Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 9 - 1

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 9 - 1

Flashback.


Saat Han Chen terbangun dari komanya, semua teman-temannya termasuk Xin Jia kompak mengklaim kalau tunangan yang Han Chen sebut itu tidak ada, dia tidak punya tunangan. Han Chen tetap sangat yakin orang itu ada karena perasaannya ini sangat kuat.

Tapi teman-temannya terus meyakinkannya untuk tidak terlalu bergantung pada perasaannya karena dia amnesia. Itu pasti cuma mimpi selama Han Chen koma. Han Chen bersikeras kalau itu bukan cuma sekedar mimpi, rasanya terlalu nyata, seolah dia sedang memluk wanita itu sekarang.

Xin Jia pun terus berusaha meyakinkan Han Chen kalau tunangannya itu sungguh tidak ada. Kalau iya, maka dia pasti sudah ada di sini sejak lama. Lalu kenapa dia tidak pernah muncul?

"Xin Jia benar. Itulah maksud kami."

"Dan juga, coba saja kau pulang dan lihat album fotonya, lihat apakah ada gambar wanita ini."

Han Chen hampir saja terpengaruh, tapi kemudian dia melihat cincin di jari tengahnya. Lalu ini apa? Jelaskan kenapa dia memakai cincin tunangan kalau begitu?


Han Chen sudah mencari tahu kalau arti cincin di jari tengah adalah bertunangan. Dokter juga bilang kalau dia memakai cincin ini saat dia dilarikan ke rumah sakit dan mereka tak bisa melepaskannya walaupun mereka sudah berusaha.

"Apa kalian masih akan menyangkalnya? Masih mau menyangkal keberadaannya?" Tuntut Han Chen dan ketiga temannya langsung membisu.

Flashback end.


Hn Chen menunjukkan cincinnya pada Jin Xi, cincin yang di bagian dalamnya terukir inisial nama mereka H&S. Cincin itulah yang membuatnya sangat yakin kalau Jin Xi nyata.

Melihat kalungnya yang masih dipakai Han Chen, Jin Xi lalu menunjukkan bandul kalung yang tak karuan bentuknya itu dan memberitahu Han Chen kalau dia mendapati dirinya menggenggam erat benda itu saat dia terbangun dari komanya 4 tahun yang lalu.

Dia lalu meminta seseorang untuk menganalisanya dan orang itu bilang kalau ini adalah platina yang meleleh karena panas yang tinggi. "Karena itulah aku tak yakin apakah ini cincin ataukah ada ukiran di dalamnya."


Han Chen pun meng**up lembut kening Jin Xi dan menc**mnya mesra.

 

Si Bai melamun di depan jenazah Xin Jia, memikirkan ucapan asistennya tentang hubungan Han Chen dan Jin Xi yang belakangan ini tampak sangat dekat. Karena itulah dia menasehati Si Bai untuk bergegas menyatakan perasaannya pada Jin Xi sebelum terlambat.


Cemas, Si Bai berniat menelepon Jin Xi. Tapi saat dia teringat tentang Han Chen yang berencana membawa Jin Xi ke Kota Bei, Si Bai mendadak ragu dan akhirnya mengurungkan niatnya.

Dia terus melamun sampai tidak menyadari kehadiran asistennya. Si Asisten heran, ada apa dengannya? Kenapa dia melamun di depan mayat?

"Mungkin aku cuma lelah."

"Kalau anda lelah, lebih baik pulang dan istirahat. Kenapa juga lembur selarut ini?"

Tapi Si Bai menolak pulang dan bersikeras mau mengotopsi mayat Xin Jia sekarang dan menyuruh Asisten pulang duluan saja, dia akan melakukannya sendiri.

Si Asisten heran melihat bosnya yang workaholic ini, tapi akhirnya dia memutuskan untuk membantunya. Tapi masalah laporannya akan dia kerjakan besok atau Si Bai harus mengerjakannya sendiri.


Setelah menghabiskan malam bersama, Han Chen bangun duluan dan langsung menelepon temannya. Dia memberitahu temannya kalau dia ada di Kota Bei sekarang dan mengajaknya untuk berkumpul sore ini, dia mau memperkenalkan orang spesial.


Jin Xi terbangun gara-gara itu dan langsung malu sampai dia pura-pura tidur lagi. Tapi Han Chen tahu kalau dia lagi akting dan langsung menggodainya dan berusaha menarik-narik selimutnya. Jadilah mereka bergulat dan Jin Xi menariknya kembali ke balik selimut.

 

Di kantor polisi, Xiao Zhuan stres gara-gara kartu memori yang ditemukan di kepalanya T itu kosong, tidak ada apa-apa, nol.

Lao Dao tak percaya kalau itu kosong, benda itu pasti ada gunanya. Jika tidak, mana mungkin dimasukkan ke dalam tubuhnya T.

"Menurutku kau yang tidak cukup ahli untuk meretasnya. Bego!"


"Aku tidak cukup ahli? Hei! Memangnya ada yang tidak bisa kuretas? Aku sudah memeriksa semuanya, tapi tidak ada apapun di dalamnya. Tapi kartu memori ini punya GPS tracker. Apa menurutmu, orang yang menanamkan ini, ingin tahu apa yang dilakukannya (T) setiap hari? Kurasa itulah fungsi kartu memori ini."

Jika dugaan Xiao Zhuan benar, berarti orang yang menanamkan kartu memori ini adalah pemimpin mereka dan dia menggunakan kartu memori ini untuk mengontrol semua anggota tim mereka.

Xiao Zhuan setuju, pasti begitu. Tapi Wen Long bilang bahwa akan ada beberapa orang dari dinas keamanan nasional yang akan datang untuk membantu mereka. Lihat saja apa yang bisa dilakukan para profesional itu nanti.

"Zhou Xiao Zhuan, bisa tidak kau lebih percaya diri sedikit? Cobalah untuk memecahkannya sendiri."

"Aku kan sudah cukup ahli untuk mengetahui kalau di dalamnya ada GPS tracker."


Si Bai datang tepat saat itu juga menyela perdebatan mereka untuk menyerahkan laporan otopsinya Xin Jia. Lagi-lagi, Si Bai menemukan sebuah kartu memori dari dalam t**uhnya Xin Jia, sama persis seperti T.

Saat Xiao Zhuan mencoba mencocokkan kedua kartu memori itu, Si Bai tiba-tiba pusing sampai membuat Xiao Zhuan dan Lao Dao cemas. Apa dia tidak apa-apa?

Si Bai mengklaim baik-baik saja, mungkin cuma karena semalam dia lembur. Dia pasti akan baik-baik saja setelah makan nanti.

"Dr Xu, aku sungguh berteirma kasih karena kau sudah membantu kami sampai kau kurang tidur beberapa hari ini. Sebaiknya kau istirahat. Jika tidak, kami tidak akan bisa menemukanmu."


"Tidak masalah. Aku hanya ingin membantu Jin Xi. Di mana Jin Xi?"

Xiao Zhuan bingung harus menjawab apa, tapi Lao Dao santai saja berkata kalau Jin Xi dan Han Chen pergi bulan madu.

Tak enak pada Si Bai, Xiao Zhuan sontak mengomeli Lao Dao dan mengklaim kalau Lao Dao itu ngawur, Jin Xi dan Han Chen cuma sedang dinas ke luar kota. Lao Dao langsung paham dan buru-buru meralat ucapannya sendiri.

Tapi tentu saja Si Bai bukan orang bodoh yang gampang percaya bualan mereka. Tanpa berkomentar apapun, dia cepat-cepat pamit pergi dengan alasan ada kerjaan lain.


Dia pergi tepat saat Cold Face baru kembali dan memberitahu mereka kalau Xin Jia tidak punya catatan medis tentang depresinya dan kegiatan hariannya juga sangat sederhana: Membuntuti Han Chen lalu pulang.

Tapi ada satu hal yang menarik. Sekitar 2 bulan yang lalu, Xin Jia menghadiri kuliah seorang profesor dari Universitas Lan Xi. Setelah diselidiki, si profesor ini sebenarnya berasal dari Kota Bei dan dia hanya dosen tamu yang banyak memberikan kuliah di berbagai universitas.

"Apa orang ini ahli dalam pengobatan depresi?"

"Itulah bagian menariknya. Keahliannya adalah psikologi kriminal dan dia cukup terkenal di bidang itu."

"Psikologi kriminal? Bukankah BaiBai mempelajari jurusan itu juga? Lalu kenapa Xin Jia menghadiri kuliahnya?"

Karena itulah Cold Face merasa mereka perlu menyelidiki petunjuk ini lebih jauh. Si profesor itu akan berada di kota ini selama beberapa hari dan ada kuliahnya sore ini. Tapi Cold Face menyerahkan urusan itu pada mereka berdua karena dia sendiri masih harus kembali ke TKP di Gunung He Ming.

Lao Dao dan Xiao Zhuan membaca poster kuliahnya si profesor dan mendapati namanya adalah Xu Nan Bo dan kuliahnya tentang hipnotis.


Han Chen dan Jin Xi mendatangi akademi kepolisian nasional dan Jin Xi langsung berusaha mencari data dirinya di database. Tapi anehnya, data diri Su Mian tidak ditemukan.


Han Chen tanya apakah Jin Xi punya ingatan akan tempat ini. Jin Xi memang merasa dia sepertinya pernah datang ke tempat ini. Tapi kenapa data dirinya tidak ada dalam arsip seolah dia menghilang dan terhapus dari dunia ini?

"Mungkin tidak ada berita artinya berita baik. Jika ucapan Xin Jia benar, situasi apa yang membuat seorang mahasiswa dihapus dari arsip akademi kepolisian nasional?"

"Maksudmu..."

"Mata-mata."

Jin Xi tentu saja heran, mata-mata kan biasanya dipilih dari yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, apalagi waktu itu dia masih mahasiswa dan itu merupakan kasus besar. Lalu kenapa dia bisa jadi mata-mata? Dan kenapa setelah itu dia hidup sebagai Bai Jin Xi?

"Mari kita cari potongan ingatan itu bersama-sama."


Si Bai kembali ke kantornya, tapi sakit kepalanya semakin menjadi-jadi sampai dia pingsan.


Lao Dao dan Xiao Zhuan menghadiri kuliahnya Profesor Xu Nan Bo itu. Bahkan sebelum si prof datang, para mahasiswi sudah banyak yang berkumpul.

Xu Nan Bo datang tak lama kemudian dan para mahasiswi langsung heboh ber-wow ria tentang ketampanan dan gaya Inggrisnya.

Dia kelihatan ramah dan karismatik. Sambil menyapa para peserta, Nan Bo mulai menata barang-barangnya dengan sangat amat rapi.

Saat Nan Bo memulai kuliahnya tentang hipnotis dan sugesti, Lao Dao dan Xiao Zhuan malah bisik-bisik sendiri membanding-bandingkan Nan Bo dan Jin Xi dalam hal psikologi kriminal.


Gara-gara berisik, mereka jadi menarik perhatian dua orang mahasiswi di depan mereka yang langsung tanya-tanya mereka berasal dari fakultas apa? Dan kenapa mereka tak pernah kelihatan sebelumnya?

"Apa kau punya pacar?" Tanya salah satu mahasiswi yang spertinya tertarik sama Xiao Zhuan.

"Aku? Aku tidak punya pacar."

"Apa kau bodoh? Mereka itu pasangan (Pfft!)." Duga mahasiswi kedua.

Xiao Zhuan sudah mau menjelaskan, tapi Lao Dao malah memluknya dan menyatakan kalau dia memang boyfriend-nya Xiao Zhuan. Ujung-ujungnya mereka malah ribut sendiri dan menarik perhatian Nan Bo.


Nan Bo langsung memanggil Lao Dao untuk membantunya melakukan percobaan. Saat ditanya nama dan fakultasnya, Lao Dao mengklaim namanya adalah Xiao Zhuan dan dia jurusan psikologi klinis.

Nan Bo lalu menyuruh Lao Dao dan semua mahasiswa untuk menatap gambar-gambar dan melafalkan kata-kata yang ada di layar. 

Lao Dao mulai menyebut kata-kata yang muncul di layar dan semua mahasiswa langsung mengikuti. Awalnya biasa saja. Tapi perlahan mereka mulai linglung hingga saat layar menunjukkan satu kata 'air' dengan latar belakang layar hitam.

Seketika itu pula Lao Dao jadi benar-benar linglung dan para mahasiswa sudah tidak lagi ikutan melafalkannya.


"Kenapa? Apa kalian merasa ini benar-benar berbeda dari air yang biasanya?" Tanya Nan Bo.

Kata itu lalu berubah menjadi tetesan air, inikah air yang ada di pikiran mereka? Para mahasiswa mengiyakannya dengan linglung dan Lao Dao terus melongo menatap gambar air menetes yang tampaknya benar-benar menghipnotisnya itu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments