rohmu akan jadi arwah gentayangan dan tidak akan bisa bereinkarnasi."

Kade berusaha menjelaskan kalau dia tidak seperti yang Por Date pikirkan. Tapi Por Date terus nyerocos tanpa memberinya kesempatan bicara. Dia meyakinkan Kade kalau dia tidak akan menyalahkan Kade. Dia mengerti kalau Kade adalah hantu gentayangan dan membutuhkan sebuah raga untuk hidup.

"Khun Meun, kau pikir aku hantu?"

"Bukankah begitu?"

"Aku hantunya siapa? Orang mati mana yang merasukiku? Dan kenapa aku masih aku dan bukan orang yang mati itu?" Tantang Kade. Merasa ucapan nona mereka ada benarnya, duo pembantu langsung geser lagi mendekati Kade.

Kade menegaskan kalau dia bukan hantu dan balik menyalahkan Por Date sebagai penyebab dirinya berubah. Dia jadi bicara tidak jelas kayak orang gila seperti ini karena efek dari mantra bulan. Por Date harus bertanggung jawab dalam masalah ini karena dialah yang merapal mantra itu, mengutuknya, dan menuduhnya membunuh seseorang padahal dia bahkan tidak terlibat.

"Kau menyalahkanku dan mengutukku. Sekarang kau malah menuduhku sebagai hantu. Sudah bagus aku tidak menuntutmu atas tuduhan fitnah!"


Por Date malah jadi semakin emosi dan langsung membentak Kade untuk berhenti bicara tidak sopan seperti itu. Kade menyangkal, dia cuma bicara kebenaran.

"Kubilang diam! Kau kurang ajar, tidak punya tata krama, bicaramu tidak karuan, dan hatimu sangat kejam tak punya belas kasihan dan kebaikan! Kau tidak bekerja, pemalas, yang kau lakukan setiap hari cuma pakai baju-baju mewah dan membedaki wajahmu. Menyebalkan sekali!" Cerocos Por Date dengan penuh emosi menggebu-gebu.


Sakit hati, Kade langsung balik ke kamarnya dan menangis. Tapi begitu kedua pelayannya kembali, dia cepat-cepat menghapus air matanya. Pin heran dengan sikapnya. Por Date kan memang selalu bicara seperti itu, kenapa kali ini Kade bersedih atas ucapannya.

Kade tidak mengerti. "Kenapa aku harus tinggal di sini padahal aku bahkan belum menikah?"

"Itu... karena nona yatim piatu, jao ka."

"Ayah nona adalah teman baik Ork Ya Thun."

Memikirkan kembali semua cerita kedua pelayannya tentang berbagai macam kejahatan Karakade yang asli, Kade mulai bisa memaklumi sikap dan ucapan kasar Por Date padanya. Por Date pasti sangat membencinya.


Kesedihannya bahkan sirna dengan cepat saat dia mulai lebay menirukan gaya ngamuknya Por Date tadi. Tapi saat menatap bayangan diri Karakade di cermin, Kade memutuskan kalau dia harus melakukan sesuatu.

Yam cemas mendengarnya. "Apa yang akan anda lakukan?"


Khun Ying Jumpa penasaran bagaimana hasil labrakan Por Date tadi. Benar kan apa dugaannya?

"Dia bilang tidak."

"Apa? Kau tanya terus terang?"

Por Date membenarkan. Pantas saja, siapa juga yang akan mengakuinya kalau ditanya blak-blakan begitu. Por Date jadi bingung harus bagaimana, apa Khun Ying Jumpa punya cara lain untuk memancing kebenaran dari Kade?

"Mantra bulan jauh lebih kuat daripada biksu manapun dan dia masih baik-baik saja. Siapa dia yang sebenarnya, dia tidak akan bisa menutupi kebenarannya lebih lama." Por Date yakin itu.

"Aku khawatir karena dia tunanganmu, Por Date."

"Aku masih punya waktu."

"Waktu? Waktu untuk apa?"

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam