Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 8

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 8


Malam harinya, Chu Xia menemui Feng Shao di warung langganan mereka. Wajahnya murung tanpa semangat.

Feng Dhao heran, ada apa dengannya? Feng Shao memperhatikan, Chu Xia jadi sering tampak tidak bahagia sejak dia pindah ke rumah keluarga Han. Belum lagi penampilannya, sekarang Chu Xia jadi seperti boneka.

"Penampilan dan kepribadianmu jadi berubah."


"Kak Yuan Yuan tidak menyukai penampilanku yang dulu. Tunggu sampai aku keluar dari sana, aku akan kembali ke gaya rambutku yang dulu."

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Apa karena orang-orang merendahkanmu? Apa ada yang menyiksamu?"

Tak ingin menceritakan detilnya, Chu Xia mengalihkan topik dengan meminta Feng Shao untuk membantunya mencarikan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam waktu singkat, tak peduli biarpun pekerjaannya susah.

Feng Shao heran kenapa Chu Xia tiba-tiba butuh uang. Apa dia dibuli keluarga Han. Chu Xia mengaku kalau  dia memecahkan sebuah guci dan pada akhirnya menghancurkan kehidupan seseorang.


Gao Gan masuk ke sebuah kamar hotel tempat dia mengurung Xiao Xue dengan penjagaan pengawal. Dia hendak mengusap rambut Xiao Xue, tapi Xiao Xue langsung menuntut dikeluarkan dari sini.

"Aku mencintai Qi Lu. Chu Xia akan merebutnya dariku. Dia berbeda dari gadis lainnya. Aku harus membunuhnya. Keluarkan aku dari sini!"


Gao Gan langsung menarik Xiao Xue kedalam plukannya, berusaha menenangkan kegilaannya dan meyakinkan kalau dia akan membantu Xiao Xue.

Tapi Xiao Xue malah jadi semakin histeris, "Membantuku? Sudah 10 tahun, bagaimana kau akan membantuku?!"

"10 tahun. Aku mencintaimu selama 10 tahun."

"Tapi aku hanya mencintai Qi Lu. Aku mencintainya. Aku harus mencari Qi Lu ku."

Semua ini membuat Gao Gan jadi semakin marah dan benci pada Qi Lu.


Pulang sekolah, Chu Xia disusul Feng Shao. Qi Lu melihat kepergian mereka dan akhirnya dia pulang sendirian. 

Feng Shao membawa Chu Xia ke tempat  cuci mobil milik kenalan. Di tempat inilah Chu Xia bisa mendapatkan gaji besar dalam waktu singkat. Dia bisa mendapatkan $10 per mobil dan gajinya dibayar harian.

Dia juga bisa mendapatkan tips karena tempat ini strategis dan banyak didatangi oleh orang-orang kaya. Chu Xia langsung menerima pekerjaan itu tanpa pikir panjang. Saking senangnya dapat pekerjaan baru, Chu xia langsung memluk Feng Shao sebagai ungkapan terima kasih.


Feng Shao langsung pergi sementara Chu Xia memulai pekerjaannya saat itu juga. Dia benar-benar bekerja keras tapi kedua rekan prianya malah santai-santai sambil diam-diam menggosipkannya. 

Dia langsung dapat gaji cukup banyak berkat kerja kerasnya. Kedua rekannya malah iri dan mogok kerja.


Saat Chu Xia pulang malam harinya, rumah sudah gelap. Tapi Qi Lu yang ketiduran di sofa, tiba-tiba terbangun dan mengagetkannya.

Jelas-jelas dia menunggu Chu Xia, tapi tidak mau mengakuinya dan beralasan kalau dia ketiduran saat baca majalah. Tapi siapa yang percaya, dia bisa baca apa di tempat gelap seperti ini?

"Apa kau tahu sekarang jam berapa? Ku kira kau tidak akan pulang," omel Qi Lu.


Nyonya Han keluar tak lama kemudian karena mendengar suara mereka. Tadi sebenarnya Nyonya Han berniat menunggu Chu Xia, tapi Qi Lu sendiri yang ingin menunggu Chu Xia pulang.

Chu Xia diam-diam tersenyum geli mendengarnya. Tidak enak mencemaskan Nyonya Han lagi, Chu Xia berjanji akan memberitahu Nyonya Han kalau lain kali dia pulang telat. Qi Lu menyangkal kalau dia menunggui Chu Xia, lagian juga dia tidak tahu Chu Xia pergi dengan siapa tadi.


Keesokan harinya, Chu Xia tetap bekerja dengan rajin sementara kedua rekan prianya nyantai di belakangnya.

Manager sampai kagum melihat kerja keras Chu Xia, tak menyangka kalau wanita mungil seperti Chu Xia bisa sekuat ini.

Begitu Manager pergi, kedua pria itu langsung mengerjai Chu Xia, menyemprotnya dengan air. Chu Xia hanya bisa diam dan berusaha bertahan menghadapi kelicikan mereka.


Tepat saat itu juga, Han Yu datang bersama Qi Lu untuk cuci mobil tapi malah mendapati Chu Xia di sana sedang diperlakukan semena-mena. Han Yu langsung memakaikan kemejanya ke Chu Xia dan menariknya menjauh dari sana.


Qi Lu juga kesal pada mereka dan langsung memerintahkan kedua pria itu untuk mencuci mobilnya sampai bersih sebersih-bersihnya dan tidak tampak noda setitikpun.


Han Yu langsung mengomeli Chu Xia sambil menyeka lembut kepalanya yang basah, "Kenapa kau kerja di sini? Apa kau tidak takut?"

"Aku harus kerja untuk bayar hutang."

"Untuk porselen yang pecah itu? Aku bisa membayarnya untukmu."

Chu Xia menolak. Kalau begitu caranya, tetap saja dia harus membayar kembali ke  Han Yu nantinya, dan dia tidak akan mampu membayarnya.

Kalau begitu, Han Yu akan mencarikan tempat kerja lain untuk Chu Xia, tempat itu lebih baik dan lebih terpercaya, dan bosnya sangat cantik.


Dan tempat kerja baru yang Han Yu maksud itu adalah kliniknya Mary. Dia akan jadi perawat yang akan membantu Mary di sana. Han Yu menitipkan Chu Xia padanya, kalau Mary butuh bantuan Chu Xia, tinggal katakan saja.

"Sebenarnya aku memang butuh bantuannya. Tapi ini urusan wanita, kau pergi dulu sana."

Begitu Han Yu pergi, Mary langsung membisiki sesuatu ke telinga Chu Xia. Entah apa, tapi itu membuat Chu Xia tersenyum geli.

 

Beberapa saat kemudian, beberapa murid cowok datang lagi ke klinik untuk apa lagi kalau bukan untuk ngintipin Mary yang sosoknya tampak begitu s**si dari balik tirai. Dua orang cowok lalu pura-pura sakit perut biar dapat suntikan dari Mary.

Seseorang bertbuh s**si dan bersepatu high heels akhirnya keluar dengan membawa perlengkapan medis. Tapi saat dia lewat, anak-anak cowok yang lain malah melongo shock. Dan begitu dia sampai di ranjang mereka, dia langsung menonjok perut mereka keras-keras.


Tentu saja dia Chu Xia yang pakai pay***ra palsu dan high heels-nya Mary, "Akhirnya ketangkap juga kalian. Maaf kalau aku agak kuat (menonjok kalian), aku lagi bad mood belakangan ini. Kalian hanya sedang kurang beruntung."


Mary lalu keluar tak lama kemudian, dengan membawa dua buah gunting bedah yang sangat panjang dan menakutkan. Sontak kedua cowok itu langsung bangkit dan melarikan diri bersama teman-teman mereka.


Puas mengerjai anak-anak nakal itu, Mary memperhatikan ekspresi Chu Xia yang tampak muram, ada apa sebenarnya dengannya? Chu Xia mengaku kalau dia telah menghancurkan hidup Pak You Tian. Apa yang Chu Xia maksud adalah masalah porselen itu? Chu Xia membenarkan.

"Aku bahkan tidak punya keberanian untuk meminta maaf."

Mendengar itu, Mary curhat kalau dia sebenarnya juga pernah menghancurkan hidup seseorang. Dulu waktu dia kuliah di Jepang, dia bertemu seorang pria pemalu yang selalu mengikutinya secara diam-diam kemanapun dia pergi. Dia suka sekali dengan perasaan itu, rasanya pria itu seperti belahan jiwanya.


Tapi pada suatu hari, pria itu berjalan didepannya dan menyatakan cinta. Tapi Mary tidak mau perasaannya itu menghilang, selain itu dia juga tidak mengenal pria itu dengan baik, jadi dia langsung menolaknya. 

Tapi yang tidak disangkanya, pria itu kemudian naik ke atap gedung yang tinggi dan duduk di sana selama 3 jam.

"Lalu apa yang terjadi?"

"Lalu dia terjun. Belahan jiwaku mati karena aku."

 

Chu Xia shock mendengarnya. Dia berusaha menghibur Mary dan meyakinkannya untuk tidak merasa bersalah. Tapi Mary malah menjitak kepalanya, dia cuma bercanda.

Belahan jiwanya sekarang hidup bahagia di Tokyo. Sebenarnya, dia memperkenalkan pria itu pada seorang gadis, seorang gadis Jepang yang lebih manis darinya. Malah sekarang, mereka sudah punya 3 anak.


"Aku sudah tua tapi masih single, aku iri. Sejak masa studiku, aku sudah cukup banyak menyaksikan kematian dan luka. Kurasa rasa bersalah dan perasaan dosa, bisa membuat seseorang jadi sangat sedih. Karena itulah, kau jangan selalu berpikir kalau belahan jiwa mati karenamu, kau harus berpikir bagaimana membuatnya hidup kembali. Itulah intinya."

Mendengar semua cerita dan nasehat itu, Chu Xia pun jadi punya semangat baru untuk membantu membangkitkan Pak You Tian kembali. Mary pun mengaku bahwa Chu Xia bekerja di sini itu sebenarnya idenya Pak You Tian.


Kembali ke sekolah, Chu Xia langsung mendatangi kantor kepala sekolah untuk mengajukan izin mengadakan pameran di galeri pameran sekolah. 

Tapi Kepala Sekolah menolak karena galeri itu khusus untuk pameran fotografi. Kalau begitu, bagaimana dengan aula? Tidak bisa juga, itu khusus untuk seminar. Kalau begitu, teater? Tidak bisa juga, itu khusus untuk pertunjukan musikal.

"Oh, yah. Lapangan indoor basket," usul Chu Xia.

Hmm, kalau itu sepertinya bisa, kebetulan tidak ada acara juga di sana. Chu Xia dengan penuh semangat meyakinkan Kepala Sekolah mereka akan mengadakan pameran yang megah. Dia janji tidak akan ada masalah.


"Kepala sekolah, tolong dukunglah aktivitas seni sekolah kita. Ini adalah acara yang bagus untuk menilai karya seni. Kita juga akan mengadakan acara lelang dan akan ada banyak orang-orang terkenal yang datang dan melihatnya. Dengan begitu, mungkin sekolah akan menerima lebih banyak sponsor."

Kepala Sekolah setuju, tentu saja ia akan mendukung kegiatan yang bisa membuat murid-murid merasakan hal-hal yang berbeda. Acara ini juga bisa membuat murid-murid lebih memahami lelang dan penilaian karya seni. Saking senangnya, Chu Xia langsung nyerocos mengucap puja-puji untuk Kepala Sekolah.

Kepala sekolah pun menandatangani surat izinnya tapi ia menegaskan bahwa acaranya hanya boleh diadakan pada hari jumat sore selama 3 jam, tidak boleh lebih. Siap!


Maka Chu Xia pun mulai sibuk merencanakan dan mempersiapkan acara itu hanya dengan Xiao Nan saja. 

Qi Lu diam-diam memperhatikannya dari luar kelas. Saat melewati lapangan indoor, dia juga melihat Chu Xia dan Xiao Nan sedang sibuk mengukur segala sesuatu di tempat itu.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments