Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 14

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 14


Sahabat sejati, Xiao Nan menemani Chu Xia lari mengelilingi lapangan. Tapi Chu Xia melarangnya, dia mengerti Xiao Nan melakukan ini demi dia tapi kalau begini, bisa-bisa Xiao Nan malah akan membuat masalah makin runyam untuknya. Dia meyakinkan Xiao Nan kalau dia akan baik-baik saja, dia bisa melakukannya, dia tidak akan kalah dari Xin Wei.

Dengan berat hati, Xiao Nan akhirnya membiarkan Chu Xia menjalani hukumannya sendiri. Chu Xia terus berlari dan berlari, jatuh bangun tapi terus memaksakan dirinya walaupun dia sudah sangat kelelahan.


Beberapa saat kemudian, anak-anak kelas B kembali ke lapangan dan semakin cemas melihat Chu Xia masih terus berlari. Guru Ma datang mengomeli mereka untuk kembali ke kelas atau dia akan menghukum mereka lari keliling lapangan juga.

Yang tak disangkanya, anak-anak kelas B malah bersedia menerima hukuman itu demi Chu Xia. Guru Ma jadi kesal dan menghukum mereka dengan menulis surat permintaan maaf dan mendorong mereka semua balik ke kelas. Jadilah Chu Xia benar-benar sendirian di sana.


Xin Wei dan Wan Zi kembali untuk menikmati tontonan menarik - penderitaan Chu Xia di lapangan.

Wan Zi udah benar-benar kayak pelayannya Xin Wei, mengipasi Xin Wei dengan tangannya sendiri lalu pergi untuk membelikan mereka berdua es krim.


Gara-gara kemeja hadiah dari Chu Xia itu, Qi Lu akhirnya tetap datang ke sekolah mencari Chu Xia. Han Yu ketawa ngakak waktu Qi Lu memperlihatkan tulisan di kemeja itu (Sepertinya tulisan itu artinya 'kain kafan'. Maaf kalau salah, aku nggak bisa bahasa mandarin soalnya, cuma menerjemahkan dari bahasa inggris 😁).

Qi Lu jadi tambah emosi, Chu Xia pasti sengaja, lihat saja bagaimana dia akan menghabisi Chu Xia dalam sekejap nanti.


Tepat saat itu juga, Wan Zi lewat sehabis beli es krim. Qi Lu langsung menanyakan keberadaan Chu Xia padanya. Wan Zi kontan gugup harus jawab apa.

Dia hampir saja jujur bilang kalau Chu Xia di lapangan. Tapi buru-buru menggantinya dengan berkata kalau Chu Xia lagi di perpus lalu kabur.

 

Qi Lu sampai heran sendiri melihat tingkah anehnya. Tapi saat mereka hendak membuka pintu perpus, tempat itu malah terkunci. Loh? Perpus tidak buka, lalu bagaimana Chu Xia bisa masuk? Heran Han Yu. Qi Lu sekarang jadi curiga dengan ucapan Wan Zi tentang lapangan tadi. Ayo ke sana.


Chu Xia sudah semakin lemah, tapi dia terus memaksa dirinya berlari. Xin Wei benar-benar senang melihat Chu Xia menderita.

Dia bahkan mengejek Chu Xia yang larinya sudah semakin melambat. Wan Zi datang tak lama kemudian, dia hendak mengatakan sesuatu dengan takut-takut, tapi Xin Wei sedang terlalu asyik dengan tontonannya dan malas mendengarkan omongan Wan Zi.

Belum sempat ngomong apapun, Wan Zi tiba-tiba terdorong ke belakang. Xin Wei sama sekali tidak menyadari dan terus saja nyerocos menyuruh Wan Zi untuk tidak menganggunya, dia lagi asyik.


Sebuah tangan tiba-tiba menepuk bahunya. Xin Wei langsung kesal mengira itu tangan Wan Zi... tapi malah mendapati orang di belakangnya ternyata Qi Lu.

"Kenapa dia bisa ada di sana?" Tuntut Qi Lu "Aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskannya."


Xin Wei kontan terdiam gugup, tak tahu harus menjawab apa. Han Yu yang cemas, langsung masuk lapangan dan menyusul Chu Xia.

Saat Xin Wei tak mampu memberinya penjelasan, Qi Lu langsung membanting jaketnya dengan kesal dan ikut berlari menyusul Chu Xia.

Han Yu berusaha menghentikan Chu Xia. Tapi Chu Xia ngotot mau menyelesaikan hukumannya, cuma tinggal 3 putaran saja, dia tidak mau kalah dari Xin Wei.

Qi Lu menuntut siapa yang sudah membuatnya berlari dan memerintahkannya untuk berhenti.

Tapi Chu Xia terlalu keras kepala untuk mendengarnya. Dia terjatuh tapi dia tetap bangkit dan terus berlari, sama sekali tidak mau mendengarkan perintah Qi Lu.


Qi Lu akhirnya nekat memaksa menghentikannya dengan membopong Chu Xia. Chu Xia pingsan seketika dan Qi Lu pun langsung membawanya pergi sementara Han Yu hanya bisa terdiam melihat mereka. Dia berhenti sejenak hanya untuk melempar tatapan tajam pada Xin Wei lalu pergi.

Han Yu memungut jaketnya Qi Lu dan memperingatkan Xin Wei, "Kuharap ini tidak akan terulang. Mengerti?"


Nyonya Han mondar-mandir gelisah di rumah. Han Tua mencoba memintanya makan siang dulu, mungkin tuan muda dan Chu Xia akan telat di sekolah. Tapi Nyonya Han sama sekali tidak bisa tenang, sedari tadi matanya kedutan terus, firasatnya tak enak.


Tepat saat itu juga, Han Tua melihat mereka kembali. Nyonya Han sudah senang tapi malah melihat Chu Xia pingsan dalam bopongan Qi Lu.

Nyonya Han sontak cemas, ada apa ini? Dia kan sudah bilang, kalau sampai terjadi sesuatu pada Chu Xia maka dia akan...

"Dia TERTIDUR!" sela Qi Lu lalu pergi membawa Chu Xia ke kamarnya.


Nyonya Han langsung ngamuk-ngamuk menyuruh Han Tua untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Chu Xia. "Siapa yang sudah melakukan ini pada Chu Xia?! Han Yu, kau kembali bersama mereka, cepat katakan pada bibi, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Sebenarnya... saya kurang yakin. Waktu kami tiba, Chu Xia sudah berlari keliling lapangan."

Nyonya Han makin kesal mendengarnya dan sekali lagi menyuruh Han Tua untuk mencari tahu apa yang terjadi. Han Tua meyakinkan kalau dia akan melakukannya, tapi Nyonya Han jangan terlalu marah.

Bagaimana Nyonya Han tidak marah, "Ini menantuku! Ini namanya melawanku!"


Han Yu tercengang mendengar Nyonya Han memanggil Chu Xia sebagai menantu. Han Tua santai, melihat bagaimana tuan muda membopong Chu Xia sampai kamarnya, itu kan artinya tuan muda sudah mau menerima Chu Xia. Jadi seharusnya Nyonya Han senang.

Benar juga, Nyonya Han pun langsung melesat ke kamar Chu Xia. Han Yu bertanya-tanya, apa maksud Han Tua tentang 'menerima' tadi?

"Kau tidak tahu? Nona An adalah tunangan yang dipilihkan nyonya untuk tuan muda kami." Ujar Han Tua. Han Yu patah hati mendengarnya.


Begitu sampai kamar, Qi Lu langsung membaringkan Chu Xia di kasur sementara Nyonya Han antusias menguping di luar. Melihat Chu Xia, Qi Lu mmebatin cemas "Kekeraskepalaanmu lama-lama akan membunuhmu."

Dia lalu menelepon seorang dokter dan memintanya segera datang untuk memeriksa temannya yang hampir sekarat, dia tidak peduli biarpun dokter bilang tidak bisa datang, akan dia kirim helikopter. Dokter harus datang dalam waktu 10 menit.


Chu Xia terbangun saat itu, "Kau yang sekarat."

"Jadi karena itu kau memberiku kain kafan?"

Chu Xia malas menanggapinya, dia tidak punya tenaga untuk bertengkar dengan Qi Lu.

Baiklah, tidak usah bertengkar hari ini. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke Chu Xia dan berkata bahwa dia sudah memikirkannya. Dia merasa hubungan mereka sebenarnya tidak perlu jadi negatif.

"Dari interaksi kita belakangan ini, aku merasa kau tidak seburuk yang kupikir. Kakak Yuan sangat menyukaimu. Mungkin kau tidak perlu pindah."

"Apa kau tidak takut kalau aku akan bikin perkara kalau aku tetap tinggal?"

"Sekarang ini kau sudah cukup banyak memberiku masalah. Tapi aku sudah memikirkannya, semua itu tidak sulit ditangani. Dibandingkan kebahagiaan Kakak Yuan, aku merasa pengorbanan ini layak. Jadi mari kita berinteraksi secara baik-baik mulai sekarang."


Keheranan, Chu Xia dengan lemah mengangkat tangannya ke dahinya Qi Lu. "Tidak demam. Kau salah minum obat atau aku yang terlalu lelah. Kau ingin berinteraksi secara baik-baik denganku?" Chu Xia langsung memutar bola matanya dengan sinis.

"Maksudku. Demi kebahagiaan Kakak Yuan, hubungan kita bisa selangkah lebih maju. Contohnya... kita bisa kencan atau semacamnya."

Chu Xia langsung mendengus sinis mendengarnya. Apa sebenarnya yang sedang Qi Lu rencanakan? Apa Qi Lu mau menakutinya sampai mati? Atau ini cara baru Qi Lu untuk menyingkirkannya?

"Apa masalahnya dengan kencan? Oh, aku mengerti. Apa ini trik yang biasanya digunakan wanita? Jual mahal?"

"Tuan Muda Han, aku akan menganggap kata-katamu barusan sebagai candaan. Jangan khawatir, aku akan secepatnya melupakan candaan ini."


Qi Lu makin kesal mendengarnya, main jual mahal juga ada batasnya, main tarik ulur juga ada batasnya. Seharusnya Chu Xia senang karena dia menghargai Chu Xia.

Chu Xia ketawa geli mendengarnya, dia sebenarnya marah. Tapi mendengar candaan ini membuatnya senang.

Qi Lu heran, apa Chu Xia tidak menyukainya? Tidak pernah ada seorangpun yang tidak menyukainya. Chu Xia ketawa makin geli, dia benar-benar tidak seperti Han Qi Lu.

Qi Lu berusaha mengancamnya, tapi Chu Xia malah santai, ini lebih mirip Han Qi Lu yang selama ini dia kenal. Kesal, Qi Lu mendekatkan wajahnya makin dekat...


Tepat saat Dokter datang dan keheranan melihat Nyonya Han nempel ke pintu. "Nyonya? Apa kabar anda? Apa yang anda lakukan?" Seru Dokter.

Nyonya Han sampai hampir jantungan saking kagetnya. Dia berusaha mendiamkan Dokter tapi Dokter tidak ngeh dan terus saja bicara dan jelas saja Qi Lu bisa mendengar suara mereka. Nyonya Han terus saja mengoceh sampai tidak sadar pintu terbuka dan Qi Lu berdiri di atasnya.


"Lagi ngapain?" tanya Qi Lu.

Nyonya Han langsung ketawa garing. Jadi gini, dia mengundang Dokter untuk melihat-lihat rumah mereka, sepertinya ada yang perlu direnovasi ulang.

Qi Lu manggut-manggut, tapi dia kan dokter. Ah, sudahlah. Cepat masuk dan periksa dia.

"Jangan biarkan dia mati. Kalau dia mati maka aku tidak akan bisa mendapatkan teleskopku. Iya kan, Kakak Yuan?"

"Hah? Kau beli teleskop lagi? Kenapa aku tidak tahu? Han Tua! Kenapa kau berbohong padaku tentang tuan muda?"


Saat dokter mau masuk, Qi Lu malah menggerutuinya yang datang terlalu cepat. Lain kali dia naik mobil saja, jangan pakai heli. Kalau tahu Dokter bakalan datang secepat ini, dia pasti akan menyuruh Dokter jalan kaki saja.


Selama Chu Xia diperiksa, Qi Lu menemui Han Yu di ruang tamu. Han Yu langsung menyinggung sikap Qi Lu. Dia jelas-jelas menyukai Chu Xia tapi pura-pura tak peduli. Apa Qi Lu yakin kepribadiannya tidak terbelah?

Qi Lu ngtot kalau dia tidak menyukai Chu Xia, Ibunya lah yang sangat menyukai Chu Xia.

Kalau Chu Xia sampai mati di sekolah maka dialah yang harus bertanggung jawab. Saat ini Ayahnya sedang tidak ada di rumah, jadi dia harus membuat Ibunya bahagia. Jika tidak, maka saat Ayahnya pulang nanti, dia pasti tidak akan sanggup menghadapi Ayahnya.

"Lihatlah kau, harus bertanggung jawab ini dan itu. Apa kau, Han Qi Lu, seseorang yang takut akan tanggung jawab? Lagipula apa buruknya Chu Xia?"

"Apa bagusnya dia? Kau tidak sungguh-sungguh menyukainya, kan?"

"Menyukai seseorang mungkin bisa membuat kelemahan mereka bersinar."

Bagaimanapun, dia berterima kasih karena Qi Lu membantu Chu Xia hari ini.

Tentu saja, Chu Xia kan pelayannya. Kalau Han Yu menyukainya maka nikahilah dia lalu bekerjalah di rumah ini. Tertawa mendengar candaan Qi Lu, Han Yu pamit.


Tapi, kapan Ayahnya Qi Lu balik? Sebentar lagi mungkin, memangnya kenapa? Han Yu mengaku kalau Kakeknya sudah setuju dan ingin sekali bertemu Chu Xia. Jadi kalau Ayahnya Qi Lu balik maka dia akan membawa Chu Xia meninggalkan rumah ini. Wajah Qi Lu langsung murung seketika mendengar itu.

Dokter keluar tak lama kemudian dan memberitahu kalau Chu Xia harus istirahat selama beberapa hari dan meyakinkan Qi Lu untuk tidak cemas.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments