Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 9

 Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 9

 

Saat sedang mencari Maria di kliniknya, tak sengaja You Tian menjatuhkan beberapa dokumen dan ada satu formulir yang paling menarik perhatiannya. Tapi Mary datang saat itu juga dan langsung merebut kertas itu dari tangan You Tian dengan kesal.

"Kau mengajukan diri jadi dokter sukarelawan dan meninggalkan tempat ini?" Tanya You Tian

Maria menolak menjawab, tapi You Tian malah tambah kesal membentak Maria dengan memanggil nama aslinya.

Kesal, Maria sontak menamparnya dan mengingatkan You Tian untuk tidak memanggilnya dengan nama itu.


Maria mencoba menghindar, tapi You Tian mencengkeramnya erat dan meminta Maria untuk mendengarkannya dulu. Maria tidak mau, You Tian pikir siapa dia?

"Aku bukan siapa-siapa. Aku cuma menyukaimu!"

Maria terkejut mendengarnya. "Kau bilang apa?"

You Tian memohon agar Maria tidak mengajukan diri jadi dokter sukarelawan. "Tetaplah di sini, tinggallah di sisiku. Aku mungkin bukan siapa-siapa dan mungkin bukan pasangan ideal bagimu. Tapi tolong percayalah padaku. Aku akan bekerja keras, aku akan menjadi lebih baik."


Sudah lama You Tian ingin mengatakan ini pada Maria, tapi dia takut. You Tian takut setelah mengatakan ini, mereka tidak akan bisa jadi teman.

You Tian akhirnya menyadari saat dia keluar negeri. Tak peduli siapa yang ditemuinya ataupun latar belakangnya, di hatinya hanya ada Maria seorang. Karena itulah, You Tian memohon Maria untuk tidak pergi.


Tapi Maria diam saja. Sedih, You Tian pun melepaskan tangannya dan berjalan pergi. Tapi Maria mendadak menariknya kembali. Maksudnya apa? Katanya You Tian menyukainya? Masa dia menyerah semudah ini?

"Kuberitahu kau, tidak semudah itu."

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada. 3 bulan. Jika dalam 3 bulan ini, kau masih tidak bisa memuaskanku, aku akan segera pergi."

Senang, You Tian pun langsung memluk Maria erat-erat.


Dan tepat saat itu juga, Crystal datang dan langsung marah. Ternyata ayahnya benar, tidak ada pria baik di dunia ini. Crystal sungguh kecewa padanya. Crystal pun langsung pergi. Cemas, Maria cepat-cepat menyuruh You Tian mengejarnya.


Guru Ma membawa tumpukan buku saat Crystal tiba-tiba berlari sambil nangis sampai tidak lihat jalan. Jadilah mereka bertubrukan dan membuat buku-bukunya Guru Ma berterbangan.

Buku-buku itu mungkin akan mengenai Crystal jika saja Guru Ma tidak sigap menampik semua buku itu. Guru Ma cemas, apa Crystal baik-baik.

Crystal cuma diam menatapnya terpesona dan mendadak jatuh cinta. "Guru Ma, kupikir kau sangat tampan."

Guru Ma shock. Wkwkwk.


Chu Xia datang ke kediaman keluarga Han memenuhi undangan Kakek Han dan makan dengan sangat lahap. Dia bahkan selesai jauh lebih cepat daripada yang lain. Kakek Han senang melihat selera makannya, apa Chu Xia mau makanan penutup. Chu Xia menolak.

"Jangan sungkan. Katakan saja apa yang ingin kau makan, aku akan meminta mereka menyiapkannya."

"Aku sudah kenyang, kek. Sungguh. Kakek menjamuku dengan sangat baik."

"Kau bermulut manis."


Kakek dengar dari Han Yu kalau Chu Xia menyukai fashion design? Chu Xia membenarkan. Kakek memberitahunya bahwa saat Neneknya Han Yu masih muda, ia juga sangat menyukai fashion design dan Kakek ikut terpengaruh olehnya.

Ada beberapa koleksi sketsa yang ia kumpulkan selama beberapa tahun ini. Apa Chu Xia tertarik untuk melihatnya? Tentu saja Chu Xia mau, dengan senang hati malah.


Mereka lalu pindah ke sofa di mana Kakek memperlihatkan beberapa sketsa dari para perancang muda yang walaupun tidak terkenal, tapi Kakek menyukai design mereka.

Design-design ini berbeda dari designer kebanyakan yang hanya mengikuti konsep. Dari sketsa ini, Kakek Han bisa melihat semangat dan energi para designer.

"Kakek, aku juga bisa melihatnya." Ujar Chu Xia setelah mengamati sketsa-sketsa itu. Kakek senang mendengarnya. Tapi Kakek penasaran, kenapa Chu Xia tertarik dengan fashion design?

"Karena ibuku. Aku ingin memenuhi impian beliau yang tidak bisa terpenuhi."


Saat Kakek membalik-balik sketsanya, tak sengaja ada sebuah foro terjatuh. Chu Xia membantu memungutnya, tapi saat dia melihat gambar wanita dalam foto itu, dia kontan tercengang. Kenapa Kakek bisa memiliki foto ini?

"Kau tahu dia?" Tanya Kakek Han.

"Dia ibuku."


Kakek shock. "Kau... anak perempuannya Su Ya?"

Chu Xia membenarkan. Pantas saja saat pertama kali bertemu Chu Xia, Kakek merasa familier. Khususnya mata Chu Xia yang penuh kebijaksaan itu sama persis dengan mata ibunya.

"Apa Kakek dekat dengan ibuku?"

"Kami bisa dianggap teman. Tapi, aku belum berjumpa dengannya selama 20 tahun."

Chu Xia semakin penasaran dan meminta Kakek untuk bercerita lebih banyak.


Qi Lu ditelepon Man Kui yang memberitahunya bahwa malam ini adalah pameran astronomi dan ada karya-karya Astronomer Stroff kesukaan Qi Lu itu. Man Kui punya 2 tiket, apa Qi Lu mau pergi?

Man Kui dengar bahwa muridnya dari Cina yang mengundangnya untuk melakukan pameran di sini. Ini kesempatan langka, Man Kui bahkan harus mendapatkan tiket ini melalui banyak orang.

"Baiklah. Aku akan memikirkannya."


Man Kui senang. Kalau begitu, dia akan menunggu Qi Lu. Man Kui bahkan langsung ribet memilih mana yang paling cocok untuk acara kencan mereka nanti.


Chu Xia tampak sedih, tapi dia tetap tersenyum saat pamit pulang dan berterima kasih pada Kakek karena Kakek mau memberikan foto ibunya ini. Tapi, bolehkah dia bertanya satu hal lagi?

"Siapa pria dalam foto ini?"

Kakek mengaku tidak tahu. Tapi Kakek pernah dengar Ibunya Chu Xia memiliki seorang pacar. Oh yah, Kakek memiliki sebuah informasi alamat rumah yang menunjukkan bahwa Ibunya Chu Xia pernah tinggal selama beberapa waktu di sana. Dia bisa menunjukkannya pada Chu Xia.

"Chu Xia, kuharap kau bisa mempertahankan impianmu. Jangan seperti ibumu yang menyerah, mengerti?"

"Baik."


Chu Xia masih terus murung setibanya di depan rumah keluarga Han. Han Yu menyarankannya untuk menangis saja jika dia ingin menangis. Chu Xia menyangkal, dia hanya merasa semua ini tidak nyata.

Selama ini dia selalu ingin menemukan beberapa petunjuk tentang ayahku, dia tidak menyangka kalau petunjuk itu ada di dekatnya selama ini.

"Apa kau perlu bantuanku?"

"Aku akan memikirkannya dulu."

"Kau bisa beritahu aku setiap saat."

"Aku sungguh berterima kasih. Tapi bisakah kau merahasiakan hal ini?"

"Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu siapapun."


Tapi saat dia masuk rumah, Chu Xia sangat murung sampai tidak dengar Nyonya Han yang berusaha mengajaknya main game dan langsung masuk kamarnya. Nyonya Han sampai heran, ada apa dengan Chu Xia.


Begitu sendirian di kamar, Chu Xia menangis merindukan mendiang ibunya. Tapi kemudian dia memutuskan untuk menghapus air matanya dan bertekad mau mencari tahu tentang pria misterius dalam foto ini.


Dia lalu menemui Qi Lu yang saat itu sedang bersiap mau keluar melihat pameran astronomi. Chu Xia jadi ragu untuk mengutarakan maksudnya dan pergi, membuat Qi Lu keheranan dengan sikap misteriusnya.


Chu Xia lalu mengepak beberapa baju. Tak sengaja dia menjatuhkan tiket keretanya. Dia hanya meninggalkan pesan singkat lalu pergi saat itu juga.


Tak lama setelah dia pergi, Qi Lu masuk kamarnya untuk mengajaknya turun dan makan, tapi malah mendapati pesan dari Chu Xia.

Dalam pesannya, Chu Xia berbohong kalau dia mau tidur di rumah Xiao Nan malam ini. Tapi Qi Lu menemukan tiket keretanya.

Di tengah jalan, Chu Xia baru menyadari tiketnya ketinggalan dan langsung meminta supir untuk balik.


Qi Lu keluar rumah saat itu dan mencegahnya masuk. "Apa kau mau melarikan diri dari rumah?"

Chu Xia ragu, tapi saat Qi Lu curiga dia mau kabur bersama Chen Chuan, Chu Xia akhirnya jujur mengaku kalau dia mau ke Huiyang untuk mencari petunjuk tentang ayahnya.

Mendengar itu, Qi Lu memutuskan untuk ikut pergi bersama Chu Xia. Dia bahkan langsung mendorong Chu Xia kembali masuk taksi.


Pada saat yang bersamaan, Man Kui sudah tiba di depan tempat pameran dan antusias menunggu Qi Lu. Tapi bahkan setelah beberapa lama menunggu, Qi Lu belum datang juga.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments