Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 7 - 1

Sinopsis Memory Lost Season 2 Episode 7 - 1



Jin Xi melihat Xin Jia sedang menatapnya dengan tajam. Han Chen heran, ada apa? Tapi saat Han Chen hendak melihat apa yang Jin Xi lihat, Xin Jia sudah menghilang.


Si Bai kembali ke rumah sakit membawakan makanan untuk Jin Xi, tapi malah mendapati kamarnya sudah dirapikan. Suster memberitahunya kalau pasien sudah keluar rumah sakit tadi pagi.

"Seorang pria datang menjemputnya, pacarnya mungkin." Kata Suster.

Si Bai sontak mengepalkan tangannya dengan penuh mosi. Dia lalu merenung di mobilnya, mengingat betapa kesalnya Han Chen saat dia hendak menc**m Jin Xi dulu, betapa perhatiannya Han Chen pada Jin Xi, dan betapa posesifnya Han Chen saat dia menampik tangannya dari Jin Xi di hutan waktu itu.

 

Mereka tiba kembali ke apartemen malam harinya dan Jin Xi langsung menaruh belanjaan di kulkas. Han Chen terpesona melihat pemandangan itu lalu menarik Jin Xi ke dalam plukannya.

"Berhentilah bermain-main. Baiklah. Kau urus ini, aku akan merapikan ranjang."

"Baiklah," kata Han Chen dengan senyum nakal.

"Maksudku aku mau merapikan ranjang yang akan kutiduri, kau tidur saja di sofa. Kau mikir apa sih?" Jin Xi langsung melepaskan diri dengan malu dan pergi ke kamarnya.


Selesai merapikan tempat tidurnya, Jin Xi langsung tidur di atasnya. Han Chen bergabung tak lama kemudian dan mereka saling menatap dengan penuh cinta.

"Kita menjadi pasangan seperti ini?"

"Iya. Kita menjadi pasangan seperti ini."


Malu, Jin Xi langsung memalingkan muka dan meminta Han Chen keluar, dia mau tidur. Tapi Han Chen tidak mau, ngotot mau tidur di sini juga dan langsung memluk Jin Xi.

Jin Xi berusaha meronta, tapi Han Chen langsung mengancam. "Kalau kau bergerak terus, aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu."

Jin Xi akhirnya berhenti bergerak dan tidur dalam plukan Han Chen, sementara Han Chen meninabobokannya dengan menepuk-nepuk ringan punggungnya.


Keesokan harinya, mereka pergi ke kantor bersama. Tapi Jin Xi minta diturunkan di depan gedung, takut ada yang melihat mereka berangkat bareng. Han Chen malah santai, nanti dia akan memberitahu Wen Long.

Masalahnya, mereka kan baru bersama. Makanya Jin Xi tak mau semua orang mengetahuinya dulu. Dia akan bicara dengan Xiao Zhuan dan menyuruhnya untuk tidak bilang-bilang siapapun.

Han Chen diam saja dengan muka ngambek. Jin Xi langsung bertingkah sok imut, berusaha membujuk Han Chen dan meminta pengertiannya.

"Dulu, apa kau juga berakting sok imut seperti ini?"

"Siapa yang berakting sok imut?"

Dia buru-buru keluar sambil memastikan tak ada orang yang melihat mereka. Han Chen malah menggodainya dengan lantang. "Hei, Cantik! Kau tidak mau menc**mku sebelum pergi? Satu c**man saja!"


Han Chen sudah duduk di mejanya dan membaca laporan saat Jin Xi masuk dan hanya ada Cold Face selain mereka berdua. Jin Xi langsung saja mengambil gelasnya dan gelas Han Chen untuk membuatkan teh untuk mereka berdua.

Tapi gara-gara ada Cold Face, Jin Xi dengan lantang berkata. "Err... Bos, aku akan membuatkanmu teh mumpung aku juga mau buat."

Han Chen geli mendengarnya. Jin Xi terburu-buru kembali tak lama kemudian gara-gara tangannya kepanasan. Han Chen langsung mencemaskan tangannya dan pemandangan itu jelas menarik perhatian Cold Face.

Menyadari tatapannya, Jin Xi langsung panik berusaha melepaskan tangan Han Chen darinya sambil berusaha memberinya kode. Han Chen malah santai, Cold Face sudah tahu kok.


"Kenapa tidak bilang sedari tadi?!" Gerutu Jin Xi. Dia lalu mendekati Cold Face dan dengan canggung meminta Cold Face merahasiakannya.

"Kalian lanjutkan saja. Aku tidak melihat apapun."


Xiao Zhuan datang tak lama kemudian dan langsung mengucap sumpah. "Kedua bos, hari ini aku menyatakan, bahwa mulai sekarang, aku akan menjadi malaikat pelindung untuk kalian berdua!"

Jin Xi sampai malu dibuatnya. Lao Dao datang belakangannya dan langsung bingung mendengar sumpahnya Xiao Zhuan.


Tapi Han Chen ditelepon Wen Long tak lama kemudian. Ada kasus baru, semua orang pun langsung beranjak pergi.

Wen Long dan Si Bai sudah ada di TKP saat mereka datang. Wen Long pun mengumumkan kalau Si Bai resmi bergabung bersama mereka mulai hari ini. Mulai sekarang, Si Bai akan membantu mereka dalam hal forensik.

Jin Xi senang-senang saja, Han Chen yang tidak senang. Tapi terpaksa dia menyambut Si Bai dan menjabat tangannya.


Korban adalah seorang wanita bernama Zhou Sijin dan di sebelah mayatnya ada batu bergambar sebuah simbol. Walaupun memakai seragam suster, tapi sebenarnya dia pekerja kantoran.

Tampaknya korban disiksa lebih dulu sebelum dibunuh. Ada beberapa lebam dan sayatan di wajahnya, lehernya juga tampak bekas memerah karena dicekik dan ada bekas lumpur di seragamnya karena hujan kemarin.

Juga ada lebam melingkar di lehernya, luka di lengan dan pergelangan kaki. Luka di p**ut dan d**a disebabkan karena ditusuk dengan benda tajam.


Si Bai meneliti mayat itu dengan cepat dan menyimpulkan bahwa luka di lengan dan pergelangan kaki korban disebabkan karena penyiksaan s***ual yang cukup lama. Dia memperkirakan memar di leher disebabkan karena 3-4 kali cekikan tapi tidak sampai mematikan.

Luka di rusuk kiri, p**ut bagian kanan dan kedua lutut menunjukkan kalau dia dipukul dengan senjata yang sama sehingga menyebabkan fraktur tulang remuk. Kemungkian dia dipukul dengan tongkat besar.

Luka yang paling fatal adalah tusukan di d**a yang disebabkan oleh sebuah senjata tajam hingga korban mati karena kehilangan banyak darah.

Berdasarkan livor mortis (pemucatan mayat), rigor mortis (kekakuan mayat), kornea mata korban, dan dinginnya suhu t**uh mayat, Si Bai memperkirakan waktu kematian adalah 14-17 jam yang lalu, sekitar jam 9-12 kemarin malam.

"Dr Xu memang hebat, seperti rumornya." Puji Lao Dao.


Dia lalu mengendus mulut korban dan mendapati dia minum wine sebelum mati. Lao Dao bingung, buat apa dia minum wine?

"Untuk diper**sa," Han Chen bantu menjawab.

Karena tugas Si Bai selesai sampai di sini, dia pamit duluan. Dia akan memberikan detil laporan forensiknya nanti malam.

Jin Xi mengambil alih dari situ. Sayangnya, temuan bukti lainnya cuma barang-barang kebutuhan wanita.


Han Chen menjauh untuk berpikir. Sat Jin Xi menyusulnya tak lama kemudian, Han Chen menanyakan apa pendapatnya dari segi psikologi kriminal.

Berdasarkan informasi, ternyata ini bukan yang pertama. Bulan lalu dan 2 bulan yang lalu juga pernah ditemukan 2 mayat pekerja kantoran yang disiksaa dan dibunuh dengan cara yang sama. Jadi menurut Jin Xi, ini adalah kasus klasik pembunuh berantai ca**l dan terampil.

Karakteristik orang semacam itu biasanya IQ-nya tinggi, berdarah dingin, kejam, tidak punya simpati. Korbannya adalah wanita pekerja kantoran yang notabene lebih mandiri dibanding wanita lainnya.


Pekerja kantoran biasanya lebih pintar dalam melindungi dirinya sendiri. Tapi si pembunuh berhasil menipu dan menculik orang seperti itu, itu jelas menunjukkan kalau dia memang terampil dan percaya diri dalam melakukan kejahatannya. Si penjahat ini sudah pasti bukan orang yang IQ-nya rendah.

"Jadi kupikir, si baj*ngan ini pasti memiliki pekerjaan dan gaji yang cukup baik."

Melihat banyaknya bekas penyiksaaan dan pelecehan s***ual di t**uh korban, dia menduga kalau si pelaku pasti merasakan kenikmatan saat menyiksa korbannya perlahan-lahan.

Dia bahkan memaksa korbannya memakai seragam suster dan minum wine, itu pasti bagian dari fantasi s***ualnya. Kondisi mentalnya jelas bermasalah dan tidak normal. Penyakitnya benar-benar serius.


Si pelaku mungkin memiliki keluarga yang kelihatan baik, tapi sebenarnya seluruh keluarganya bermasalah. Kondisinya dari luar tampak baik dan itu membantunya menutupi kebobrokannya. Intinya, dia adalah penjahat yang sangat berbahaya.

Sayangnya mereka hanya punya sedikit petunjuk. Jadi Jin Xi hanya bisa menyimpulkan kalau si pelaku berusia sekitar 25-40 tahun, karena dalam rentang usia itulah biasanya masalah kesehatan mental mulai muncul.

Pelaku pasti mendapat dorongan setiap bulan sekali, dan begitu dia tenang, dia akan kembali ke kehidupan normalnya.


Han Chen mendengarkannya dengan serius. Tapi satu-satunya komentarnya cuma. "Kedengarannya masuk akal."

"Kedengarannya masuk akal? Cuma 3 kata? Aku bicara sebanyak itu dan kau cuma bilang 3 kata?"

Han Chen hampir saja menggodai Jin Xi lagi, tapi Wen Long datang saat itu untuk tanya apakah mereka menemukan petunjuk lain?

"Jin Xi punya kesimpulan yang penting dan aku punya 2 penemuan. Dan juga, ada sesuatu yang hilang dari TKP." Ujar Han Chen.


Mereka lalu meeting di kantor. Han Chen mempresentasikan 2 temuannya. Pertama: pelaku menggunakan mobil SUV untuk membuang korban di TKP. Kedua: dia sengaja membuang mayat itu di sana biar ditemukan polisi.

Tapi ada sesuatu yang hilang di TKP, yaitu tasnya. Karena tak ada jejak darah di TKP dan tanda-tanda lainnya, korban pasti dibunuh di tempat lain sebelum mayatnya dibuang di sana.

Perkiraan waktu kematian antara jam 9-12 kemarin malam. Dan karena adanya hujan yang terjadi jam 5 pagi, mayat korban masih basah. Jadi dia pasti dibuang di situ tak lama setelah kematiannya.


Begitu manusia mati, t**uh akan langsung lumpuh hingga kemudian menjadi kaku. Jika sudah kaku maka akan sulit mengubah pose kematian. Saat ditemukan mayat korban dalam posisi agak menekuk yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju TKP pembuangan mayat.

Jadi tersangka tidak mungkin menggunakan mobil sedan biasa karena mobil itu terlalu kecil. Tidak mungkin juga dia menggunakan truk atau mobil van karena kedua kendaraan itu memiliki ruang yang cukup sehingga mayat takkan menekuk.


Lao Dao dan Cold Face lalu pergi ke perusahaan CBD tempat kerja korban dan menginterogasi beberapa pegawai. Salah satu pegawai berkata kalau dia pernah melihat korban masuk ke dalam mobil SUV hitam. Tapi sayangnya, dia tidak melihat nomor platnya.


Kembali ke kantor, Lao Dao melapor ke Wen Long bahwa mereka tak menemukan saksi untuk kedua korban sebelumnya. Berdasarkan pernyataan keluarga dan teman-teman korban, ketiga korban tidak saling mengenal satu sama lain.

Wen Long memerintahkan mereka untuk terus menyelidiki kehidupan para korban untuk mencari persamaan di antara mereka dan juga orang-orang yang punya kontak dengan mereka.

"Kalian pasti capek seharian ini, jaga diri kalian baik-baik." Kata Wen Long sebelum pergi.


Han Chen pun mengizinkan anak-anak buahnya untuk istirahat dulu dan membisiki Jin Xi untuk istirahat juga. Dia pasti kecapekan, dia harus banyak istirahat.

"Semua orang juga capek."

"Kau jauh lebih capek dari mereka."


Di kantor forensik barunya, Asistennya Si Bai datang menyerahkan laporannya dan berkata kalau dia akan menelepon Jin Xi untuk datang kemari untuk mengambil laporan ini.

Si Bai yang masih kesal dan cemburu, tampak tak senang mendengar itu, tapi juga diam saja saat si asisten menelepon Jin Xi.

Saat Jin Xi datang, senyum Si Bai langsung mengembang lebar. Tapi senyum itu menghilang dengan cepat saat melihat Jin Xi sedang bicara mesra di telepon dengan Han Chen.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam