Sinopsis Memory Lost Episode 6 - 2

Sinopsis Memory Lost Episode 6 - 2



Walaupun Li Jiang mengaku kalau dia mempelajari hipnotis secara otodidak, tapi dalam flashback, dia malah menghubungi orang misterius berinisial K itu. Dan orang itulah yang memberinya instruksi tentang hipnotis.

Li Jiang tanya, kapan dia bisa melakukan eksprerimen? Si K menegaskan bahwa dia hanya punya satu kesempatan, dia bersumpah akan membuat Li Jiang menerima konsekuensi jika dia sampai gagal.

Dia mengingatkan Li Jiang bahwa dalam hipnotis, sangat penting untuk menguasai pikiran korbannya. Dia harus memahami segala sesuatu tentang korbannya, termasuk perasaannya yang paling dalam.


Tepat saat itu juga, Li Jiang melihat Nona Ma jalan di depannya. Dia langsung membuntuti Nona Ma ke mana-mana. Melihatnya bertengkar dengan sepasang kekasih yang tak sengaja menubruknya, melihatnya terkagum-kagum pada pria tampan yang lewat, juga melihatnya bersedih karena tak mampu membeli barang mahal.


Malam itu saat dia gagal dalam kasus ketiganya, dia langsung panik menelepon K dan melaporkan kegagalannya. Tapi seketika itu pula K memutuskan hubungan dengannya.


Setelah Jin Xi selesai menginterogasi Li Jiang, Xiao Zhuan tanya apa yang harus dilakukannya dengan surat bersegel K itu. Dari pernyataan Li Jiang, dia mengaku kalau dia sendiri yang menulis surat itu untuk bersenang-senang.

Jin Xi tak mempercayainya, tapi berhubung mereka tak punya bukti akan keberadaan K, dia menyuruh Xiao Zhuan untuk menaruh surat itu di file saja.


Ngomong-ngomong, sejak kapan Xiao Zhuan sepintar itu? (Saat dia memprovokasi Li Jiang dengan berbohong kalau Fang Ping selamat). Xiao Zhuan mengaku kalau itu justru idenya Han Chen.

"Di mana dia sekarang?"

"Direktur memanggilnya tadi. Oh yah, direktur memintamu untuk menulis laporan (kasus ini) dengan hati-hati. Karena laporannya nanti akan dikirim ke Polda. Lebih baik kau menulisnya dengan baik, siapa tahu reputasimu meningkat di Polda. Bos, kalau hidupmu jadi lebih baik, jangan lupakan aku."


Direktur berterima kasih pada Han Chen karena kasus ini bisa selesai dengan cepat berkat Han Chen.

Tapi sepertinya Han Chen sudah harus pergi setelah kasus ini selesai. Direktur berusaha membujuknya untuk tinggal beberapa hari lebih lama dan mengajari Jin Xi.

"Dia tidak perlu diajari olehku."

"Dia dan Xiao Zhuan belum punya banyak pengalaman."


Han Chen kembali tak lama kemudian dan mendapati Jin Xi sedang sibuk menulis laporannya. Han Chen memuji kemampuan interogasinya Jin Xi yang cukup bagus.

Jin Xi balas memuji ide bagusnya. Han Chen bilang kalau dia tidak mengerti psikologi kriminal, tapi nyatanya dia pintar juga.

Han Chen cuma tersenyum kecil mendengarnya walaupun wajahnya tampak sendu. Hmm... mungkin dia sedih harus berpisah dengan Jin Xi? Walaupun kasus ini sudah selesai, tapi entah mengapa dia merasa ada yang salah.

"Aku sudah melihat rekaman interogasimu. Kau bicara banyak padanya."

"Hah? Ah, maksudmu bagian terakhir? Kenapa? Apa kau pikir apa yang kukatakan itu kurang mendalam?"

"Aku cukup terkesan pada bicara manismu."

"Han Chen! Caramu memuji itu sungguh unik."


Beberapa petugas lain datang membawakan dokumen-dokumen untuk Jin Xi dan membuat Jin Xi mkin sibuk mempelajari dokumennya. Saking sibuknya, dia sama sekali tidak menyadari tatapan sendu Han Chen padanya.

"Aku harus pergi sekarang. Bai Jin Xi, selamat tinggal." Ujar Han Chen.

Tapi Jin Xi terlalu sibuk hingga dia tidak mendengar gumaman Han Chen. Dia bahkan tidak sadar saat Han Chen pergi.


Beberapa saat kemudian, Xiao Zhuan kembali dan menanyakan di mana Han Chen.

Baru saat itulah Jin Xi menyadari Han Chen sudah pergi. Jin Xi langsung panik berusaha menelepon Han Chen, tapi nomornya sudah tidak bisa dihubungi. Jin Xi langsung menggumam kesal, mengira Han Chen pergi tanpa pamit.


Xiao Zhuan usul, bagaimana kalau mereka mengirimkan oleh-oleh khas kota mereka ini ke rumahnya Han Chen sebagai ungkapan terima kasih karena Han Chen sudah membantu mereka dalam kasus ini.

Jin Xi jadi teringat saat Han Chen pernah memberinya uang dan menyuruhnya membeli makanan khas kota mereka ini. Tapi waktu itu Jin Xi menolak uangnya, berniat mau membelikannya dengan uangnya sendiri dan Han Chen boleh membayarnya nanti.


Tapi kemudian dia marah-marah penuh emosi pada Xiao Zhuan dan menolak mengirimkan oleh-oleh untuk Han Chen. Apalagi dia pergi tanpa pamit, jelas-jelas Han Chen itu meremehkan mereka.

Awas saja kalau Xiao Zhuan berani mengirimi Han Chen oleh-oleh! Lagian, orang metropolitan kayak Han Chen itu tidak mungkin menyukai makanan khas daerah. Tidak usah buang-buang waktu untuk omong kosong itu!


Tapi saat dia pulang kerja, dia sendiri malah masuk toko yang menjual oleh-oleh sambil beralasan kalau dia ini wanita yang baik dan manis dan besar hati. Wanita cantik harus berhati lembut.


Tiba-tiba ada seorang pria mencurigakan masuk toko dan seorang satpam mengenalinya. Pria itu sontak bikin gaduh dan lari ke arah Jin Xi.

Jin Xi langsung sigap mencegatnya dan meringkusnya dengan mudah sambil marah-marah. Tapi sedetik kemudian, dia menyadari kalau dirinya sedang direkam orang-orang. Jin Xi langsung pose.


Han Chen baru tiba di bandara dan melihat seorang wanita sudah menunggunya. Wanita itu, Xin Jia, antusias menyambutnya, tapi Han Chen sangat dingin padanya dan terus berjalan mengacuhkannya.

Xin Jia jelas menyukai Han Chen, bahkan sengaja mengecek jadwal kepulangannya. Dia bahkan membawakan mobilnya Han Chen ke sana.

Han Chen dengan kasarnya mengambil kunci mobilnya dari tangan Xin Jia, "Siapa bilang kau bisa mengambil mobilku tanpa seizinku?!"

Walau kecewa dengan sikap Han Chen, Xin Jia tidak peduli dan santai saja duduk di sebelahnya Han Chen. Tapi Han Chen menolak duduk bersebelahan dengannya dan menyuruh Xin Jia duduk di jok belakang.


Dia terus diam sepanjang perjalanan sampai Xin Jia yang harus memecahkan keheningan dan tanya apakah Han Chen sudah menemukan wanita itu? Han Chen tetap diam, Xin Jia menduga kalau Han Chen masih belum berhasil.

"Apa urusannya denganmu?" Dingin Han Chen.

"Han Chen! Apa kau sama sekali tidak mengerti hatiku? Wanita itu tidak ada."

Baiklah kalau Han Chen tidak mempercayai omongannya. Tapi bagaimana dengan ucapan teman-temannya dan kedua orang tuanya, masa Han Chen juga tidak mempercayai mereka? Apa Han Chen pikir kalau mereka semua berkomplot untuk membodohi Han Chen?

"Diam kau!"


Tak peduli, Xin Jia terus saja bersikeras kalau wanita yang Han Chen cari-cari itu tidak ada.

Wanita itu cuma khayalan yang ada dalam mimpinya selama satu tahun Han Chen koma. (Oh, jadi Han Chen pernah koma dan sekarang hilang ingatan?)

Dia menyarankan Han Chen untuk menghadapi kenyataan, pikirkan orang tua dan orang-orang lain yang peduli padanya.

Kesal, Han Chen menegaskan bahwa walaupun orang tuanya menyukai Xin Jia dan menganggap Xin Jia sebagai menantu, tapi Xin Jia tidak akan pernah menjadi istrinya.


Xin Jia tidak peduli. Dia menyukai Han Chen dan ingin selalu berada di sisi Han Chen tak peduli biarpun dia tidak akan menjadi menantu orang tuanya Han Chen. Pokoknya dia bertekad akan selalu berada di sisi Han Chen selamanya.

"Hanya itu yang kuingin kau tahu. Selama beberapa tahun terakhir ini, tak ada seorangpun yang berada di sisimu, kecuali aku."

Mereka tiba di depan rumah Xin Jia tak lama kemudian. Begitu Xin Jia turun, Han Chen langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata.


Video Jin Xi meringkus si pencuri, langsung viral di internet dan ditonton oleh para rekan kerjanya Jin Xi. Jin Xi sendiri baru datang tak lama kemudian dan semua orang langsung menyambutnya dengan antusias sampai Jin Xi heran sendiri dengan sikap mereka.

"Ada apa sepagi ini? Apa ada yang aneh di wajahku?"

"Tidak ada yang aneh. Bos, kau sangat hebat. Apa kau tahu betapa populernya kau di internet sekarang?"

Mereka memperlihatkan video itu dan Jin Xi langsung sumringah seketika, bahkan bernarsis ria memuji dirinya sendiri cantik alami.


Tapi ngomong-ngomong, apa yang Jin Xi lakukan di toko oleh-oleh? Jin Xi sontak berubah marah-marah, bubar!

Xiao Zhuan geli, "Orang seperti ini, ngomongnya 'tidak, tidak'. Tapi tbuhnya tidak akan bisa berbohong."

Malu, Jin Xi langsung menendangnya.


Di kantor Polda Provinsi Lan Barat (kantor polisi tempat kerjanya Han Chen), Kepala Polisi Qin Wen Long, dipanggil menghadap Direktur.

Karena selama 2 tahun terakhir ini, ada banyak kasus besar terjadi di provinsi mereka, Direktur punya usul untuk membuat tim investigasi khusus untuk menangani kasus-kasus kejahatan besar.

Dia sudah cukup lama mengajukan usul ini pada atasan dan akhirnya sekarang disetujui. Tim ini nantinya akan dipilih dari berbagai polisi elit berbakat yang ada di seluruh kota di provinsi ini.

Mereka akan menjalani latihan khusus dan dipilih mana yang terbaik di antara mereka. Direktur berkata kalau dia menginginkan orang berkualifikasi tinggi untuk mengepalai tim ini nantinya, dan orang yang dipilihnya adalah Wen Long.


Wen Long senang, dia sungguh merasa terhormat mendapat misi ini. Direktur juga menginginkan Han Chen masuk dalam tim. Karena sejak Han Chen dipindahkan kemari, dia sudah banyak memecahkan kasus-kasus sulit.

"Han Chen lumayan. Dia memang berbakat, tapi juga sangat arogan. Kadang dia mengecewakan orang lain. Aku takut..."

"Aku tahu apa yang kau cemaskan. Begini saja. Besok kau panggil dia kemari, akan kuomeli dia untukmu."

"Jika Direktur berkata begitu, aku jadi merasa percaya diri."


Direktur lalu membahas tentang kasus pemerk****n yang ditangani Han Chen di Kota Jiang. Dalam kasus itu, ada dua orang polisi yang performanya cukup hebat, yaitu Bai Jin Xi dan Zhou Xiao Zhuan.

Karena itulah, Direktur juga mempertimbangkan kedua polisi berbakat itu sebagai kandidat tim khusus mereka dan ingin mereka ikut serta menjalani pelatihan. Kesempatan ini bisa digunakan untuk mengetahui kemampuan mereka yang sebenarnya.

Wen Long setuju dan berjanji akan segera menghubungi semua kantor polisi di seluruh provinsi ini dan memastikan para anggota tim mereka nantinya, benar-benar polisi elit.


Han Chen tengah latihan menembak dan semuanya tepat sasaran. Tapi sepertinya dia juga sedang melampiaskan frustasinya, teringat pada omongan Xin Jia bahwa wanita yang dicarinya itu cuma khayalan yang dilihatnya dalam mimpi.

"Apa mungkin wanita itu cuma khayalanku? Tapi perasaan ini terlalu nyata."


Jin Xi sedang mondar-mandir galau ingin mengirim pesan ke Han Chen. Sepertinya dia sudah mengirim oleh-olehnya dan bingung harus mengirim pesan bagaimana. 

Si Bai datang saat itu untuk menuntut janji Jin Xi yang katanya ingin mentraktir nyasetelah kasus ini usai. Jin Xi langsung canggung, dia janji akan memenuhi janjinya, tapi bisakah ditunda sampai bulan depan? Sekarang kan tanggal tua.

Si Bai geli mendengarnya, "Ayolah. Kali ini aku yang akan mentraktirmu. Bayar aku kembali begitu kau gajian nanti."


Di suatu tempat, seseorang misterius pakai masker, membawa pergi tas gitarnya. Dia mendapat sms yang menyuruhnya untuk melakukannya sesuai rencana.

Pria itu lalu naik ke sebuah atap gedung. Tapi tas gitar itu ternyata berisi sebuah senapan dan dia langsung beraksi menarget sasarannya.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam